You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Makhluk hidup dari spesies yang sama memiliki ciri yang sama. Misalnya,
ayam di Indonesia dengan ayam di negara lain memiliki ciri yang sama.
Sebaliknya, ciri suatu spesies berbeda dengan spesies lainnya. Jadi, di dalam
spesies yang sama terdapat keseragaman ciri makhluk hidup, sedangkan
antarspesies yang berbeda terdapat keanekaragaman.
Diberbagai lingkungan juga dapat kita jumpai keanekaragaman makhluk
hidup. Keanekaragaman itu meliputi variasi bentuk ukuran, warna dan sifat-sifat
lain dari makhluk

hidup. Setiap lingkungan memiliki keanekaragamannya

masing-masing.
Ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan banyaknya
persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin
banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin
sedikit persamaan makhluk hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya.
Dalam tata nama makhluk hudup telah disepakati penggunaan sederet
takson yang disusun dari yang beranggota besar (sedikit persamaan ciri) ke yang
beranggotakan kecil (banyak persamaan ciri). Untuk setiap katagori atau tingkat
takson diberi nama tertentu, yaitu :
dunia

: regnum/ kingdom/ kerajaan

filum

: phyllum

kelas

: classis

bangsa

: ordo

suku/ famili

: famillia

marga

: genus

jenis

: species

Para ahli dulu membagi makhluk hidup menjadi 2 dunia, yaitu dunia
tumbuhan dan dunia hewan. Sekarang ilmuwan membagi makhluk hidup menjadi
5 dunia, yaitu dunia monera, protista, fungi, plantae (tumbuhan) dan animalia
Keanekaragaman

makhluk

hidup

tumbuh

dan

berkembang

dari

keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis dan keanekaragaman ekosistem.


Karena ketiga keanekaragaman ini saling berkaitan dan tidak terpisahkan, maka
dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman makhluk
hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan adanya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat
gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem.
B.

Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis merumuskan masalah

dengan pendekatan sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bagaimana pemahaman tentang klasifikasi hewan secara luas?


Apa manfaat dan tujuan klasifikasi hewan?
Apa saja yang menjadi ciri yang dapat menjadi dasar klasifikasi hewan?
Bagaimana sejarah klasifikasi hewan?
Apa saja dasar-dasar klasifikasi hewan?
Bagaimana tingkatan klasifikasi hewan?
Bagaimana perkembangan sistem klasifikasi?
Bagaimana tahapan klasifikasi hewan?
Bagaimana tata penuliasan nama ilmiah pada hewan?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami klasifikasi hewan secara luas.
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan klasifikasi hewan.
3. Dapat memahami ciri yang dapat menjadi dasar klasifikasi hewan.
4. Dapat menjelaskan sejarah klasifikasi hewan.
5. Dapat mengetahui dasa-dasar klasifikasi hewan.
6. Mampu menjelaskan tingkatan klasifikasi hewan.
7. Dapat menjelaskan perkembangan system klasifikasi.
8. Mengetahui langkah-langkah dalam klasifikasi hewan.
9. Memahami tata penulisan nama ilmiah pada hewan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemahaman Klasifikasi
3

Klasifikasi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yaitu classificatie,


yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification. Istilah ini menunjuk
kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis atau menurut
beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan. Secara harafiah bisa pula
dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas.
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciriciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari
Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang
ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan
Carolus Linnaeus.
Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan
dan mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup.
Klasifikasi modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan
spesies menurut kesamaan sifat fisik yang dimiliki. Pengelompokan ini sudah
direvisi sejak Carolus Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat
umum yang diturunkan dari Darwin.
Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan
tidak mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan
makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk
hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain
(Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan) atau Divisio
(tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan
Spesies (Jenis).

Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup dalam takson melalui


pencarian keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup
yang diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki
persamaan-persamaan sifat atau ciri-ciri. Demikian pula sebaliknya, makhluk
hidup dalam kelompok atau takson yang berbeda akan memiliki perbedaanperbedaan sifat dan/atau ciri-ciri.
B. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Andaikan suatu hari Anda menemukan suatu makhluk hidup, bagaimana
cara Anda menggolongkan makhluk hidup itu? Termasuk jenis tumbuhan atau
jenis hewan? Bagaimana cara Anda melakukannya? Jika makhluk hidup tersebut
Anda golongkan sebagai hewan, maka langkah pertama yang dapat Anda lakukan
adalah dengan mengetahui ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati terlebih dahulu,
misalnya tingkah laku, penampilan, makanan, cara berkembang biak, dan lainlain.
Adapun jika makhluk hidup itu Anda golongkan sebagai tumbuhan, coba
ingat-ingat kembali mengenai ciri-ciri dari dunia tumbuhan seperti tempat
tumbuh, batang, bentuk daun, dan bagian-bagian lainnya. Selain itu, untuk
membedakan antara golongan tumbuhan dan hewan dapat diamati dari geraknya,
hewan dapat bergerak bebas (pindah tempat) sedangkan tumbuhan hanya bergerak
di tempat. Untuk itulah perlu adanya klasifikasi makhluk hidup. Setelah
mengetahui ciri-ciri dari makhluk hidup, tentu Anda sudah mengetahui bahwa
klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri
tertentu, seperti contoh di atas. Para ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup
berdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi,
maupun anatominya. Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat tali
kekerabatannya.
Dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, makin maju pula para
ilmuwan dalam mengelompokkan makhluk hidup dan makin teliti serta terinci
5

mengamati perbedaan-perbedaan yang dapat diungkap. Dalam menggolongkan


makhluk hidup, maka kita tidak berhenti hanya sampai pernyataan bahwa sesuatu
tergolong tumbuhan atau hewan.
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri
yang dimiliki;
2. Mendeskripsikan

ciri-ciri

suatu

jenis

makhluk

hidup

untuk

membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain;


3. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup;
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
Manfaat klasifikasi makhluk hidup
1. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam. Jika ingin mengamati jantung dari anggota Aves,
apakah Anda akan membuka seluruh jantung semua jenis burung atau
Aves? Tentu tidak mungkin. Bayangkan, betapa repotnya bila kita harus
melakukan hal itu. Untuk itu, Anda cukup hanya mengamati jantung
dari salah satu anggota Aves, misalnya burung dara.
2. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan
yang lain. Apabila Anda mengamati hewan kelelawar, elang, dan
marmot, apakah kelelawar termasuk golongan Mamalia sama seperti
marmot? Jika kita amati dengan saksama, maka kelelawar memiliki
kesamaan dengan marmot, yaitu termasuk hewan menyusui (Mamalia),
kesamaan lainnya adalah bereproduksi dengan beranak. Walaupun
kelelawar dan elang memiliki sayap untuk bisa terbang di udara, tetapi
elang mempunyai perbedaan, yaitu tidak menyusui, melainkan bertelur,
sehingga elang termasuk kelompok Aves (burung).
6

C. Ciri yang Dapat Menjadi Dasar Klasifikasi Hewan


Syimetri
1. Syimetri: hewan yang tubuhnya dapat dibagi dua sama besar. Contoh:
serangga,mamalia dan antropoda.
2. Asymetr : hewan yang tubuhnya tidak dapat dibagi sama besar. Contoh:
mikrobia
Segmentasi
Adalah pengulangan yang linier dari bagian tubuh tiap unit yang berulang
disebut somit, buku atau segmen.
Appendix
Adalah alat-alat pelengkap yang merupakan sarana atau aktifitas locomotio
(tentakel, setae, antenna).
Skeleton
Merupakan kerangka guna penguat ataupun proteksi yang dimiliki oleh
hewan darat maupun air, dapat bersifat eksternal maupun internal yang
tersusun dari bahan organic maupun anorganik.
Sex
Dalam tubuh hewan terdapat organ reproduksi jantan maupun betina.
Perkembangan embrional
1. Holoblastik pada invertebrate, aphibi,mamalia.
2. Monoblastik pada cumi-cumi,insekta,reptilian dan burung.
Larvae
Adalah periode sesudah zygot.
Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan atau kesamaan antara
individu satu dengan yang lainnya.
a. Evolusi-Phylogeni
Tanpa mengetahui sejarah perkembangan organ maupun individu sejak
zaman purba sapai sekarang sukar untuk menentukan hubungan
kekeluargaan individu satu dengan yang lain.
b. Morphologi-anatomi
Pengelompokan organisme berdasarkan kenampakan dari luar (morfologi)
dan susunan organ dalam (anatomi).
c. Analogi-Homologi
Analogi adalah kesamaan fungsi, misalnya sayap burung dan sayap kupukupu sama digunakan untuk terbang tetapi berbeda dalam struktur dan
perkembangan evolusinya.
Homologi adalah kesamaan struktur, seperti tangan manusia dan kaki depan
katak serta sayap burung adalah homolog yaitu secara esensial mempunyai
7

kesamaan dalam susunan tulang, otot, pembuluh darah dan saraf meskipun
digunakan untuk fungsi yang berbeda.
d. Ontogeny-embryologi
Setiap individu atau tiap organ berkembang dari bentuk-bentuk embrional
sampai fase dewasa.
e. Physiologi coperativa
Merangkum hubungan-hubungan fungsional yang bberasal dari kelompokkelompok organisme.
f. Genetika-sitologi
Dengan genetika dimungkinkan pengembangan jenis-jenis baru dalam
kelompok tertentu dan dapat ditentukan keturunan murni dari suatu
individu.
g. Ekologi
Individu akan berbeda dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh
genotipnya.
h. Tingkah laku hewan (behavior)
Tingkah laku hewan akan menunjuk pada kelompok tertentu dari hewanhewan, aktifitas-aktifitas juga memberikan petunjuk tentang relasi antar
hewan. Dengan melihat tingkah laku dari hewan, kita dapat menentukan
taksonomi dari hewan tersebut.
D. Sejarah Klasifikasi Hewan
Aristoteles
Merupakan bapak zoology menggolongkan hewan sebagai berikut :
1. Enaima (vertebrata): vivipar dan ovipar.
2. Anaima (invertebrata):
Cephalopoda
Crustacean
Insecta
Mollusca
Echinodermata
Sponge
Coelenterate
John ray
Suatu jenis ialah sekelompok individu yang serupa yang mempunyai
nenek moyang yang sama.
Suatu jenis tidak dihasilkan oleh jenis lain.
Organism-organisme yang meperlihatkan perbedaan yang kecil dapat
berupa satu jenis asal mereka berasal dari nenek moyang yang sama.
8

Carolus Linnaeus
Suatu jenis tidak akan pernah berupa sejak dia diciptakan. Meletakkan dasar
klasifikasi modern serta mencetuskan tata nama hewan dengan bahasa latin.
Cuvier
Membagi hewan dalam 4 golongan:
Vertebrata (mamalia, ikan).
Mollusca (hewan bertubuh lunak dan basah).
Articullata (annelid, crustacea, insect, laba-laba).
Radiata (echinodermata, nematode, coelenterate, rotifera).
Lamark
Hewan yang bertulang belakang harus diklasifikasikan berdasarkan organorgan respirasi,sirkulasi, serta system sarafnya.
E. Dasar-Dasar Klasifikasi Hewan
a. Sistem Klasifikasi Alamiah
diciptakan oleh Theophrastus (370SM sampai 285SM), salah satu

murid Aristoteles;
didasarkan

pada

bentuk

yang

dapat

dilihat

dengan

mata

biasa

(morfologi).
b. Sistem Klasifikasi Buatan
diciptakan

oleh Carolus Linnaeus

(1707-1778), ilmuwan

Swedia

dikenal sebagai Bapak Klasifikasi;


dasar yang digunakan adalah alat reproduksi seksual, dasar lain
yang digunakan adalah morfologi;
merupakan

penggolongan

mahluk

hidup

berdasarkan

pengaruh-

nya terhadap manusia;


misalnya: beracun atau berguna, piaraan atau liar, gulma atau
sayuran.
c. Sistem Klasifikasi filogenetik

diciptakan oleh Charles Darwin 1859, menerbitkan buku tentang


teori evolusi;
Charles

Darwin

menyatakan

bahwa

persamaan

struktur

tubuh

menunjukkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat;


didasarkan urutan perkembangan mahluk hidup (filogeni) serta
mengetahui

hubungan

kekerabatan

antara

satu

dengan

yang

lainnya.
Cara pengelompokan hewan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain:
1. Klasifikasi Kuno
Tokoh dalam klasifikasi ini adalah Aristoteles, yang mengklasifikasikan
hewan berdasarkan habitat atau tempat hidup hewan tersebut (hewan darat,
heran air, hewan udara) dan berdasarkan manfaatnya bagi manusia (hewan
berbahaya, hewan berguan, dan hewan tak berguna).
2. Klasifikasi Modern
Tokoh dalam klasifikasi

ini

adalah

Carolus

Linnaeus,

yang

mengklasifikasikan hewan berdasarkan pada faktor homolog. Organ


homolog adalah organ yang memiliki struktur dasar sama dan pada saat awal
pertumbuhannya juga memiliki struktur dasar yang sama namun fungsi dari
organ tersebut berbeda. Menurut Darwin (1859) klasifikiasi ini sama dengan
klasifikasi yang didasarkan atas faktor kekerabatan, karena ia percaya organorgan tersebut diwariskan dari nenek moyan yang sama.
Makin rendah tingakt golongannya makin banyak kesamaan yang
dimiliki organisme-organisme dalam golongan tersebut. Klasifikasi modern
yang dicetuskan Linnaeus dan sampai sekarang masih dipakai terdapat
tingkatan penggolongan dari yang tinggi sampai yang rendah, meliputi:
- Kingdom
- Phylum
- Classis
- Ordo
- Familia
- Genus
- Spesies
10

F. Tingkatan Klasifikasi Hewan


Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu
kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompokkelompok kecil sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok terkecil
yang

beranggotakan

satu

jenis

makhluk

hidup.

Tingkatan-tingkatan

pengelompokan itu disebut takson, ilmunya Taksonomi. Semakin tinggi tingkat


taksonnya:

Anggotanya semakin banyak;

Tingkat persamaannya semakin kecil;

Detil pengelompokkannya semakin sederhana;

Perbedaannya semakin banyak karena tuntutan kesamaannya sedikit ;

Tingkat kekerabatannya semakin jauh.

a. Kingdom atau Regnum (Kerajaan/Dunia)


Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup.
Semua hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia.
b. Pylum (Keluarga Besar)
Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom,
maka dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu
keluarga besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam phylum untuk jenis
hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan.
Misalnya phylum Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan
bertulang belakang. Ada juga hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan
kutikula yang keras dimasukkan dalam phylum Arthropoda. Penamaan
phylum hewan tidak memiliki akhiran yang khas.
11

c. Classis
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio,
artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam division atau filum memiliki
ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu class. Contoh classis pada
hewan, yaitu Forifera misalnya classis corcorea, classis hexactinelida dan
classis demospangia.
d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada hewan,
nama ordo tidak memiliki akhiran. Contoh dari hewan mempunyai ordo
Carnivora (bangsa pemakan daging) dan Omnivora (bangsa pemakan tumbuhtumbuhan).
a. Famili (Suku atau Keluarga)
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili
ini terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak
persamaan ciri. Nama family pada hewan diberi akhiran idae. Contoh
keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing) dan Falidae (keluarga
kucing).
f. Genus (Marga)
Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama
genus terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama
hewan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan
huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan digaris
bawah. Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga
kucing), Taenia (marga cacing).
g. Species (Jenis)
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau
satuan dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat
melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan
yang subur (fertil).
Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada
species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama
marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. Untuk kata
12

yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya:
Canis familaris (anjing) dan Taenia solium (cacing pita).
Dari sejumlah tingkatan-tingkatan tersebut sebenarnya dapat dibedakan
atas 3 kelompok dasar sebagai berikut:
Kategori Spesies
Merupakan unit dasar dari klasifikasi, kita membedakan spesies yang
satu dengan yang lain berdasarkan atas perbedaan ciri-ciri morfologi.
Spesies dapat didefisinikan sebagai suatu kelompok individu yang
merupakan populasi alam yang mampu berkembang biak sesamanya
tetapi tidak dapat berkembang biak dengan kelompok lain.
Kategori di bawah Spesies
Kategori ini disebut subspesies yaitu kelompok individu (populasi) di
suatu daerah yang secara geografis terpisah dari kelompok lain dalam
suatu spesies serta memiliki perbedaan taksonomi. Suatu spesies dapat
memiliki lebih dari satu subspesies. Spesies yang hanya memiliki satu
subspesies disebut spesies monotipe, sedangkan yang mempunyai lebih
dari satu subspesies disebut politipe.
Kategori di atas spesies
Yang termasuk kategori di atas spesies adalah genus, familia, ordo,
classis, phylum dan kingdom.
G. Perkembangan Sistem Klasifikasi
1. Sistem Dua kingdom
Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles
(Yunani) dan dikembangkan oleh ilmuwan Swedia C. Linnaeus tahun 1735,
yaitu:
a. Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan)
b. Kingdom Animalia (kerajaan hewan)
2. Sistem Tiga Kingdom
13

Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi 3 kingdom,


yaitu:
a. Kingdom Monera
b. Kingdom Plantae
c. Kingdom Animalia
Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengeelompokkan berdasarkan cara
memperoleh nutrient, yaitu:.
a. Kingdom Protista
b. Kingdom Plantae
3. Sistem Empat Kingdom
Dikemukakan oleh Herbert Copeland dan dibagi menjadi 4 kingdom,
yaitu:
a. Kingdom Protista
b. Kingdom Plantae
c. Kingdom Animalia
d. Kingdom Monera
4. Sistem Lima Kingdom
Dikemukakan oleh Robert H. Whittaker pada tahun 1969. Dibagi menjadi
5 kingdom, yaitu:
a. Kingdom Protista
b. Kingdom Plantae
c. Kingdom Animalia
d. Kingdom Monera
e. Kingdom Fungi
5. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom

14

Dikemukakan oleh Woese pada tahun tahun 1977. Dibagi menjadi 6


kingdom, yaitu:
a. Kingdom Eubacteria
b. Kingdom Archaebacteria
c. Kingdom Protista
d. Kingdom Fungi (Jamur)
e. Kingdom Plantae (Tumbuhan)
f. Kingdom Animalia (Hewan)
Sistem Klasifikasi 6 Kingdom yang dikemukakan oleh Menurut Thomas
Cavalier-Smith pada tahun 2004, yaitu:
a. Kingdom Bacteria
b. Kingdom Protozoa
c. Kingdom Chromista
d. Kingdom Fungi
e. Kingdom Plantae
f. Kingdom Animalia
Sistem Klasifikasi Domain mempunyai tiga jenis Domain, yaitu:
a. Archaea (dari Archaebacteria)
b. Bacteria (dari Eubacteria)
c. Eukarya (termasuk fungi, hewan, tumbuhan, dan protista)
H. Tahapan Klasifikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema
Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk
klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan
makhluk hidup.

15

1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi


atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan (Klasifikasi), setelah dilakukan pencandraan, makhluk

hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang


memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa
dikelompokkan

dalam

unit-unit

yang

disebut

takson.

Bentuk

pengelompokan dalam unit-unit takson digambarkan kurang lebih seperti


urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut:

Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk


membentuk takson genus;

Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk


membentuk takson family;

Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk


takson ordo;

Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk


takson kelas;

Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk


takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan);

Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan


klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang
terbesar hingga terkecil.

3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama


untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok
makhluk hidup.
I. Tata Cara Pemberian Nama Ilmiah
a. Binomial Nomenklatur
16

Sistem

klasifikasi

yang

dikembangkan

oleh

Linnaeus

sekaligus

mencetuskan pemakaian nama takson tingkat spesies dan genus dalam bahasa
latin. Tatanama hewan atau nomenclature adalah istilah yang berasal dari
bahasa latin yang secara harfiah berarti menyebut nama. Di dalam klasifikasi
penamaan sangat penting agar tidak terjadi kesalah pahaman. Kemudian oleh
Carolus Linnaeus mengenalkan cara baru dalam deskripsi dan memberi nama
hewan dalam bahasa latin yang disebut binomial nomenclature, yaitu:
- Kata pertama merupakan nama genus
- Kata kedua disebut nomentriaviale
- Gabungan kedua kata disebut spesies
Kemudian Konggres Zoologi Internasional memutuskan untuk membentuk
komisi tetap dalam membuat peraturan nomenclature yang isinya sebagai
berikut:
- Nama dalam Zoologi dan Botani harus dibedakan, artinya genus yang
sama dan spesies yang sama tidak boleh dipakai dalam Zoologi dan
-

Botani
Tidak boleh dua genera dalam kerajaan hewan mempunyai nama sama

dan spesies yang sama.


Tidak ada suatu nama yang dianggap mendapat prioritas termasuk

nama-nama yang tercantum dalam systema nature.


Nama ilmiah harus bahasa latin
Nama genus harus kata tunggal dan dimulai dengan awal huruf besar.
Nama nomentriviale harus kata tunggal dengan awal huruf kecil
Pencipta nama adalah pertama ayng menerbitkan dalam suatu
penerbitan berkala dengan memberikan deskripsi hewan-hewan

tersebut.
Nama familia dibentuk dengan penambahan akhir idae pada pokok

genus dan sub familia dengan akhiran inae.


Pemberian nama takson spesies hewan masih dibenarkan adanya
tautonum (nama yang terdiri atas dua kata yang sama atau hampir

sama, misal Gallus gallus).


Nama takson subspesies terdiri atas kombinasi tiga kata, misal Passer
montanus niloticus (burung gereja dari lembah sungai Nil).

17

Bila suatu jenis hewan dibagi atas beberapa anak jenis maka salah satu
anak jenis itu harus memiliki nama penunjuk anak jenis yang sama
dengan nama penunjuk jenisnya.
Contoh:
1. Rattus rattus (nama takson tingkat jenis).
Rattus rattus rattus (nama takson tingkat anak jenis).
Rattus rattus norwegicus (nama takson tingkat anak jenis, sebagai
pembanding)
2. Gallus gallus
Gallus gallus gallus
Gallus gallus bankiva.

b. Identifikasi Makhluk Hidup


Identifikasi di lakukan untuk menentukan identitas jenis atau
kelompok makhluk hidup. Untuk mempermudah identifikasi pada suatu
makhluk maka para ahli menyusun suatu kunci yang disebut kunci
determinasi. Kunci determinasi yaitu keterangan-keterangan yang disusun
untuk menentukan kelompok-kelompok suatu makhluk hidup berdasarkan
ciri-ciri yang dimilikinya. Kunci determinasi yang sederhana dan sering
dipakai adalah system dikotom. Kunci determinasi dengan sitem dikotom
dituliskan dalam dua kelompok berdasarkan cirri-ciri yang berlawanan dari
makhluk hidup yang diamati sehingga membentuk identifikasi makhluk hidup
yang tersusun secara berpasangan.
Cara enggunakan kunci determinasi adalah sebagai berikut :
a. Baca dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu mulai
dari 1.a;
b. Cocokkan cirri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi dengan cirri-ciri
yang ada pada hewan yang sedang diamati;
c. Apabila cirri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri-

ciri hewan yang diamati, catat nomernya dan lanjutkan membaca kunci
pada nomer yang sesuai dengan nomer yang tertulis dibelakang setiap
pernyataan pada kunci determinasi.

18

Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan cirri-ciri pada hewan
yang diamati, beralih pada pernyataan dibawahnya. Misalnya,
pernyataan 1.a tidak cocok atau tidak sesuai, maka beralihlah ke
pernyataan 1.b;
d. Identifikasi dengan cara determinasi akan berakhir pada pernyataan yang
dibelakangnya menunjukkan nama hewan (kelas atau familia).
Contoh kunci determinasi sederhana untuk menentukan ordo
sederhana adalah sebagai berikut :
1. a. Serangga tidak bersayap
b. Serangga bersayap..

2
3

2. a. Serangga berupa ulat atau belatung larva serangga


b. Kaki tiga pasang, tidak mempunyai kaki semu (proleg)
apterigota
3. a. Sayap belum tumbuh secara sempurna... nimfa serangga
b. Sayap sepurna
4
4. a. Sayap depan tidak transparan, urat-urat sayap
masih jelas..
b. Sayap depan tidak tidak seperti di atas..
5. a. Sayap depan keras, tanpa urat-urat sayap.
b. Sayap depan tidak seperti di atas..

orthoptera
5
Colcoptera
6

6. a. Sayap depan bagian muka tebal dan bagian belakangnya


seperti selaput, alat mulut menusuk menghisap.
b. Sayap depan tidak seperti diatas.

Hemiptera
7

7. a. Sayap depan mungkin warnanya berbeda-beda dengan


sayap belakang atau transparan, urat sayap jelas atau
tidak bersayap, alat mulut menusuk atau menghisap.
b.sayap tidak seperti diatas

Homoptera
8

8. a. Sayap depan menyirip dan pendek, bagian belakang


abdomen (perut) mempunyai alat penjepit...
b. Sayap tidak seperti di atas

dermoptera
9

9. a.Sayap muka dan sayap belakang hamper sama besar,


berurat banyak, mempunyai batik (pterostyma), mata besar
antenna tidak tampak (pendek)
b. Sayap tidak seperti diatas
19

Ordonata
10

10. a. Sayap urat-uratnya direduksi, sayap depan lebih besar dari


sayap belakang, sayap depan dan sayap belakang dihubung
kan dengan kait-kait, mungkinn tidak bersayap, antara dada
dan perut ada pendengaran. Hymenoptera
b. Sayap tidak seperti diatas
11
11. a. Sayap depan dan sayap belakang transparan tapi tertutup
oleh sisik-sisik yang berwarna-warni, alat mulut menghisap
berupa belalai. Lepidoptera
b. Sayap depan transparan, satu pasang sayap belakang
berubah menjadi semacam pentungan kecil (halter)...
Diptera

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciriciri tertentu. Secara umum tujuan dan manfaat klasifikasi adalah mempermudah
dalam mengetahui, mempelajari dan mendeskripsikan makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang dapat menjadi dasar klasifikasi. Dasardasar klasifikasi, yaitu sustem buatan, sistem alamiah dan sistem filogenetik .
Klasifikasi mengalami perkembangan dari zaman ke zaman dari pembagian
menjadi 2 kingdom hingga menjadi 6 kingdom. Dalam mengklasifikasikan
terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui, yaitu pencandraan, pengelompokan
dan pemberian nama. Tata cara pemberian nama ilmiah dengan sistem binomial
nomenclature.
B. Saran

20

Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun


penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, kami juga membutuhkan
saran atau kritikan agar bisa menjadi motivasi dalam membuahkan karya untuk
masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.

21

You might also like