You are on page 1of 10

TUGAS

EKONOMETRIKA
DATA CROSS SECTION
ANALISIS PERMINTAAN MELON PADA PEDAGANG
BUAH DI KOTA SURAKARTA

Oleh :
1. Aleh Putra Agung

H0812010

2. Wiwit Setiaji

H0812192

EKONOMETRIKA 6-A

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk


famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari
Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan
antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya
tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon
dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di
Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh
penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.
Sejarah menunjukkan bahwa buah melon sudah dikonsumsi dalam
bentuk slice (potongan), baik segar maupun dikeringkan sejak sistem
perhitungan masehi dimulai. Bukti-bukti sejarah dan hortikultura
menunjukkan bahwa buah melon berasal dari Afrika Timur berdasarkan
masih banyak ditemukannya kerabat jauh melon dan artefak konsumsi
melon didaerah tersebut. Namun, melon yang umum terdapat di Indonesia
hanya tiga kelompok yakni Reticulatus (C. melo var. reticulates), Inodorus
(C. melo var. inodorus), dan Cantaloupe (C. melo var. cantalupensis).
Buah melon telah menjadi salah satu mata dagang ekspor impor di
pasar Internasional. Pada tahun 1998 saja kebutuhan dunia akan buah
melon mencapai 159.914 ton atau senilai US $ 96.113, terutama untuk
memenuhi permintaan dan Inggris. Jerrnan, Prancis, Belanda. dan Swedia.
Di masa-masa mendatang permintaan dunia terhadap melon diperkirakan
meningkat terus. Sasaran pasar potensial untuk melon antara lain ialah
Jepang dan Singapura. Dewasa ini Singapura mengimpor melon dari
Australia.
Tanaman melon merupakan salah satu tanaman prioritas utama
yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura.
Buah melon memiliki harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan
tanaman hortikultura lainnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada
petani atau pengusaha pertanian tanaman melon. Dan ini memungkinkan
adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang
pertanian. (Tjahjadi, 1987). Konsumsi melon semakin meningkat seiring

peningkatan pola makan penduduk Indonesia yang membutuhkan buah


segar sebagai salah satu menu sehari-hari. Selain dikonsumsi sebagai buah
segar, melon juga dimanfaatkan untuk jus, sirup, perasa permen dan susu
cair bahkan digunakan sebagai aroma sabun. Melon menarik untuk
dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Volume permintaan
yang tinggi akan melon sering tidak terpenuhi karena masih sedikitnya
sentra penanaman melon di Indonesia.
Konsentrasi bahasan makalah adalah berkaitan dengan permintaan,
penulis akan mengkaji bagaimana permintaan buah melon pada pedagang
buah yang ada di Surakarta. Maka dengan hasil data yang didapatkan akan
memudahkan kita untuk memahami prospek permintaan buah khususnya
melon di Surakarta, serta konsumen yang mengkonsumsi buah melon.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mengetahui Konsumsi Buah Melon yang dibeli oleh Pedagang Buah


Mengetahui Konsumen Pembeli Melon di Pedagang Buah
Mengetahui Pendapatan Pedagang Buah Melon
Mengetahui Kebijakan Pemerintah tentang Buah yang dirasakan oleh

Pedagang Buah
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Alur Konsumsi Buah Melon yang dibeli oleh Pedagang
Buah?
2. Siapa saja konsumen yang membeli buah di Pedagang buah Melon?
3. Bagaimana Pendapatan Pedagang buah Melon?
4. Bagaimana dampak Kebijakan Pemerintah kepada Pedagang Buah
Melon?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk familia
Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas
Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat
dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah

dan Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan
akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon
tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
termasuk Indonesia.
Saat ini melon sering digunakan sebagai buah untuk terapi kesehatan
karena mempunyai khasiat antara lain : membantu system pembuangan, anti
kanker, menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung, mencegah penggumpalan
darah (Boma Whikoto.2007).
Hampir semua lapisan masyarakat menyukai buah melon, terlebih dengan
rasanya yang manis sehingga mampu menggugah selera. Selain untuk konsumsi
buah segar, melon matang juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri
makanan dan minuman. Di samping rasanya yang enak, melon juga digemari
orang karena banyak mengandung vitamin A dan C, rendah kalori, tidak
mengandung lemak maupun kolesterol, sedikit mengandung sodium, serta sumber
potassium yang baik.
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Teori permintaan menerangkan
tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Dalam menganalisa
permintaan perlu dibedakan antara permintaan dan jumlah barang yang diminta.
Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan hubungan antara harga dan
jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan
banyaknya permintaan pada tingkat harga tertentu. Hubungan antara jumlah
permintaan dan harga ini menimbulkan adanyanya hukum permintaan. Hukum
permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa
semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan atas barang.
Untuk barang normal, pada harga yang sama bertambahnya
pendapatan konsumen dan meratanya pendapatan bisa
menyebabkan meningkatnya permintaan. Dengan demikian,
kurva permintaan barang yang arahnya negatif ini akan bergeser
ke kanan, dengan syarat ceteris paribus. Sebaliknya untuk
barang inferior, bertambahnya pendapatan justru mengakibatkan

berkurangnya permintaan. Ini berarti dengan naiknya


pendapatan, kuva permintaan akan bergeser ke kiri, ceteris
paribus. Untuk barang netral, bertambah atau berkurangnya
pendapatan tidak akan mempengaruhi fungsi permintaan.
Barang-barang normal, seperti kacang kedelai, pakaian,
dan sebagainya, selalu mengikuti hukum permintaan yang
menyatakan bahwa makin tinggi harga, makin berkurang
permintaan, atau sebaliknya. Sedangkan pada barang netral,
seperti garam, tinggi rendahnya harga tidak akan (sedikit sekali)
mempengaruhi fluktuasi. Sebab, walaupun harga garam turun,
orang tidak akan menambah konsumsi garam. Begitu juga
sebaliknya bila harga garam naik, konsumen tidak bisa
mengurangi kebutuhannya akan garam, kecuali bagi konsumen
yang mengalami penyakit tertentu. (Daniel, M., 2001)
Menurut Lipsey (1995), pendapatan terbagi dua macam, yaitu pendapatan
perorangan dan pendapatan disposable. Pendapatan perorangan adalah pendapatan
yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi
dengan pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan
dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga ; yaitu pendapatan
perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan. Pendapatan disposible
merupakan jumlah pendapatan saat ini yang dapat di belanjakan atau ditabung
oleh rumah tangga ; yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak
penghasilan.
Kebijakan untuk menetapkan sektor pertanian sebagai titik berat
pembangunan ekonomi sesuai dengan rekomendasi Rostow dalam rangka
persiapan tinggal landas (Simatupang dan Syafaat, 2000). Lebih lanjut
dinyatakan bahwa revolusi pertanian merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan
upaya menciptakan prakondisi tinggal landas.

BAB III METODE PENELITIAN


A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
B. Analisis Data
1. Identifikasi Variabel :
a. Jumlah permintaan (Y)
Jumlah permintaan adalah jumlah total permintaan bauh melon yang
diproduksi oleh pedagang buah melon
b. Harga (X1)
Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang harganya
relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif penggunaan.
c. Selera (X2)
Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi maka
akan diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang diminta akan
mengalami peningkatan, demikian sebaliknya
d. Pendapatan (X3)
Apabila pendapatan pedagang semakin tinggi akan diikuti daya beli
konsumen yang kuat dan mampu untuk membeli barang dan jasa dalam
jumlah yang lebih besar, demikian sebaliknya.
2. Pemilihan Sampel dari Sumber
Sumber yang digunakan pada analisis ini adalah hasil kuisioner yang
dibagikan kepada 30 pendagang buah di Surakarta dan data yang
dibutuhkan dalam kajian ini sebanyak 30 responden.
Rumus :

Jumlah Total Data


30
30

= 30
=1
Variabel yang diambil atau yang dikaji adalah variabel yang
mempengaruhi permintaan buah melon di pedagang buah melon yaitu,
Konsumsi, pendapatan, kebijakan pemerintah dan minat persepsi.

Tabel 1.1 Produksi Usahatani Bawang Putih Tahun 2010 Di Kecamatan


Sapuran Kabupaten Wonosobo Dalam 1 Masa Tanam
Responden

Nama

1.
Marudin
2.
Winoto
3.
Amad Walidin
4.
Mitro
5.
Daryanto
6.
Suyoto
7.
Tahudin
8.
Parsudi
9.
Waluyo
10.
Muhtoyo
11.
Musodik
12.
Darwito
13.
Wardiyo
14.
Mahidi
15.
Tarmojo
16.
Suwoto
17.
Subagio
18.
Yudi
19.
Suyanto
20.
Pawiarno
21.
Marjono
22.
Sudaryanto
23.
Naryadi
24.
Triyoso
25.
Sumarmo
26.
Supono
27.
Mulyoto
28.
Warsidi
29.
Joko Basuki
30.
Hartono
Sumber : Data Skripsi
3. Hasil Analisis
Uji t :

Produksi
(kg)
Y
8500
1100
600
200
300
1000
700
1000
3000
120
100
350
550
200
11050
250
100
250
100
400
200
550
200
300
175
250
400
350
200
250

Luas
Lahan (m2)
X2
7500
12500
3000
1500
350
5000
7000
1000
10200
175
2500
1500
3000
2000
20000
2000
1500
1500
1000
5000
3000
7000
2500
2000
2000
1250
5000
3500
1600
2000

Bibit (kg)
X3

Pupuk (kg)
X4

100
100
60
20
30
90
70
100
130
10
10
30
50
20
1002
25
10
15
10
30
25
40
20
25
15
30
40
30
25
20

1119
1604
140
60
75
230
150
260
85
55
25
60
114
45
450
50
30
50
25
80
35
65
10
35
20
25
35
25
25
45

Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh


pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Uji statistik t digunakan untuk menguji
hipotesis pertama hingga hipotesis ketiga.
a. Pengujian Hipotesis Pertama.
Ho : Diduga variabel luas lahan tidak mempunyai pengaruh positif
terhadap jumlah produksi bawang putih.
H1 : Diduga variabel luas lahan mempunyai pengaruh positif terhadap
jumlah produksi bawang putih.
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Ho : Diduga variabel bibit tidak mempunyai pengaruh positif terhadap
jumlah produksi bawang putih.
H1 : Diduga variabel bibit mempunyai pengaruh positif terhadap
jumlah produksi bawang putih.
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Ho : Diduga variabel pupuk tidak mempunyai pengaruh positif terhadap
jumlah produksi bawang putih.
H1 : Diduga variabel pupuk mempunyai pengaruh positif terhadap
jumlah produksi bawang putih.
Tabel 1.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

I.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

You might also like