Professional Documents
Culture Documents
Dikatakan
sebagai proteinuria apabila ekskresi protein urin lebih dari 150 mg
per hari. Ada banyak etiologi yang dapat menyebabkan proteinuria.
Seperti dehidrasi, factor emosional, demam, proses inflames,
aktivitas yang intens, orthostatic disorder dan lain-lain.
Normalnya, urin pada orang sehat mengandung protein tetapi tentu
saja dengan kadar yang sewajarnya. Sekitar 20 persen dari protein
yang diekskresikan adalah immunoglobulin, 40 persennya adalah
albumin, dan sisanya adalah Tamm-horsfall mukoprotein yang
disekresikan oleh tubulus distal.
Filtrasi protein berawal di glomerulus. Glomerulus mempunyai
membran yang terdiri dari tiga lapisan, yang pertama normal
barriers atau dinding kapiler glomerulus yang bersifat permeable
terhadap cairan dan zat yang terlarut didalam tubuh, membrane
basal, dan sel epitel visceral.
Protein yang berukuran kecil lebih banyak di reabsorpsi di tubulus
proksimal.
Ada tiga jenis mekanisme patofisiologi dari proteinuria.
1. Glomerular. Merupakan penyebab yang paling proteinuria
yang paling sering terjadi. Dalam keadaan ini, permeabilitas
protein kapiler glomerular meningkat, dan akan menyebabkan
penyakit sepert glomerulopati primer atau sekunder.
2. Proteinuira Tubular. Terjadinya saar reabsorpsi protein tubular
berkurang, menyebabkan penyakit tubular atau interstisial
proteinuria. Protein yang dieksresikan pada penderita
proteinuria tubuh biasanya kurang dari 2g per 24jam.
3. Overflow, meningkatnya profuksi low-molecular-weight protein
yang menyebabkan gammopathy monoclonal dan leukemia.
Sebagian besar terjadi saat keadaan multiple myeloma.
Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi proteinuria.
1. Dipstick urine test atau tes urin strip. Merupakan alat
diagnostikyang paling sering digunakan untuk mengukur
konsentrasi protein urin. Sebelum dipstick dimasukan kedalam
urine yang berisi protein, dipstick berwarna kuning, setelah
dimasukan ke urin yang mengandung protein, dipstick
berubah warna menjadi warna hijau.
Tes dipstick ini juga dapat memberikan hasil positif palsu
apabila urin yang dimasukan dipstick bersifat urin
alkali(pH>7,5), dipstick terlalu lama berada didalam urin, urin
dengan konsentrasi yang tinggi, dalam keadaan gross
hematuria, yaitu hematuria yang bisa dilihat dengan kasat
mata, urin mengandung pus, semen, atau sekresi vaginal,
pasien setelah mengonsumsi penisilin, sulfonamide, atau
tolbutamid.