You are on page 1of 10

DAMPAK DAN REKLAMASI KEGIATAN PERTAMBANGAN

Arvian Primadi
41202A0005
Abstrak
Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang berisiko dan sangat
rumit, membutuhkan teknologi yang tinggi, modal yang besar , selain itu
memerlukan perencaan total yang matang dari awal sampai pasca tambang. Pada
saat membuka lahan, sudah harus bisa memahami bagaimana cara menutup
tambang yang sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup. Tahapan kegiatan
pertambangan meliputi : prospeksi (penyelidikan umum), eksplorasi, perencanaan
tambang, persiapan/konstruksi, penambangan pengolahan, pemasaran, dan
reklamasi.
Dampak positif dari pertambangan, diantaranya : menambah pendapatan
daerah, memberi kesempatan kerja, ikut meningkatkan perkembangan sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat, memberi kesempatan alih teknologi,
memantapkan keamanan lingkungan. Dampak negatif, diantaranya : merubah
morfologi dan fisiologi muka tanah (tata guna lahan), merusak lingkungan, dapat
menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi.
Tahapan proses reklamasi pertambangan yang merupakan suatu proses
kesatuan yang utuh dan tidak harus menunggu penambangan selesai untuk
melakukanya yang dimulai dari: perencanaan reklamasi, pemerian lahan,
pemetaan, mempersiapkan alat yang digunakan, pelaksanaan reklamasi, persiapan
lahan, pengaturan bentuk lahan, pengendalian erosi dan sedimentasi, pengelolaan
tanah pucuk,dan sampai revegasi.
Kata kunci : pertambangan, dampak, reklamasi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang paling utama
menyumbang devisa negara. Agar dapat termanfaatkan secara maksimal dan
berguna, sektor pertambangan perlu dilakukan suatu upaya dalam meningkatkan
taraf hidup masyarakat, keberadaan sumberdaya alam yang memiliki potensi
ekonomi perlu dilakukan pengolahan. Pengolahan ini bertujuan untuk terciptanya
keselarasan hubungan manusia dengan lingkungan. Upaya dari pemerintah untuk

dapat memanfaatkan potensi wilayah yang dimiliki daerah yaitu dengan


keberadaan kegiatan

pertambangan pada daerah tersebut.

Pertambangan

merupakan tulang punggung bagi pendapatan suatu daerah/negara karena sektor


pertambangan merupakan sektor yang strategis.
Suatu usaha penambangan seringkali menimbulkan suatu dampak, dampak
positif maupun dampak negatif. Sektor pertambangan berdampak positif dalam
meningkatkan pendapatan daerah/negara dan juga dalam pembukaan lapangan
kerja serta menyerap banyak tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Dampak
negatif dari sektor pertambangan yaitu seperti terganggunya lingkungan area
pertambangan karena kegiatan pertambangan juga dampak sosial ekonomi
masyarakat di sekitar kawasan pertambangan.
Begitu juga dengan proses reklamasi yang dilakukan oleh penambang
sebagai usaha imbal jasa pada lingkungan sekitar. Ini memang harus sangat
diperhatikan

dalam

pelaksanaannya,

karena

berkaitan

langsung

dengan

keseimbangan ekosistem yang terjadi di lingkungan daerah sekitar pertambangan.


Disamping itu, Pemerintah

juga harus lebih tegas dalam menerapkan sanksi

terhadap perusahaan pertambangan yang melanggar kewajiban melakukan


reklamasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan di lingkungan
sekitar?
2. Bagaimana proses reklamasinya sebagai usaha imbal jasa usaha pertambangan
terhadap lingkungan sekitar?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan di
lingkungan sekitar.
2. Untuk mengetahui proses reklamasinya sebagai usaha imbal jasa usaha
pertambangan terhadap lingkungan sekitar.

D. TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang berisiko dan
sangat rumit, membutuhkan teknologi yang tinggi, modal yang besar , selain
itu memerlukan perencaan total yang matang dari awal sampai pasca tambang.
Pada saat membuka lahan, sudah harus bisa memahami bagaimana cara
menutup tambang yang sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup.
Tahapan kegiatan pertambangan meliputi:
1. Prospeksi (penyelidikan umum) yaitu merupakan kegiatan penyelidikan,
pencarian, atau penemuan endapan-endapan mineral berharga
2. Eksplorasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan
kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak
kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik
dari endapan bahan galian tersebut.
3. Perencanaan tambang akan dilakukan apabila sudah ditemukan adanya
cadangan bahan galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan tingkat
cadangan terukur.
4. Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan.
5. Penambangan

berupa

pembongkaran,

pemuatan,

pengangkutan,

penimbunan untuk mendapatkan bahan galian


6. Pengolahan , bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya
harus diolah terlebih dahulu di tempat pengolahan.
7. Pemasaran, jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke
tempat konsumen.
8. Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan
yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya.
Upaya pengelolaan lingkungan memang tidak pernah lepas dari
pentingnya mengadopsi berbagai pendekatan dalam manajemen lingkungan.
Diketahui bahwa pelaksanaan reklamasi di areal bekas tambang sudah
3

dilakukan, tetapi keberhasilannya masih jauh yang diharapkan sehingga belum


memberikan hasil yang optimal dalam upaya memulihkan fungsi lahan sesuai
dengan peruntukkannya.

PEMBAHASAN
A. DAMPAK DARI KEGIATAN PERTAMBANGAN
1. Dampak positif
a. Menambah pendapatan daerah
Dalam hal ini daerah diuntungkan karena pajak dari perusahaan dan
pembagian hasil tambang itu sendiri cukup besar.
b. Memberi kesempatan kerja
Secara tidak langsung penduduk/masyarakat sekitar juga memperoleh
keuntungan dari usaha pertambangan didaerahnya, pasalnya kegiatan
pertambangan membutuhkan banyak tenaga kerja kasar maupun ahli-ahli
pertambangan yang bisa diambil dari putra daerah.
c. Ikut meningkatkan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Perkembangan kemajuan suatu daerah tidak lepas dari segala bentuk usaha
yang dilakukan di daerah itu sendiri ,imbas dari semua itu berupa
peningkatan taraf hidup dan perkembangan sosial termasuk ekonomi dan
budaya masyarakat sekitarnya.
d. Memberi kesempatan alih teknologi.
Usaha pertambangan memang membutuhkan banyak ahli-ahli di
bidangnya,karena mulai dari tahap prospeksi sampai pemasaran harus
dilaksanakan dengan serius untuk meminimalkan resiko kerugian.
e. Memantapkan keamanan lingkungan
Sebenarnya itu imbas dari peningkatan taraf hidup masyarakatnya,
semakin sejahtera masyarakatnya berbanding lurus keamanan lingkungan
sekitar.

2. Dampak negatif
a. Merubah morfologi dan fisiologi muka tanah (tata guna lahan).
Hal ini memungkinkan kerusakan lingkungan kalau penanganannya tidak
dilakukan secara sungguh-sungguh. Perubahan bentuk lahan memang
tidak bias dihindari.
b. Merusak lingkungan, karena :
- Tanah subur hilang
- Lahan menjadi gundul sehingga mudah tererosi
- Flora dan fauna terganggu sehingga ekologi rusak
- Mencemari sungai
- Timbul debu (polusi udara)
- Penggunaan mesin-mesin penambangan meyebabkan polusi suara /
getaran dan polusi udara
Hal ini juga berakibat pengaruh kesehatan yang terganggu bagi masyarakat
sekitarnya,
c. Dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi.
Memang jika pemerataan dalam pembangunan suatu daerah secara terpusat
akan menimbulkan kesenjangan sosial bagi daerah diluar kawasan usaha
pertambangan
3. Upaya penanggulangan dampak negatif :
a. Menerapkan cara penambangan yang benar
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan harus
dijalankan dengan benar, terutama amdal dilingkungan tersebut perlu kerja
sama oleh semua pihak yang terkait.
b. Dalam penggunaan tenaga kerja perlu tenaga kerja lokal seoptimal
mungkin.Itu dikarenakan tenaga kerja local lebih mengerti tentang
masyarakat sekitar dan sebagai koneksi antara masyarakat dengan
perusahaan.

c. Pengelolaan Lingkungan
a. Penanganan masalah debu
b. Reklamasi lahan pasca tambang
c. Pengelolaan air tambang
d. Pengelolaan limbah
B. PROSES REKLAMASI PERTAMBANGAN
1. Prinsip Dasar Kegiatan Reklamasi
Prinsip dasar kegiatan reklamasi adalah :
a.Kegiatan reklamasi harus dianggap sebagai kesatuan yang utuh (holistic)
dari kegiatan penambangan.
b.Kegiatan reklamasi harus dilakukan sedini mungkin dan tidak harus
menunggu proses penambangan secara keseluruhan selesai dilakukan.
2. Perencanaan Reklamasi
Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik, agar
dalam pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki. Dalam
hal ini reklamasi harus disesuaikan dengan tata ruang. Perencanaan reklamasi
harus sudah disiapkan sebelum melakukan operasi penambangan dan
merupakan program yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan.
3. Pemerian Lahan
Pemerian lahan pertambangan merupakan hal yang terpenting untuk
merencanakan jenis perlakuan dalam kegiatan reklamasi. Jenis perlakuan
reklamasi dipengaruhi oleh berbagai faktor utama :
a. Kondisi Iklim,
b. Geologi,
c. Jenis Tanah,
d. Bentuk Alam,
e. Air permukaan dan air tanah,
f. Flora dan Fauna,
g. Penggunaan lahan,tata ruang dan lain-lain.
6

Untuk memperoleh data dimaksud diperlukan suatu penelitian lapangan.


Dari berbagai faktor tersebut di atas, kondisi iklim terutama curah hujan dan
jenis tanah merupakan faktor yang terpenting.
4. Pemetaan
Rencana operasi penambangan yang sudah memperhatikan upaya
reklamasi atau sebaliknya dengan sendirinya akan saling mendukung dalam
pelaksanaan kedua kegiatan tersebut. Rencana (tahapan pelaksanaan) tapak
reklamasi ditetapkan sesuai dengan kondisi setempat dan rencana kemajuan
penambangan. Rencana tahap reklamasi tersebut dilengkapi degan peta skala
1 : 1000 atau skala lainnya yang disetujui, disertai gambar-gambar teknis
bangunan reklamasi. Selanjutnya peta tersebut dilengkapi dengan peta indeks
dengan skala memadai.
Di dalam peta tersebut digambarkan situasi penambangan dan
lingkungan, misalnya kemajuan penambangan, timbunan tanah penutup,
timbunan terak (slag), penyimpanan sementara tanah pucuk, kolam
pengendap, kolam persediaan air, pemukiman, sungai jembatan, jalan,
revegetasi,

dan

sebagainya

serta

mencantumkan

tanggal

situasi/

pembuatannya.
5. Peralatan yang digunakan
Untuk menunjang keberhasilan reklamasi biasanya digunakan peralatan
dan sarana prasarana, antara lain :Dump Truck, Bulldozer, excavator,
traktor, tugal, back hoe, sekop, cangkul, bangunan pengendali erosi (a.l :
susunan karung pasir, tanggul, susunan jerami, bronjong, pagar keliling),
beton pelat baja untuk menghindari kecelakaan dan lain-lain.
6. Pelaksanaan Reklamasi
Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan
Rencana Tahunan Pengelolaan Lingkungan (RTKL) yang telah disetujui dan
harus sudah selesai pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan.

kegiatan reklamasi, perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai


kondisi/rona akhir yang telah disepakati tercapai.
Setiap

lokasi

penambangan

mempunyai

kondisi

tertentu

yang

mempengaruhi pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan reklamasi umumnya


merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi.
Pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras, saluran pembuangan
akhir (SPA), bangunan pengendali lereng, check dam, penengkap oli bekas
(oil cather) dan lain-lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Pekerjaan teknik vegetasi meliputi : pola tanam, sistem penanaman
(monokultur, multiple croping), jenis tanaman yang disesuaikan kondisi
setempat, cover crop (tanaman penutup) dan lain-lain.
7. Persiapan Lahan
Kegiatan ini meliputi :
a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak
digunakan di lahan yang akan direklamasi,
b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun dan
berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan,
c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dan scrap pada tempat
khusus,
d. Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen,
e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan
direklamasi.
Hal ini memungkinkan persiapan dalam proses reklamasi akan berjalan sesuai
rencana yang telah ditentukan tanpa ada hambantan berarti.
8. Pengaturan Bentuk Lahan
Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi
setempat. Kegiatan ini meliputi :
pengaturan

bentuk

lereng,

pengaturan

saluran

pembuangan

air,

pengaturan/Penempatan Low Grade


8

9. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi


Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama
kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi dapat mengakibatkan
berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di
alur-alur sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air
adalah : curah hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna
tanah (perlakuan terhadap tanah) dan tanaman penutup tanah.
Pengendalian erosi selengkapnya supaya mengacu pada pedoman teknis
yang telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jendral Pertambangan
Umum No. 693.K/008/DJP/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Erosi
Pada Kegiatan Pertambangan Umum.
10. Pengelolaan Tanah Pucuk
Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah
pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini karena tanah pucuk merupakan media
tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk
keberhasilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan reklamasi.
11. Revegasi
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan
teknis tanaman, persiapan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan
penanaman dan pemeliharaan tanaman.
Semua tata cara diatas harus diperhatikan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh,
dan juga harus melibatkan penduduk lingkungan sekitar yang mengerti keadaan
lokasi pertambangan sebelum dilakukan pertambangan.
KESIMPULAN
Setiap usaha pertambangan mempunyai resiko yang harus ditanggung oleh
pengusahanya. Secara umum memiliki dampak-dampak yang ditimbulkan berupa :
dmpak positif dan dampak negatif.
Dampak positif, diantaranya : menambah pendapatan daerah, memberi
kesempatan kerja, ikut meningkatkan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya
9

masyarakat,

memberi

kesempatan

alih

teknologi,

memantapkan

keamanan

lingkungan. Dampak negatif, diantaranya : merubah morfologi dan fisiologi muka


tanah (tata guna lahan), merusak lingkungan, dapat menimbulkan kesenjangan sosial
dan ekonomi.
Dalam upaya penanggulangan dampak negatif yang ditimbulkan,harus dilakukan
hal-hal sebagai berikut: menerapkan cara penambangan yang benar, dalam
penggunaan tenaga kerja perlu tenaga kerja lokal seoptimal mungkin, dan
pengelolaan lingkungan
Tahapan proses reklamasi pertambangan yang merupakan suatu proses kesatuan
yang utuh dan tidak harus menunggu penambangan selesai untuk melakukanya yang
dimulai dari: perencanaan reklamasi, pemerian lahan, pemetaan, mempersiapkan alat
yang digunakan, pelaksanaan reklamasi, persiapan lahan, pengaturan bentuk lahan,
pengendalian erosi dan sedimentasi, pengelolaan tanah pucuk,dan sampai revegasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianto,D.,Harini,R.,2012,Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara Terhadap
Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Loa Ipuh Darat,
Tenggarong, Kutai Kartanegara,lib.geo.ugm.ac.id, diakses tanggal 20 Juni
2013
Haribuan,P.M.,2006,Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap
Lingkungan Sekitarnya di Kabupaten Deli Serdang,Reporitori.usu.ac.id,
diakses tanggal 20 Juni 2013
Iskandar,2012,Reklamasi Pengelolaan Lahan Bekas Tambang, repository.ipb.ac.id,
diakses tanggal 18 juni 2013
Rissamasu,F.,Darma,R.,Tuwo,A.,2009,Pengelolaan Penambangan Bahan Galian
Golongan C di Kabupaten Merauke, pasca.unhas.ac.id, diakses tanggal 18
juni 2013
Suprapto,S.J.,2010, Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang Dan Aspek
Konservasi Bahan Galian, psdg.bgl.esdm.go.id, diakses tanggal 25 juni 2013

10

You might also like