You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan

kesehatan

merupakan

bagian

terpenting

dari

pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan


adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya


kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu
upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan adalah
Puskesmas di mana Puskesmas merupakan penanggungjawab penyelenggara
upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama (Depkes, 2004).
Derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai jika didukung dengan
status kesehatan masyarakat yang meningkat. Peningkatan status kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari penurunan angka kematian dan kesakitan. Di
Indonesia sendiri banyak masalah kesehatan yang memerlukan perhatian dari
semua pihak. Salah satu masalah kesehatan yang masih memerlukan
perhatian adalah ISPA. Infeksi Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit
menular yang masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang
termasuk Indonesia. Herawati dan Noor (2012) menyatakan bahwa gejala
seperti umumnya penyakit yang lain, dimulai dari gejala penyakit sedang
sampai berat. Pada ISPA yang menyerang jaringan paru dan sering menjadi
ISPA berat merupakan ISPA yang mengarah ke pneumonia dan merupakan
salah satu penyebab utama kematian pada anak balita, dan di lain pihak dapat
menimbulkan bahaya bagi manusia.
Menurut data Riskesdas (2013) menyebutkan bahwa Period
prevalence ISPA di Indonesia 25,0%, tidak jauh berbeda pada tahun 2007
25,5%. Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada
kelompok umur 1- 4 tahun (25,8%) dan menurut jenis kelamin tidak berbeda
antara laki- laki dan perempuan. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah
sendiri Period prevalence ISPA pada tahun 2013 sebesar 15,7%. Berdasarkan

data kesehatan di Puskesmas I Sumbang tahun 201, ISPA merupakan


termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit di wilayah kerjanya dan tercatat
dalam jumlah kasus terbanyak.
Beberapa laporan pada kejadian ISPA menyebutkan bahwa kondisi
lingkungan dan manusia merupakan faktor utama yang mempengaruhi
adanya kejadian penyakit baru dan keparahan dari ISPA. Beberapa faktor
risiko pada manusia (host) meliputi umur, alkohol, merokok, dan kurang gizi.
Sedangkan faktor lingkungan yang beresiko meliputi kurangnya kebersihan
lingkungan baik di dalam ruangan maupun luar ruangan (Herawati dan Noor,
2012).
Praktek Belajar Lapangan (PBL) II yang dilaksanakan oleh
mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat UNSOED merupakan kelanjutan
dari Praktek Belajar Lapangan (PBL) I yang dilaksanakan di Desa Karangturi
Kecamatan

Sumbang

Kabupaten

Puwokerto.

Setelah

pada

PBL

mengidentifikasi masalah- masalah kesehatan yang ada di wilayah setempat


dan menentukan prioritas masalah yaitu ISPA, maka pada PBL II ini
mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan menemukan faktor- faktor
penyebab masalah kesehatan serta alternatif pemecahannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari PBL II ini adalah mahasiswa mampu merumuskan
penyebab utama dari kejadian ISPA di Desa Karangturi, Kecamatan
Sumbang, Kabupaten Banyumas dan menentukan alternatif- alternatif
pemecahan masalah.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari PBL II meliputi:
a. Mahasiswa mampu menganalisis faktor- faktor penyebab dari
kejadian ISPA di Desa Karangturi, Kecamatan Sumbang,
Kabupaten Banyumas.
b. Mahasiswa mampu merumuskan penyebab utama dari kejadian
ISPA di Desa Karangturi, Kecamatan Sumbang, Kabupaten
Banyumas.
c. Mahasiswa mampu menentukan alternatif- alternatif pemecahan
masalah ISPA di Desa Karangturi, Kecamatan Sumbang,
Kabupaten Banyumas.

C. Manfaat
1. Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan informasi mengenai alternatif pemecahan masalah ISPA
yang ada di Desa Karangturi, Kecamatan Sumbang, Kabupaten
Purwokerto kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sehingga
dapat dijadikan bahan referensi dalam perencanaan program kesehatan
jangka panjang guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Kabupaten Purwokerto.
2. Bagi Puskesmas
Memberikan informasi mengenai alternatif pemecahan masalah ISPA
sebagai bahan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam
mengatasi masalah ISPA di Desa Karangturi Kecamatan Sumbang
Kabupaten Purwokerto.
3. Bagi Desa Karangturi
Memperoleh informasi tentang pemecahan masalah ISPA yang terjadi
di Desa Karangturi Kecamatan Sumbang Kabupaten Purwokerto.
4. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Mewujudkan salah satu unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan PBL II
.
5. Bagi Mahasiswa
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan, dalam rangka
menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah
ISPA di

Desa

Karangturi,

Kecamatan

Sumbang,

Kabupaten

Purwokerto kemudian mencari alternatif penyelesaian masalah


tersebut.
Dapus :
Herwati, Maria H., dan Noor Edi, W S. 2012. Pengaruh Memelihara
Ternak dalam Rumah Terhadap Kecenderungan Meningkatnya

Risiki Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Buletin Penelitian


Sistem Kesehatan. Vol. 15 No. 1.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun
2013. Bakti Husada. Jakarta.

You might also like