Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
1)
2)
3)
4)
2.
ETIOLOGI
1)
Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur
demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
2)
3)
3. PATOFISIOLOGI
Trauma langsung
kondisi patologis
Fraktur
Dekontiunitas tulang
nyeri
pergeseran fragmen tulang
atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan
dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.
c)
1)
2)
3)
a)
b)
c)
4)
Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat
kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan
reimobilisasi yang baik. (Black, J.M, et al, 1993)
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien fraktur menurut Doenges (2000:762) adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan Rontgen
Untuk menentukan lokasi atau luasnya fraktur .
CT Scan
Untuk memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan
jaringan lunak .
Pemeriksaan Laboratorium
Hb mungkin meningkat atau juga dapat menurun (pendarahan )
Leukosit meningkat sebagai respon stress.
Kreatinin , trauma meningkat beban kreatinin untuk klien ginjal.
Arteriogram ,
Dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai .
7. PENATALAKSANAAN
Bila pembengkakan tak hebat, dapat dicoba reposisi dalam narkosis umum. Setelah
tereposisi, posisi siku dibuat fleksi secara perlahan lahan . Gerakan fleksi diteruskan
sampai arteri radialis mulai tak teraba. Kemudian siku diekstensikan sedikit untuk
memastikan arteri radialis teraba lagi . Dalam posisi fleksi maksimal ini dilakukan imobilisasi
dengan gips spalk (foreslab ). Pascareposisi harus juga diperiksa denyut arteri radialis untuk
menghindarkan terjadi komplikasi iskemia Volksmann. (Kapita Selekta Kedokteran ,jilid 2 )
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. nyeri berhubungan dengan gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan
lunak.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler :
nyeri/ketidaknyamanan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan cedera tusuk, fraktur terbuka atau bedah
perbaikan, pemasangan traksi pen, kawat, skrup, plat.
9. INTERVENSI DAN RASIONAL
1. Dx 2 nyeri berhubungan dengan gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan
lunak.
a) . Hindari penggunaan sprei/bantal plastik di bawah ekstremitas dalam gips.
R/ Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi panas dalam gips
yang kering.
b) Evaluasi keluhan nyeri/ ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karekteristik, termasuk
intensitas (skala 0-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada tanda vital dan
emosi/perilaku).
R/ Mempengaruhi pilihan/pengawasan keefektifan intervensi. Tingkat ansietas dapat
mempengaruhi persepsi/reaksi terhadap nyeri.
c). Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan cedera.
R/ Membantu untuk menghilangkan ansietas. /Pasien dapat merasakan kebutuhan untuk
menghilangkan pengalaman kecelakaan.
d). Dorong menggunakan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progressif, latihan nafas
dalam, imanjinasi visualisasi, sentuhan terapeutik.
R/ Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan
kemampuan koping dalam manajemen nyeri yang mungkin mentap untuk periode lebih lama.
e) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi
R/ untuk mempercepat proses penyembuhan
2.Dx 2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler :
nyeri/ketidaknyamanan.
a). Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi
pasien terhadap imbolisasi.
R/ Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri tentang keterbatasan fisik
aktual, memerlukan informasi/intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.
b). Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/rekreasi. Pertahankan rangsang lingkungan
contoh radio, TV, koran, barang milik pribadi/likisan, jam, kalender, kunjungan
keluarga/teman
.R/ Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian,
meningkatkan rasa kontrol diri/harga diri, dan membantu menurunkan isolasi sosial.
c). Instruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang
sakit dan yang tak sakit.
R/Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot,
mempertahankan gerak sendi : mencegah kontraktur/atrofi, dan resorpsi kalsium karena tidak
digunakan
3. Dx 5 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan cedera tusuk, fraktur terbuka atau bedah
perbaikan, pemasangan traksi pen, kawat, skrup, plat
a) . Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan, perubahan warna,
kelabu, memutih
.
R/Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan
oleh alat dan atau pemasangan gips/bebat atau traksi atau pembentukan edema yang
membutuhkan intervensi medik lanjut.
b). Masase kulit dan penonjolan tulang. Pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan.
Tempatkan bantalan air/bantalan lain bawah siku/tumit sesuai indikasi.
R/ Menurunkan tekanan pada area yang peka dan risiko abrasi/kerusakan kulit.
c). Ubah posisi dengan sering. Dorong penggunaan trapeze bila mungkin. Mengurangi
tekanan konstan pada area yang sama dan meminimalkan risiko kerusakan kulit
.R/ Penggunaan trapeze dapat menurunkan abrasi pada siku/tumit.
.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta,
1999.
Dudley, Hugh AF, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi II, FKUGM, 1986.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta, 1991.
Henderson, M.A, Ilmu Bedah untuk Perawat, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta, 1992.
Mansjoer, Arif, et al, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Medika Aesculapius FKUI, Jakarta,
2000.
Oswari, E, Bedah dan Perawatannya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS FRAKTUR HUMERUS
DI RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG
FORMAT PENGKAJIAN
662264
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
DATA IDENTITAS SOSIAL PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
Ny Anggita
NO. MR :
Sex
P
Suku
Jawa
Bangsa
Indonesia
Kasus Polisi
-
Status
Perkawinan
Jenis Pembayaran
Pendidikan
Pekerjaan
Kawin
Sendiri
Cara Datang
Rujukan dari
puskesmas
pagerwojo
SMA
Wiraswasta
Transportasi ke IRD
Menggunakan ambulance
puskesmas pagerwojo
Komunikasi
Baik
Riwayat Alergi :
Lain lain
Ya
Tidak
S.ax : 365 C
S.rec : C
N : 84 x/mnt
T : 110/80 .
mmHg
P : 22. x/mnt
(Pediatri)
BB : 56.Kg
Riwayat Penyakit :
DM
PJK
- Dll
Asma
- Tidak ada
P2
Kategori Triage :
P1
P3
Sedang
Sirkulasi : (C)
N.Carotis :./mnt
N.Radial :./mnt
Kulit Muskulo :
Normal
PO
Buruk
GCS :
R.Mata
:3
R.Verval : 4
R.Motorik : 5
Retractive
Kusmaul
Dangkal
Trachypnoe
Jaundice
Cyanosis
Pucat
Berkeringat
Akralhangat
Total
: 12
Jam :
operasi
Jawaban / catatan
1 ampul
5 cc
2x1 mg
2x1 mg
Tanggal
Tanda Tangan
Nama Perawat :
MAYA INTAN A
Umur : 35 thn
N
O
TANGGAL
MUNCUL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
24/02/2014
24/02/2014
TANGGAL
TERATASI
TTD
ANALISA DATA
Nama Pasien
Umur
No. Register
: Ny. A
:35 thn
: 662264
KELOMPOK DATA
1. Nyeri b/d gerakan fragmen
tulang, edema dan cedera pada
jaringan lunak.
Ds : Px mengatakan nyeri
hebat di lengan atas bagian
kanan
Do: K/u cukup
Skala nyeri 5
Ekspresi menyeringai
Mukosa bibir kering
Terpasang spalek
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
Trauma langsung
MASALAH
Nyeri akut
Edema
kehilangan fungsi jaringan
nyeri
Fraktur
Intoleransi
aktivitas
Diskontiunitas tulang
Perubahan jaringan sekitar
Pergeseran fragmen tulang
Deformitas
gg. fungsi
DIAGNOSA
TUJUAN
KRITERIA
RENCANA
RASIONA
KEPERAWATAN
STANDART
TINDAKAN
Nyeri b/d gerakan fragmen tulang,
Setelah
-k/u baik
1.BHSP
dilakukan
-skala
nyeri
3edema dan cedera pada jaringan lunak.
tind.kep nyeri 0
2. Kaji skala nyeri
berkurang .
- px mampu
Ds : Px mengatakan nyeri hebat di
tenang dan
3. Obs. TTV
lengan atas bag. Kanan.
istirahat.
4. Ajarkan teknik ditraksi
Do: K/u cukup
relaksasi
Skala nyeri 5
5. kolaborasi dengan tim
Ekspresi menyeringai
medis dalam pemberian
Mukosa bibir kering
terapi.
Terpasang spalek
Tx: Antrain ranitidine 1
TTV : TD 110/70 mmHg
ampul
N: 86/mnt, S:365
Ketorolac 2x1 mg
RR : 20 x/mnt
Intoleransi aktifitas b/d perubahan
Jaringan sekitar .
Ds: Px mengatakan tidak dapat
menggerakan tangan kanannya
Do : k/u cukup
Skala aktifitas 2
Kekuatan otot
1 5
GCS 3-4-5
5 5
Setelah
dilakukan tind
. kep px
mampu
melakukan
aktifitas
ringan
-k/u baik
-bisa
melakukan
aktivitas ringan
tanpa bantuan.
-kekuatan otot
5 5
5
5
: Ny.A
Umur
: 35 thn
No. Register
TINDAKAN KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :
Ny.A
Umur : 35 thn
No. Register
: 662264
NO.
DX
TANGGA
L/
JAM
IMPLEMENTASI
TTD
TANGGAL
/
JAM
1. a
dek
2. a
tap
frak
3. m
pen
1. A
sali
dgn
2. u
nye
tera
3. u
kea
4. u
nye
5. M
pen
E VALU AS I
24/02/2014
08.30
08. 45
08.30
BHSP
Menanyakan pada px mengenai tingkat
nyeri yang dirasakan.
Obs. TTV
TD : 110/70mmHg, N: 82x/mnt , S: 364,
RR: 18 x/mnt
Mengajari teknik distraksi relaksasi
Inj. Ceftri 2x1 mg
Inj. Antrain ranitidine 1 amp
Inj. Ketorolac 2x1 mg
Memotivasi agar px tetap mobilisasi ,
Memasang spalek
24/02/2014
09.45
09.45