Professional Documents
Culture Documents
BAB IT
TINJAUAN PUSTAKA
1. Epile?;;!
Epilepsi adalah susr'm keadaari dimana
yang
beru-
R i n a
FERPUSTAKAAW
"W M ITERSITAS A lR L A H O O A '
S U R A B A Y A
Skripsi
SEPTIANI
Skripsi
SEPTIANI
7t
4. Dapat diberikan per oral serta mempunyai raasa kerja
yang panjang dan aman untuk pengobatan jangkavpanjang.
5. Harganya murs.h.
3. Obat-obat anti epilepsi
Beberapa obat anti epilepsi yang sering digunakan
di klinik ialah :
a, Fenobarbital ( 1 , 1 4 , )
Fenobarbital sering digunakan pada epilepsi ka
rena merupakan obat anti epilepsi yang cukup ampuh,
murah, aman dan dapat digunakan pada epilepsi jenis
grand mal dan fokal. Dosis efektif telatif rendah.
Adapun efek sampingnya ialah mengantuk, pada anakanak sering didapatkan hiperakti.vitas. Pada dosis
yang lebih tinggi dapat dijumpai ataksia dan nis tagmus. Reaksi alergik ialah rash pada kulit.
b . Fenitoin
C 1 ,k ,15 )
Skripsi
SEPTIANI
dijumpai hiperplasi-ginggiva*
C. Carbamazepin <( 1,14,15 )
Obat ini dapat digunakan untuk epilepsi jenis
psikomotor, fokal dan grand mal, Toksisitas yang berhubungan dengan dosis ialah nistagmus, ataksia, ver
tigo dan diplopia. Dapat juga terjadi agranulocytosis,
trombocytopenia serta leukopenia. Efek samping yang
timbul pusing, mual,dan muntah. Carbamazepin lebih
toksis daripada Fenitoin karena menyebabkan gangguan
kardiovaskuler, fungsi hati dan fungsi ginjal.
d. Diazepam ( 1,14 )
Diazepam biasanya digunakan untuk status epilep
si, dapat pula digunakan pada epilepsi jenis psikomo
tor, petit mal dan infantile spasm. Pada dosis yang
tinggi menyebabkan rasa mengantuk dan lemas. Efek
samping yang berbahaya pada ponggunaan Diazepam ialah
obstruksi saluran nafas oleh lidah, akibat relaksasi
otot, hipotensi dan jantung berhenti berdenyut.
e* Clonazepam ( 1,
Obat ini berkhasiat baik pada status epilepsi dan
masa kerjanya panjang. Juga dapat digunakan pada pe
tit mal, mioklonik dan akinetik* Efek samping yang
ditimbulkan adalah rasa mengantuk, lemas, ataksia
dan perubahan tingkah laku.
f. Nitrazepam ( l^fj)
'
Skripsi
SEPTIANI
9
dijumpai pada bayi dan dan anak ialah hyperss&ivasi
dan bertambahnya sekresi dari bronchus. Disamping
itu anak menjadi lemah.
g. Fenasemid ( 1,4, .llj. ;)
Fenasemid merupakan derivat asetilurea dan efek-*
tif. terhadap epilepsi tipe grand mal, p.etit mal dan
psikomotor. Toksisitas yang ditimbulkan adalah nekrosis hati, anemia aplastik dan neutrppenia, Efek samping yang ditimbulkan gangguan daluran cerna, gang guan fungsi ginjal dan hati serta ruam kulit.
h. Valproat ( 1J.L& 1,5
C=0
C6H 5
----- .ir-H
5*5 - difenil hidantoin ( Fenitoin )
Fenitoin disintesa pertama kali tahun 1908 oleh
Blitz, namun aktivitas anti konvulsi baru diilaporkan
tahun 1938 oleh Merrit .dan Putnam ( 3>4>13>15 )
R I M B
FB R H JSTAK AA *
' W Y B R S 1TAS A I R L A N D # * "
____ g U R A B A Y A
Skripsi
_
SEPTIANI
10
Adanya penemuan ini merupakan tanda kemajuan dari pengobatan epilepsi. Karena obat ini mempunyai beberapa kelebihan dibanding anti epilepsi lain yaitu dapat digu
nakan untuk semua tipe epilepsi kecuali petit mal dan
kejang demam, juga tidak mempunyai efek sad^si^sehingga merupakan anti epilepsi pilihan untuk anak sekolah
dan orang dewasa dengan tipe grand mal (
) Selain
Skripsi
SEPTIANI
11
menunjukkan
Skripsi
difenilimidazo-
SEPTIANI
12
lidina-4-on ( doksenitoin ).
- substitusi S pada 0 atom C~, menjadi 5>
2-thiohi dan toin. .
- pemecahan hidrolitik cincin hidantoin menjadi 2amino-2,2 - difenilasetamida.
g, Pada hasil hidrolisa Fenitoin yaitu asam 2,2-difenil
2-ureidoasetat d'an asam 2~amino~2,2-flifenilasetat
serta hasil metabolit utama 5~phidrokei fenil -5fenilhidantoin
MESya.
h. Substitusi gugus hidroksi pada
tidak menunjukkan
% 1 .Absorbsi
Fenitoin mempunyai kelarutan yang kecil sehingga
mempengaruhi kecepatan absorbsi pada saluran pencernaan* Kecepatan absorbsi tergantung pada pH, pKa, dosis,
kelarutan,
M i 1.flL
psrpostakaa*
_
Skripsi
SURABAYA
SEPTIANI
13
itu adanya perubahan bahan pengisi dalam suatu for-,
raulasi akan merapengaruhi bioavailabilitas Fenitoin.
Suatu kasus di Australia ketika bahan pengisi sedia
an kapsul Fenitoin diganti dari CaSO^ menjadi laktose, biaavailabilitas Fenitoin meningkat ( 4,16,19, 20).
f
Skripsi
SEPTIANI
14
Gambar 1 : Kurva % obat terlarut Vs waktu dari beberapa produk kapsul Fenitoin *}'
*) Disalin, dengan ijin dari Suharjono (6) Perbandingan kecepatan dissolusi kapsul Fenitoin dalam
bentuk racikan dan produk Fenitoin lain : 1986; 33*
Skripsi
SEPTIANI
15
5 2*- Distribusi
Di dalam tubuh, Fenitoin berikatan dengan protein
plasma 90 % terutama oleh albumin dan alpha globulin,
hanya 10 % di dalam bentuk bebas (3,4,16). Fraksi yang
tidak terikat dalam serum sebenarnya konstan pada konsentrasi terapi (4). Sedang pada penderita dengan kelainan fungsi ginjal dan hati menunjukkan adanya penurunan dalam pengikatan dengan protein plasma sehingga fraksi Fenitoin yang bebas lebih besar dari pada
penderita dengan fungsi ginjal dan hati normal (1,4,
.13,16).
Skripsi
SEPTIANI
16
para
hidroksi 'ak
an
Skripsi
SEPTIANI
17
adanya kejenuhan sistem enzim metabolik (4,16). Pada
anak-anak waktu paruhnya lebih pendek sehingga memer
lukan pcmberian yang lebih sering (16).
6; Farmakologi
6.1. Mekanisme ker.ia Fenitoin sebagai anti kejang
Sifat Fenitoin sebagai anti kejang didasarkan
pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus ke
bagian lain di otak. Berbagai mekanisme yang diperkirakan turut berperan dalam hal ini yaitu memulihkan ekstabilitas yang meningkat secara abnormal menjadi normal, menstabilkan membran neuron, merangsang
otak kecil yang berperan sebagai inhibitor pasca sinaps di kortex otak dan mencegah PTP ( Post Tetanic
Potention ) (1,3S21). Stabilisasi membran dan pencegahan PTP, secara langsung ataupun tidak merupakan
hasil efek Fenitoin terhajkap perpindahan ion melintasi membran, dalam hal ini akan menggiatkan pompa
Na neuron. Sehingga akan terjadi depresi prasinaps
yang menggagalkan transminasi rangsang berulang dan
serangan kejang dapat teratasi ( 1,21 ).
6.2. Dosis
Dosis lazim sebagai anti kejang untuk orang dewasa 100 mg/kali dan 400 mg/hari, dosis maksimum
400 mg/kali dan 800 mg/hari (22). Untuk anak-anak diatas sama dengan 6 tahun diberikan 100 mg, tiga kali
sehari sedang anak-anak di bawah 6 tahun diberikan
30 - 60 mg tiga kali sehari
Skripsi
(23).
SEPTIANI
18
6.3* Indikasi
Penggunaan Fenitoin terutama untuk epilepsi tipe
grand mal, kegunaan yang lain untuk neuralgia-trigeminal, aritmia jantung, serta adanya kelainan ekstra
piramidaliatrogenik ( 1,3 )
6.4* Efek samping dan toksisitas
Pada umumnya semua obat anti kejang dapat menimbulkan efek samping dan gejala toksik. Gejala efek
samping yang timbul dari penggunaan Fenitoin ialah
reaksi alergik, lyphadenopathy, ruam morbiliform pa
da k^'lit sedang pada saluran pencernaan timbul rasa
mual dan muntah, pada gusi terjadi hiperplasia ginggiva. Juga dapat raenirabulkan kelainan darah, anemia
megaloblastik dan osteomalacia. Akhir-akhir ini dicurigai adanya efek teratogenik pada janin (1,3,1^).
Gejala toksik yang ditimbulkan oleh Fenitoin berhubungan dengan dosis dan kadar obat dalam serum
Tanda-tanda ini tampak pada kadar lebih dari 20//g/ml
akan terjadi nistagmus (15,24,28,29) Sedang ataksia
dan somnolence akan timbul pada kadara lebih dari
3 0 / /g/ml (3,13,24,28), pada kadar lebih dari
40 //s/ml
Skripsi
SEPTIANI
19
7. Pemantauan kadar Fenitoin dalam serum
Meskipun Fenitoin merupakan pilihan utama untuk pen
derita epilepsi namun Fenitoin mempunyai beberapa
ke-
Skripsi
serum
SEPTIANI
20
adalah meningkatkan kepatuhan penderita, dan hasil pemantauan yang sudah diperoleh dapat menunjang keberhasilan terapi yang diharapkan (6).
Pemantauan kadar Fenitoin dalam serum dilakukan setelah obat mencapai keadaan tunak dalam darah yaitu
7-10
kli-
Skripsi
SEPTIANI
21
Skripsi
SEPTIANI
22
Skripsi
SEPTIANI
23
4-
o
o t
K*
*yang dicacah
antibib di
>antigen
OE
Tahap-tahap penentuan dengan metode ini dapat dilihat dan dijelaskan pada gambar berikut ini : (2 7 )
o
:<?-a
I
.'c-3
0-3
<*2
o-
\/
00
ci.2
<a
o-2
\/
tor
!/>/'I
M l
Inkubasi
Penambahan "reseptor precipitating'-
reagent"
Radioaktifitas relatif yang terikat
&
pada reseptor
JIM.
Inkubasi
125
yl dengan pemusingan
Pencacahan Fenitoin
125
yang terikat
MIME
Skripsi
r a *P STA K A A *
M T B R SIT A S A I R L A B O * * '
PEMANTAUAN KADAR
TUNAK...
I U R
a b a v a
SEPTIANI
24
Untuk tercapainya reaksi yang sempurna, diperludiperlukan inkubasi. Selama inkubasi akan terjadi keseimbangan antara antigen dan antibodi* Setelah keseimbangan terjadi, fraksi Fenitoin
125
yang fcerikat
Skripsi
SEPTIANI