You are on page 1of 1

Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya

adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului
penggantian volume dengan cairan.
2. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan
dengan cara lain.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi
komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi
diberikan plasma subtitute atau larutan albumin.
Pedoman WHO (Sibinga, 1995) disebutkan :
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah
pengganti yang hilang/kurang.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi
darah cenderung memakai komponen darah disesuaikan
dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah
merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang
mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan.
Diperlukan pedoman dalam pemberian komponenkomponen darah untuk pasien yang memerlukannya,
sehingga efek samping transfusi dapat diturunkan
seminimal mungkin. Lansteiner, perintis transfusi
mengatakan : Transfusi darah tidak boleh
diberikan,kecuali manfaatnya melebihi resikonya. Pada
anemia, transfusi baru layak diberikan jika pasien
menunjukkan tanda Oxigen Need yaitu rasa sesak,
mata berkunang, berdebar (palpitasi), pusing, gelisah
atau Hb <6 gr/dl. Pemberian sel darah merah, sering
digunakan apabila kadar Hb kurang dari 6 gr%, dan
hampir tidak diperlukan bila Hb lebih dari 10 gr% dan
kalau kadar Hb antara 6-10gr%, maka transfusi sel darah
merah atas indikasi keadaan oksigenasi pasien. Perlu
diingat bahwa kadar Hb bukanlah satu-satunya
parameter, tetapi harus diperhatikan pula faktor-faktor
fisiologi dan resiko pembedahan yang mempengaruhi
oksigenasi pasien tersebut.(2) Kehilangan sampai 30%
EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit
saja.(3,5,12). Kehilangan lebih daripada itu, setelah
diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi
jika Hb<8 gr/dl.(2,12) Habibi dkk memberikan petunjuk
bahwa dengan pemberian satu unit PRC akan
meningkatkan hematokrit 3-7%. Indikasinya adalah : (2)
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari
1000
ml.
2.
Hemoglobin
<
8
gr/dl.
3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit
utama : (misalnya empisema, atau penyakit jantung
iskemik) 4. Hemoglobin <10 gr/dl dengan darah autolog.
5. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.
Dapat disebutkan bahwa :
Hb sekitar 5 adalah CRITICAL

Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE


Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan
dihentikan setelah mancapai batas TOLERABLE atau
OPTIMAL.(12)
PRC berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan
selama penyimpanan, atau dengan sentrifugasi putaran
tinggi. Sebagian besar (2/3) dari plasma dibuang.(1) Satu
unit PRC dari 500 ml darah lengkap volumenya 200-250
ml dengan kadar hematokrit 70-80%, volume plasma 1525 ml, dan volume antikoagulan 10-15 ml. Mempunyai
daya pembawa oksigen dua kali lebih besar dari satu unit
darah lengkap. Waktu penyimpanan sama dengan darah
lengkap.(3,5)
Secara umum pemakaian PRC ini dipakai pada pasien
anemia yang tidak disertai penurunan volume darah,
misalnya pasien dengan anemia hemolitik, anemia
hipoplastik kronik, leukemia akut, leukemia kronik,
penyakit keganasan, talasemia, gagal ginjal kronis, dan
perdarahan-perdarahan kronis yang ada tanda oksigen
need (rasa sesak, mata berkunang, palpitasi, pusing, dan
gelisah). PRC diberikan sampai tanda oksigen need
hilang. Biasanya pada Hb 8-10 gr/dl.(6,8,12)
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan
PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar
hematokrit 3-5 %. (7,8)
Keuntungan transfusi PRC dibanding darah lengkap
1. Kemungkinan overload sirkulasi menjadi minimal
2. Reaksi transfusi akibat komponen plasma menjadi
minimal.
3. Reaksi transfusi akibat antibodi donor menjadi
minimal.
4. Akibat samping akibat volume antikoagulan yang
berlebihan menjadi minimal.
5. Meningkatnya daya guna pemakaian darah karena sisa
plasma dapat dibuat menjadi komponen-komponen yang
lain.
Kerugian PRC adalah masih cukup banyak plasma,
lekosit, dan trombosit yang tertinggal sehingga masih
bisa terjadi sensitisasi yang dapat memicu timbulnya
pembentukan antibodi terhadap darah donor. Sehingga
pada pasien yang memerlukan transfusi berulang,
misalnya pasien talasemia, paroksismal nocturnal
hemoglobinuria, anemia hemolitik karena proses
imunologik, dsb serta pasien yang pernah mengalami
reaksi febrile sebelumnya (reaksi terhadap lekosit donor)
Untuk mengurangi efek samping komponen non eritrosit
maka dibuat PRC yang dicuci (washed PRC). Dibuat dari
darah utuh yang dicuci dengan normal saline sebanyak
tiga kali untuk menghilangkan antibodi. Washed PRC
hanya dapat disimpan selama 4 jam pada suhu 4oC,
karena itu harus segera diberikan.

You might also like