You are on page 1of 8

TERMODINAMIKA METALLURGI

Termodinamika proses metalurgi termasuk Termodinamika metalurgi dan berbagai


proses metalurgi terkait interaksi antara sistem. Untuk pembuatan baja, yang terlibat termasuk
sistem terak metalurgi, baja cair, tahan api, fluks metalurgi dan gas, dan pendinginan yang
dihasilkan inklusi baja cair. Untuk proses metalurgi, termasuk pembakaran, meniup oksidasi,
pemurnian oksidasi dan terak - baja antara berbagai reaksi. Ketika mempelajari blast furnace,
sistem metalurgi diperluas untuk bijih besi, kokas dan besi cair, proses metalurgi
meningkatkan solusi kue, sintering, sistem pelletizing, mengurangi peleburan dan slag beberapa reaksi antara besi. Ketika mempelajari metalurgi non-ferrous, sistem metalurgi
meleleh diperluas untuk matte, terak kuning, garam cair, dan garam dan sistem pelarut
organik dan resin pertukaran ion, proses pemanggangan metalurgi Sejalan meningkat,
membuat matte peleburan, klorida, pencucian, curah hujan , elektrolisis, ekstraksi pelarut dan
pertukaran ion. Jelas, studi tentang sistem yang kompleks termodinamika metalurgi dan
berbagai proses metalurgi interaksi antara sistem yang relevan adalah tugas kompleks sangat
sulit.
Dari sudut pandang termodinamika, isi metalurgi termodinamika hukum aksi massa
dapat dibagi lagi, energi bebas, entalpi, entropi, aktivitas, persamaan Gibbs-Duhem,
kelarutan, koefisien partisi, diagram fasa dan sebagainya. Pirometalurgi, entalpi bebas diagram suhu (juga dikenal sebagai potensi diagram oksigen atau Elligham-Richard-son
gambar) menunjukkan serangkaian senyawa logam entalpi bebas standar dan ketergantungan
suhu, yang dapat menambah stabilitas relatif berbeda membuat perbandingan kuantitatif, dan
digunakan untuk menghitung konstanta kesetimbangan untuk reaksi metalurgi. Untuk
hidrometalurgi, diagram Potensi-pH (juga dikenal sebagai diagram Pourbaix) menunjukkan
berbagai logam padat dan terlarut dalam larutan senyawa dari kesetimbangan termodinamika,
dapat memberikan gas fase keseimbangan zat terlarut. Angka pada logam bawah mengingat
kondisi pencucian atau erosi memiliki referensi tertentu dan nilai aplikasi.
Penerapan dalam reaksi metalurgi dapat dilakukan untuk membuat lebih lengkap dan
dilakukan, dari sudut pandang termodinamika pandang dapat menggunakan metode berikut:
Pilih kondisi reaksi yang sesuai, entalpi bebas standar variabel menjadi lebih negatif
sejauh mungkin, meningkatkan reaksi kegiatan substansi, mengurangi aktivitas dari
produk reaksi. Tugas Metalurgi pekerja adalah untuk berlatih dalam penggunaan pandai
produksi prinsip-prinsip ini dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan tertentu.

Di Hall (CMHall) aluminium metode elektrolit ditemukan sebelum Cowles


bersaudara (Cowles) lebih dulu menemukan metode pengurangan karbon untuk
mempersiapkan paduan tembaga, pada penerapan termodinamika metalurgi atas. Tinggi
karbon ferrochrome peleburan baja karbon sebagai bahan baku, dan didasarkan pada
termodinamika metalurgi, suhu digunakan untuk meningkatkan metalurgi bertiup argon
dicampur dengan oksigen untuk mencapai, dalam kondisi seperti itu, karbon dapat teroksidasi
prioritas kromium. Selain itu, metode pengurangan hidrometalurgi hidrogen tekanan tinggi
diterapkan

pada

praktek

produksi

termodinamika

metalurgi

contoh.

Pembuatan baja
Pembuatan baja awalnya kerajinan melalui metalurgi studi termodinamika
berkembang menjadi ilmu. Misalnya, Kerber (? FK RBER) dan Oelsen (W.Oelsen)
ditemukan dalam terak besi oksida (FeO) dan baja di [Mn] dari reaksi berikut:
(FeO)

[Mn]

(MnO)

[Fe]

(a)

kesetimbangan

konstan

(2)

Bukan dengan terak FeO, MnO perubahan konten relatif, sistem FeO-MnO yang diperoleh
adalah solusi kesimpulan yang ideal.
Tinjauan penelitian termodinamika dalam pengembangan proses metalurgi, Schenck
(H.Schenck), Chipman (J.Chipman), Elliott (JFElliott) semua membuat kontribusi penting,
dan terutama Chipman serangkaian kerja yang sistematis kebanyakan orang terpuji.
Kompilasi data dalam termodinamika metalurgi ada banyak aspek monograf dan
mempublikasikan, misalnya, Elliot dan Gl (M. Gleiser) dari "baja termokimia" Kuba
Krzyzewski (O.Kubas-chewski), Evans (ELEvans) dan Alcock "Metalurgi Termokimia" dan
seterusnya. Sejak 1970-an, pembangunan adalah untuk membangun database termokimia dan
dapat diambil dan diproses oleh komputer, yang sangat dapat mempercepat kecepatan
perhitungan. Institut Metalurgi Kimia pada tahun 1979 untuk membangun database
termokimia anorganik.
China Metallurgical Pekerja dikombinasikan fluor Baotou bijih besi tanur peleburan
tes pada tindakan fluoride dalam peleburan dan fluor yang mengandung blast furnace slag
sifat termodinamika dari penelitian yang lebih mendalam. Sebagai contoh, terak dan gas
campuran pendekatan yang seimbang H2O-HF antara tanur fluor yang mengandung terak
penentuan komponen dalam kegiatan ini. Namun, pengolahan data, itu harus dari aktivitas
CaO dan CaF2 kedua rasio aktivitas dihitung, yang biasanya harus dimodifikasi persamaan
Gibbs-Duhem. Untuk sistem biner, memperoleh alternatif persamaan Gibbs-Duhem adalah
(3) sampai batas tertentu, telah memperkaya isi termodinamika metalurgi. Rumus di atas a1,

a2 mewakili komponen sistem biner dalam pertama dan kedua kegiatan, N2 adalah fraksi mol
komponen kedua. Selain itu, karena banyak Baotou mineral langka yang mengandung bijih
besi, langka bumi daur ulang dan aplikasi menjadi isu penting, Cina Pekerja Metalurgi di
daerah

ini

untuk

banyak

pekerjaan

penelitian

termodinamika.

Kontribusi Termodinamika Metalurgi


Dengan Ore polimetalik dan semakin pentingnya bijih ramping, termodinamika
metalurgi juga semakin menunjukkan peran penting. Sebagai contoh, agen ekstraksi koefisien
partisi baru dan penerapan hasil penelitian telah menyebabkan Cina Jinchuan tambang nikel
dalam pemanfaatan komprehensif mencapai hasil ekonomi yang baik. Termodinamika proses
metalurgi dapat terus meningkatkan kemurnian logam, seperti baja, kandungan sulfur selalu
sangat sedikit, sekarang dikurangi menjadi beberapa ratus ribuan. Oleh karena itu, kita bisa
mengharapkan, termodinamika metalurgi juga dapat pemurnian logam murni dan
semikonduktor untuk berkontribusi dalam hal ini kotoran biasanya beberapa bagian per juta
(ppm) atau bagian per miliar (ppb) untuk mewakili. Umum digunakan dalam pembuatan baja
proses termodinamika CO dan keseimbangan ekuilibrium H2-H2O telah diterapkan untuk
silikon,

germanium,

indium

dari

pemurnian.

PENERAPAN TERMODINAMIKA
1. Termodinamika Reduksi Bijih Besi
Termodinamika menjawab apakah suatu reaksi di dalam proses reduksi bijih besi oleh
reduktor batubara dapat berlangsung. Dengan melihat nilai perubahan energi bebas Gibbs
standard (G0) pada setiap kemungkinan reaksi yang terjadi, dapat diketahui apakah reaksi
tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jika nilai G 0 adalah negatif maka reaksi tersebut
dikatakan berlangsung yang artinya adalah reaksi akan berlangsung ke arah produk.
Sebaliknya ketika nilaiG0 adalah positif maka reaksi tidak berlangsung atau reaksi akan
berlangsung ke arah reaktan.
Perubahan G0 dapat diperhitungkan melalui persamaan sebagai berikut [Habashi., 1968] :
G0 = H0 TS0 ...........................................................(1)
Pada persamaan (10) dapat dijelaskan bahwa G0 adalah perubahan sejumlah energi entalpi
standard (H0) dikurangi dengan perubahan entropi standard (S0) pada temperatur tertentu.
Karakteristik bijih besi yang dicirikan dengan sejumlah pengotor seperti SiO2,
Al2O3 dan Cr2O3 dapat mengganggu jalannya proses reduksi. Secara termodinamika pengotor-

pengotor tersebut tidak dapat direduksi oleh CO walaupun temperatur reduksi dinaikkan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1 Diagram Ellingham untuk kestabilan SiO2, Al2O3, Cr2O3, NiO dan CoO
[Rosenqvist.,1983]
Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa garis kurva 2CO + O 2 = CO2 (a) tidak akan
bersinggungan dengan garis pembentukkan SiO2, Al2O3 dan Cr2O3. Hal ini mengindikasikan
bahwa oksida-oksida tersebut tidak dapat direduksi oleh gas CO walaupun temperatur
dinaikkan karena G0selalu bernilai positif, seperti yang diperlihatkan pada persamaan reaksi
berikut [Rosenvqist., 1983]:
SiO2 + 2CO Si + 2CO2

G01273 = + 81,3 Kkal .............(2)

Al2O3 + 3CO 2Al + 3CO2 G01273 = + 66,35 Kkal ...........(3)


Cr2O3 + 3CO 2Cr + 3CO2 G01273 = + 190,1 Kkal ...........(4)
Jika pengotor tersebut membentuk ikatan dengan Fe dan ditambah dengan kadarnya yang
tinggi maka akan mengurangi reducibility pada bijih besi
Karakteristik bijih besi ditandai juga dengan kandungan logam pengotor seperti Ni
dan Co. Adapun Ni dan Co yang masih dalam bentuk oksida dapat tereduksi oleh CO. Seperti
yang diperlihatkan pada

Gambar 1. bahwa kurva oksidasi Ni dan Co berada diatas kurva

(a), sehingga G0 reduksi NiO dan CoO oleh CO akan bernilai negatif, seperti yang
ditunjukkan pada persamaan berikut [Rosenvqist., 1983]:
NiO + CO Ni + CO2

G01273 K : - 12,55 Kkal .................(5)

CoO + CO Co + CO2

G01273 K : - 6,57 Kkal ...................(6)

Berlangsungnya reduksi NiO dan CoO pada saat proses reduksi akan menyebabkan
terganggunya reduksi besi oksida oleh CO Karena secara termodinamika afinitas CO akan
lebih

cenderung mereduksi

Fe3O4ataupun

NiO

dan

CoO

dibandingkan

dengan

FeO. Seperti yang diperlihatkan pada persamaan berikut [Rosenvqist.,

1983]:
3Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2

G01273 K = -24,19 Kkal ..........(7)

Fe3O4 + CO 3FeO + CO2

G01273 K = - 4,46 Kkal ..............8)

FeO + CO Fe + CO2

G01273 K = +2,01 Kkal ..............(9)

2. GIBBS FREE ENERGI


Gibbs free energy (G) adalah energi termodinamik dari suatu sistem yang dapat
diubah menjadi usaha/kerja pada T dan P konstan.
G A + PV
Gibbs free energy mencapai nilai maksimum jika prosesnya berupa reversible process.
G = A + PV
Diferensial:
dG = dA + d(PV)
= S dT P dV + P dV + V dP
dG = S dT + V dP
Untuk sistem tertutup pada T dan P konstan
dGT,P 0
Proses Elektrolisis Aluminium
Aluminium sebagai salah satu unsur logam yang terdapat berlimpah di
alam dan merupakan unsur terbanyak ketiga setelah oksigen. Unsur ini sangat
reaktif

sehingga

di

alam

tidak

pernah

ditemui

aluminium

dalam

keadaan native. Di alam aluminium berupa oksida, diantaranya adalah bauksit


(Al2O3.H2O) dan oksida ini sangat stabil sehingga tidak dapat direduksi seperti
logam logam lain. Reduksi aluminium hanya dapat dilakukan dengan
elektrolisis. Namun sebelum proses elektrolisis aluminium terlebih dahulu
melewati proses bayer yaitu proses pelepasan senyawa hidrat dari bauksit
hingga terbentuk alumina, yang kemudian akan dielektrolisis dengan proses HallHeroult, spesifikasi alumina sebagai bahan baku utama proses Hall-Heroult.

Tahapan proses bayer:


1.

Ekstraksi:
Al2O3.xH2O + 2 NaOH

2.

= 2 NaAlO2 + (x + 1)H2O.(1)

Dekomposisi
2 NaAlO2 + 4 H2O

3.

2 NaOH +Al2O3.3H2O..(2)

Kalsinasi
Al2O3.3H2O

Al2O3 + H2O....(3)

Selain alumina bahan baku lainnya adalah soda abu (Na2CO3) dan
aluminium florida (AlF3) dan kriolit (Na3AlF6), gas HF serta beberapa campuran
lain sebagai pemadu dengan kadar tertentu. Untuk proses elektrolisis, elektroda
yang digunakan pada masing-masing kutub adalah karbon dengan keadaan dan
sifat berbeda pada anoda dan katoda. Adapun cairan elektrolit yang digunakan
adalah kriolit (Na3AlF6) yang lebih dikenal dengan sebutan bath. Sel elektrolisa
pada reduction plant ini terbuat dari steel yang dilapisi refractory pada bagian
dalamnya.
Reaksi Penangkapan Gas HF
Gas HF dapat terbentuk selama proses elektrolsis. Reaksi pembentukan
gas HF adalah sebagai berikut:
Na3AlF6(I) + 3/2 H2

Al(l) + 3NaF(l) + 3 HF....................(4)

Potensial listrik 1,53 volt pada suhu operasi. Gas HF juga dapat terbentuk melalui
reaksi:
2AlF3(l) + 3H2O

Al 2O3(l) + 6HF....................................(5)

Gas HF selanjutnya akan bereaksi dengan alumina (Al2O3).

Reaksi Anodik

Dalam proses elektrolisis reaksi yang dapat terjadi pada anoda adalah:
C(s) + O2 (g)

CO2 (g)......................................(6)

2C(s) + O2(g)

2CO(g)......................................(7)

Jika pada potensial sel elektrolisis lebih besar dari 1,02 volt maka reaksi yang
dapat terjadi:
Al2 O3 (sat) + 3C (s)

4Al (l) + 3 CO2(g)........................8)

Reaksi Katodik
Reaksi yang dapat terjadi di sekitar katoda adalah dekomposisi ion AlF4dari kriolit menjadi ion Al3+ dan F-:
AlF4-

Al3+ + 4F-............(9)

reaksi Al3+ :
Al3+ + 3 e

Al (l)..........................................................(10)

Dan reaksi antara natrium dan kriolit dengan Al:


Al (l) + 3 Na+ =

3Na + Al3-...........................................(11)

Reaksi Utama Elektrolisis Alumina


Reaksi

keseluruhan

pada

industri

elektrolisis

alumina

dengan

menggunakan anoda karbon adalah sebagai berikut :


2Al2O3 (l) + 3C (s)

4 Al (l) + 3CO2 (g)............(12)

Reaksi ini berlangsung pada temperatur sekitar 977oC, beda potensial 1,18 volt.
Mekanisme reaksi yang paling sering terjadi adalah reduksi Al2O3 secara
langsung dengan reaksi :
Al2O3
AlO2

AlO2- + AlO+.................................................(13)
=

Al 3++ 2O2-....................................................(14)

Reaksi katodik :
2Al3+ + 6 e-

6 Al........................................................(15)

R
eaksi anodik
3 O2- =

3/2 O + 6 e-......................................................(16)

Reaksi di atas adalah reaksi utama, reaksi ini tidak mengabaikan fakta bahwa Na
pada anoda.

You might also like