You are on page 1of 6

A.

PENGKAJIAN

Nama: Ny.B
Umur: 40 tahun
1. Keluhan Utama : Nyeri pinggang hebat, sakit kepala, letargi, kelelahan otot.
2. Riwayat penyakit Sekarang : Anoreksia, konstipasi, nyeri tulang dan sendi.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah mengalami batu ginjal.
1. Pemeriksaan Fisik: Adanya pembesaran pada daerah tiroid
B1 : Nafas pendek, dispnea, peningkatan frekuensi /kedalaman nafas( Kussmaul).
B2 : Hipertensi, perubahan irama jantung, palpitasi, disritmia jantung.
B3 : Menurunnya daya ingat, emosi tidak stabil, gangguan tidur.
B4 : Menurunnya frekuensi urine, adanya batu ginjal.
B5 : Anoreksia, mual muntah, konstipasi, distensi abdomen.
B6 : Adanya kelemahan otot, penurunan tonus otot, lethargi.

1. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
1. Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma
yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi
hyperperetiroidisme primer akan ditemukan peningkatan kadar serum ; kadar serum
posfat anorganik menurun sementara kadar kalsium dan posfat urine meningkat
2. Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan
trabekula pada tulang, tulang menipis, ada dekalsifikasi.
ANALISA DATA:
Data
DS : Pasien mengeluh sakit
pada persendian dan tulang
saatbberaktifitas.

DO: Pemeriksaan radiologi

Etiologi
Adenoma, hiperplasia

Masalah Keperawatan
Risiko cidera: fraktur patologi

tampak penipisan tulang,


terbentuk kista dan trabekula
pada tulang.

PTH naik

Resorbsi tulang naik

DS: Pasien mengaku sulit


berkemih
DO: Hasil pemeriksaan
menunjukkan pasien terkena
batu ginjal

Perubahan eliminasi urine


Osteitis fibrosa sistik

Demineralisasi tulang
DS: Nafsu makan
menurun,mengeluh badab
terasa lemah, mual muntah
setiap kali makan.

Risiko cidera

DO: BB pasien turun, badan


tampak lemah, porsi makan
tersisa setengah.

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
Resorbsi PTH diginjal

DS: Pasien mengeluh sulit


BAB.

Hiperkalsiuria

DO: Bising usus turun.


Nefrolithiasis, nefrokalsinosis
Konstipasi
Oklusi tubulus

Drainase urine terganggu

Hiperkalsemi

Absorbsi usus naik

Aktivasi enzim pankreas

Pankreatitis

Mual, muntah

Absorbsi Ca di usus

Pemadatan feses

Konstipasi

1. B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan kasus diatas ,diagnose yang dapat ditegakkan yaitu:


1.

Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang


mengakibatkan fraktur patologi.
2. Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder
terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anorexia
dan mual.
4. Konstipasi yang berhubungan dengan efek merugikan dari hiperparatiroidisme pada
saluran gastrointestinal.
Intervensi :
Diagnosa:Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang
yang mengakibatkan fraktur patologi.
Tujuan :Klien tidak akan menderita cidera, seperti yang ditunjukkan oleh tidak
terdapatnya fraktur patologi.
Kriteria hasil:
Intervensi
Rasional
1.Lindungi klien dari kecelakaan jatuh, 1.Untuk mencegah terjadinya cidera pada
karena klien rentan untuk mengalami
pasien.
fraktur patologis bahkan oleh benturan
ringan sekalipun. Bila klien mengalami
penurunan kesadaran pasanglah tirali
tempat tidurnya.
2.Hindarkan klien dari satu posisi yang
menetap, ubah posisi klien dengan hatihati.
3.Bantu klien memenuhi kebutuhan
sehari-hari selama terjadi kelemahan
fisik.

2.Mencegah terjadinya dekubitus

4. Taruh barang-barang kebutuhan pasien


di tempat yang dapat dijangkau oleh
pasien.
3.Agar klien tetap dapat memenuhi ADL

5.Istirahatkan pasien secara teratur

nya meski terjadi proses penyakit.

4.Membantu proses pemenuhan ADL.


6.Kolaborasi dengan fisioterapi untuk
aktifitas dan cara menggunakan alat bantu
berjalan bila dibutuhkan. Anjurkan klien
agar berjalan secara perlahan-lahan.
7.Kolaborasi pemberian vitamin D.
5.Penting untuk mencegah peningkatan
tekanan pada sendi.
8.Health Education: Mengajarkan pasien 6.Mengajarkan pasien agar dapat
dan keluarga secara mandiri untuk
beraktifitas normal meski terserang sakit.
memenuhi kebutuhan ADL pasien.
Anjurkan pasien untuk tidak merokok
karena dapat meningkatkan penerapuhan
tulang.
7.Asupan vitamin D harus lebih tinggi,
sekitar 400-800 IU perhari.
8.Mengajarkan pasien dan keluarga untuk
turut berpartisipasi dalam proses
penyembuhan penyakit.
Diagnosa:Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal
sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.
Tujuan :Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti yang ditunjukkan
oleh tidak terbentuknya batu.
Kriteria hasil: Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB, tidak
terbentuk nya batu ginjal.
Intervensi
Rasional
1.Perbanyak asupan klien sampai 2500
ml cairan per hari. Dehidrasi merupakan
hal yang berbahaya bagi klien dengan
hiperparatiroidisme karena akan
meningkatkan kadar kalisum serum dan
memudahkan terbentuknya batu ginjal.
2.Berikan sari buah canbery atau prune
untuk membantu agar urine lebih bersifat
asam. Keasaman urine yang tinggi
membantu mencegah pembentukkan batu
ginjal, karena kalsium lebih mudah larut
dalam urine yang asam ketimbang urine
yang basa.

3. Koreksi ( rehidrasi ) cepat per infuse

4. Kolaborasi pemberian obat-obat


diuretik: furosemide untuk hiperlkalsemia
berat(> 15 mgr % atau 3,75 mmol / L).

You might also like