Professional Documents
Culture Documents
Skabies
Definisi
Scabies merupakan salah satu
jenis
penyakit
kulit,
juga
dikenal dengan sebutan gudig
atau kudis.
Skabies adalah penyakit kulit
yang
disebabkan
oleh
Sarcoptes
scabiei
yang
menyebabkan
iritasi
kulit.
Parasit ini menggali parit-parit
di dalam epidermis sehingga
menimbulkan gatal-gatal dan
merusak
kulit
penderita
(Soedarto, 1992).
Manifestasi Klinis
Pruritus nokturna (gatal
pada malam hari)
Adanya
terowongan
(kunikulus) pada tempattempat predileksi yang
berwarna
putih
atau
keabu-abuan, berbentuk
garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan
itu ditemukan papul atau
vesikel.
Penatalaksanaan
Dalam pengobatan pada pasien
skabies biasanya jenis obat yang
digunakan adalah topikal meliputi
belerang endap (sulfur presipitatum),
emulsi benzil benzoat, gama
benzena heksa klorida, krotamiton
10 %, permetrin 5%, jika ditemukan
adanya infeksi sekunder pasien perlu
diberi antibiotik.
Krim permetrin 5%
Nama dagang di Indonesia : Scabimite cream 5% dari
Galenium Pharmacia.
Farmakologi : Permethrin bekerja dengan cara mengganggu
polarisasi dinding sel syaraf parasit yaitu melalui ikatan dengan
Natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan
akhirnya terjadi paralise parasit. Permethrin dimetabolisir dengan
cepat di kulit, hasil metabolisme yang bersifat tidak aktif akan
segera diekskresi melalui urine. Permethrin juga diabsorbsi
setelah pengaplikasian secara topikal, tetapi kulit juga
merupakan sebuah tempat metabolisme dan konjugasi metabolit.
Pengaplikasian 5% permethrin cream biasanya cukup untuk
mebuat hilang ektoparasit dan pengurangan dari simptom
(biasanya pruritus). Pengaplikasian berulang dibutuhkan untuk
mengobati penyakit scabies diantara komunitas orang.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
Anamnesa
Identitas klien
Keluhan utama, Biasanya klien datang dengan
keluhan gatal dan terdapat lesi pada kulit.
Riwayat penyakit sekarang. Biasanya klien
mengeluh gatal terutama pada malam hari dan
timbul lesi berbentuk pustula pada sela jari
tangan, telapak tangan, ketiak, areola mamae,
gluteus, atau perut bagian bawah. Untuk
menghilangkan
gatal,
biasanya
penderita
menggaruk
lesi
tersebut
sehingga
dapat
ditemukan adanya lesi tambahan akibat garukan.
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi ditemukan lesi yang
khas berbentuk pustula, terdapat
bekas garukan pada sekitar lesi
(dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi,
krusta, dan infeksi sekunder). Pada
daerah
predileksi
ditemukan
terowongan kecil, sedikit meninggi,
berkelok-kelok, berwarna putih keabuabuan, panjang kira-kira 10 mm.
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan lesi dan pruritus.
Resiko infeksi berhubungan dengan sifat
menular organisme.
Gangguan pola tidur berhubungan
dengan gatal/pruritus.
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perubahan struktur tubuh.
Kriteria Hasil :
lesi kulit pasien dapat berkurang.
rasa gatal pada kulit klien berkurang.
Intervensi:
Kaji luka terhadap karakteristik lokasi, luas dan kedalaman.
Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan kulit,
meliputi: kebersihan kulit.
Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan
kelembapan yang berlebihan.
Kolaborasi mencegah dan mengobati gatal.