You are on page 1of 4

Golongan Karbapenem

Yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah meropenem.


1. Meropenem
a) Struktur Kimia

b) Farmakodinamik
Mekanisme kerja : Menghambat sintesis dinding sel.
Tipe efek
: Bakterisid
Spektrum aktivitas : Meropenem sedikit lebih aktif daripada imipenem terhadap
Enterobacteriaceae dan sedikit kurang aktif terhadap organisme
gram-positif. Menghambat sebagian besar Gram-positif, Gram negative
dan anaerob. Ketiganya sangat tahan terhadap beta-laktamase.

c) Farmakokinetik
Setelah pemberian injeksi intravena meropenem 0,5 dan 1 g setelah 5 menit, dicapai
masing-masing konsentrasi plasma puncak sekitar 50 dan 112 micrograms/ml. Pemberian
melalui infuse dengan dosis yang sama setelah 30 menit menghasilkan konsentrasi
plasma puncak masing-masing 23 dan 49 mikrogram/mL.
Meropenem mempunyai waktu paruh sekitar 1 jam dan ini dapat diperpanjang pada
pasien dengan gangguan ginjal dan juga sedikit menjadi lebih panjang pada anak-anak.
Meropenem secara luas didistribusikan ke jaringan tubuh dan cairan termasuk CSF dan
empedu. Meropenem terikat dalam protein plasma sekitar 2%. Sekitar 70% dari dosis
ditemukan tidak berubah dalam urin selama 12 jam dan konsentrasi dalam urin di atas 10
mikrogram/mL setelah 5 jam pemberian dosis 500 mg.
d) Farmakoterapi
1) Indikasi
Infeksi gram positif dan gram negative, aerob dan anaerob.
2) Dosis dan Cara Pemberian
Dosis
Injeksi Intravena

Dewasa : 500 mg tiap 8 jam. Dapat ditingkatkan dua kali lipat pada infeksi
nosokomial (pneumonia, peritonitis, septikemia dan infeksi pada pasien dengan
netropenia). Anak 3 bulan sampai 12 tahun 10 -20 mg/kg BB tiap 8 jam. Berat badan
lebih dari 50 kg diberikan dosis dewasa.
Cara Pemberian
Meropenem diberikan melalui intravena.
3) Efek Samping
Mual, muntah, diare, nyeri perut, gangguan uji fungsi hati, trombositopenia, sakit
kepala.
4) Interaksi Obat
Probenecid : probenecid menghambat eksresi meropenem sehingga meningkatkan
konsentrasi plasma yang dan memperpanjang eliminasi paruhnya.
5) Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap meropenem.
6) Perhatian dan Peringatan
Hipersensitivitas terhadap penisilin, sefalsoforin dan antibiotic bet laktam lainnya.
Gangguan fungsi hati, fungsi ginjal, wanita hanil atau menyusui.

Golongan Florokuinon
Yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah levofloksasin.
1. Levofloksasin
a) Struktur Kimia

b) Farmakodinamik
Mekanisme kerja

: Menghambat DNA gyrase dan topoisomerase IV, enzim yang

penting dalam reproduksi bakteri DNA.


Tipe efek
: Bakterisid
Spektrum aktivitas : Levofloksasin aktif terhadap gram-positif dan organisme
gram- negatif. Levofloksasin memiliki aktivitas yang lebih
besar terhadap pneumokokus daripada siprofloksasin.

c) Farmakokinetik
Levofloksasin cepat dan hampir sepenuhnya diserap setelah pemberian dosis oral
dengan konsentrasi plasma puncak terjadi dalam 1-2 jam. Levofloksasin ecara luas
didistribusikan ke jaringan tubuh termasuk mukosa bronkus dan paru-par, tapi penetrasi
ke dalam CSF relatif sangat kecil. Sekitar levofloxacin sekitar 30% hingga 40 % terikat
dalam plasma protein. Waktu paruh Levofloksasin adalah sekitar 6 sampai 8 jam,
meskipun hal ini dapat meningkat pada pasien dengan gangguan ginjal. Levofloksasin
diekskresikan sebagian besar dalam bentuk tidak berubah, terutama dalam urin dengan
kurang dari 5% sebagai metabolit.

d) Farmakoterapi
1) Indikasi
Infeksi karena mikroorganisme yang sensitif seperti pada acute maxillary
sinusitis, acute bacterial exacerbation of chronic bronchitis, community-acquired
pneumonia, incomplicated skin dan skin structure infection, cimplicated urinary tract
infection.
2) Dosis dan Cara Pemberian
Dosis
Oral, 250 500 mg sekali sehari selama 7 -14 hari, tergantung pada keparahan
penyakit. Pneumonia yang didapat dari lingkungan, 500 mg sekali atau dua kali sehari
selama 7 -14 hari.

Intravena, 500 mg selama paling tidak 60 menit. Pneumonia yang didapat dari
lingkungan, 500 mg sekali atau dua kali sehari.

3)
4)

5)
6)

Cara Pemberian
Levofloksasin diberikan melalui oral dan atau intravena.
Efek Samping
Takikardi, hipotensi, hipoglikemi, ansietas, reaksi lokal.
Interaksi Obat
Antasida : antasida menurunkan absorpsi levofloksasin.
Besi : Pemberian besi oral menurunkan absorpsi levofloksasin.
Antidiabetes : Dapat meningkatkan efek glibenklamid.
Kontraindikasi
Epilepsi dan anak-anak.
Perhatian dan Peringatan
Hati-hati pada pengendera kendaraan bermotor karena dapat menurunkan
kewaspadaan.

You might also like