You are on page 1of 6

JUIPERDO, VOL 1 NO.

1 Maret 2012

Peran Keluarga Dalam

Johana Tuegeh, dkk

PERAN KELUARGA DALAM MEMANDIRIKAN ANAK RETARDASI


MENTAL DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT MANADO TAHUN 2011
Johana Tuegeh, Frenny Rompas dan Djoni Ransun
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado
ABSTRAK
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Setiap anggota
keluarga mempunyai perannya masing-masing. Peranan dari orang tua sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak.
Tujuan penelitian ini adalah Mendapatkan gambaran tentang Peran Keluarga Dalam Memandirikan
Anak Retardasi Mental di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado, jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif. Populasi yang diambil adalah Seluruh orang tua yang mempunyai anak retardasi
mental di YPAC, sedangkan tekhnik pengambilan sampel adalah accidental sampling, dilaksanakan
pada tanggal 19 July 2011 sampai tanggal 28 july 2011 yang diadakan di Yayasan Pembinaan Anak
Cacat Manado.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Peran Keluarga Dalam Memandirikan Anak Retardasi
Mental di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado dikategorikan baik dengan jumlah responden 12
orang (60%), cukup 7 orang (35%) dan kurang 1 orang (5%). Dengan demikian peran keluarga dalam
memandirikan anak cacat di yayasan pembinaan anak cacat manado sudah baik.
Dari hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan bagi Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado
untuk meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya peran keluarga dalam memandirikan anak
retardasi mental, agar peran keluarga dalam memandirikan anak retardasi mental di Yayasan
Pembinaan Anak Cacat manado dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan.
Kata kunci : Peran keluarga, memandirikan mental retardasi anak
ABSTRACT
The family is the smallest unit of society is made up of heads of households as well as a few people
that get together and live in one roof in a state of interdependence. Each family member has a role to
play. The role of parents affects the child grows.
The purpose of this study was Getting a picture of the "Role of Families in independent Mental
Retardation Child Development Foundation for Disabled Children in Manado", type of study was
descriptive. The whole population is taken as a child of parents who have mental retardation in YPAC,
while the sampling technique was accidental sampling, held on 19 July 2011 to 28 july 2011 held at
the Foundation for Child Development Disabilities Manado.
The results can be concluded that the Role of Families in independent Mental Retardation Child
Development Foundation for Disabled Children in Manado are categorized both by the number of
respondents 12 people (60%), just 7 people (35%) and less than 1 person (5%). Thus the role of family
in independent foundation coaching children with disabilities in Manado is either disabled child.
From these results, the authors recommend for Disabled Children Development Foundation Manado
to increase education about the importance of the role of families in independent mentally retarded
child, so that the role of families to independent of the mentally retarded child can be maintained and
further improved.
Key words: The role of the family, independent mentally retarded child.

PENDAHULUAN
Keluarga merupakan lingkungan sosial
yang pertama dikenal kepada anak atau dapat
dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal

kehidupan sosial pertama-tama di dalam


lingkungan keluarga. Keluarga adalah suatu ikatan
atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang
hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
30

JUIPERDO, VOL 1 NO. 1 Maret 2012

Peran Keluarga Dalam

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa


anak, bila anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal
dalam sebuah rumah tangga1. Keluarga mempunyai
peranan yaitu: Peran Ayah sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, rasa aman, sebagai kepala
keluarga, anggota masyarakat. Peran Ibu sebagai
pengurus rumah tangga, pengasuh atau pendidik
anak, pencari nafkah tambahan, anggota
masyarakat. Peran anak sebagai peran psikososial
sesuai tingkat perkembangan baik mental, fisik,
sosial dan spiritual.
Kemandirian adalah kemampuan untuk
melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sesuai
dangan tahapan perkembangan dan kapasitasnya 2.
Kemandirian seperti halnya psikologis yang lain,
dapat berkembang dengan baik jika diberikan
kesempatan untuk berkembang melalui latihan
yang dilakukan secara terus-menerus dan
dilakukan sejak dini. Latihan tersebut berupa
pemberian tugas tanpa bantuan. Kemandirian akan
memberi dampak yang positif bagi perkembangan
anak, maka sebaiknya kamandirian diajarkan pada
anak sedini mungkin sesuai dangan kemampuan
anak. Seperti telah diakui segala sesuatu yang
dapat diusahakan sejak dini akan dapat dihayati
dan semakin berkembang menuju kesempurnaan3.
Dalam mencapai keinginan untuk mandiri, sering
kali anak mengalami hambatan-hambatan yang
disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk
tetap tergantung pada orang lain3.
Kemandirian pada anak berasal dari
keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang
tua. Di dalam keluarga orang tualah yang berperan
dalam mengasuh, membimbing dan membantu
mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Masa
anak-anak merupakan masa yang paling penting
dalam proses perkembangan kemandirian, maka
pemahaman dan kesempatan yang diberikan orang
tua kepada anak-anaknya dalam meningkatkan
kemandirian amatlah krusial. Meskipun dunia
sekolah juga turut berperan dalam memberikan
kesempatan kepada anak untuk mandiri, keluarga
tetap merupakan pilar utama dan pertama dalam
pembentukan anak untuk mandiri.
Menurut data yang diperoleh dari Yayasan
Pembinaan Anak Cacat Manado pada bulan Mei

Johana Tuegeh, dkk

2011, jumlah anak yang bersekolah di YPAC


berjumlah 62 orang yang terdiri dari 34 orang anak
retardasi mental, 21 orang anak tuna rungu, 4 orang
anak autisme, dan 3 orang anak tuna daksa. Dan
dalam wawancara dengan Pengurus Yayasan
Pembinaan Anak Cacat Manado, diketahui
kurangnya peranan keluarga dalam memandirikan
anak-anak mereka, sehingga terkadang terdapat
hambatan saat proses belajar-mengajar dalam
mendidik dan memandirikan anak tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
peran keluarga dalam memandirikan anak retardasi
mental di Yayasan Pembinaan Anak Cacat
Manado.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah
keluarga (orang tua) yang mempunyai anak
retardasi mental di Yayasan Pembinaan Anak
Cacat Manado. Sampel diperoleh dengan cara
accidental sampling, dengan jumlah 34 orang.
Cara pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara menggunakan kuesioner. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
daftar pertanyaan (kuesioner). Kuesioner terdiri
dari 14 pertanyaan. Dengan bobot, bila menjawab a
diberi bobot 2, bila menjawab b diberi bobot 1, dan
bila menjawab c diberi bobot 0. Dengan skor
tertinggi adalah 28 dan skor terendah adalah 0.
Analisis data secara deskriptif.
HASIL
Karakteristik Responden
Penelitian Peran Orang Tua Dalam
Memandirikan Anak Retardasi Mental Di Yayasan
Pembinaan Anak Cacat Manado, terdapat dua
puluh orang responden dengan enam orang lakilaki dan empat belas orang perempuan yang
memenuhi kriteria inklusi dilakukan pada tanggal
19 - 28 Juli 2011, data didapatkan melalui
wawancara dan pengisian kuesioner yang diisi
langsung oleh responden, hasil yang diperoleh
yaitu:
31

JUIPERDO, VOL 1 NO. 1 Maret 2012

No

Peran Keluarga Dalam

Johana Tuegeh, dkk

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)

Laki-laki

30

Perempuan

14

70

Total

20

100

Tabel 1 menunjukkkan dari 20 responden


tertinggi 14 responden (70%) yang berjenis

kelamin perempuan dan terendah 6 responden


(30%) yang berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut Golongan Umur Responden


No

Golongan Umur

Frekuensi

Persentase (%)

(Tahun )

26-30

20

31-35

15

36-40

10

41-45

30

46-50

15

51-55

56-60

61-65

66-70

10

71-75

10

20

100

Total

32

JUIPERDO, VOL 1 NO. 1 Maret 2012

Peran Keluarga Dalam

Tabel 2 menunjukkan dari 20 responden


tertinggi 6 responden (30%) yang berumur 41-45

No

tahun dan terendah 2 responden (10%) yang


berumur 71-75 tahun.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Menurut Pekerjaan Responden


Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)

Pegawai Negeri Sipil

15

Swasta

25

Pensiunan

Ibu Rumah Tangga

11

55

Total

20

100

Tabel 3 menunjukkkan dari 20 responden


tertinggi 11 responden (55%) yang bekerja sebagai

No

Johana Tuegeh, dkk

Ibu Rumah Tangga, dan terendah 1 responden


(5%) sebagai pensiunan.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden


Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)

SD

SMP

10

SMA

12

60

D III

S1

20

Total

20

100

Tabel 4 menunjukkan dari 20 responden


tertinggi 12 responden (60%) yang berpendidikan

SMA dan terendah 1 responden (5%) yang


berpendidikan SD.

33

JUIPERDO, VOL 1 NO. 1 Maret 2012

Peran Keluarga Dalam

Johana Tuegeh, dkk

Kajian Tentang Peran Keluarga Dalam Memandirikan Anak Retardasi Mental


Peran keluarga dalam memandirikan anak anak mereka dan terendah 1 responden keluarga
retardasi mental menunjukkan hasil bahwa dari 20 (5%) yang mempunyai peran kurang dalam
responden tertinggi 12 responden keluarga (60%) memandirikan anak mereka.
yang mempunyai peran baik dalam memandirikan

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kajian Tentang Peran Keluarga Dalam
Memandirikan Anak Retardasi Mental Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado Tahun 2011
Kajian Tentang Peran Keluarga
Dalam Memandirikan Anak
No
Frekuensi
Persentase (%)
Retardasi Mental

Baik

12

60

Cukup

35

Kurang

Total

20

100

PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan jumlah
responden terbanyak yaitu 14 responden (70%)
yang berjenis kelamin perempuan, 6 responden
(30%) yang berumur 41-45 tahun, 11 responden
(55%) yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga,
dan 12 responden (60%) yang berpendidikan SMA.
Hasil penelitian kajian tentang peran keluarga
dalam memandirikan anak retardasi mental
didapatkan 12 keluarga (60%) yang mempunyai
peran baik, 7 keluarga (35%) yang mempunyai
peran cukup dan 1 responden keluarga (5%) yang
mempunyai peran kurang.
Hal ini didukung oleh pernyataan yang
mengatakan bahwa jenis kelamin berpengaruh
dalam hal peranan, biasanya Ibu lebih berperan
dalam mendidik dan mengasuh anak 2. Selain itu
Ibu mempunyai peran sebagai pengurus rumah
tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari

nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai


masyarakat kelompok sosial tertentu1 dan Orang
yang paling dekat atau yang paling sering
berhubungan dengan anak dalam keluarga pada
umumnya adalah ibu. Sehingga, sikap ibu
merupakan
faktor
yang
penting
dalam
perkembangan anak. Tingkat pendidikan ibu juga
mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya dalam
menghadapi anak-anaknya artinya ibu yang
berpendidikan akan bersikap lebih baik2.
Selain jenis kelamin dan tingkat
pendidikan, umur juga sering mempengaruhi
peranan keluarga dalam memandirikan anak
mereka. Semakin tua umur seseorang, maka
pengalaman dalam mengajari dan mendidik anak
mereka semakin banyak. Pengetahuan diperoleh
dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain 4. Oleh karena itu, pola pengasuhan keluarga
seperti sikap orang tua, kebiasaan keluarga, dan
pandangan
keluarga
akan
mempengaruhi
pembentukan kemandirian anak. Keluraga yang
34

JUIPERDO, VOL 1 NO. 1 Maret 2012

Peran Keluarga Dalam

membiasakan anak-anaknya diberi kesempatan


untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan
kemandirian pada anak-anaknya2. Peran keluarga
yang baik dapat membentuk kemandirian pada
anak begitupun anak retardasi mental, sedangkan
peran keluarga yang buruk akan memperlambat
kemandirian anak. Sehingga mandiri atau tidaknya
anak bergantung pada keluarga.

Johana Tuegeh, dkk

DAFTAR PUSTAKA
1. Setiadi. (2008). Konsep dan Proses
Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
2. Anonim.
(2009).
http://wa2cantique.com/2009/03/kemandiri
an.html diakses 3 Mei 2011.

KESIMPULAN
Peran keluarga dalam memandirikan anak
retardasi mental di Yayasan Pembinaan Anak
Cacat Manado adalah baik.
SARAN

3. Anonim.
(2010).
http://digilib.unimus.ac.id?id=2378
diakses 3 Mei 2011.
4. Notoatmodjo Soekidjo. (2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka
Cipta. Jakarta.

Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado


agar meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya
peran keluarga dalam memandirikan anak retardasi
mental,
sehingga
peran
keluarga
dalam
memandirikan anak retardasi mental di Yayasan
Pembinaan
Anak
Cacat
Manado
dapat
dipertahankan dan lebih ditingkatkan.

35

You might also like