Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya menglami
perubahan biologis, fisis, kejiwaan dan sosial (Undang-undang No 23
Tahun 1992 tentang kesehatan). pengertian dan pengelolaan lansia
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998
tentang lansia sebagai berikut:
a. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
b. Lansia usia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
c. Lansia tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain
2. Batasan Lansia
Menurut dokumen Pelembagaan lansia dalam kehidupan bangsa
yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam rangka perencanaan hari
lansia nasional tanggal 29 Mei oleh Presiden RI, batas umur lansia adalah
60 tahun atau lebih (Setiabudhi, 1999), dan menurut Pedoman Pembinaan
Kesehatan Lansia bagi petugas kesehatan yang diterbitkan oleh
Departemen Kesehatan RI tahun 1999, umur dibagi lansia 3 yaitu:
a. Usia pra senilis atau virilitas adalah seseorang yang berusia 45-49
tahun
11
12
13
14
Perubahan yang terjadi di sel otak dan syaraf berupa jumlah sel
menurun dan fungsi digantikan sel yang tersisa, terganggunya
makanisme perbaikan sel, kontrol inti sel terhadap sitoplasma
menurun, terjadinya perubahan jumlah dan struktur mitokondria,
degenerasi
lisosom
berkuarngnya
butir
yang
mengakibatkan
hoidrolisa
sel,
Nissil,
penggumpalkan
kromatin,
dan
kardiovaskuler,
gangguan
kelenjar
thyroid,
dan
kartikosteroid.
3) Perubahan jaringan yaitu terjadinya penurunan sitoplasma protein,
peningkatan metaplastic protein seperti kolagen dan elastin.
15
b. Perubahan Fisiologis
Menurut Arisman (2004) dan Nugroho (2000) perubahan
fisiologis akibat penuaan terkait status nurtisi (gizi), meliputi:
1) Perubahan sistem gastrointestinal menurut Arisman (2004) yaitu:
a) Rongga mulut: Tanggalnya gigi, dan ketidak bersihan mulut
yang menyebabkan gigi, dan gusi kerap terinfeksi, serta sekresi
air ludah berkurang, yang mengakibatkan pengeringan rongga
mulut, dan berkemungkinan menurunkan cita rasa.
b) Esofagus: Gangguan menelan akibat gangguan neuromuscular,
seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot
menebal
c) Lambung: Lapisan lambung menipis, sekresi HCL dan pepsin
berkurang akibatnya penyerapan vitamin B12 dan zat besi
menurun.
d) Usus: Berat total usus halus berkurang, peristaltic melemah,
penyerapan kalsium dan zat besi menurun.
c. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada lansia sejalan dengan perubahan
secara fisiologis. Masalah psikologis ini pertama kali mengenai sikap
lansia terhadap kemunduran fisiknya (disengagement theory) yang
berarti adanya penarikan diri dari masyarakat dan dari diri pribadinya
satu sama lain. Lansia dianggap terlalu lamban dengan daya reaksi
yang lambat, kesigapan dan kecepatan bertindak dan berfikir menurun
16
kekerabatan
melemah,
tatanan
masyarakat
makin
individualistik
4) Rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional yang
melayani usia lanjut
5) Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia
6) Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi
dan polusi pada kehidupan dan penghidupan lansia.
b. Permasalah Khusus
Menurut Setiabudhi (1999) permasalahan khusus pada lansia
terbagi 2 aspek yaitu:
17
penglihatan
menurun
sebagian
atau
menyeluruh,
yang
dialami
18
periode
yang
sangat
rawan
bagi
lansia.
19
atau
tetangga
berniat
membunuhnya.
dihargai
dan
dihormati,
berhubung
terjadi
20
kepada
individu
dan
menjalankan
kehidupan
21
22
23
sekresa
saliva.
Keluhan
mulut
kering
dapat
24
25
e. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mempengaruhi lansia dalam melaksanakan
pengobatan. Pada lansia secara umu lansia yang memiliki pendapatan
sendiri cenderung menolak bantuan orang lain. Lansia yang tidak
memiliki penghasilan akan menggantungkan hidupnya pada anak atau
saudara meskipun status ekonomi mereka juga tergolong miskin,
dimana lansia menggantungkan hidupnya terutama pada anak
perempuan terdekat. Rata-rata penghasilan lansia adalah < Rp 300.000
lebih rendah daripada rata-rata pengeluaran >300.000. keadaan
tersebut menunjukkan betapa rentannya kondisi ekonomi lansia
apalagi kalau dilihat dari lansia yang tidak berpenghasilan yang secara
langsung akan mempengaruhi dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi
lansia dan perawatan lansia (Siroit, 1999).
f. Faktor Sosial lansia
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu
merasakan
atau
sadar
akan
kematian,
penyakit
kronis
dan
jabatan
atau
pensiun
yang
dipengaruhi
oleh
biaya
untuk
pengobatan.
Keadaan
lansia
ini
26
baik
dan
menimbulkan
permasalahan
misalnya
akan
27
Konsumsi
sumber
protein
pada
lansia
diperlukan
untuk
28
TB (kg)
Energi
Protein
62
165
(Kkal)
2050
(grm)
60
Wanita > 60 Th
55
(Sumber: Dep Kes RI, 2004)
156
1600
50
Pria
> 60 Th
BB (kg)
29
kekurangan
gizi.
Adanya
hambatan
pertumbuhan
dan
30
Untuk Laki-laki
Normal (18 25 )
Kegemukan ( 25-27 )
Obesitas ( > 27)
D. Dukungan Keluarga
1. Pengertian
Menurut sarason (1983) dalam Zainuddin (2002), dukungan
keluarga adalah keberadaan,kesediaan,kepedulian dari orang-orang yang
dapat diandalkan,menghargai dan menyayangi kita. Pandangan yang sama
juga dikemukakan oleh Cobb (2002) dalam Zainuddin (2002),
mendefinisikan dukungan keluarga sebagai suatu tempat yang ada
kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap
menerima kondisinya.
Dukungan keluarga merupakan suatu strategi intervensi preventif
yang paling baik dalam membantu anggota keluarga mengakses dukungan
sosial yang belum digali untuk suatu strategi bantuan yang bertujuan
untuk meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat. Dukungan
keluarga mengacu pada dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga
sebagai sesuatu yang dapat diakses untuk keluarga misalnya dukungan
bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang bahwa orang
31
32
Dukungan
emosionsl mencakup
ungkapan
empati,
33
sosial.
Perawatan
lansia
sangat
penting
karena
dapat
34
Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi
Status Gizi
35
G. Kerangka Konsep
Variabel Independent
Dukungan Keluarga
Variabel Dependent
Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Lansia