You are on page 1of 3

Aorta Insufisiensi

A. Definisi
Insufisiensi katup aorta adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta selama
diastol. Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana terjadi refluk (aliran balik)
darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu relaksasi (Noer, 1996)
B. Etiologi
Penyebab insufisiensi atau insufisiensi darah dari aorta ke ventrikel kiri dapat terjadi
dalam 2 macam kelainan, yaitu:
Dilatasi pangkal aorta seperti yang ditemukan pada
- Penyakit kolagen
- Aortis sifilitika
- Diseksi aorta
Penyakit katup artifisial
- Penyakit jantung reumatik
- Endokarditis bakterialis
- Aorta artficial congenital
- Ventrikel septal defect
- Ruptur traumatik
Genetik
- Sindrom marfan
- Mukopalisakaridosis
(Braunwald, 1995)
C. Patogenesis
Insufisiensi aorta mengakibatkan peningkatan secara bertahap dari volume akhir
diastolik ventrikel kiri. Akibat beban volume ini, jantung melakukan penyesuaian
dengan mengadakan pelebaran dinding ventrikel kiri. Curah sekuncup ventrikel kiri
juga meningkat. Kompensasi yang terjadi berupa hipertrofi ventrikel kiri yang bisa
menormalkan tekanan dinding sistolik. Pada tahap kronik, faktor miokard primer atau
lesi sekunder seperti penyakit koroner dapat menurunkan kontraktilitas miokard
ventrikel kiri dan menimbulkan peningkatan volume diastolik akhir serta penurunan
fraksi ejeksi. Selanjutnya dapat meningkatkan tekanan atrium kiri dan hipertensi vena
pulmonal. (Sarano ME, 2004)
D. Manifestasi Klinik
Insufisiensi aorta biasanya terdeteksi oleh pemeriksaan klinis. Pada insufisiensi aorta
ringan atau akut, jantung berukuran normal, namun pada insufisiensi aorta berat dapat
ditemukan jantung yang tampak membesar serta impuls apeks bergeser ke infero
lateral. Karakteristik bising diastolik insufisiensi aorta adalah bunyi bernada tinggi.
Bising ini terdengar paling jelas di perbatasan sternum kiri. Juga ditemukan bising
diastolik murmur di apeks (austin flint murmur). Dan apabila, keadaan ini

berlangsung terus menerus gejala sesak napas dan nyeri dada pun akan semakin
meningkat. (Sarano ME, 2004)
E. Diagnosis
Anamnesis

: Pasien datang dengan keluhan adanya pulsasi arteri karotis

yang nyata serta denyut pada apeks saat penderita berbaring ke sisi kiri. Selain
itu bisa timbul denyut jantung prematur , oleh karena curah sekuncup yang
besar setelah diastolik yang panjang. Pada penderita kronis bisa timbul gejala
gagal jantung, termasuk dispneu saat aktivitas, edema paru dan kelelahan.
Angina cenderung timbul saat istirahat saat timbulnya bradikardi dan lebih

lama menghilang dibandingkan angina karena penyakit jantung koroner.


Pemeriksaan Fisik
:
- Inspeksi: Normal/ aktivitas jantung kiri meningkat
- Palpasi : Normal/ iktus kordis bergeser kelateral bawah, thrill diastolik di
-

apex
Perkusi : Normal/ pinggang jantung merata, iktus kordis bergeser ke lateral

bawah
Auskultasi : Intensitas bunyi jantung normal atau menurun, early diastolik

murmur di LSB III-IV, mid diastolik murmur di apex (austin flint murmur)
Foto rontgen : terlihat ventrikel kiri membesar, atrium kiri membesar, dilatasi
aorta. Bentuk dan ukuran jantung tidak berubah pada insufisiensi akut, tapi
terlihat edema paru.

Gambar Insufisiensi Aorta dengan edema pulmo

Elektrokardiogram : Terlihat gambaran hipertrofi ventrikel kiri, amplitudo


QRS meningkat, ST-T berbentuk tipe diastolik-overload, interval P-R
memanjang.

Ekokardiogram

: memberikan gambaran anatomi pangkal aorta dan

katup aorta, fungsi ventrikel juga dapat dinilai. Peningkatan dimensi aorta
menyokong kearah insufisiensi kronik.
(Purnomo, et all, 2003)
F. Terapi
Pengobatan medikamentosa
- Vasodilator hidralazin
Yaitu melebarkan pembuluh darah sehingga mengurangi beban kerja
-

jantung.
Ace-inhibitor
Yaitu dapat mempengaruhi ukuran dan fungsi dari ventrikel kiri dan
mengurangi beban di ventrikel kiri, sehingga dapat memperlambat

progresifitas dari disfungsi miokardium.


- Diureetika
Yaitu untuk mengurangi retensi cairan
- Beta bloker
- Antibiotik preventif (penisilin).
Pengobatan pembedahan
Pembedahan dilakukan hanya pada insufisiensi aorta akibat dari diseksi aorta, reparasi
katup aorta bisa dipertimbangkan. Sedangkan pada insufisiensi aorta akibat penyakit
lainnya, katup aorta umumnya harus diganti dengan katup artifisial.
G. Prognosis
Tujuh puluh persen penderita dengan insufisiensi aorta kronis mampu bertahan 5
tahun, sedangkan tiga puluh persen mampu bertahan 10 tahun setelah diagnosis
ditegakan. Penderita dengan insufisiensi aorta lebih mudah terkena endokarditis
infeksi. Namun pada penderita insufisiensi aorta akut dan edema paru memiliki
prognosis buruk, biasanya harus dilakukan operasi. (Purnomo, 2003)

Dafpus
Noer S, Waspadji, et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi Ketiga . FKUI:
Jakarta, 1996
Sarano ME, Tajik AJ, et all. Aortic Regurgitation. N Engl J Med 2004; 351:1539-1546
Purnomo H. Insufisiensi Aorta dalam Rilanto L, Baraas F, Karo S, Roebiono PS.
Buku Ajar Kardiologi.

You might also like