Professional Documents
Culture Documents
PENYULUHAN KESEHATAN
Pokok bahasan
Nyeri sendi
Hari, tanggal
Waktu Pertemuan
65 menit
Tempat
Sasaran
I.
II.
III.
Sasaran
Lansia di UPT PSLU Pasuruan, sebagai berikut :
1. Di wisma mawar :
a. Mbah Rustuti (73 tahun)
b. Mbah rusmini ( 72 tahun)
c. Mbah katemi ( 62 tahun)
2. Di wisma teratai
a. Mbah lilik ( 78 tahun)
b. Mbah endi ( 90 tahun)
c. Mbah waginem ( 75 tahun)
3. Di wisma kenanga
a. Mbah nasiah ( 60 tahun)
b. Mbah Suharo (74 tahun)
4. Di wisma cendana
a. Mbah srivatoni ( 75 tahun)
b. Mbah tira ( 80 tahun)
c. Mbah romlah ( 72 tahun)
5. Di wisma melati
a. Mbah suyati ( 64 tahun)
b. Mbah sriyah ( 78 tahun)
c. Mbah kasiah (60 tahun)
d. Mbah sumiati ( 75 tahun)
e. Mbah kustilah ( 66 tahun)
f. Mbah sulikatin ( 73 tahun )
g. Mbah rosiani ( 75 tahun)
6. Di wisma dahlia
a. Mbah tohir ( 74 tahun )
7. Di wisma anggrek
a. Mbah amiono ( 69 tahun)
8. Di wisma kemuning
a. Mbah cipto ( 80 tahun)
b. Mbah agus (69 tahun)
c. Mbah fredy (72 tahun)
d. Mbah sumardjo (80 tahun)
9. Di Wisma Seruni
a. Mbah Wahyono (72 tahun)
b. Mbah Waryono (75 tahun)
c. Mbah Anam (67 tahun)
d. Mbah Udin (82 tahun)
IV.
Materi Pembelajaran
1. Pokok Bahasan : Rematik
2. Sub Pokok Bahasan :
a) Pengertian Rematik
b) Penyebab Rematik
c) Tanda dan Gejala Rematik
d) Diagnosa Rematik
e) Cara pencegahan Rematik
f) Pengobatan Rematik
V.
Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
VI.
Media
1. Leafleat
2. LCD
VII.
Setting
a. Setting Waktu
Tahap
15Desember 2014
Waktu
Kegiatan Penyuluh
Mempersiapkan bahan
Pra Kegiatan
Kegiatan Peserta
kegiatan
Pelaksana
Seluruh anggota
kelompok
penyuluhan
Masyarakat
15Desember 2014
Mempersiapkan peserta,
menyiapkan diri di
ruang tunggu
Seluruh anggota
kelompok
15Desember 2014
08.30- 08.35 WIB
1.
lalu
acara
diserahkan
ke
moderator:
a.
Moderator
Rully
salam
mendengarkan
Rizal
c. Peserta
salam
b.
menjawab
b. Peserta
mengucapkan
Pembukaan
1. a. Peserta
mendengarkan
Moderator
memperkenalkan
diri dan anggota
c.
Moderator
menyampaikan
judul
materi
penyuluhan
Penyampaian materi
oleh pemateri :
a.
b.
c.
2. Peserta
Mariati
mendengarkan
Pengertian
dan memberikan
Rematik
umpan balik
Penyebab
terhadap materi
Rematik
yang
disampaikan.
Rematik
d.
Diagnosa Rematik
e.
Cara
Pencegahan
Rematik
f.
Pengobatan
Rematik
Isi
15Desember 2014
evaluasi
hasil
yang
a.Mengajukan
pertanyaan
mengenai materi
Mariati
yang
kurang
dipahami.
b.Menjawab
pertanyaan
yang
diajukan.
15Desember 2014
09.00 09.05WIB
Penutup
MC
Rizal
a.Peserta menjawab
mengucapkan
salam
Rully
salam penutup
b.
MC
tarima
mengucapkan
kasih
perhatian
atas
b.Peserta bertepuk
tangan
dan
partisipasi peserta
c.
b. Setting Tempat
Keterangan gambar :
= Moderator
= Dokumentasi
= Pemateri
= Peserta
= fasilitator
= LCD
= Observer
= Notulen
VIII. Pengorganisasian
Penyaji/penyuluh
Moderator
Rizal Al-Fisyar
Fasilitator
Dhea Cecillia
Dita Eka C.S
Edwin Reza
Eka Wahyuni
Eka Yenita
Elly Elvira
Eva Pratama Ayu. Sna
Henny Enarotalis
Ika Mahardini
Lailiyah Indri
Linda Prima S
Mardiyanto
Medio Hari
Niken Isnaria
Priska Agustin
Rio Hudi
Sarah Anindita H
Tri Wahyuni
Utary Dwi Anggita
IX.
Observer
Nuril Fadlila
Notulen
Endah Ettriyani
Dokumentasi
M. Shaleh
Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
MATERI PENYULUHAN
OSTEOARTRITIS
A.
PENGERTIAN
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan
usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban.
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour.
2005)
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011).
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini
juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran
sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali
berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas,
stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
B. KLASIFIKASI ARTRITIS REUMATOID
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
1. Reumatik Sendi (Artikuler)
Reumatik
yang
menyerang
sendi
dikenal
dengan
nama
reumatik
beberapa
kasus
Artritis
Rematoid
telah
ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang berat, seperti tibatiba kehilangan
suami
atau
istri,
kehilangan
satu-satunya
anak
3. Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat
sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi
mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak
diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit
metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan,
kepadatan tulang, dan lain-lain.
4. Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) .
Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan
efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan
sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian
meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang
memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya
belum
berkaitan
dengan
tissue
rheumatism) sehingga
disebut
juga
reumatik luar
Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia
pembungkus tendon.
Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis
ini dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini
bisa
timbul
akibat
menggunakan
lengannya
secara
berlebihan,
dan pseudogout.
Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan
fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan,
berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan
f.
2.
3.
4.
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak
maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap
C. PENYEBAB (ETIOLOGI)
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa
hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan
faktor Reumatoid
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial).
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun
factor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor
metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
a. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
b. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis
reumatoid juvenil)
c. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
d. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.
2.
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama
antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3.
Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4.
Genetik
5.
6.
7.
Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia muda.
8.
Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras)
tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan
sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
E. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula
terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn
perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan,
mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan
gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
1.
Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan
yang lain.
2.
3.
Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4.
Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5.
6.
peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika
jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara
spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan
atau tahun. Selama remisi, gejala penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya
merasa sehat ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala kembali
(Reeves, Roux & Lockhart, 2001).
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi,
kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi dan kekakuan.
Otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping itu juga
manifestasi
klinis
Reumatoid
arthritis
sangat
bervariasi
dan
biasanya
dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari
30 menit. Deformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit
yang dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi
yang akut pada sendi-sendi tersebut. Persendian yang teraba panas, membengkak,
tidak mudah digerakkan dan pasien cendrung menjaga atau melinddungi sendi
tersebut dengan imobilisasi. Imobilisasi dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan kontraktur sehingga terjadi deformitas jaringan lunak. Deformitas
dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah tulang
tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan rongga sendi (Smeltzer & Bare,
2002).
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi
pada lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari,
bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan
kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba
akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak
tertahan dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan
awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi
dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
7.
G. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit.
c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
e. Dukungan psikososial
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan
yang tepat
g. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
h. Diet rendah purin, tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi
pembentukan asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk
dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh
dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan bahan
makanan
Karbohidrat
Semua
diberikan
Protein hewani
Daging
diberikan
--
atau
ayam,
ikan Sardin,
kerang,
jantung,
Protein nabati
Lemak
Minyak
dalam
jumlah --
terbatas.
Sayuran
buncis,
kembang
polong,
bayam,
jamur
kacang
buncis, kol,
--
Minuman
Alkohol
mengandung soda
Bumbu, dll
Semua macam bumbu
Ragi
Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik.
Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan
memberikan efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu
diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat
yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat antiinflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid arthritis
menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang
lebih dini. Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan
penyakit terdapat dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer &
Bare, 2002).
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari,
sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat
pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa
mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara
berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu
seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut.
Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung
Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara
persendian agar tetap lentur.
H. KRITERIA DIAGNOSTIK ARTRITIS REUMATOID
Kriteria American Rheumatism Association untuk Artritis Reumatoid, Revisi
1987.
No
1
Kriteria
Kaku pagi hari
Definisi
Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
disekitarnya, sekurangnya selama 1 jam sebelum
perbaikan maksimal
Pembengkakan jaringan lunak atau persendian
atau lebih efusi (bukan pertumbuhan tulang) pada
sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan
yang diobservasi oleh seorang dokter. Dalam
kriteria ini terdapat 14 persendian yang memenuhi
kriteria yaitu PIP, MCP, pergelangan tangan, siku
Artritis
pada
persendian tangan
Artritis simetris
Nodul Reumatoid
Faktor
serum
serum
yang
memberikan
7
Perubahan gambaran
diperiksa
hasil
dengan
positif
kurang
cara
dari
yang
5%
akibat
osteoartritis
saja
tidak
memenuhi persyaratan).
Untuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis reumatoid
jika ia sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1 sampai 4
harus terdapat minimal selama 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis tidak
dieksklusikan. Pembagian diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik, definit,
probable atau possible tidak perlu dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN
Edisi 11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook
of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,
Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed.,
Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC. 2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta
: EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA
SELEKTA KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media
Aesculapius
Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit
bag 2. Jakarta: EGC