Professional Documents
Culture Documents
Nama
NPM
Tugas
Rico Saputra
260110130099Pembahasan, Simpulan
Nur Fitriatuzzakiyyah
Ani Hanifah
Hendita Faradina
260110130102Pembahasan, Simpulan
Qisty Ahla D
Angelika Riati
260110130104Pembahasan, Simpulan
TTD
( Shintya ) (Benedictus)
I.
TUJUAN
Mengamati secara langsung atau tidak langsung produk. kegiatan enzimatik
bakteri.
II.
PRINSIP
1. Aseptis
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang
menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk
mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.
Kerja aseptic dilakukan dengan bekerja diantara dua nyala api Bunsen
dengan jarak +/- 20 cm. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan
kontaminasi.
2. Inkubasi
Inkubasi merupakan waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya setiap
proses pertumbuhan tertentu. Misalnya, jangka waktu untuk bakteri untuk
tumbuh adalah masa inkubasi.
3. Sifat fisiologis bakteri
Sifat fisiologis bakteri merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh
suatu bakteri terhadap reagen-reagen tertentu.. hal ini sangat penting
didalam proes identifikasi suatu bakteri.
4. Pertumbuhan bakteri
Pertumbuan bakteri dibagi kedalam 4 fase, yaitu fase lag phase yang
merupakan fase adaptasi bakteri, lalu Log phase yang merupakan fase
pertumbuhan dari suatu bakteri, lalu Stationer phase dimana pertumbuhan
dan kematian seimbang atau stasioner, dan yang terahir adalah Death
phase yang merupakan fase kematian dari bakteri.
III.
TEORI DASAR
Isolasi dan identifikasi merupakan metode konvensional dalam
pemeriksaan bakteri yang didasarkan pada reaksi biokimia. Oleh karena itu,
dalam isolasi dan identifikasi bakteri diperlukan media yang selektif. Setelah
dilakukan pewarnaan Gram dilanjutkan dengan uji biokimia pada berbagai
media seperti gula. Bakteri yang sudah diisolasi dan diidentifikasi selanjutnya
diuji secara serologis untuk menentukan serotipenya. Isolasi dan identifikasi
untuk berbagai jenis bakteri dapat mengikuti metode Cowan (suwito, 2010).
Selain itu,isolasi bakteri merupakan proses mengambil bakteri dari
medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan
sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat
ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas
dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik
aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Bila tidak dijalankan
dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain
sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga
melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Metabolisme adalah semua reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel
yang menghasilkan energi dan yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan selular, seperti
pergerakan. Reaksi kimiawi yang membebaskan energi melalui perombakan
nutrient disebut reaksi disimilasi atau penguraian; jadi merupakan kegiatan
katabolik sel. Sedangkan reaksi kimiawi yang menggunakan energi untuk
sintesis dan fungsi-fungsi sel lainnya disebut reaksi asimilasi atau anabolik.
Jadi,
reaksi
disimilasi
menghasilkan
energi,
dan
reaksi
asimilasi
sel
merombak
ikatan-ikatan
kimiawi
tertentu
selama
Mikroorganisme
heterotrofik
nonfotosintesik
memperoleh
energinya dari oksidasi (pengusiran electron atau atom hydrogen) senyawasenyawa anorganik (Pelczar dan Chan, 1986).
Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan
tempat bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu endoenzim dan
eksoenzim. Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel. Sistem
endoenzim selain bersifat anabolik dapat juga bersifat katabolik.sedangkan
eksoenzim yaitu enzim yang disekresikan ke luar sel dan berdifusi ke dalam
media. Sebagian besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa
eksoenzim menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekulmolekul yang lebih sederhana. Molekul-molekul yang lebih kecil ini
kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel (Waluyo,
2004).
Enzim merupakan katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan
dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa enzim akan
berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan
reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah
secara permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim merupakan biokatalis yang
berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Enzim memiliki kemampuan
untuk mengkatalisis suatu reaksi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis.
Hampir tiap rekasi biokimia dikatalis oleh enzim. Enzim merupakan katalis
yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri.
Enzim juga memungkinkan suatu selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu
pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain.
Kespesifikan enzim disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugusgugus polar (atau nonpolar) yang terdapat dalam struktur enzim tersebut.
Beberapa enzim bekerja bersama suatu kofaktor nonprotein, yang dapat
berupa senyawa organik maupun anorganik (Lehninger, 1995).
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikroba seperti bakteri
berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh
pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang
dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang menghasilkan
warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan
pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim
gelatinase atau kemampuan untuk menghidrolisis lemak (Pelczar dan Chan,
1986).
Dalam mengidentifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri
yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan
sifat morfologi koloni serta pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya.
Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri
tersebut.Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui
sifat-sifat suatu koloni bakteri. Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia
biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan
reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan
senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo, 2004).
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting
di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara
morfologis biakan atau pun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa,
tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang
diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik
dan klasifikasi sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi
enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media
Uji Katalase
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk
mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob
fakultatif, atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen
manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi
bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya
antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang
2 H2O
O2
Uji indol
Uji
indol
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
dalam
proses
Uji MR-VR
Uji MR bertujuan untuk menentukan kemampuan mikroorganisme untuk
mengoksidasi glukosa dan menstabilkan konsentrasi asam yang tinngi
sebagai produk akhir. Sedangkan uji VR untuk membedakan kemampuan
mikroorganisme untuk menghasilkan produk akhir non-asam atau netral
Uji Sitrat
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme untuk
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi
(Capuccino dan Sherman, 1992).
(Strohl, 2001):
Autoclave
Bunsen
Inkubator
Ose berujung lurus dan bundar
Rak tabung reaksi
Tabung durham
Tabung reaksi
Gambar alat:
4.2 Bahan
Agar miring sitrat Simmons
Agar miring TSIA/H2S
biakan dalam agar miring trypticase soy agar (TSA); Staphylococcus
aureus.
biakan dalam trypticase soy broth (TSB) berumur 24 jam: Escherichia
coli, Enterobacter aerogenes, pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris,
Bacillus subtilis, bacillus cereus, streptococcus mitis, streptococcus
Kaldu sakarosa
Kaldu tripton
Media Sulfite SIM
Medium MR
Medium VP
Nutrient Agar
Reagen Barritt
Reagen Kovac
Reagen uji nitrit
Suspensi bakteri
V. PROSEDUR
1. Uji fermentasi karbohidrat
Biakan diamati di dalam tabung durham berisi kaldu glukosa
dengan indicator merah fenol. Bila Warna medium berubah menjadi
kuning, artinya bakteri tersebut membentuk asam dari fermentasi glukose.
Bila pada tabung kecil yang diletakkan terbalik di dalam tabung media itu
terdapat gelembung, artinya dari fermentasi tersebut terbentuk pula gas.
Kemudian hasil pengamatan ditulis dalam tabel pengamatan.
2.
3. Uji VP (Voges-Proskauer)
Reagen Barritt yaitu 10 tetes larutan A dan 10 tetes larutan B
ditambahkan pada sisa biakan dalam medium MR-VP masing-masing
organisme. Tabung-tabung tersebut dikocok keras-keras selama 20-30
VI.
DATA PENGAMATAN
N
Jenis uji
Sebelum
Sesudah
keterangan
o
1
Uji
Media
fermentasi
berubah
karbohidra
dari merah
menjadi
(glukosa)
kuning, dan
terdapat gas
Gelembung udara
Uji
Media
fermentasi
berubah
karbohidra
dari merah
t (laktosa)
menjadi
kuning, dan
terdapat gas
Gelembung udara
Uji
Media
fermentasi
berubah
karbohidra
dari merah
menjadi
(sakarosa)
kuning,
tanpa
ada
gas
Uji
Warna
fermentasi
media
karbohidra
berubah
t (manosa)
dari merah
menjadi
kuning,
terbentuk
gas
Gelembung udara
Uji
Warna
fermentasi
media
karbohidra
berubah
t (maltose)
dari merah
menjadi
kuning,
terbentuk
gas
Gelembung udara
6
Uji MR
warna
media
berubah
menjadi
merah
setelah
ditambah
methyl red
Uji VP
Tidak
terjadi
perubahan
setelah
diberi
pereaksi naftol
dan
KOH
Tidak
terbentuk
8
Uji indol
cincin
merah
setelah
diberi
reagen
Kovac
Uji TSIA
Media tidak
berubah
10
Uji sitrat
Media tidak
berubah
11
Uji
Tidak
motilitas
tampak
adanya
motilitas
dari bakteri
di
sekitar
tusukan
VII.
PEMBAHASAN
dilakukan
uji
Hidrogen
Sulfide
(H2S)/
TSIA.
laktosa, glukosa dan sukrosa dan produksi hidrogen sulfida. TSIA yang
paling sering digunakan dalam identifikasi Enterobacteriaceae, meskipun
berguna untuk bakteri gram negatif lainnya (Lehman, 2005). Proses uji
H2S/ TSIA dilakukan dengan tabung reaksi diinokulasikan dengan ose
yang disterilisasi dengan cara digoreskan secara zigzag ke agar miring
suspensi bakteri. Tabung diinkubasikan selama 24 jam. Kemudian, amati
perubahan. Hasil uji H2S/TSIA menunjukkan hasil positif. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya endapan hitam dengan gas. Gas positif
dikarenakan gas yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat akan muncul
sebagai celah di media atau akan mengangkat agar-agar dari bagian bawah
tabung (Leboffe, 2011).
7. Uji Sitrat
Uji Sitrat bertujuan mendeteksi kemampuan suatu organisme untuk
memanfaatkan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi.
Bakteri diinokulasi pada medium yang mengandung natrium sitrat dan
indikator pH bromothymol biru. Pemanfaatan sitrat melibatkan enzim
citrat permease, yang memecah sitrat menjadi oksaloasetat dan asetat.
Oksaloasetat lebih lanjut dipecah menjadi piruvat dan CO 2. Produksi
Na2CO3 serta NH3 dari pemanfaatan natrium sitrat dan garam amonium
masing-masing menghasilkan pH basa. Hal ini menyebabkan perubahan
warna medium dari hijau menjadi biru (Hemraj, 2013). Bromothymol blue
digunakan sebagai indikator saat asam sitrat dimetabolisme, menghasilkan
karbondioksida
yang
menggabungkan
natrium
dengan
air
untuk
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Backmann, A. 2006. Carbohydrate metabolism in bacteriause of differences in
carbohydrate metabolism for identifying bacteria. Caister Academic Press.
USA.
Barrow, G.I. and R.K.A. Feltham. 1993. Cowan and Steels, Manual for the
Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Cappuccino , J.G & Sherman. 1983. Microbiology a Laboratory Manual. Addison
dari berbagai spesimen klinis. Vol. 23 No. 4
Dr.Zaraswati Dwyana,M.Si dan Dra.Eva Johannes M.Si.2005. Uji Efektivitas
Ekstrak Kasar Alga Merah Eucheuma cottonii Sebagai Antibakteria
Terhadap Bakteri Patogen.
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambaran. Jakarta.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL . 2004. Microbiology: an introduction (8th ed,
ed.). Benjamin Cummings. San Francisco.
Hemraj V, Diksha S, Avneet G. A Review On Commonly Used Biochemical Test
Biochemical Test for Bacteria. Innovare Journal of Life Science. 2013.1-7.
Hera Noviana.2004.Pola kepekaan antibiotika Escherichia coli yang diisolasi
diisolasi dari berbagai spesimen klinis. Vol. 23 No. 4