You are on page 1of 11

PATOLOGENA

Sulfur
Pengertian Siklus Sulfur
Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu
menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam
bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai
penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah, yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di
metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan
tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa
sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam
lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar
kandungan sulfur dalam gas maka gas akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada
dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen
sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan
hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat
dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida
akan
terlepas
keudara.
Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri,
antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri
fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi
yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap proses trasformasi adalah
sebagai
berikut
:
1. H2S S SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.
3. H2S SO4 => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur organik SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR


Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau
terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapai, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara

sulfur oksida itu akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat peting
untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu
berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar
.Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida.

Fungsi Siklus Sulfur


Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).
Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).
Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi & bawang
merah

Arsen
Arsen di alam berada dalam bentuk Inorganik dan organik. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Arsen Inorganik Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang
berupasubstansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan dapatterpapar
pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health(1975), arsen inorganik
dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis,terutama kanker Senyawa Arsen dengan
oksigen, klorin atau belerang dikenal sebagai arseninorganik. Arsen trioksida (As2O3 atau As4O6)

dan arsenat/arsenit merupakan bentuk arsen inorganik berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada suhu
di atas 1.073C senyawaarsen trioksida dapat dihasilkan dari hasil samping produksi tembaga dan
pembakaran batubara. Arsen trioksida mempunyai titik didih 465C dan akan menyublim pada
suhulebih rendah.
Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah, kira-kira 2% pada suhu 25Cdan 8,2% pada suhu
98C. Sedikit larut dalam asam membentuk asam arsenide(H3As03). Arsen trioksida sangat cepat
larut dalam asam khlorida dan alkalis (Durrant& Durrant, 1966; Carapella, 1973) (Sukar, 2003).
Arsen Trioksida dari hasil samping produksi tembaga mencemari udara,tanah danair. Dalam
hal
ini
kami,menspesifikasikan
pencemaran
Arsen
Trioksida
hasil
samping produksi tembaga dalam air tanah. Arsen trioksida berupa bubuk berwarna putih yang larut
dalam air.
Arsen Organik Senyawa dengan Carbon dan Hydrogen dikenal sebagai Arsen Organik.
Arsen bentuk organik yang terakumulasi pada ikan dan kerang-kerangan, yaitu arsen
obetainedan
arsenokolin mempunyai sifat nontoksik. Sebagaimana diketahui bahwa arseninorganik lebih beracun
dari pada arsen organik. Senyawa arsen organik sangat jarangdan mahal. Ikatan carbon-arsen sangat
stabil pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensiteroksidasi. Beberapa senyawa methylarsenic
sebagaimana di dan trimethylarsenesterjadi secara alami, karena merupakan hasil dari aktivitas
biologik. Di dalam air senyawa ini bisa teroksidasi menjadi methylarsenic acid Senyawa arsen
organik lainnya.
MEKANISME MASUKNYA ARSEN DALAN TUBUH / PATOGENESIS:
Pemajanan Arsen Trioksida ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, darimakanan/minuman
yang tercemar Arsen dari air tanah karena karakteristik dari ArsenTrioksida sendiri yang mudah larut
dalam air. Arsen yang tertelan secara cepat akan diseraplambung dan usus halus kemudian masuk ke
peredaran darah (Wijanto, 2005).

Arsen trioksida mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-selhidup, melalui berbagai
mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvatdehidrogenase, sehingga sintesis ATP
menjadi berkurang dan malah
meningkatkan produksi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat
reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang

DAMPAK POSITIF

Dampak Positif Belerang dapat digunakan untuk industry kertas sulfit, pupuk,fungisida,
mengsterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering dan , merupakan insulator yang
baik.

DAMPAK NEGATIF
Sulfur
Unsur Sulfur tidak beracun, tapi banyak turunan sulfur sederhana seperti sulfur dioksida
(SO2) dan hidrogen sulfida bersifat beracun. Sulfur umum ditemukan di alam sebagai sulfida,melalui
berbagai proses, sulfur bisa berkaitan dengan unsur lain sehingga menghasilkan senyawa yang
berbahaya bagi manusia dan hewan. Berbagai senyawa ini mungkin akan menimbulkan bau
menyengat dan beracun.
Efek merugikan yang mungkin timbul antara lain memicu iritasi mata dan tenggorokan,
kerusakan otak melalui gangguan fungsi hipotalamus, serta kerusakan sistem saraf. Tes juga
menunjukan bahwa bentuk-bentuk tertentu sulfur dapat memicu kerusakan janin dan cacat bawaan.
Dampak negatif sulfur juga dapat menyebabkan hujan asam. Air hujan yang masih dalam bentuk
titik2 air, memiliki permukaan yang luas. Ditambah energi matahari yang begitu intens di atas sana,
menjadikan campuran air dan SO2 menjadi H2SO4.
Jika polutan SO2 terdapat dalam jumlah besar hingga sampai terhirup, maka penghirupnya
dapat mengalami kesulitan bernafas dan berujung pada kematian. Pada dasarnya Hujan asam
disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya
dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia
terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami.
Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan
logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan
batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang
dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat
(Soemarwoto O, 1992).
Arsen
Peracunan arsenik dapat terjadi secara akut akibat konsumsi arsen berlebih atau kronis akibat
terpapar terus-menerus meski dalam kadar rendah (misalnya karena meminum air yang
terkontaminasi arsen melebihi batas ambang aman tertinggi).
Masuknya arsenik dalam jumlah besar ke dalam tubuh secara mendadak menyebabkan
serangan akut berupa rasa sangat sakit perut akibat sistem pencernaan rusak, muntah,diare,
rasa haus yang hebat, kram perut, dan akhirnya syok, koma, dan kematian. Paparan dalam jangka
waktu

lama,

seperti

meminum

air

terkontaminasi

arsen,

dapat

menyebabkan

napas

berbau, keringat berlebih, otot lunglai, perubahan warna kulit (menjadi gelap), penyakit pembuluh
tepi, parestesia tangan dan kaki (gangguan saraf),blackfoot disease dan kanker kulit.
Arsen memiliki berbagai macam warna sesuai dengan bentuknya, yakni arsen trioksida
(As2O3) berwarna putih, dan berwarna abu-abu namun jarang ditemukan bentuk seperti ini.

Kadmium merupakan salah satu logam berat yang berwarna putih perak. Kadmium sering dipakai
pada industri pelapisan logam, dan merupakan hasil akhir dalam industri pengolahan biji logam.
Kadmium mempunyai efek buruk terhadap lingkungan dan manusia, karena dapat mengakibatkan
kanker payudara, gangguan pernafasan, gagal ginjal serta kematian. Kasus yang terjadi di dunia, yaitu
kasus pencemaran arsen di Bangladesh pencemaran kadmium yakni itai-itai disease yang terjadi di
Jepang.Peraturan dan perundang-undangan telah banyak mengatur mengenai pencegahan hingga
penanganan logam berat oleh industri, yakni PP no. 18 tahun 1999 juncto PP no. 85 tahun 1999
tentang Limbah B3, serta PP No. 74 tahun 2001 tentang bahan berbahaya dan beracun turut mengatur
limbah yang dapat merusak lingkungan tersebut.

GAMBARAN LABORATORIUM
Arsen
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan kolestasis,
hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan tingginya
konsentrasi arsenik dalam urine.
Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen trivial dan
arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan kanker kulit.
Sulfur
Elemen sulfur merupakan padatan kristalin kuning cerah. Kimia, belerang dapat bereaksi baik
sebagai oksidan atau mengurangi agen. Ini mengoksidasi logam yang paling dan beberapa nonmetals,
termasuk karbon, yang mengarah untuk mengisi negatif dalam senyawa organosulfur kebanyakan,
tetapi mengurangi oksidan yang kuat beberapa, seperti oksigen dan fluor.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni dan sulfida dan mineral sulfat. Kristal elemen
sulfur biasanya dicari oleh kolektor mineral untuk bentuk cerah mereka polyhedron berwarna.
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida
dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang
dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran
ini diberi simbol sebagai SOx.
Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4,garam-garam sulfit,
garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.Dari cemaran tersebut yang paling penting adalah
SO2 yang memberikan sumbangan 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam
bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi total.

GAMBARAN KLINIK
Arsen
Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akan lebih parah dari
pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.Terlihat
kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.
Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah berkurang),terutama
neutropeni (sel darah putih menurun). Produksi sel darah merah berhenti dan adanya gambaran
basophilic stippling. Anemia yang ada hubungannya dengan defisiensi asam folat juga terlihat.

Sulfur
Sodium lauryl sulfate (SLS), sodium laurilsulfate atau sodium dodecyl sulfate (SDS atau
NaDS) (C12H25SO4Na) adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk pembersih.

Telah diteliti bahwa SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun
dikonsumsi. Tetapi dari percobaan ditemukan SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan wajah
ketika dioleskan dalam waktu yang lama dan terus menerus (lebih dari 1 jam) pada remaja. Studi
klinik terhadap 30 pasien yang sering mengeluhkan sariawan, membuktikan pasta gigi yang
mengandung SLS dapat menyebabkan sariawan lebih besar dibandingkan dengan pasta gigi
bebas detergen. Sebuah studi klinik lain membuktikan tidak ada efek yang signifikan untuk
penderita sariawan ketika dibandingkan menggunakan pasta gigi dengan dan tanpa SLS.
SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun dikonsumsi. Review di
dalam literatur ilmiah menyebutkan "SLS negatif dalam tes ames (tes mutasi bakterial), tes
mutasi gen dan test pertukaran kromatid pada sel mamalia, juga di studi mikronukleus pada tikus.
Hasil yang negatif ini membuktikan SLS tidak berinteraksi dengan DNA.

Sebuah studi awal menyimpulkan SLS di dalam pasta gigi menyebabkan munculnya
sariawan.Studi ini menunjukan secara statistik penurunan drastis dalam jumlah sariawan dari
14,3 menggunakan pasta gigi SLS menjadi 5,1 menggunakan pasta gigi bebas SLS. Hasil dari
studi klinik saat membandingkan kemungkinan terjadi sariawan dengan penggunaan pasta
gigi mengandung atau bebas SLS, menyimpulkan individu dengan penderita sariawan
dianjurkan menggunakan pasta gigi bebas SLS.

PENATALAKSANAAN

Sulfur
1. Menstabilkan kondisi tubuh pasien
2. Membenahi Status Gizi Pasien , dengan cara memberikan Asupan yang cukup . seperti
memberikan sumber protein hewani.
3. Perawatan yang berlangsung secara perlahan-laha.
Arsen
1. Menstabilkan Kondisi tubuh pasien
2. Membenahi status gizi pasien , dengan cara menghindari sumber makanan yang cukup
tinggi
kandungan Arsen, misalnya beras merah .
3. Perawatan yang berlangsung secara perlahan-lahan

KAITAN PERILAKU & LINGUNGAN TERHADAP PENGGUNAAN ARSEN DAN SULFUR


Arsen
Dalam berbagai kondisi lingkungan alamiah, arsenik mudah berubah valensi dan bentuk
kimiawinya. Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi valensi arsen dan spesiasinya adalah : pH
lingkungan ( dalam kisaran pH = 4 - 10, As (V) spesies bermuatan negatif dalam air, dan spesies
netral As(III) menjadi dominan); potensial redoks; kehadiran ion kompleks (belerang, besi, dan
kalsium); aktivitas mikroba (Vance, 2001.).
Toksisitas arsenik dan mobilitasnya telah terbukti bervariasi dengan bentuk kimiawi dan
keadaan valensinya. Dalam air laut dan air permukaan, arsenit dan arsenat merupakan spesies yang
dominan. Berbagai tingkat toksisitas dan kelarutan arsenik dapat dibuktikan dalam senyawa kimia
yang mengandung arsenik (National Research Council, 1999). Mobilisasi arsenik dalam air tanah

dikendalikan oleh beberapa reaksi yaitu pelarutan/ pengendapan, adsorpsi / ko-presipitasi, dan
reduksi/ oksidasi.
Toksisitas arsenik sangat tergantung pada dua bentuk kimiawinya, yaitu arsen anorganik dan
arsen organik. Spesies arsenik anorganik (arsenit dan arsenat) dalam air tanah telah menyebabkan
gangguan wabah keracunan yang luar biasa di seluruh dunia. Spesies arsenik organik (biasanya
MMA, DMA) merupakan metabolit yang lazim ditemukan dalam tubuh manusia dan toksisitasnya
relatif rendah. Konsentrasi total arsenik tidak dapat digunakan untuk menjelaskan toksisitas arsenik
dalam lingkungan.
Tanah yang terkontaminasi arsenik merupakan salah satu sumber utama polutan arsenik
dalam air minum. Fitoremediasi berbasis tanaman dikembangkan untuk menghilangkan kontaminan
beracun dari tanah dan air, teknologi ini telah menerima banyak perhatian dari para ilmuwan.
Meskipun sejumlah tanaman telah diidentifikasi sebagai hyperaccumulators untuk phytoextraction
berbagai logam, dan beberapa jenis tanaman telah digunakan dalam aplikasi lapangan, namun belum
ada hiperakumulator untuk arsenik yang telah dilaporkan sebelumnya hingga ditemukannya jenis
Pakis-Brake (Pteris vittata), yang dapat hyperaccumulate arsenik dari tanah.
Distribusi Arsen (As) dan toksikologi nya dalam lingkungan merupakan masalah yang serius,
jutaan orang di seluruh dunia terpengaruh oleh toksikosis As ini. Sumber kontaminasi As bersifat
alamiah dan antropogenik , dan skala kontaminasi As ini berkisar dari lokal hingga regional. Ada
banyak bidang penelitian yang sedang aktif dilakukan untuk mengatasi masalah kontaminasi As. Hal
ini termasuk metode baru skrining As di lapangan, menentukan epidemiologi As pada manusia, dan
mengidentifikasi risiko paparan As di bidang pertanian. Remediasi pasokan air yang tercemar As
sangat penting dan penelitian penilaian potensi perbaikan alamiah serta fitoremediasi. Bidang lain
penelitian mikrobiologis diarahkan untuk proses mediasi interaksi biogeokimia As dalam lingkungan.
Pada tahun 2005, sebuah konferensi diadakan untuk mempertemukan ilmuwan yang terlibat dalam
banyak bidang yang berbeda beda dalam penelitian As. Bhattacharya et al. (2007) mengkaji
masalah masalah As yang telah lama diteliti oleh para peneliti, dan temuan-temuan baru yang
disajikan dalam konferensi ini. Tulisan ini memberikan latar belakang ilmiah bagi isu-isu yang
dibahas dalam konferensi , bersama-sama dengan kajian isu-isu kontemporer dan sejarah pencemaran
As serta dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Dalam air hujan biasanya kondisi oksidasi arsenik bervariasi sesuai dengan sumber arsenik.
Bentuk arsenik yang dominan adalah As (III)2O3 kalau polutan arsenik dalam air hujan ini berasal
dari smelter, pembakaran batu bara dan sumber vulkanik; sedangkan spesies organik dapat diperoleh
melalui penguapan dari tanah; arsine (As(III-)H3) dapat berasal dari tempat pembuangan sampah dan
tanah-tanah reduksi (tanah gambut) dan arsenat mungkin juga berasal dari aerosol laut. Bentuk-bentuk
arsenik reduksi dapat mengalami oksidasi oleh O2 di atmosfer dan reaksi-reaksi dengan SO2 atmosfer
atau O3.

Sulfur
Bahan-Bahan Pencemar yang Terutama Mengganggu Saluran Pernafasan Organ pernafasan
merupakan bagian yang diperkirakan paling banyak mendapatkan pengaruh karena yang pertama
berhubungan dengan bahan pencemar udara. Sejumlah senyawa spesifik yang berasal dari gas buang
kendaraan bermotor seperti oksida - oksida sulfur dan nitrogen, partikulat dan senyawa-senyawa
oksidan, dapat menyebabkan iritasi dan radang pada saluran pernafasan. Walaupun kadar oksida
sulfur di dalam gas buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin relatif kecil, tetapi tetap
berperan karena jumlah kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar makin meningkat. Selain itu
menurut studi epidemniologi, oksida sulfur bersama dengan partikulat bersifat sinergetik sehingga
dapat lebih meningkatkan bahaya terhadap kesehatan.
Oksida sulfur dan partikulat Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas buang yang larut dalam air
yang langsung dapat terabsorbsi di dalam hidung dan sebagian besar saluran ke paru-paru. Karena
partikulat di dalam gas buang kendaraan bermotor berukuran kecil, partikulat tersebut dapat masuk
sampai ke dalam alveoli paru-paru dan bagian lain yang sempit. Partikulat gas buang kendaraan
bermotor terutama terdiri jelaga (hidrokarbon yang tidak terbakar) dan senyawa anorganik (senyawasenyawa logam, nitrat dan sulfat). Sulfur dioksida di atmosfer dapat berubah menjadi kabut asam
sulfat (H2SO4) dan partikulat sulfat. Sifat iritasi terhadap saluran pernafasan, menyebabkan SO2 dan
partikulat dapat membengkaknya membran mukosa dan pembentukan mukosa dapat meningkatnya
hambatan aliran udara pada saluran pernafasan. Kondisi ini akan menjadi lebih parah bagi kelompok
yang peka, seperti penderita penyakit jantung atau paru-paru dan para lanjut usia.
Sulfur oksida dan Nitrogen merupakan dua zat utama yang menyebabkan terjadinya hujan
asam. Kedua zat ini bersal dari hasil pembakaran, terutama bahan bakar fosil (minyak dan batubara).
Dari aktivitas tersebut, kedua senyawa ini akan berkumpul di udara dan bergabung dengan uap air.
Akibatnya, ketika hujan turun, akan terjadi hujan asam. Upaya pencegahan terjadinya hujan asam
dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar yang mengandung sulfur, dan nitrogen
tinggi.

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN TERHADAP PENGGUNAAN ARSEN DAN SULFUR


Setiap saat, ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat, perubahan
tersebut dianggap sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu bisa terjadi, tetapi tidak semua
obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa obat hanya dipengaruhi oleh makanan tertentu.
Interaksi obat-makanan dapat terjadi dengan obat yang diresepkan oleh dokter, obat yang dibeli bebas,
produk herbal, dan suplemen diet. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau bahkan fatal
pada kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya tidak akan menyebabkan
perubahan yang berarti terhadap kesehatan anda.

Sulfur
Dapat berupa unsur (elemental) sulfur atau ikatan (compound) sulfur. Menurut Mills dan Kligman
(1972) untuk sulfur bersifat komedogenik.
Interaksi Obat Acne Vulgaris Pada Penanganan Lesi Inflamasi dan Komedo Tertutup dan Terbuka
Cara Kerja Obat :
Tretinoin bekerja dengan mengeliminasi peningkatan keratinisasi dan penebalan epitel folikel dengan
cara mempercepat pergantian sel. Clindamycin phospate bekerja dengan menghambat produksi enzim
dan inflamasi atau aktivitas oleh P. acnes pada sebum.
Interaksi Obat :
- Dengan sabun atau kosmetik yang mengandung obat atau bersifat abrasive.
- Cleanser atau preparat jerawat yang mengandung peeling agent seperti resorcinol,
acid, sulfur.

salicylic

- Preparat topikal yang mengandung alkohol seperti after-shave lotion, astringent, perfumed toiletris,
shaving cream atau lotion.
- Kosmetik atau sabun yang mempunyai sifat mengeringkan.
- Dengan produk untuk rambut seperti semir rambut atau penghilang bulu.
- Obat-obat yang membuat fotosensitif seperti fluoroquinolone, phenothiazine, sulfonamide, thiazide
diuretic.

Arsen
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steel-grey).
Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan
berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3).
Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada
umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih.
Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air panas .
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen trioksida
misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang,
penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis.
Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing,
amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat
lain yang lebih aman. Arsen dalam dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan sebagai obat
pada resep homeopathi .

Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam bidang pertanian.
Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit, natrium arsenit, kalsium arsenat
dan senyawa arsen organik digunakan sebagai pestisida. Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika
Serikat, perlu diberi pestisida yang mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi
hama tanaman tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan rokok.

http://tralalaikrima.blogspot.com/2012/04/makalah-toksikologi-arsen-as.html
http://defiandhayani.blogspot.com/2012/10/interaksi-obat.html
http://www.farmasi-id.com/kegunaan-mineral-bagi-tubuh/
http://oktafianaoka.blogspot.com/2012/12/belerang.html

You might also like