Professional Documents
Culture Documents
PD PASIEN DGN
GANGREN
PENGERTIAN
Gangren: proses atau keadaan yg
ditandai dengan adanya jaringan mati
atau nekrosis, namun secara
mikrobiologis adalah proses nekrosis
yg disebabkan oleh infeksi (Askandar,
2001)
FAKTOR-FAKTOR YG
MEMPENGARUHI
Faktor-faktor yg mempengaruhi
terjadinya gangren kaki diabetik:
a. Faktor endogen:
- genetik, metabolik
- angiopati diabetik
- Neuropati diabetik
LANJUTAN FAKTOR
b. Faktor eksogen:
- Trauma
- Infeksi
LANJUTAN TEORI
2. TEORI GLIKOSILASI
Hiperglikemi
Glikosilasi pada semua protein, terutama
yg mengandung senyawa lisin
Terjadinya proses glikosilasi pada protein
membran basal komplikasi baik
makro/mikro vaskuler.
LANJUTAN
Faktor utama yg menyebabkan
gangren kaki diabetik adalah:
- Angiopati
- Neuropati
Faktor
terpenting untuk terjadinya kaki
diabetik
- Infeksi
LANJUTAN NEUROPATI
Adanya neuropati perifer
terjadinya
gangguan sensorik dan motorik.
GANGGUAN SENSORIK
Hilang/menurunnya sensasi nyeri pada kaki,
shg jika mengalami trauma tidak terasa
nyeri, yg tiba-tiba menyebabkan ulkus pada
kaki.
GANGGUAN MOTORIK atrofi otot kaki
sehingga merubah titik tumpu kaki.
ANGIOPATI
Angiopati penurunan aliran darah ke
tungkai akibat aterosklerosis dr
pembuluh darah besar di tungkai
terutama di betis.
Apabila sumbatan terjadi pada
pembuluh darah yg lebih besar
(K) akan menderita sakit pada
tungkai setelah berjalan pd jarak
tertentu.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi ggn pembuluh darah dapat berupa:
- nyeri tungkai bawah saat istirahat
- pada perabaan terasa dingin
- kesemutan dan cepat lelah
- pulsasi pembuluh darah kurang kuat
- Kaki menjadi pucat bila ditinggikan.
- Adanya ulkus/gangren
Adanya angiopati
penurunan asupan nutrisi,
oksigen serta antibiotika sehingga kaki sulit
sembuh (Levin, 1993).
KLASIFIKASI GANGREN
Wagner (1983) membagi gangren kaki
diabetik menjadi 6 tingkatan:
Derajat 0: Tidak ada lesi, kulit masih
utuh dgn kemungkinan disertai
kelainan bentuk kaki
Derajat I: Ulkus superficial terbatas
pada kulit
Derajat II: Ulkus dalam menembus
tendon dan tulang
KLASIFIKASI GANGREN
Brand (1986) dan Ward (1987) membagi
gangren kaki menjadi 2 golongan:
1).
Kaki diabetik akibat iskemi:
disebabkan oleh penurunan aliran
darah ke tungkai
akibat adanya
makroangiopati (arterosklerosis) dr
pembuluh darah besar
di tungkai
terutama di betis.
LANJUTAN
2. Kaki diabetik akibat neuropati
Terjadi kerusakan syaraf somatik
dan
otonomik, tdk ada ggn dari
sirkulasi.
Secara klinis: dijumpai kaki yg
kering, hangat, kesemutan, mati rasa,
edema kaki
dengan pulsasi
pembuluh darah kaki teraba baik.
ASKEP GANGREN
1. PENGKAJIAN
- Keluhan utama:rasa kesemutan pd
kaki/tungkai bawah, rasa raba yg
menurun, luka yg tdk sembuh-sembuh
dan berbau, adanya nyeri pada luka.
- Riwayat penyakit sekarang: kapa
terjadinya luka, penyebab, upaya yang
telah dialkukan untuk mengatasinya.
LANJUTAN PENGKAJIAN
- Riwayat kesehatan dahulu: riwayat DM
atau penyakit-penyakit lain yg ada
kaitan dengan defisiensi insulin, mis:
penyakit pankreas. Adanya riwayat
penyakit jantung, aterosklerosis.
- Riwayat kesehatan keluarga: menderita
DM, atau penyakit keturunan yg dapat
menyebabkan defisiensi insulin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1).Gangguan perfusi jaringan b/d menurunnya
aliran darah ke daerah gangren akibat
adanya obstruksi pembuluh darah
2). Kerusakan integritas kulit b/d adanya
gangren pada ekstremitas
3). Gangguan rasa nyaman nyeri b/d iskemik
jaringan
4). Potensial terjadinya penyebaran infeksi
(sepsis) b/d meningkatnya kadar gula darah
LANJUTAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
5). Kurang pengetahuan tentang
penyakit,
prognosis dan pengobatan b/d
kurang
informasi
6). Gangguan gambaran diri b/d
peubahan
salah satu anggota tubuh.
LANJUTAN.
Perawatan luka gangren: melakukan
perawatan luka akibat dari
komplikasi penyakit diabetes melitus
(Perry & Potter, 2006).
INDIKASI PERAWATAN
Perawatan luka gangren dapat
dilakukan pada luka gangren diabetik
yang kotor dan bersih.
PRINSIP PERAWATAN
Perawatan luka dilakukan jika luka
kotor/luka basah
Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik
Ganti sarung tangan diantara tindakan
bersih dan kotor
Pisahkan peralatan bersih dan steril
Balutan diberikan sesuai kondisi luka:
basah, kering, steril dan luka
terkontaminasi.
HAL-HAL YG PERLU
DIPERHATIKAN
Melihat kondisi luka pasien: luka kotor/tidak,
ada pus atau jar.nekrotik?
Setelah dikaji baru dilakukan perawatan luka.
Untuk perawatan luka biasanya
menggunakan antiseptik ( NaCl) dan kassa
steril.
PERSIAPAN ALAT U/
PERAWATAN
Alat Steril ( baki instrument berisi ) :
1 Pinset anatomi
2 pinset chirurgis
1 klem arteri
1 gunting jaringan
Kassa dan deppers steril secukupnya
Kom kecil untuk larutan 2 buah
Sarung tangan steril
Kapas lidi
PERSIAPAN PASIEN
- Mengucapkan
salam teraupetik
dan
memperkenalkan diri
- Melakukan
evaluasi/validasi
- Melakukan
kontrak (waktu,
tempat dan topik)
- Menjelaskan
tujuan dilakukan
prosedur
- Menjelaskan
langkah prosedur
- meminta
persetujuan pasien
- menyiapkan
pasien sesuai keb.
LANJUTAN TEKNIK
PERAWATAN
5). Pasang pengalas
6). Letakkan bengkok atau kantong plastik di
dekat klien
7). Buka balutan luka dengan menggunakan
gunting verban. Bila balutan lengket pada
luka, basahi balutan yang menempel pada
luka dengan NaCl 0,9% dan angkat balutan
dengan pinset secara hati-hati.
LANJUTAN TEKNIK
PERAWATAN
8). Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka:
LANJUTAN TEKNIK
PERAWATAN
Kaji kulit sekitar luka terhdap adanya
maserasi, inflamasi, edema dan adanya gas
gangren yang ditandai dengan adanya
krepitasi saat melakukan paplpasi di sekitar
luka.
Kaji adanya nyeri pada luka
9). Cuci perlahan-lahan kulit di sekitar ulkus
dengan kasa dan air hangat, kemudian
keringkan perlahan-lahan
dengan cara mengusap secara hati-hati dgn
kasa kering
LANJUTAN TEKNIK
PERAWATAN
10). Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih
11). Ganti sarung tangan dengan sarung
tangan steril
12). Bersihkan luka:
Bila luka bersih dan berwarna kemerahan
gunakan cairan NaCl 0,9%
Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9%
dan antiseptik iodne 10%
Bila warna luka kehitama: ada jar. Nekrotik,
gunakan NaCl 0,9%. Jar.nekrotik dibuang
dengan cara digunting sedikit demi sedikit
samapi terlihat jar.granulasi.
LANJUTAN TEKNIK
PERAWATAN
Bila luka sudah berwarna merah, hindari
jangan sampai berdarah
Bila da gas gangren, lakukan masase ke arah
luka
13). Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi
dengan menggunakan NaCl 0,9% dengan
sudut kemiringan 45 derajat sampai
bersih. Irigasi sampai kedalaman
luka karena pd sinus terdapat
banyak kuman
LANJUTAN TEKNIK
PERAWATAN
14). Lakukan penutupan luka:
a. Cara Konvensional:
- Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis
kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl
0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi
lembab. Pasang kasa lembab sesuai
kedalaman luka (hindari mengenai jaringan
sehat di pinggir luka), lalu tutup dengan kain
kasa kering dan jangan terlalu ketat.
LANJUTAN TEKNIK
PERAWATAN
Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis
kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan betadin
10%, lalu tutup dengan kasa kering.
b. Bila menggunakan balutan modern
- Transparant film: balutan yang dapat
mendukung terjadinya autolitik debridement
dan digunakan pada luka partial thickness.
- Kontraindikasi pada luka dengan eksudat
banyak dan sinus
LANJUTAN TEKNIK
Hidroaktif gel: digunakan untuk
mengisi jaringan
mati/nelrotik,mendudkung terjadinya
autolitik debridement, membuat
kondisi lembab pada luka ynag
kering/nelrotik, luka ynag berwarna
kuning dengan eksudat minimal.
LANJUTAN TEKNIK.
Hidroselulosa
Digunakan untuk menyerap cairan
(hidrofiber) dan membentuk gel yang
lembut, mendukung proses autolitik
debridement, meningkatkan proses
granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan
kenyamanan pasien dengan mengurangi
rasa sakit, menahan stapilococcus
aureus agar tidk masuk ke dalam luka.
LANJUTAN TEKNIK.
Calsium Alginate
LANJUTAN TEKNIK.
METCOVASIN
LANJUTAN TEKNIK.
MYCOSTATINE DAN METRONIDAZOLE
Berguna untuk melindungi kulit akibat
candida, untuk mengurangi bau akibat
jamurdan bakteri anaerob, mengurangi
nyeri dan peradangan.
15). Bila pembuluh darah vena mengalami
kerusakan , lakukan kompresi dengan
menggunakan verban elastis.
LANJUTAN TEKNIK..
16). Mengatur pasien ke posisi yang nyaman
dan memungkinkan aliran darah ke perifer
dan ke daerah luka tetap lancar, misalnya
dnegan cara elevasi tungkai bila luka
berlokasi di tumit atau telapak kaki.
17). Merapikan alat-alat
18). Membuka sarung tangan dan Mencuci
tangan
19). Mengevaluasi respin pasien baik verbal
maupun non verbal
LANJUTAN TEKNIK.
20). Menyusun rencana tindak lanjut:
jadwal penggantian balutan yang akan
datang dan rencana edukasi kepada klien
dan keluarga.
21). Dokumentasikan tindakan dan hasil
evaluasi perkembangan keadaan luka:
- Ukuran luka: luas dan kedalaman luka
- Kondisi luka
- Kondisi kulit sekitar luka
- Apakah ada nyeri pada luka
LANJUTAN TEKNIK.
Jenis balutan yang digunakan
- Hasil kultur luka (jika ada)
22). Berikan pendidikan kesehatan yang
berkaitan dengan luka:
- Anjurkan klien untuk tidak menekuk atau
melipat kaki yang luka
- Anjurkan klien untuk imobilisasi kaki yg
luka dan hindari menggunakan kaki yg luka
sebagai tumpuan atau penyangga tubuh.
EVALUASI
Mencatat hasil tindakan perawatan luka
pada dokumen/catatan keperawatan
Perhatikan teknik asepthik dan
antiseptik
Jaga privasi klien
Perhatikan jika ada pus / jaringan
nekrotik
Catat karakteristik luka
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH