Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
M.Fiqih Hidayat
01.207.5514
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam dengue (dengue fever, selanjutnya disingkat DD) adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam, dan
limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata,
gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan, dan petekie spontan. Demam berdarah
dengue (atau Dengue Haemorrhagic Fever, selanjutnya disingkat DBD) ialah penyakit yang
terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang
biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome, selanjutnya disingkat DSS) ialah penyakit DBD yang disertai renjatan.
Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan
sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya
pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta merekrut tenaga
medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai
kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam
mengantisipasi dan merespon kasus ini.
Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di
Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang
(CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan
CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
CATATAN MEDIK
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. D
Umur
: 9 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: Sekolah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: Terboyo, Semarang
Nama Ayah
: Tn. E
Umur
: 39 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Nama Ibu
: Ny. F
Umur
: 35 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Bangsal
: B.Nisa I
Masuk RS
: 30 Desember 2012
B. DATA DASAR
1. Anamnesis ( Alloanamnesis dan Autoanamnesis)
Riwayat pernah sakit panas, batuk, pilek tapi tidak sampai mondok di
rumah sakit.
Tetangga ada yang sakit seperti ini dan sampai mondok di rumah sakit.
Teman satu sekolah tidak ada yang sakit seperti ini.
C. DATA KHUSUS
Riwayat Perinatal :
Anak perempuan lahir dari ibu P2 A0 hamil 38 minggu, antenatal care teratur,
penyakit kehamilan tidak ada, masa gestasi cukup bulan, lahir secara section
caesaria atas indikasi plasenta previa di RS dr.Cipto semarang, anak Dahir
langsung menangis, berat badan lahir 3500 gram.
Riwayat Makan-Minum
Anak diberikan ASI dan tambahan susu formula sejak lahir sampai usia 6
bulan. Umur 7-8 bulan selain ASI dan susu formula, mendapat makanan
pendamping berupa bubur susu, umur 8 bulan mendapat makanan pendamping
berupa nasi tim dan sayur. Umur 1 tahun hingga sekarang mulai mendapat
makanan orang dewasa (nasi, lauk, sayur dan buah). Anak makan 3-4 kali sehari.
Kesan : Kualitas dan kuantitas diit baik
Riwayat Imunisasi Dasar
No
Jenis Imunisasi
Jumlah
Dasar
1.
BCG
1x
1 bulan
2.
Polio
4x
0, 2, 4,6 bulan
3.
Hepatitis B
3x
0,2,6 bulan
4.
DPT
3x
2, 4, 6 bulan
5.
Campak
1x
9 bulan
Tersenyum
: 2 bulan
: 3 bulan
: 7 bulan
Berdiri berpegangan
: 9 bulan
Berjalan
: 12 bulan
4,4
6,5
2,6
Ibu memakai sistem KB suntik 3 bulan sekali tetapi sudah 1 bulan ini
berhenti.
2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 31 Desember 2012, pukul 09.00 WIB
Anak perempuan usia 9 tahun, berat badan 40 kg, panjang badan 132 cm
Kesan umum : Tampak lemah, kesadaran composmentis
Tanda vital
-
Nadi
Laju nafas
: 26 x/ menit
Suhu
: 38,5 C ( axilla )
Status Internus
Kepala
: mesocephale
Mata
Hidung
Telinga
: discharge ( -/- )
Mulut
Leher
Tenggorok
: faring hiperemis ( - )
THORAX
Paru-paru
Inspeksi
:
: bentuk normal, hemithorax dextra dan sinistra
simetris, retraksi (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Perkusi
Batas pinggang
Palpasi
Auskultasi
Irama
: Reguler
: (-)
:
Inspeksi
: Datar
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
EKSTREMITAS
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-
-/-
Akral sianosis
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Capillary refill
Alat kelamin
Anorektal
3. Pemeriksaan Penunjang
Darah
Tanggal 31 Desember 2012 ( hari 1 perawatan )
Hb
= 12,8 g/dl
Ht
= 38 %
Leukosit
= 3,47 ribu/L
Eritrosit
= 5,29 juta/L
Trombosit
= 176 ribu/L
Basofil
= 0,3 %
Neutrofil
= 64,3 %
Limfosit
= 21,9 %
Monosit
= 13,5 %
MCV
= 71,8 fl
MCH
= 24,2 fl
10
MCHC
= 33,7 g/dl
LED
=
-LED 1
= 2 mm/jam
-LED 2
= 9 mm/jam
= B/positif
Kesan : Leukositopeni
Trombositopeni
Peningkatan hematokrit
Darah rutin tanggal 1 Januari 2013
Hb
= 13,1 g/dl
Ht
= 41,4 %
Leukosit
= 1,6 ribu/L
Trombosit
= 150 ribu/L
= 13,5 g/dl
Ht
= 40,3 %
Leukosit
= 1,45 ribu/L
Trombosit
= 117 ribu/L
= 13,5 g/dl
11
Ht
= 40,3 %
Leukosit
= 1,45 ribu/L
Trombosit
= 117 ribu/L
= 14,09 g/dl
Ht
= 44,9 %
Leukosit
= 5,5 ribu/L
Trombosit
= 90 ribu/L
= 14,1 g/dl
Ht
= 44,8 %
Leukosit
= 4,8 ribu/L
Trombosit
= 166 ribu/L
= 13,8 g/dl
Ht
= 43,7 %
Leukosit
= 4,4 ribu/L
Trombosit
= 259 ribu/L
ASSESMENT
Febris 3 hari
12
Gizi baik
INITIAL PLAN
Assessment
: Febris 3 hari
DD
:
Demam Chikungunya
Demam Dengue
Demam Haemoragik Fever Grade I
IP.DX
S
:-
IP.TX
Infuse RL
40 kg x 3 ml = 120 x 15
60
= 30 tpm
Paracetamol 500 mg ( bila panas)
IP.MX
13
Di rumah :
Jika panas, minum obat penurun panas, jika panas tidak turun, segera bawa ke
pelayanan kesehatan terdekat.
Proteksi diri dengan tidur menggunakan kelambu.
Melakukan 3 M (Menguras tempat penampungan air dan bak mandi, Menutup
tempat- tempat penampungan air, Mengubur barang- barang yang dapat
menampung air)
Fogging
Abatisasi
Assestment : Gizi Baik
DD
14
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik
IP. DX
S
:-
IP.TX
BB = 40 kg
Kebutuhan kalori
10 x 100
= 1000
10 x 50
= 500
20 x 20
= 400 +
Total Kalori
1900 kkal
15
IP.EDUKASI
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
16
A. Definisi
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
B. Diagnosa DHF
Berdasarkan kriteria WHO:
1. Klinis
Gejala klinis berikut harus ada yaitu :
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama
2-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan :
o Uji torniquet positif
o Ptekie, ekimosis, purpura
o Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
o Hematemesis dan melena
Pembesaran hati
17
Syok ditandai dengan nadi cepat, lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
2. Laboratoris
Trombositopenia ( 100.000 /mm5 atau kurang)
Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler dengan
manifestasi sebagai berikut :
Peningkatan hematokrit > 20 %
Penurunan hematokrit >20 % dari nilai standart, setelah dilakukannya penggantian
volume plasma.
Dua kriteria klinis ditambah satu kriteria laboratoris cukup untuk menegakkan diagnosa
sementara DBD. Dalam memonitor hematokrit harus diingat kemungkinan yang ada
seperti telah adanya anemia, perdarahan berat atau telah dilakukannya penggantian
volume plasma. Efusi pleura dan terjadinya hipoalbuminemi dapat memperkuat terjadinya
kebocoran plasma
C. Derajat Penyakit
Derajat penyakit DBD dapat diklasifikasikan dalam 4 derajad :
Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi perdarahan ialah uji
torniquet
Derajat II : Seperti derajad I disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun
atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
18
Derajat IV : Syok berat ditandai dengan nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
C. Komplikasi
Encepalopati Dengue
Kelainan ginjal berupa gagal ginjal akut apabila terjadi pada fase terminal sebagai
akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik.
Udem paru
D. Tata Laksana
Pada dasarnya pengobatan DHF bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan
19
Perbaikan
Tidak gelisah
Gelisah
Nadi kuat
Distres pernafasan
Ht tetap tinggi/naik
Tetesan dikurangi
5 ml/kgBB/jam
Ht turun
Distres pernafasan
Ht naik
Tek Nadi < 20 mmHg
Koloid 10-20ml/kgBB
Perbaikan
Perbaikan
Sesuaikan tetesan
3 ml/kgBB/jam
BAB IV
20
PEMBAHASAN
Pada pasien anak D yang berusia 9 tahun didiagnosa DHF grade I adalah tepat, karena
dari anamnesa awal ditemukan data-data yang dapat mengarah pada diagnosa DHF grade I ,
antara lain : 3 hari Panas terus menerus, pusing,mual,dan nyeri pada ulu hati, nafsu makan
dan minum menurun.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tensi 110/80, frekuensi nadi 110, temperature
38,5C, ditemukan ptekie pada tangan saat pengujian Rumple Ledd.
Pada pemeriksaan penunjang, pemeriksaan darah rutin hematokrit dan trombosit.
Hasil yang didapat pada tanggal 4 Januari 2013 yaitu hematokritnya 44,9 % , trombositnya
90.000 /ml (N =150000-450000), Pada pasien ini terjadi peningkatan Kadar hematokrit
artinya terjadi hemokonsentrasi dan trombositnya terjadi penurunan (trombositopenia).
Berdasarkan kriteria WHO :
1. Tanda klinis
pembesaran hati
syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi,
kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah
2. Laboratoris
21
jika terdapat dua tanda klinis atau lebih ditambah satu kriteria laboratoris, sudah
cukup untuk menegakkan diagnosa sementara DHF. Pada pasien ini ditemukan
tanda klinis (panas tinggi mendadak berlangsung terus menerus, uji torniquet
positif dan dua kriteria laboratoris (trombositopenia dan hematokritnya
meningkat) jadi pasien ini dapat didiagnosa sementara DHF.
Penatalaksanaan yang diberikan berupa cairan, dietetik, dan medikamentosa sudah
sesuai teori yang ada. Selama pasien dirumah sakit, yang perlu dimonitoring keadaan
umum, tanda-tanda vital,nilai hematokrit dan trombosit tiap 6 jam, intek cairan/makanan.
Edukasi
kepada orang tua pasien, selama pasien dirawat tingkatkan makan dan
minum agar kebutuhan cairan tubuh terpenuhi sehingga tidak terjadi dehidrasi. bila panas
kompres dengan air hangat dan minum obat penurun panas.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pada pasien anak D, umur 9 tahun didiagnosa DHF grade I, karena dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratoris terdapat tanda-tanda yang
termasuk kriteria DHF grade I.
Terapi yang meliputi aspek cairan, aspek dietetik dan medikamentosa sudah sesuai.
SARAN
Perlunya digalakkan Gerakan 3 M tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus
dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
23