Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Interaksi Makhluk Hidup
yang dibina oleh Ibu Metri Dian Insani, S.Si., M.Pd.
Oleh
Ghufron Nurpatria Krisna
(130351603582)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencemaran minyak di perairan paling sering terjadi dibandingkan di darat
dan sangat memprihatinkan. Lingkungan laut merupakan suatu sistem yang terus
menerus berubah secara dinamis, selain menyediakan tempat rekreasi yang indah
dan suatu laboratorium untuk mempelajari segala kahidupan di dunia. Tetapi
dalam persepsi umum sejak dahulu laut selalu dipandang sebagai tempat terakhir
yang cocok untuk pembuangan limbah yang dihasilkan manusia dan anggapan
bahwa volume lautan dunia sangat luas mempunyai kemampuan yang tidak
terbatas untuk menyerap limbah tersebut.
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi
produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan,
pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut. Limbah minyak
bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan
beracun, karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan
membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Polusi dari tumpahnya minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut
yang menjadi fokus perhatian masyarakat luas, karena akibatnya sangat cepat
dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk
hidup di sekitar pantai tersebut. Pencemaran minyak semakin banyak terjadi
sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan minyak untuk dunia industri
yang harus diangkut dari sumbernya yang cukup jauh, meningkatnya jumlah
pengeboran minyak lepas pantai dan juga karena semakin meningkatnya
transportasi laut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Minyak Lepas Pantai
Laut merupakan suatu ekosistem yang kaya dengan sumber daya alam
termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Kehidupan manusia di bumi ini sangat
bergantung pada lautan, oleh karena itu manusia harus menjaga kebersihan dan
kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Selain itu, lautan
merupakan tempat pembuangan benda-benda asing dan pengendapan barang sisa
yang diproduksi oleh manusia. Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa
oleh air dari daerah pertanian dan limbah rumah tangga, sampah dan bahan
buangan dari kapal, tumpahan minyak dari kapal tanker dan pengeboran minyak
lepas pantai.
Berdasarkan P.P. No.19/1999, pencemaran laut diartikan sebagai
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke
dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan
mutu atau fungsinya. Pencemaran laut adalah terjadinya perubahan dalam
lingkungan laut yang menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merusak
sumber daya hayati laut, bahaya terhadap kesehatan manusia, serta menurunkan
kualitas air laut.
Pencemaran laut yang disebabkan oleh minyak kini makin sering terjadi
seiring dengan banyaknya industri yang melakukan eksplorasi minyak bumi di
lepas pantai. Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan
terjadinya peledakan di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan
minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran.
Tumpahan minyak
Tumpahan minyak di laut berasal dari kecelakaan kapal tanker karena
3.
burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih
tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam
mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak
ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga
burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati.
Gambar 2. Surf scoter yang terendam dalam laut dan tercemar limbah minyak
bumi.
Dampak yang paling berbahaya dari pencemaran minyak lepas pantai ini
tentu akan dirasakan oleh ekosistem laut. Komponen hidrokarbon yang bersifat
racun berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan dan perilaku
biota laut, terutama plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya
dapat menurunkan produksi ikan.
Dalam jangka pendek, molekul hidrokarbon minyak dapat merusak
membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya
bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan berbau minyak
sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian
pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan
langsung oleh bahan berbahaya (Kuncowati, 2010).
a. In-situ burning
Pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi
kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan
pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi. Teknik ini
membutuhkan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak)
atau barrier yang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak
dalam jumlah besar sulit untuk mengumpulkan minyak yang dibakar.
Selain itu, penyebaran api sering tidak terkontrol.
b. Penyisihan minyak secara mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir
tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan
minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang
disebut skimmer.
c. Bioremediasi
Proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai
spesifik dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang
terkontaminasi. Selain itu, teknik bioremediasi dapat menambahkan nutrisi
dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan.
d. Penggunaan sorbent
Menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan
minyak pada permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke
dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fase minyak dari cair
menjadi padat, sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent
harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik, mudah disebarkan di
permukaan minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang.
e. Dispersan kimiawi
Teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet),
sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam
tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif
yang disebut surfaktan.
f. Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Pencemaran minyak lepas pantai merupakan pencemaran di lingkungan
perairan laut yang disebabkan oleh minyak.
2. Sumber pencemaran ini berasal dari pengeboran minyak lepas pantai, tumpahan
minyak dari kapal tanker, serta dari limbah buangan yang berasal dari daratan
yang dibuang ke laut.
3. Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran ini adalah rusaknya estetika pantai,
kerusakan biologis, terhambatnya pertumbuhan fitoplankton, serta penurunan
populasi alga dan protozoa.
4. Penanganan pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara pemantauan baik
secara visual maupun penginderaan jarak jauh, penanggulangan dengan cara insitu burning, penyisihan, bioremediasi, penggunaan sorbent, dispersan kimiawi
dan washing oil.
3.2. Saran
Upaya untuk mengurangi pencemaran minyak di laut, maka langkahlangkah baik itu pencegahan maupun penanggulangan harus selalu dilakukan guna
melindungi kelangsungan hidup bagi biota laut.
DAFTAR PUSTAKA