You are on page 1of 6

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BUTA WARNA

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Identitas Data
a. Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register,
dan diagnosa medis.
b. Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia,
pendidikan, pekerjaan/sumber penghasilan, agama, dan alamat.
c. Identitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin,
hubungan dengan klien, dan status kesehatan.
Keluhan Utama
Keluhan utama klien dengan buta warna adalah salah dalam
menginterpetasikan warna tertentu yang dilihatnya.

Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
klien tidak bisa dan kesulitan membedakan warna tertentu yang
dilihatnya.
b) Riwayat penyakit sebelumnya
Buta warna dapat juga disebabkan oleh penyakit pada kelainan makula
(retinitis sentral dan degenerasi makula sentral), serta saraf optik.
c) Riwayat penyakit keluarga
Penyebab buta warna yang sering terjadi dikarenakan oleh faktor
keturunan atau kongenital.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


1. Prenatal

:ibu klien tidak ada gangguan pada masa kehamilan.

Nutrisi yang didapatkan cukup seperti susu dan gizi seimbang .

2. Intranatal

: waktu lahir klien tidak mengalami gangguan. Bayi

lahir cukup 9 bulan dengan proses normal


3. Postnatal
: Nafas normal, menangis (+), sianosis (-)
Riwayat Tumbuh Kembang
1. Kemandirian dan bergaul

: klien masih belum mandiri dalam

memenuhi kebutuhan dasar manusianya.


2. Motorik Kasar
: klien sudah bisa melangkah dan
berjalan tegak 4 langkah
3. Motorik Halus

klien

mampu

membuka

dan

menutup buku, memainkan sendok


4. Kognitif dan Bahasa
:klien sudah pandai meniru katakata, sudah mulai bisa mengucapkan papa dan mama
5. Psikososial
: klien terlihat ramah dan
mudah dekat dengan perawat. Klien suka tersenyum dan tertawa.
Riwayat Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.

Yang mengasuh klien


Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan dengan teman sebaya
Pembawaan secara umum
Lingkungan rumah

: Ibu
: Baik
: Baik
: Periang
: Lingkungan rumah bersih

Pemeriksaan Fisik Mata


Tes penglihatan warna: uji ishihara, anak tidak bisa membaca warna dengan benar
Pemeriksaan tajam penglihatan (visus dasar)
c.

Pemeriksaan anatomik dilakukan dengan cara objektif

Inspeksi:

perhatikan

tanda-tanda

nyata

(adanya

pembengkakan, kemerahan dan tumor)


Palpasi: untuk menentukan adanya tumor, rasa sakit (nyeri
tekan), keadaan dan tahanan intra okuler.

d.

Pemeriksaan Diagnostik

ERG: defisiensi salah satu sel kerucut


Oftalmoskop :Retina berwarna kuning-merah dengan
bercak-bercak hitam-coklat.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


N
O
1

DIAGNOSA
Gangguan

NOC
Fungsi

NIC

sensori

: Peningkatan komunikasi : defisit

sensori persepsi penglihatan

penglihatan

(penglihatan)

Aktivitas :

b.d

defek

penglihatan
warna
DS :

Indikator :
1. Ketajaman
penglihatan

1. Catat reaksi pasien terhadap


pusat

(kiri dan kanan)

rusaknya penglihatan (misal,


depresi, menarik diri, dan

o Keluhan
tidak

2. Ketajaman

dapat

membedakan
warna

pada

cahaya
terang

(kiri

kanan)
4. Lapang
sekitar

penglihatan

angka dalam

penglihatan

yang tersisa sebagaimana

dan

mestinya.

Aktivitas :
1. Tentukan komitmen pasien

Kompensasi tingkah laku


penglihatan

buku ishihara Indikator:


1. Monitor gejala dari

makna diri melalui aktivitas


(misalnya

bekerja) dan/atau aktivitas

defisiensi

liburan yang disukai


3. Bantu memilih kegiatan

yang

yang

dialami
2. Posisikan

sesuai

dengan

sendiri

kemampuan fisik, psikologi,

kebaikan

dan social
4. Bantu untuk memfokuskan

penglihatan
3. Menggunakan

pada

cahaya yang adekuat


4. Menggunakan

apa

yang

dapat

dilakukan pasien bukan pada

kacamata Kacamata

kelemahan pasien
5. Bantu mengidentifikasi dan

dengan lensa yang

memperoleh sumber daya

memiliki

yang

filter

warna khusus
2.

biasa

dan

warna

untuk

dan/atau

jangkauan kegiatan
2. Bantu untuk menemukan
yang

penglihatan

meningkatkan

frekuensi

kemunduran

buta

yang

pandang

untuk

bentuk

warna

untuk Terapi kegiatan

o Interpretasi

menyebutkan

defisiensi

dimiliki
3. Andalkan penglihatan pasien

kanan)
5. Respon
rangsangan

warna rendah
Tidak dapat

terhadap

pasien

dan

(kiri

DO:

sekitar

(kiri dan kanan)


3. Lapang
pandang
pusat

tertentu
o Keluhan
silau

penglihatan

menolak kenyataan)
2. Menerima reaksi

Resiko

Risk Control

terhadap

Indikator :

diperlukan

untuk

kegiatan yang dikehendaki.


Environment Management
Aktivitas :
1

Sediakan lingkungan yang

cedera

b.d

faktor

kurangnya

resiko

interpretasi

lingkungan
Mengembangkan

warna
DS :
Keluhan
salah

klien

dalam

warna

yang

membuat

ia

4
5

6
DO :
Klien
mengalami

7
saat

melakukan

kacamata

dengan lensa yang berfilter

kontrol

resiko
Mengatur

strategi

warna

khusus

menginterpretasikan warna

untuk

dengan

ancaman

kesehatan
Berpartisipasi

dlm

skrining

utk

baik

dan

3
4

untuk menemani klien.


Memindahkan
barangbarang

yang

membahayakan
Berikan penjelasan
pengunjung

rendah

Aktivitas :

b.d Indikator :

DS:
o Merasa malu
dengan orang
lain
DO:
o Tampak
murung
o Menarik
diri
o Perasaan (-)

bagian

Monitor pernyataan pasien

tentang dirinya
Bantu
pasien

yang

mengalami
gangguan
2. Puas

adanya

dan penyebab penyakit.


Self estem enhancement

tubuh

pada

perubahan status kesehatan

aktivitasnya.
risiko.
Harga
diri Body image

konsep diri

dapat

pasien dan keluarga atau

mengidentifikasi

1. Menerima

dapat

menghindari diri dari cidera


Menganjurkan
keluarga

menurunkan resiko
Menghindari

Gangguan

yang

memungkinkan klien untuk

diperlukan
Menyatakan resiko
Modifikasi
gaya

paparan

aman untuk klien


Ingatkan klien untuk tetap
menggunakan

strategi

hidup

cidera

cedera

bahaya

kontrol bahaya yang

membedakan

Kontrol

dengan

penampilan tubuh
3. Puas dengan fungsi

tubuh

untuk

meningkatkan

penilaian

dirinya

terhadap

penghargaan dirinya
Bantu
pasien

untuk

meningkatkan kepercayaan
4

dirinya
Berikan

untuk pasien
Dorong kontak mata dalam

dorongan

kuat

komunikasi dengan semua


orang

terhadap

Berikan

kesehatan kepada keluarga


Berikan
pendidikan

tubuh

pendidikan

kesehatan pada klien tentang


penyakit

You might also like