Professional Documents
Culture Documents
Enzim dapat diartikan sebagai suatu molekul protein yang dimanfaatkan sebagai
katalisator yang ada di dalam tubuh makhluk hidup, enzim tersebut merupakan
senyawa yang digunakan untuk membantu mempercepat proses reaksi kimia
pada bahan tertentu tanpa ikut bereaksi. Oleh karena itu, pada semua proses
fisiologis sel pada tanaman selalu memerlukan enzim yang bertujuan untuk
mempercepat proses-proses metabolisme yang ada di dalam tubuh tanaman.
Reaksi enzimatis pada jaringan tumbuhan utamanya dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah temperatur, suhu, substrat,
konsentrasi enzim, inhibitor dan aktivator. Apabila semua faktor pendukung
enxim dalam kondisi optimal maka reaksi enzim yang terjadi juga akan optimal.
Enzim yang merupakan katalisator memiliki sifat-sifat sebagai berikut, sebagai
katalisator pada umumnya enzim akan ikut bereaksi, tetapi setelah reaksi selesai
maka enzim akan kembali pada bentuk semula, dengan begitu enzim dapat
digunakan kembali pada reaksi lainnya.
Loading Preview
Yuni Y. (131510501080) 3.
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki
tingkat keanekaragaman tanaman yang sangat tinggi, mulai dari berbagai jenis
tanaman pangan hingga tanaman penggangu atau gulma. Keanekaragam
tanaman di Indonesia ini disebabkan karena Indonesia merupakan satu-satunya
negara mega biodersity di permukaan bumi ini. Namun meski demikian,
keanekaragaman tanaman di Indonesia akan berkurang jika penduduknya
kurang memahami atau tidak bijaksana dalam membudidayakan tanaman.
Dalam membudidayakan suatu tanaman, seorang harus menguasai atau
setidaknya mengerti tentang anatomi dan morfologi tanaman. Hal ini bertujuan
untuk mendukung proses-proses penting yang berlangsung di dalam tubuh
tanaman. Dengan mengetahui struktur dari sebuah tanaman maka dapat pula
diketahui proses metabolisme dari tanaman yang sedang atau hendak
dibudidayakan. Setiap tanaman pasti melakukan proses metabolisme seperti
proses fotosintesis, proses respirasi, proses transpirasi dan proses-proses lainnya
dalam menunjang tumbuh dan kembangnya. Selain proses-proses tersebut
tanamanjuga merupakan tempat melakukan interkonversi gula dan pati yang
terjadi pada organ daun. Senyawa-senyawa seperti senyawa glukosa merupakan
hasil dari proses fotosintesis. Akan tetapi, pati pada tanaman tidak terbentuk
dari hasil proses fotosintesis, melainkan reaksi-reaksi tersebut terbentuk akibat
adanya aktivitas enzim-enzim yang terdapat dalam daun. Enzim dapat diartikan
sebagai suatu molekul protein yang dimanfaatkan sebagai katalisator yang ada
di dalam tubuh makhluk hidup, enzim tersebut merupakan senyawa yang
digunakan untuk membantu mempercepat proses reaksi kimia pada bahan
tertentu tanpa ikut bereaksi. Oleh karena itu, pada semua proses fisiologis sel
pada tanaman selalu memerlukan enzim yang bertujuan untuk mempercepat
proses-proses metabolisme yang ada di dalam tubuh tanaman.
-amilase. Enzim
dapat menambah energi kinetik dari enzim maupun substrat yang lama
kelamaan akan menyebabkan enzim dan substrat bergerak dengan cepat dan
akhirnya akan saling bertabrakan. Besarnya frekuensi tabrakan antar enzim dan
substrat akan memperbesar terbentuknya produk. Das (2011), menambahkan
bahwa enzim amilase merupakan salah satu dari sekian banyak enzim yang
digunakan dalam bidang industri karena dalam sistem sel, amilase berperan
penting dalam biokonversi pati dan substrat berbasis pati, sehingga enzim
amilase disini sangat berpengaruh terhadap proses hidrolisis dalam dalam
pengolahan pati skala industri.
Bahan 1.
Benih kecambah 2.
Starch soluble 1 % 4.
Larutan DNS 5.
Alat 1.
Oven 3.
Spektrofotometer 4.
Mikropipet
3.3
Cara Kerja
1.
Menambahkan 10 l Enzim CE 4.
Mendinginkan 8.
Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil Pengukuran Absorbansi Enzim Amilase Jenis Enzim Kelompok 1
Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 CE 2,6815 3,000 2,9245 2,8735 E 1,388
1,4925 1,2415 1,613
4.2 Pembahasan
Kinetika enzim (Km) merupakan suatu studi reaksi kimia yang dikatalisis oleh
enzim. Pada kinetika enzim laju reaksi diukur dan dampak dari berbagai kondisi
reaksinya. Kinetika enzim juga mempengaruhi bidang biokimia yang terkait
dengan pengukuran kuantitatif dari kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim dan
pemeriksaan sistematik faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan
enzim. Dalam penelitiannya Putra (2009), menyatakan bahwa penentuan
kinetika enzim diukur berdasarkan plot grafik hubungan antara konsentrasi
Substrat (S) dengan kecepatan aktivitas enzim (V), sehingga tingkat reaksi enzim
dapat diketahui dengan menggunakan rumus V
maks
dan K
maks
. Dalam analisis Michaelis-Menten, K
maks
dikenal dengan K
m
yang hingga saat ini digunakan sebagai salah satu parameter dalam kinetika
enzim. K
m
tersebut merupakan konsentrasi substrat yang sudah terisi setengahnya ketika
kecepatan enzim telah mencapai V
maks
. Pada tabel berikut dapat kita tentukan seberapa besar nilai kinetika enzim (Km)
nya. S (Konsentrasi) Vo (Kecepatan) 3 5 10 30 50 10,4 14,5 22,5 33,8 40,5
00.020.040.060.080.10.120.020.03330.10.20.3333
1 / V
1/[S]
Tabel 4.2.1 Contoh Aktivitas Enzim Amilase Tabel si atas merupakan satu dari
sekian banyak contoh soal untuk mengetahui nilai dari kinetika enzim melalui
konsentrasi substrat (S) dan kecepatan enzim (V). Analisis tabel diatas
menggunakan analisis Michaelis-menten dan tabel akan dirubah dan
dikonversikan ke dalam tabel dan grafik 4.2.2 yang menerangkan tentang
hubungan regresi dan korelasi antar konsentrasi (S) denagan kecepatan (V). S
(konsentrasi) V (kecepatan) 1/[S] 1/V 3 10,4 0.3333 0.0961 5 14,5 0.2000 0.0689
10 22,5 0.1000 0.0444 30 33,8 0.0333 0.0296 50 40,5 0.0200 0.0247 Tabel 4.2.2
Analisis Data Menggunakan Analisis Michaelis-Menten Grafik 4.2.1. Hubungan
Antara 1/[
S
] dan 1/
V
. Penentuan nilai V
maks
dan K
m
didasarkan atas persamaan garis regresi grafik hubungan antara 1/[S] dan 1/V
(Tabel 4.2.2), seperti ditunjukkan pada grafik 4.2.2 melalui analisis MichaelisMenten. Berdasarkan pada grafik 4.2.2. dapat diketahui bahwa garis regresi 1/
[S] dan 1/V adalah Y= a (0.0215) + b (0.23)x
=10,69. Tinggi rendahnya hasil kinetika enzim dipengaruhi oleh kadar substrat,
kadar enzim, pH, suhu, kovaktor, vitamin dan inhibitor.
Menurut Page (1981), kinetika enzim merupakan pengukuran dari suatu laju
reaksi enzim dan dampak dari berbagi kondisi reaksi enzimatis. Dengan
mempelajari kinetika enzim ini dapat mengetahui mekanisme katalitik enzim,
peran enzim dalam metabolisme, skema aktivitas enzim dikendalikan dan
skema suatu bahan dapat menghambat kerja enzim. Manfaat kinetika enzim
adalah untuk mengetahui dan memahami fungsi katalitik dari suatu proses
biologis. Manfaat lain yang tidak kalah penting adalah untuk memahami suatu
fenomena biologi seperti pengaruh faktor lingkungan seperti cahaya, suhu,
kelembaban dan sebagainya terhadap kinerja enzim. Selain itu, kinetika enzim
juga digunakan sebagai prosedur pemurnian enzim. Enzim amilase adalah enzim
yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi
gula. Enzim amilase terbagi menjadi 3 macam yaitu
amilase,
amilase,
amilase. Enzim
-amilase mampu menghidrolisis pati dan glikogen melalui
pemotongan internal ikatan
-1,4-glikosida secara acak, menghasilkan
oligosakarida seperti maltosa dan glukosa. Dalam kehidupan manusia, enzim
-amilase digunakan dalam dunia industri pangan, tekstil, fermentasi, obatobatan, kertas dan gula yang dimanfaatkan guna pengkatan produksi dan
efisiensi setiap proses produksi (Lestari dkk., 2011). Menurut Herawati (2010),
senyawa pati merupakan sumber dari enzim amilase. Kandungan pati yang
banyak terdapat pada pada biji-bijian, umbi-umbian, sayuran dan buah-buahan.
Tanaman yang mengandung pati otomatis juga mengandung enzim amilase.
Contoh tanaman yang mengandung enzim amilase antara lain adalah jagung,
kentang, labu, pisang, ubi jalar, gandum, barley, beras, sagu, sorgum, ubi kayu,
dan ganyong. Enzim merupakan senyawa protein yang merupakan biokatalisator
reaksi kimia pada sistem biologi, dimana enzim ini dapat mengkatalis
(mempercepat) reaksi kimia di dalam sel maupun jaringan-jaringan makhluk
hidup. Berbagai macam jenis enzim memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Kecepatan kerja masing-masing enzim pun otomatis juga berbeda, Kecepatan
kerja enzim dalam reaksi kimia inilah diukur dengan kinetika enzim.
Jenis enzim ada dua, yaitu enzim buatan (Crude Enzim) dan enzim asli. Crude
enzim atau CE adalah campuran antara protein enzim dan protein non enzim
yang membutuhkan proses pemurnian. Salah satu contoh crude enzim adalah
Riboflafin deoksiribosa
protein. Enzim ini dapat dilakukan pemurnian dengan memakai larutan
amonium sulfat, hal ini digunakan untuk memisahkan enzim asparaginase
dengan protein lainnya. Enzim asli atau murni merupakan enzim yang yang
berasal dari protein enzim asli tanpa ada campuran dari bahan atau larutan
kimia lainnya. Enzim murni juga tidak memerlukan pemurnian terlebih dahulu
jika hendak dimanfaatkan untuk berbagai jenis kebutuhan seperti untuk
pembuatan ragi, keju dan bahan lainnya yang memerlukan katalisis dari suatu
enzim. Gambar 4.2.2 Hasil Pengukuran Absorbansi Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, data yang di dapat untuk nilai enzim pada masing-masing
kelompok terlihat berbeda-beda. Gabungan data golongan dapat dilihat dari
gambar 4.2.1. Pada kelompok 1 nilai untuk enzim yang buatan CE sebesar
2,6815 dan untuk nilai enzim murni E sebesar 1,388. Hasil dari kelompok 2
menunjukkan nilai untuk enzim yang buatan CE sebesar 3,000 dan untuk nilai
enzim murni E sebesar 1,4925. Berbeda halnya dengan kelompok 3 nilai untuk
enzim yang buatan CE sebesar 2,9245 dan untuk nilai enzim murni E sebesar
1,2415 dan sedangkan hasil dari kelompok 4 nilai untuk 00.511.522.533.5IIIIIIIV
Absorbansi pada
enzim yang buatan CE sebesar 2,8735 dan untuk nilai enzim murni E sebesar
1,613. Dari masing-masing data kelompok diketahui bahwa nilai terbesar untuk
enzim buatan terdapat pada kelompok 2 sebesar 3,000, sedangkan nilai terkecil
untuk enzim buatan terdapat pada kelompok 1 yaitu 2,6815. Untuk nilai enzim
murni tertinggi terdapat pada kelompok 4 dengan nilai sebesar 1,613,
sedangkan untuk nilai enzim murni terendah terdapat pada kelompok 3 yaitu
senilai 1,2415. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa nilai enzim CE
lebih besar dibandingkan jika dibandingkan dengan nilai enzim E. Besar kecilnya
nilai absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer dan bisa juga dilihat dari
kepekatan larutan yang dihasilkan. Faktor-Faktor yang mempengaruhi absorbansi
enzim antara lain pH, enzim, kandungan substrat dan kandungan dari enzim itu
sendiri.
2.
3.
kinetika enzim merupakan pengukuran dari suatu laju reaksi enzim dan dampak
dari berbagi kondisi reaksi enzimatis. 4.
Tinggi rendahnya hasil kinetika enzim dipengaruhi oleh kadar substrat, kadar
enzim, pH, suhu, kovaktor, vitamin dan inhibitor. 5.
6.
Jenis enzim ada dua, yaitu enzim buatan (Crude Enzim) dan enzim asli.
5.2 Saran
Sebaiknya pada proses perlakuan enzim dilakukan dengan hati-hati untuk, perlu
adanya koordinasi terlebih dahulu jika ada pergantia asisten sementara agar
praktika dapat menyesuaikan diri dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Askurrahman. 2010. Isolasi dan Karakterisasi Linamarase Hasil Isolasi dari Umbi
Singkong (
Manihot esculenta Crantz)
.
Agrointek,
4(2) : 138-145 Das, S. 2011. Biotechnological Applications of Industrially
Important Amylase Enzyme.
Pharma and Bio Sciences,
2(1) : 486-496 Garcia, C.C., M. Guarnieri, dan E. Paccini. 2013. Inter-Conversion
of Carbohydrate Reserves from Pollen Maturation to Rehydration in A Chili
Pepper.
American Journal of Plant Sciences,
4 : 1181-1186 Kotting, O., J. Kossmann, S,C. Zeeman, dan J.R. Llolyd. 2010.
Regulation of Starch Metabolism : The age of enlightenment.
Current opinion in Plant Biology,
13 : 1321-1329 Lestari P., N. Richana., A. Darwis, K. Syamsu dan U. Murdiyatmo.
2011.
Purifikasi dan Karakterisasi
-Amilase Termostabil dari
Bacillus stearothermophilus
TII-12.
AgroBiogen,
7(1) : 56-62. Page D. 1981. Prinsip-Prinsip Biokimia. Terjemahan Soendoro, 1989.
Jakarta : Erlangga. Putra, G.P.G. 2009. Penentuan Kinetika Enzim
Poligalakturonase (Pg) Endogenous dari Pulp Biji Kakao.
Biologi,
13(1) : 21-24 Sloane, E. 1994.
Anatomi dan Fisologi Untuk Pemula.
Terjemahan oleh Palupi Widyastuti, 1995. Jakarta : EGC Sumardjo, D. 2009.
Pengantar Kimia.
Jakarta : EGC
Syafii, I., Harjono, dan E. Martati. 2009. Detoksifikasi Umbi Gadung (
Dioscorea hispida Denst)
dengan Pemanasan dan Pengasaman Pada Pembuatan Tepung.
Teknologi Pertanian
, 10(1) : 62-68 Trismilah, Dan B. Wahyuntari. 2009. Pemanfaatan Berbagai Jenis
Pati Sebagai
Sumber Karbon untuk Produksi
-Amilase Ekstraseluler
Bacillus
sp SW
2
.
Sains dan Teknologi Indonesia,
11(3) : 169-174 Yunianta, T. Sulistyo, Apriliastuti, T. Estiasih, dan S. N. Wulan.
2010. Hidrolisis Secara Sinergis Pati Garut (
Marantha arundinaceace L.
) oleh Enzim
-Amilase, Glukoamilase, dan Pullulanase untuk Produksi Sirup Glukosa.
Teknologi Pertanian
, 11(2): 78-86