You are on page 1of 25

VAKSIN DAN PERANANNYA DALAM SISTEM PERTAHANAN TUBUH

MANUSIA
A. Pengertian vaksin dan vaksinasi
Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika
diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap
cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar".
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan
sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme
mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus,
dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan
untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus,
atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan
sel-sel degeneratif (kanker).
Vaksinasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. Kata vaksinasi berasal
dari bahasa Latin vacca yang berarti sapi - diistilahkan demikian karena
vaksin pertama berasal dari virus yang menginfeksi sapi (cacar sapi).
Vaksinasi sering juga disebut dengan imunisasi.

B. Perbedaan vaksin dan imunisasi


Vaksin mengandung kuman mati atau hidup tapi lemah yang dapat
menyebabkan penyakit tertentu, seperti tetanus. Ketika kita diberi suntikan
vaksin, tubuh kita segera menghasilkan antibodi terhadap antigen atau benda
asing. Pada titik ini sebagian besar percaya bahwa mekanisme pertahanan
tubuh sudah terasa dan kekebalan akan terjadi dengan mengatakan
kenaikan antigen masuk lagi ke dalam tubuh. Tapi, ini tidak terjadi dengan
semua vaksin.
Imunisasi berarti membuat seseorang kebal terhadap sesuatu.
Vaksinasi, sebaliknya, menurut Kamus Kedokteran Dorland, hanya berarti
untuk menyuntikkan suspensi mikroorganisme dilemahkan atau dibunuh
diberikan untuk pencegahan atau pengobatan penyakit menular.
Vaksinasi tidak menjamin kekebalan. Kekebalan alami terjadi hanya
setelah seseorang pulih dari penyakit yang sebenarnya. Selama penyakit,
mikroorganisme biasanya harus melewati banyak sistem alami dalam
pertahanan kekebalan tubuh hidung, tenggorokan, paru-paru, saluran
pencernaan dan jaringan getah bening-sebelum mencapai aliran darah.
Seperti halnya, mikroorganisme memicu banyak peristiwa biologis yang

penting dalam membangun kekebalan alami. Ketika anak mendapat penyakit


baru, ia mungkin merasa sakit selama beberapa hari, namun, dalam
sebagian besar kasus, ia akan sembuh. Satu-satunya perbedaan adalah
Anda melakukannya secara buatan, dengan cara yang lebih aman.
C. Cara kerja vaksin
Saat penyusup asing seperti bakteri atau virus memasuki tubuh, sel
kekebalan Lymphocytes merespon dengan memproduksi molekul protein
(antibodi). Antibodi inilah yang melawan penyusup (antigen) dan melindungi
agar tak terjadi infeksi lebih lanjut.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), individu
sehat bisa menghasilkan jutaan antibodi sehari guna melawan infeksi akibat
masuknya antigen yang tak diketahui ke dalam tubuh secara efisien.
Namun saat pertama tubuh menghadapi penyusup ini, butuh beberapa hari
agar antibodi mau merespon. Pada antigen yang benar-benar 'menjijikkan',
seperti campak atau batuk, beberapa hari agar antibodi muncul terasa terlalu
lama.
Pasalnya, infeksi bisa menyebar, bahkan membunuh seseorang
sebelum sistem kekebalan sempat melawannya. Saat itulah, vaksin datang.

Menurut Childrens Hospital of Philadelphia Vaccine Education Center, vaksin


terbuat dari antigen mati atau lemah.
Antigen ini tak bisa menyebabkan infeksi, namun sistem kekebalan tubuh
masih menganggapnya sebagai musuh dan meresponnya dengan antibodi.
Setelah ancaman berlalu, banyak antibodi pergi, namun sel kekebalan
meminta sel memori tetap tingggal.
Saat tubuh menghadapi antigen kembali, sel memori menghasilkan
antibodi dengan cepat dan menyerang penyusup sebelum terlambat. Vaksin
juga bekerja di tingkat komunitas.
D. Jenis-jenis vaksin
1. Live attenuated vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan
daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang,
namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan
infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :

Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan


respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen

Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu
dosis berganda

Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika


waktu pemberiannya tidak tepat.

Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik

Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah

Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan


mencapai 95%

Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh,


meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam
tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela).
2. Inactivated vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia
(formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari
bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya
saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat


dimasukkan dalam bentuk antigen

Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya
sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler

Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga


diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas

protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon


imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga

Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody

Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik

Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi


alamiah

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin


pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin
demam tifoid.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan
penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah.
Bahan

bersifat

imunogenik

yang

dibuat

dari

toksin

kuman.

Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid
plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.
Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan
digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan
imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus
4.

Vaksin Acellular dan Subunit


Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan
melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA,

vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B,


Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
5.

Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen
binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung
asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang
dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat
pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap
reseptor pre sel B.

6.

Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah
besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau
eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan
baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin
protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor
untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya,
misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam
genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor
ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal
hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari
antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop
bagi sel penerima vaksin.

7.

Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)


Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki
potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen
tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang
direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam
sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam
nukleus

sebagai

episom,

tidak

berintegrasi

kedalam

DNA

sel

(kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.


Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat
imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini
berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang
patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil
akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin
DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang
cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang
dilakukan.
E. Tipe-tipe vaksin
1. Mikroorganisme yang dimatikan (killed organisms).
Memberikan imunitas aktif dengan menyuntikkan bakteri atau virus

yang dimatikan dan inaktif.


Antigenisitas mikroorganisme harus dipertahankan selama proses
inaktivasi.
- Contoh : Killed polio Vaccine (Salk Vaccine) dan Kolera.

2. Mikroorganisme

Hidup,

namun

dilemahkan

(live

attenuated

organisms)
- Contoh : Vaksin Polio Hidup Oral (Vaksin Sabin) dan MMR
(Measles-Mumps-Rubella).
3. Vaksin Subunit
Mikroorganisme mengandung molekul antigenik multipel. Vaksin
subunit memanfaatkan satu atau beberapa molekul mikroorganisme ini
sehingga terbentuk imunitas aktif.
Contoh : Vaksin Tetanus-Difteri toksoid (TdT), Vaksin Pertusis Aseluler,
Vaksin Subunit Influenza, Vaksin Subunit
kapsuler pneumokok, dan Vaksin antigen permukaan hepatitis A dan B.
4. Ajuvan
Ajuvan merupakan substansi yang dapat meningkatkan secara
nonspesifik respons imun terhadap antigen. Ajuvan disuntikkan sekaligus
bersama antigen/vaksin untuk menghasilkan sistem imun dengan depot
antigen lepas-lambat yang akan mengaktifkan sistem imun bawaan dan
meningkatkan presentasi antigen.
Contoh : Senyawa garam alumunium, Liposom, dan Emulsi Minyak.
F. Manfaat Vaksin dan Vaksinasi bagi Bayi Anak Orang Dewasa dan Usia
Lanjut
Vaksin dan tindakan Vaksinasi diakui sebagai suatu penemuan dan
terobosan terbesar bidang kesehatan dari umat manusia pada abad ke 20 ini
selain telah tersedianya air yang bersih dan aman untuk dipergunakan dan
diminum oleh hampir semua bagian dunia.

Lebih dari 3 juta nyawa telah diselamatkan setiap tahun diseluruh dunia oleh
vaksin, namun diseluruh dunia masih terdapat sekitar 3 juta kematian
pertahun akibat penyakit infeksi yang sebenarnya bisa dicegah dengan
vaksin.
Sampai saat ini, telah terdapat sebanyak 23 jenis vaksin yang dapat
kita pergunakan untuk mencegah penyakit infeksi. Penyakit infeksi ini telah
banyak menyebabkan kesakitan, cacad fisik dan mental bahkan kematian
bagi mereka yang terjangkit, dan menghambat pembangunan negara karena
telah menguras sumber daya manusia dan anggaran belanja negara yang
tidak ssedikit jumlahnya.
Sebut saja beberapa diantaranya, misalnya tetanus bagi ibu yang baru
melahirkan dan bayi mereka (tetanus post partum dan tetanus neonatorum),
polio myelitis, difteri, meningitis dan encephalitis (radang selaput otak dan
otak), pneumonia, cacar, campak, kanker leher rahim, demam tiphus,
cholera, influenza, rabies yang angak kematiannya 100% bagi mereka yang
terinfeksi, dan masih banyak contoh yang tidak akan habis kita sebutkan.
Berikut ini akan kita paparkan dengan lebih rinci tentang manfaat vaksin dan
vaksinasi bagi bayi anak orang dewasa dan usia lanjut:
Tetanus

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO, maka angka


kematian akibat penyakit tetanus di negara berkembang adalah 134 kali
lebih tinggi di negara berkembang dibandingkkan dengan negara maju.
Juga hingga saat ini masalah infeksi tetanus bagi bayi baru lahir tetap
menjadi masalah kesehatan yang serius, di tahun 2005 angka kematian
bayi akibat tetanus neonatorum adalah sebanyak 35 / 1000 kelahiran
hidup dan sekitar 60% bayi itu meninggal dalam usia 0 7 hari pertama
kehidupannya. (Data Universitas Sumatra Utara, Medan)
Menurut data dari DepKes Indonesia: Jumlah kasus tetanus neonatorum
di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka
kematian (CFR) 56% (Profil Kesehatan Indonesia 2003, Depkes)
Penyakit ini disebabkan oleh spora kuman tetanus Clostridium tetani
yang terdapat ditanah atau alat yang tidak bersih, misalnya persalinan
yang ditolong dengan alat yang tidak steril, sehingga terjadi infeksi tali
pusat bayi atau luka jalan lahir ibu dengan spora kuman Clostridium
tetani. Kemudian kuman ini akan mengeluarkan racun eksotoksin yang
bersifat neurotoksin, menyebabkan sakit tetanus dan kematian bayi dan
ibu bila tidak mendapatkan pertolongan yang tepat. Kejadian infeksi dan
penyakit tetanus pada ibu yang segera habis melahirkan disebut tetanus
post partum, sedangkan bayi yang baru lahir dan menderita penyakit
tetanus disebut tetanus neonatorum

Tetanus Neonatorum (Source: Google Image)


Dengan penerangan tentang bahaya penyakit tetanus dan pemberian
vaksin anti tetanus bagi calon ibu, penyuluhan proses pertolongan
kelahiran yang baik dan steril untuk para dukun paraji dan bidan, maka
angka kejadian dan angka kematian bayi dan ibu akibat tetanus semakin
hari semakin rendah.
Difteri
` Difteri termasuk penyakit menular

yang jumlah kasusnya relatif

rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program


imunisasi. Di Indonesia selama tahun 2004 frekuensi KLB difteri terjadi
34 kali dengan jumlah kasus sebanyak 106 dan CFR 9,4% (Profil
Kesehatan Indonesia 2004, Depkes)
Namun baru-baru ini, pada akhir tahun 2011, telah terjadi kejadian luar
biasa penyakit difteri di Jawa Timur, dengan korban meninggal dan
sejumlah bayi dan anak yang terpaksa harus dirawat intensif dirumah
sakit akibat penyakit difteri ini.
Selama ini dengan program vaksinasi bayi yang rutin, maka angka
kejadian penyakit difetri telah dapat ditekan hingga angka yang paling
rendah, meskipun hingga saat ini belum ada satu negarapun didunia

yang berhasil bebas dari penyakit difteri. Dengan demikian, maka peran
vaksin dan vaksinasi difteri adalah mutlak dan sangat nyata dalam
mengendaliakn dan mengontrol angka kesakitan dan angka kematian
akibat penyakit difteri ini.
Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
Kejadian Luar Biasa (KLB). Secara nasional selama tahun 2004
frekuensi KLB campak menempati urutan kedua setelah DBD. KLB
Campak 2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak
2.818 dan 44 kematian atau CFR 1,56% (Profil Kesehatan Indonesia
2004, Depkes).
Penyakit ini disebabkan oleh virus, kejadian komplikasi dan angka
kematian meninggi pada anak berusia < 5 tahun dan dewasa berusia >
20 tahun. Komplikasi serius berupa radang paru /pneumonia 1-6%,
ensefalitis/radang otak 1 per 1000-2000 penderita campak dan radang
otak lain yang lebih serius yaitu subacute sclerosing panencephalitis 1
berbanding 100.000 kasus campak. Pada wanita hamil, campak dapat
menyebabkan keguguran janin dan lahir prematur.
Anak yang mengalami komplikasi radang otak karena virus campak
seperti diatas dapat mengalami gangguan mental dan fungsi gerak, yang
akan terjadi sekitar 7 tahun kemudian pasca infeksi campak, namun

gejalah awalnya seperti kejang dan perubahan sifat anak sudah mulai
terjadi sewaktu anak berusia 2 tahun. Anak lelaki adalah lebih sering
mengalami ini daripada anak perempuan dengan perbandingan 2:1
hingga 4:1.
Penyakit inipun dengan mudah bisa dicegah dengan pemberian vaksin
sewaktu bayi berusia diatas 9 bulan, dan vaksinasi wanita hamil atau
calon ibu untuk mencegah infeksi menular ke janin daam kandungan.
Polio
Sejak tahun 1988, dengan pemberian vaksinasi polio yang intensif,
maka telah berhasil mengendalikan penyebaran virus polio didunia, dan
berhasil menurunkan angka kesakitan polio sebanyak 99%, yang
merupakan suatu pencapaian yang luar biasa bagi umat manusia.
Dan dengan berhasilnya program vaksin dan vaksinasi polio, maka
diperkirakan sekitar 5 juta orang berhasil diselamatkan dari penyakit
lumpuh akibat infeksi virus polio (WHO: Data tahun 1988)
Pada tahun 2007, negara Kerajaan Saudia Arabia telah dinyatakan
bebas penyakit polio myelitis, sehingga saat ini bagi para pengunjung
dan jemaah haji diwajibkan untuk mendapatkan vaksinasi polio sebelum
memasuki wilayah negara tersebut.
Namun hingga tahun 2012 ini masih ada sekitar 4 negara yang dinyatakn
sebagai negara endemik penyakit polio, yaitu negara Afganistan,

Pakistan, Nigeria dan India. Bagi pengunjung atau wisatawan yang


rentan terhadap penyakit polio, maka untuk berkunjung ke negara
tersebut diatas harus melindungi dirinya terlebih dahulu dengan vaksinasi
polio.

Rahabilitasi Anak Polio (Source: Google Image)


Peristiwa kejadian luar biasa di desa Cidahu Sukabumi Indonesia pada
tahun 2005, adalah akibat jemaah haji Indonesia yang pulang setelah
ibadah selesai dan menyebarkan virus polio

kepada anak kecil

penduduk desa yang tidak kebal terhadap penyakit ini. Setelah diteliti
asal usul virusnya adalah berasal dari Nigeria.
Rabies
Penyakit ini umum kita kenal dengan nama penyakit anjing gila,
penamaan yang tepat, karena memang penyakit yang sebenarnya adalah
suatu penyakit zoonosis namun bisa juga menular pada manusia, caranya
dengan gigitan maupun jilatan pada bagian tubuh manusia yang luka atau

lecet, oleh anjing juga binatang lain, misalnya monyet, kucing ataupun
kelelawar yang terinfeksi dengan virus rabies
Angka kematian penyakit rabies adalah 100% sejak tanda atau gejalah
penyakit rabies ini timbul/ terlihat.
Virus rabies berbetuk lonjong seperti peluru, sehingga oleh kalangan ahli
disebut the bullet that never missed! atau peluru yang tidak pernah
meleset
Diseluruh dunia dilaporkan secara resmi angka kematian akibat penyakit
rabies adalah 55.000 pertahun, dan terbanyak berasal dari Asia dan
Afrika.
Di Indonesia, khususnya di provinsi Bali yang sampai tahun 2009 tidak
dikenal sebagai daerah endemis penyakit rabies, namun sejak tahun
2009, tiba-tiba terjadi kejadian luar biasa penyakit rabies dengan angka
kematian yang cukup tinggi, sehingga menghebohkan baik bagi Indonesia
sendiri juga bagi dunia luar, terutama dikalangan turis asing, meskipun
telah dilakukan berbagai usaha dari Pemda Bali juga Kanwil DepKes, baik
dengan pemusnahan anjing sakit dan anjing liar, hingga vaksinasi bagi
hewan anjing dan bagi penderita yang tergigit, namun masalahnya masih
berlangsung hingga saat ini.
Daerah lain di Indonesia yang juga dikenal secara tradisionil endemik
penyakit rabies sejak dahulu adalah pulau Flores dan Sumatra Barat,
karena kebiasaan memelihara anjing untuk berburu.

Pengobatan dan pencegahan penyakit rabies :


Hanya ada satu-satunya cara untuk mencegah penyakit rabies, yaitu
dengan vaksinasi rabies,sebelum orang tersebut tergigit oleh anjing atau
binatang lain yang telah terinfeksi dengan virus rabies.
Sedangkan bagi mereka yang telah tergigit dengan anjing rabies atau
binatang yang diduga keras sedang sakir rabies, maka bagi mereka
hanya bisa tertolong bila segera diberikan serum anti rabies dan segera
disusul dengan pemberian vaksin rabies. Hanya dengan cara demikian
maka nyawa mereka bisa tertolong dari kematian akibat virus rabies.
Cara pemberian vaksin dan serum anti rabies, yang dikenal dengan
pre exposure rabies vaccination dan post exposure treatment ini akan kita
bahas pada kesempatan yang lain.
Penyakit Demam Kuning atau Yellow Fever
Yellow fever adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus, dan
ditularkan oleh jenis nyamuk Aedea aegypti, yang juga menularkan
penyakit demam berdarah dengue/DBD.
Penyakit bukan endemis di daerah Asia juga Indonesia, tapi untuk
daerah Afrika dan Amerika Latin, penyakit ini cukup sering dijumpai,
sehingga bagi wisatawan yang akan berkunjung kenegara tersebut, maka
mereka wajib diberikan vaksinasi Yellow Fever ini.

Diseluruh dunia jumlah angka kejadian penyakit Yellow Fever ini


diperkirakan sebanyak 200.000 kasus dengan angka kematian yang
lumayan tinggi yaitu 30.000 kematian pertahunnya.
Vaksin Yellow Fever diketahui sangat ampuh mencegah penularan
penyakit ini.
Meningococcal meningitis
Penyakit infeksi selaput otak ini disebabkan oleh kuman Neisseria
meningitis, yang terdiri dari 4 jenis serotipe kuman yaitu tipe A, C. Y dan
W 135, yang paling sering menimbulkan penyakit infeksi selaput otak ini.
Penyakit ini juga terkenal endemik di daerah Sub Afrika, sehingga
dikenal daerah tersebut sebagai Meningitis Belt, dan Amerika Latin.
Namun pada tahun 2005 telah ditemukan beberapa kasus yang
disebabkan oleh serotipe W 135 diantara jemah haji di Arab Saudi,
sehingga sejak itu mulai diperlakukan vaksinasi wajib menigitis ini bagi
para calon jemaah haji.
Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen
menetap dengan segala jenis gangguan fungsi otak yang sangat hebat.
Angka kematian juga cukup tinggi, yaitu sekitar 50% bagi kassus yang
tidak mendapat pengobatan dan perawaatan yang memadai.
Penyakit ini sering terjadi pada anak dibawah usia lima tahun juga
pada dewasa muda antara usia 15 18 tahun, atau sering terjadi

diankara anak sekolah dan mahasiswa dan tentara yang tinggal dalam
asrama sekolah dan barak militer.
Maka tindakan terbaik adalah mencegahnya dengan vaksinasi anak
asrama atau bagi wisatawan sebelum berkunjung ke daerah tersebut.
Hib Meningitis
Penyakit infeksi selaput otak oleh kuman Haemophilus influenza type
B, yang paling banyak terjadi pada bayi sejak usia 0 hingga 2 tahun
pertama dan mulai berkurang hingga mereka berusia 2 5 tahun
pertama.
Sama seperti akibat mingitis karena meningococus, efek dan
kerusakan yang terjadi pada otak dan fungsi otak karena kuman Hib ini.
Penyakit ini banyak ditemukan di Asia juga Eropa dan Amerika dan
Indonesia, sehingga pencegahan dengan vaksin sejak bayi berusia mulai
2 bulan sangt dianjurkan.
Sejak vaksin Hib conjugate diperkenalkan, maka angka kesakitan dan
cacat fisik karena kuman Hib ini menjadi turun hingga 99%, manjadi kirakira 1 kasus per 100.000 anak yang berusia < 5 tahun.
Influenza
Penyakit ini terjadi sepanjang waktu didaerah Asia Pasifik, dan terjadi
terutama pada musim dingin didaerah empat musim, diperkitrakan sekitar
600 juta penderita penyakit influenza setiap tahun, dan sekitar 3 juta

kasus berat dengan komplikasi penyakit yang telah ada pada orang
tersebut, misalny pada orang tua dengan penyakit jantung dan paru,
asma, penyakit diabetik dan penyakit metabolisme lain, penyakit ginjal
dan hati, atau tekanan darah tinggi dan stroke, juga pada bayi dibawah
usia 2 tahun dan pada wanita hamil.
Pada wanita hamil, maka penyakit influenza dapat menybabkan
terjadinya gugur janin yang dikandung (aborsi), atau bayi lahir dengan
berat badan rendah, sehingga mempengaruhi harapan hidup bayi
tersebut saat dilahirkan. Dalam penelitian vaksin influenza terakhir pada
wanita hamil, terbukti vaksin influenza cukup aman bagi ibu dan janin
yang dikandung dan dapat menghindari kasus keguguran janin akibat
komplikasi penyakit influenza ketika hamil.
Angka kematian karena penyakit influenza dan komplikasinya
diperkirakan sekitar 250.000 hingga 500.000 kejadian setiap tahun
diseluruh dunia.
Dengan vaksinasi rutin setiap tahun, maka kita dapat mencegah dan
menghindari penyakit influenza dengan segala konsekuensinya bagi diri
kita sendiri, bagi orang sekitar kita dalam rumah, juga bagi lingkungan
kerja dan lingkungan aktifitas kita.
Hepatitis B

Siapa diantara pembaca yang tidak tahu atau penah mendenar


tentang kehebatan penyakit ini?
Pernah mendengar penyakit sirhosis hati dan penyakit kanker hati? Nah
kedua penyakit yang angka kematiannya adalah hampir 100% ini
disebabkan oleh virus yang menyebabkan penyakit Hepatitis B ini.
Daerah Asia Pasifik, Afrika terkenal sebagai daerah endemik penyakit ini,
termasuk Indonesia kita. dan ketahuilah bahwa penyakit Hepatitis B itu
jauh lebih mudah menular daripada penyakit AIDs atau HIV yang sangat
ditakuti itu.
Penularan penyakit Hepatitis B ini melalui darah dan cairan tubuh
seperti cairan sperma dan vagina, jadi sangat mudah menular via
hubungan kelamin yang tidak aman., melalui transfusi darah, transpalntasi
organ juga dari ibu yang menderita atau telah terinfeksi virus Hepatitis B
ke bayi yang dilahirkan melalui vagina. Namun tidak bisa menular melalui
kontak badan seperti berjabatan tangan, berpelukan. Hanya katanya
melalui ciuman yang sangat intensif (French kiss) maka virus Hepatitis B
masih bisa ditularkan kepada teman berciumannya.
Untuk mengatasinya adalah dengan pemberian vaksinasi bagi yang
belum kebal atau yang ingin berkunjung ke daerah endemik penyakit ini,
atau untuk anggota keluarga yang ada menderita penyakit ini, maka bagi
anggota keluarga lain yang masih negatif segera diberikan vaksinasi anti
Hepatitis B ini.

Bagi bayi yang baru dilahirkan, juga segera diberikan vaksin ini.
Namun jika bayi dilahirkan oleh ibu yang positif menderita atau terinfeksi
virus Hepatitis B, maka tidak cukup hanya diberikan vaksin hepatitis B
saja, masih harus ditambahkan serum imunoglobulin yang merupakan
antibody terhadap virus Hepatitis B pada bayi tersebut selain diberikan
juga vaksin anti Hepatitis B ini.
Bila pemberian vaksin Hepatitis B sejak usia dini seperti program
vaksinasi

yang

sekarang

dijalankan

dibanyak

negara,

termasuk

Indonesia, maka diharapkan dalam masa datang, kita tidak akan


menemukan banyak kasus penyakit sirhosis hati atau kanker hati karena
komplikasi penyakit Hepatitis B ini pada kelompok orang berusia dewasa
dan usia lanjut.
Dengue /demam berdarah dengue
Siapa yang tidak kenal dan takut terkena penyakit ini ? Sampai saat ini
sedang dikembangkan vaksin baru untuk melawan penyakit ini, sehingga
nanti bila kita diberikan vaksin ini, maka kita sudah bisa kebal terhadap
infeksi virus dengue dan terhindar dari penyakit DBD yang selalu terjadi
sepanjang tahun, terutama saat musim hujan tiba.
Demikian sekelumit data dan fakta berupa angka angka tentang
berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan dari renggutan penyakit
infeksi yang bisa dicegah dengan pemberian vaksin yang tepat, berapa

banyak bayi cacat atau yang akan lahir dengan cacat fisik dan mental
yang bisa dicegah dan dihindarkan dengan tindakan sederhana saja, yaitu
vaksinasi.
Seperti diawal bahasan kita, bahwa vaksin dan vaksinasi itu adalah
terobosan luar biasa anak manusia dalam bidang kesehatan dan
kesejahteraan manusia, sehingga anak anak yang lahir akan sehat, baik
fisik juga mental, sejahtera sosial dan ekonomi, karena mampu dan bisa
berkembang tumbuh dengan sehat tanpa penyakit, pada gilirannya akan
membentuk bangsa yang kuat dan tangguh, dengan sumber daya
manusia yang sehat, cerdas dan sejahtera.
G. Kesimpulan
Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika
diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap
cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar".
Tujuan pemberian vaksin secara aktif adalah untuk memacu tubuh kita
mengenali virus/bakteri tersebut sehingga tubuh membentuk antibody
melawannya dan ketika suatu saat kita terinfeksi dgn bakteri/virus tersebut,
tubuh kita bisa dengan cepat mengenali dan mengeliminasi/mengancurkan

benda asing yg masuk tadi. antibody yang di bentuk tubuh kita sifatnya
spesifis, artinya satu jenis antibody hanya

mengenal satu macam

bakteri/virus tertentu yang kita perkenalkan melalui vaksinasisehingga


jumlah antibody dalam tubuh byk sekali untuk melawan berbagai macam
penyakit yang mungkin terjadi. Berbeda dengan vaksinasi secara aktif,
vaksinasi secara pasif dilakukan dengan cara memasukkan serum yang
sudah mengandung antibody tuk melawan jenis penyakit tertentu atau
toksinnya dalam konsentrasi tinggi. Dalam hal ini tubuh kita tidak di pacu
secara aktif menghasilkan/membentuk antibody sendiri tetapi hanya
menerima antibody yg sudah ada, mengingat proses pembentukan antibody
bisa berminggu-minggu lamanya.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinasi diakses tgl 30 januari 2014
http://infeksi.wordpress.com/vaksinasi/ diakses tgl 28 januari 2014
http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/ diakses tgl 30 januari 2014
http://rijalmaterikuliah.blogspot.com/2012/09/imunologi-profilaksis.html
diakses tgl 30 januari 2014
http://selukbelukvaksin.com/manfaat-vaksin-dan-vaksinasi-bagi-bayi-anakorang-dewasa-dan-usia-lanjut/ diakses tgl 30 januari 2014
http://smakita.com/2013/08/perbedaan-vaksinasi-dan-imunisasi.html diakses
tgl 30 januari 2014
http://teknologi.inilah.com/read/detail/1539712/latih-sistem-kekebalan-inilahcara-kerja-vaksin#.UvCoWvv65LQ diakses tgl 28 januari 2014
Sears, Benjamin dkk. Mikrobiologi & Imunologi. 2006. Penerbit buku
kedokteran: Jakarta

You might also like