Professional Documents
Culture Documents
@ Syafrizal, 2014
PENDAHULUAN
Tujuan Sampling :
Untuk mendapatkan suatu nilai kadar yang dapat
mewakili suatu daerah/blok bijih.
Pentingnya Sampling :
Volume dari conto hanya merupakan sebagian kecil
dari volume blok yang diwakilinya.
Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya-Cadangan
didasarkan pada data dan hasil analisis terhadap conto
(sampel).
@ Syafrizal, 2014
Kontaminasi,
Terjadinya pengotoran sampel sehingga tidak dapat
mewakili kondisi yang sebenarnya.
Dilution,
Terjadinya penambahan material asing (non-ore) ke dalam
sampel.
Hindarilah :
Melakukan penambahan material dari tempat lain, baik
untuk tujuan mixing atau untuk tujuan lain.
Menggunakan data dari data-data histori yang akurasinya
diragukan.
@ Syafrizal, 2014
Tipe ( jenis) sampel berdasarkan bentuk dan jumlah sampel yang diambil: Sampel Point
(Titik), Sampel Linier (Garis), Sampel Bidang (Panel), Sampel Ruah (Bulk).
@ Syafrizal, 2014
@ Syafrizal, 2014
HW
FW
900 cm
2.9 m
@ Syafrizal, 2014
@ Syafrizal, 2014
@ Syafrizal, 2014
10
@ Syafrizal, 2014
11
@ Syafrizal, 2014
12
@ Syafrizal, 2014
13
@ Syafrizal, 2014
14
@ Syafrizal, 2014
15
Channel Sampling.
Test Pit.
Trenching.
Drilling dan Core Sampling.
TEKNIK/CARA SAMPLING
@ Syafrizal, 2014
16
CHANNEL SAMPLING
Disebut dengan Pemercontohan Alur.
Umum digunakan dalam uji variasi kadar urat dan variasi kualitas
batubara.
Channel samples : material berupa pecahan batuan (chip) yang
diambil dari suatu bidang dengan arah memotong bidang endapan.
Chip samples : pecahan batuan yang diambil dari satu titik atau
lebih dengan pola tertentu.
Pada endapan yang memperlihatkan bidang atau orientasi, maka
channel atau chip samples dibuat pada alur yang memotong bidang
secara tegak lurus.
Jika bidang endapan memperlihatkan heterogenitas, maka
disarankan mengambil sample secara terpisah-pisah (sub-channel).
@ Syafrizal, 2014
17
CHANNEL SAMPLING
@ Syafrizal, 2014
18
CHANNEL SAMPLING
Channel sampling pada endapan berlapis
@ Syafrizal, 2014
19
CHANNEL SAMPLING
Channel sampling pada vein.
Pada urat bijih, dapat dibuat
sub-channel (1, 2, 3, 4, 5) untuk
mengetahui lebar bijih.
Sub-channel 1, 4, & 5
diperkirakan merupakan zona
batas urat (alterasi),
Sub-channel 2 & 3 diperkirakan
merupakan bidang urat (vein).
@ Syafrizal, 2014
20
CHANNEL SAMPLING
@ Syafrizal, 2014
21
CHANNEL SAMPLING
@ Syafrizal, 2014
22
CHANNEL SAMPLING
@ Syafrizal, 2014
23
CHANNEL SAMPLING
@ Syafrizal, 2014
24
CHANNEL SAMPLING
@ Syafrizal, 2014
25
@ Syafrizal, 2014
26
@ Syafrizal, 2014
27
@ Syafrizal, 2014
28
@ Syafrizal, 2014
29
@ Syafrizal, 2014
30
@ Syafrizal, 2014
31
Sludge
Core
100
100 - i
Core
diameter core
Sludge
@ Syafrizal, 2014
32
@ Syafrizal, 2014
33
@ Syafrizal, 2014
34
@ Syafrizal, 2014
35
Perunutan Core
@ Syafrizal, 2014
36
@ Syafrizal, 2014
37
@ Syafrizal, 2014
38
@ Syafrizal, 2014
39
@ Syafrizal, 2014
Sebagai Contoh : Pemboran inti NQ dengan diameter core 47.6 mm. Artinya :
panjang core minimal yang diperhitungkan dalam penentuan SCR harus lebih besar
daripada 47,6 mm.
40
@ Syafrizal, 2014
41
@ Syafrizal, 2014
42
@ Syafrizal, 2014
43
@ Syafrizal, 2014
44
@ Syafrizal, 2014
45
@ Syafrizal, 2014
46
@ Syafrizal, 2014
47
@ Syafrizal, 2014
48
@ Syafrizal, 2014
49
@ Syafrizal, 2014
50
- Coning Quartering
- Splitting
@ Syafrizal, 2014
51
@ Syafrizal, 2014
52
CONING - QUARTERING
@ Syafrizal, 2014
53
SPLITTER
@ Syafrizal, 2014
54
POLA PEMBORAN
@ Syafrizal, 2014
55
@ Syafrizal, 2014
56
Random
Random
Stratified
Regular
Irregular
@ Syafrizal, 2014
57
58
053
051 049
050
052
048
054
038
ret
iko
055
056
037
041
032
035
036
5
77
T
OS
PR
025
026
028
027
023
CKT
029
021
CIURUG AREA
001
K
BA
014
800
020
015
019
FIL
G
LIN
TH
R
NE
KE
IC
ija'a
002
S. C
011
013
012
016
018
017
700
EA
AR
022
725
CT
PE
045
030
800
044
800
024
750
700
725
675
RE
KO
CI
043
034 033
750
042
046
031
750
040
047
775
S. C
039
003
010
004
L-700 Tunnel
009
005
006
007
L-600 Tunnel
008
@ Syafrizal, 2014
59
CUT 1
-Dip 33, TD 173.35 m,
-Dip 49, TD 241.15 m
-Dip 60, TD 238.80 m
CUT 6
ret
iko
S. C
CUT 3
-Dip 42, TD 205.10 m
-Dip 53, TD 225.10 m
CUT 2
CUT 1
CKT.2
5
77
CUT 4
-Dip 57, TD 238.80 m
-Dip 65, TD 205.95 m
800
750
CKT.5
750
700
725
RE
KO
CI
675
CKT.3
CKT.1
EC
SP
O
PR
EA
AR
800
K
BA
FIL
750
725
775
800
CIURUG AREA
700
CUT 6
-Dip 43, TD 291.40 m
-Dip 55, TD 245.00 m
G
LIN
TH
R
NE
KE
IC
ija'a
S. C
CUT 7
-Dip 36, TD 200.45 m
-Dip 46, TD 240.25 m
L. 700 Ciurug
L-700
Tunnel
N
0
@ Syafrizal, 2014
250 m
L-600 Tunnel
60
750
750
700
700
j
k
r
l
650
q
650
u
b
eoh 173.35
c
d
600
600
e
g-h
v
w
550
eoh 241.15m
eoh 238.80 m
500
@ Syafrizal, 2014
CUT 1 (N 240E/49)
CUT 1A (N 240E/33)
CUT 1B (N 240E/60)
550
X = 9502.065
Y = 8660.626
Z = 744.011
500
61
Sampling density
The ability to resolve detail in the geometry of a deposit is directly
related to the sampling density.
Cut-off grade
Variability is usually a function of grade in most mineral deposits and
tends to increase with increasing grade.
Mining selectivity
Very high or detailed selectivity in mining usually goes hand in hand
with high cut-off grades and limited spatial continuity of grades.
@ Syafrizal, 2014
62
@ Syafrizal, 2014
63