Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pemberian
anestesi
pada
sectio
sesarea
memerlukan
beberapa
pertimbangan yang tidak seperti pada bedah umumnya. Ahli anestesi secara
bersamaan harus memberikan obat yang aman terhadap 2 individu yaitu ibu dan
anak sekaligus. Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologis pada hampir semua
sistem organ tubuh ibu seperti kardiovaskular, pernapasan, hematologi, dan sistem
gastrointestinal. Perubahan ini disebabkan oleh sekresi hormon yang dikeluarkan
oleh korpus luteum dan plasenta. Contohnya volume darah, detak jantung, dan
curah jantung meningkat, sedangkan tahanan pembuluh nadi menurun. Volume
tidal dan ventilasi semenit meningkat dan kapasitas residu fungsional menurun.1
Obat-obat anestesi yang diberikan kepada pasien harus dapat melewati
plasenta.
Pemberian
obat-obatan
diusahakan
seminimal
mungkin
untuk
memberi anestesia 1-2 jam. Anestetik lokal yang digunakan untuk anestesia spinal
biasanya dalam bentuk cairan hiperbarik.1,3
Berikut ini akan dilaporkan kasus pada pasien seorang wanita usia 35
tahun yang didagnosis dengan G4P3A0 gravid aterm + suspect Cephalopelvic
Disproportion (CPD) yang akan dilakukan seksio sesarea dengan teknik anestesi
spinal di RSU Anutapura Palu.
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. Z
Umur
: 35 tahun
: SMA
Pekerjaan
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Sakit perut tembus belakang kurang lebih 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien baru datang dengan keluhan sakit perut tembus belakang kurang
lebih sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Sakit perut yang dirasakan
berintensitas jarang dan terjadi saat beraktivitas maupun saat tidak beraktivitas. 2
hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan gerak janin berkurang. Mual
tidak ada, muntah tidak ada, sakit kepala tidak ada dan pasien juga tidak
mengeluhkan keluar air, lendir maupun darah dari jalan lahir.
C. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat operasi sebelumnya tidak ada.
D. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N
Tahun
Usia
Jenis
Tempat
Kehamilan
Persalina
persalinan
Aterm
Aterm
Aterm
Normal
Normal
Normal
Penolong
Jenis
Keadaan
kelamin
1
2
3
2002
2004
2012
Rumah
Rumah
RS
Undata
bidan
bidan
bidan
P
L
L
Sehat
Sehat
Sehat
Riwayat penyakit asma tidak ada, hipertensi tidak ada, diabetes mellitus tidak
ada.
F. Anamnesis yang berkaitan dengan anestesi :
III.
: T : 110/70 mmHg
RR : 28x/menit
: 36,7oC
N : 90x / menit
BB : 63 kg
ASA : I
Kepala
: Normosephal
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Tenggorok
Perkusi
Perkusi
: Tampak gravid
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas :
IV.
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-
-/-
Oedema
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah :
WBC : 7 x 103/L
RBC
: 4,1 x 106/ L
HGB : 12 g/dL
HCT
: 34,6 %
PLT
: 239 x 103/L
DIAGNOSIS
G4P3A0 gravid aterm + suspect CPD.
VI.
PENATALAKSANAAN
-
Oksigen 4 Lpm
IVFD Ringer Laktat
Inj. Piracetam 1 gr/8 jam/iv
Rencana section caesaria
Informed consent operasi
Konsul ke bagian anestesi
Informed consent pembiusan
A.
1.
2.
3.
Teknik anestesi
: Sub-arachnoid blok
Induksi
: Bupivacaine Hyperbaric 0,5% sebanyak 15 mg
Anestesi mulai
: 12:00 WITA
Anestesi selesai
: 12.50 WITA
Operasi mulai
: 12.10 WITA
Operasi selesai
: 12.50 WITA
Anestesiologis
: dr. Taufik Imran Sp.An
Ahli Bedah
: dr. Abd. Faris, Sp.OG/ dr. Iin
Pre-operatif
Pasien puasa 8 jam pre-operatif.
Infus RL 24 tpm.
Keadaan umum dan tanda vital dalam batas normal.
B. Intra operatif
Menit ke0 (12.00)
Sistole (mmHg)
110
Diastole (mmHg)
70
Pulse (x/m)
75
5 (12.05)
110
70
80
10 (12.10)
100
70
70
15 (12.15)
120
70
80
20 (12.20)
120
70
70
25 (12.25)
120
70
40
30 (12.30)
35 (12.35)
40 (12.40)
120
120
110
70
70
60
40
40
60
45 (12.45)
110
70
60
50 (12.50)
110
70
60
63 kg
70 cc/kgBB x 63 kg = 4410 cc
300 cc
: 2 cc x 63 kg = 126 cc/jam
Defisit puasa
Perdarahan
: 300 cc (6 %)
Kristaloid 300 cc x 3 = 900 cc
C. Post operatif
Pemantauan di Recovery Room :
1. Tensi, nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
2. Beri O2 2L/menit nasal canul.
3. Berikan antibiotik profilaksis, antiemetic, H2 reseptor bloker dan
analgetik
4. Bila Skor Bromage 2 boleh pindah ruangan.
5. Bila mual (-), muntah (-), peristaltik usus (+), boleh makan dan
minum sedikit sedikit.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini wanita hamil usia 35 tahun didiagnosis dengan G4P3A0
dan suspect Cephalopelvic disproportion. Cephalopelvic Disproportion adalah
ukuran pelvis yang tidak proporsional dengan ukuran besar kepala bayi untuk
dilalui bayi pada proses persalinan. Disproporsi bisa terjadi akibat pelvis sempit
dengan kepala bayi normal, atau pelvis normal dengan bayi besar, atau kombinasi
antara bayi besar dan pelvis sempit.1
2. Perubahan Pernapasan
Perubahan pada fungsi pulmonal, ventilasi, dan pertukaran gas. Kapasitas
fungsi residual menurun sampai 15-20%, cadangan oksigen juga berkurang. Pada
saat persalinan, kebutuhan oksigen meningkat sampai 100%. Menjelang atau
dalam persalinan dapat terjadi gangguan atau sumbatan jalan napas pada 30%
kasus, menyebabkan penurunan PaO2 yang cepat pada waktu dilakukan induksi
anestesi.
Ventilasi
per
menit
meningkat
sampai
50%,
memungkinkan
didaerah abdomen, berada dibawah bagian yang dipersarafi oleh T4, yang
merupakan indikasi dilakukannya anestesi SAB.
10
11
menembus
kutis,
subkutis,
ligamentum
supraspinosum,
ligamentum
Konsentrasi
Berat Jenis
1,5% dalam air
1,0052
2,5% dalam Dextrosa 5%
1,0203
Lidokain
2% plain
1,0004-1,0066
8% dalam 7,5% dekstrosa
1,0262-1,0333
Tetrakain
0,5% dalam dekstrosa 5%
1,0133-1,0203
0,5% dalam air
0,9977-0,9997
Bupivacain
0,5% dalam 8,25% dekstrosa
1,0277-1,0278
0,5% plain
0,9990-1,0058
Tabel 2. Konsentrasi dan Berat Jenis obat Anestetik Spinal
Prokain
12
anestetik lokal dengan berat jenis yang lebih besar dari 1,007 disebut larutan
hiperbarik, hal ini dapat dicapai dengan jalan menambahkan glukosa ke dalam
larutan. Sebaliknya bila anestetik lokal dilarutkan ke dalam larutan NaCl
hipotonis atau air suling akan didapatkan larutan hipobarik.5
Distribusi anestesia dapat diatur dengan mengatur posisi pasien dan
dengan memperhatikan berat jenis obat yang digunakan. Misalnya, bila
diperlukan anestesia bagian bawah tubuh, pasien harus dalam sikap duduk selama
penyuntikan larutan hiperbarik dan 5 menit sesudahnya atau dengan posisi lateral
decubitus, atau pasien dalam posisi berbaring dengan kepala lebih rendah daripada
kaki selama penyuntikan dengan larutan hipobarik.5
13
Pasien menolak
Infeksi pada tempat suntikan
Tekanan intrakranial meningkat
Fasilitasi resusitasi minim
Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi
Kontraindikasi relatif anestesi spinal:6
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Infeksi sistemik
Infeksi sekitar tempat suntikan
Kelainan psikis
Bedah lama
Penyakit jantung
Hipovolemia ringan
Pada pasien ini dilakukan anestesi spinal dengan posisi lateral dekubitus.
Pemilihan posisi tersebut dikarenakan akan lebih membuat pasien terasa nyaman
dan dapat meningkatkan aliran darah uterus pada wanita hamil
Pada dasarnya persiapan untuk anestesia spinal seperti persiapan pada
anestesia umum. Daerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan menimbulkan
kesulitan, misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung atau pasien gemuk
sekali sehingga tak teraba tonjolan prosessus spinosus. Selain itu perlu
diperhatikan hal di bawah ini :7
1. Informed consent.
14
15
16
17
adalah 2-3 jam, dan memberikan reaksasi otot derajat sedang (moderate). Efek
blockade motorik pada otot perut menjadikan obat ini sesuai untuk digunakan
pada operasi-operasi perut yang berlangsung 45-60 menit. Lama blockade motorik
ini tidak melebihi durasi anelgesiknya.5,8
Selama operasi juga perlu dimonitoring kebutuhan cairan, dimana
perkiraan berat badan pasien adalah 63 kg, maka estimated blood volume = 70
cc/kgBB x 63 kg = 4410 cc (estimated blood volume untuk orang dewasa 6070cc/KgBB). Jumlah perdarahan yang terjadi durante operasi adalah sekitar 300
cc (6%). Pemberian transfusi darah diberikan sesuai dengan banyaknya darah
yang hilang. Diberikan apabila terjadi kehilangan darah 15-20% EBV. Pada pasien
ini didapatkan EBV sekitar 6% sehingga tidak dilakukan transfusi darah
Kebutuhan cairan maintenance pada pasien ini 126 cc/jam ditambah defisit
puasa 1008 cc, ditambah stress operasi (besar) 504 cc/jam, ditambah perdarahan
300 cc (1 cc darah diganti dengan 3 cc cairan kristaloid) sehingga total cairan
pengganti yang dibutuhkan durante operasi adalah 2538 cc.
Selama operasi pasien diberikan oksitosin intravena dan pospargin untuk
meningkatkan kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan. Antibiotik profilaksis
berupa antibiotik spectrum luas Cefotaxim 1 gr/iv, antiemetic berupa ondansetron
4 mg/iv; H2 reseptor bloker Ranitidine 50 mg/iv; dan analgetik Ketorolac 30 mg.
Setelah masa pasca bedah pasien perlu mendapatkan pemantauan di ruang
pulih sadar. Masalah pulih sadar pada anestesi tidak hanya dinilai asal pasien telah
sadar, tetapi ada hal-hal yang penting yang perlu diperhatikan. Pada pasien yang
dilakukan spinal anestesi, kriteria pemindahan pasien jika Skor Bromage pasien
2 maka pasien boleh pindah ke ruangan perawatan.
18
Nilai
(None)
hanya dapat menekuk lutut tetapi tidak
kaki
(Almost Complete)
Tidak dapat mengangkat kaki sama
Skor
sekali (Complete)
TOTAL
Keterangan : Pasien dapat dipindahkan ke bangsal atau ruang perawatan jika skor
kurang dari atau sama dengan 2.
Tabel 3. Penilaian Skor Bromage
DAFTAR PUSTAKA
19
20