You are on page 1of 9

BAB I

KETENTUAN UMUM
NAMA, VISI, MISI, NILAI-NILAI, LOGO DAN TUJUAN
Bagian Pertama
Nama, Visi, Misi, Motto, Logo , dan Tujuan Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu
Pasal 1
(1) Nama Rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu milik
Yayasan Imanuel Sumba yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Walikota Jakarta Nomor 445/43/XII/2010 Tentang Ijin
Sementara Penyelenggaraan Sarana Kesehatan RSU Jakarta.
(2) Visi rumah sakit adalah mewartakan kasih kepada sesama manusia melalui
pelayanan dan pengabdian di bidang medis.
(3) Misi :
a. Menolong dan melayani sesama yang menderita sakit secara holistik dalam
semangat takut akan Tuhan.
b. Mewujudkan pemberian pelayanan medis berdasar azas aman, informatif,
efisien, bermutu tinggi, manusiawi, serta memuaskan kepada sesama
manusia yang membutuhkannya tanpa memandang suku, ras, agama dan
golongan.
c. Melakukan integrasi persfektif gender dalam segala aspek kehidupan.
(4) Motto: adalah slogan pencerminan dari sikap kerja karyawan Rumah Sakit
sebagai berikut: Melayani Bukan Dilayani.
(5) Logo Rumah Sakit adalah: tanda salib dengan lilin didalamnya, dengan dilatari
kelopak daun 5 helai warna kuning dan latar belakang lingkaran berwarna biru.
(6) Tujuan Rumah Sakit adalah :
1. Memberikan pelayanan prima dan profesional berdasarkan standar yang
ditetapkan.
a. Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu memuaskan dan
professional berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK yang mutahir.
c. Mengembangankan penelitian dasar dan terapan untuk meningkatkan
mutu pelayanan.
d. Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak
untuk menjalin jaringan kerjasama yang saling menguntungkan.
e. Mewujudkan tingkat kepuasan konsumer baik internal maupun
eksternal secara optimal.
f. Memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang ada di rumah sakit.

2. Menjadi rumah sakit islami yang mampu mewujudkan fungsinya sebagai


pelayanan pendidikan dan penelitian, serta mampu memberikan manfaat
untuk masyarakat
(7) Naskah ini adalah Hospital Bylaws (Statuta) RSU Imanuel Waingapu yang
selanjutnya disingkat sebagai Statuta.

Bagian Kedua
Pengertian
Pasal 2
Ketentuan Umum
Dalam Hospital Bylaws (Statuta) ini yang dimaksud dengan:
1. HOSPITAL BYLAWS (STATUTA) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
penyelenggaraan rumah sakit oleh YayasanYayasan Imanuel Sumba dan
Direktur RSU Imanuel Waingapu yang di tetapkan oleh Yayasan Imanuel Sumba
dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Imanuel Sumba.
2. Yang dimaksud RUMAH SAKIT adalah Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu
3. Yang dimaksud PEMILIK RUMAH SAKIT adalah Yayasan Imanuel Sumba
sesuai dengan ketentuan UU RI No. 44 Tahun 2009 pasal 7 ayat 4 yang berbunyi
badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang
perumahsakitan
4. Yang dimaksud Rumah Sakit Imanuel Waingapu ialah pelaksana kegiatan
amal usaha milik Yayasan Imanuel Sumba.
5. DIREKTUR adalah seorang yang diangkat menjadi Direktur RSU Imanuel
Waingapu sesuai dengan bidang tugasnya.
6. RAPAT RUTIN adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan oleh
YayasanYayasan Imanuel Sumba yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat
khusus.
7. RAPAT TAHUNAN adalah rapat yang diselenggarakan oleh Yayasan Imanuel
Sumba setiap tahun.
8. RAPAT KHUSUS adalah rapat yang diselenggarakan oleh Yayasan Imanuel
Sumba diluar jadual rapat rutin untuk mengambil keputusan hal-hal yang
dianggap khusus.
9. Dokter adalah seorang tenaga medis yang memiliki ijin praktek di bidang
kedokteran sebagaimana maksud dalam Peraturan Pemerintah No. 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan dan yang telah terikat perjanjian dengan

Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu dan oleh karenanya diberi kewenangan
untuk melakukan tindakan medis di Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu.
10. Dokter gigi adalah seorang tenaga medis yang memiliki ijin praktek di bidang
kedokteran gigi sebagaimana maksud dalam Peraturan Pemerintah No. 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan dan yang telah terikat perjanjian dengan
Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu dan oleh karenanya diberi kewenangan
untuk melakukan tindakan medis di Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu.
11. Dokter tetap adalah dokter yang sepenuhnya bekerja di Rumah Sakit Umum
Imanuel Waingapu
12. Dokter tidak tetap adalah dokter yang bekerja tidak sepenuhnya di Rumah Sakit
Umum Imanuel Waingapu
13. Dokter Tamu adalah dokter yang bukan dokter tetap dan bukan dokter tidak tetap
di Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu.
14. Dokter Konsultan adalah Dokter Spesialis tertentu yang karena kompetensinya
diminta membantu pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu.
15. Dokter Paruh Waktu adalah dokter yang mendapat izin tertulis dari Direktur untuk
melaksanakan pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu.
16. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah dokter yang sedang
mengikuti pendidikan Dokter Spesialis di Rumah Sakit Umum Imanuel
Waingapu.
17. Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter dan dokter gigi yang telah
disetujui dan diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan
profesi masing-masing di Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu.
18. Komite Medik adalah wadah non-struktul fungsional yang sedang di beri tugas
mengkordinasikan kegiatan Komite Medik dalam rangka menjaga mutu etika
profesi
19. Komite Medik adalah wadah professional medis yang anggotanya terdiri dari
ketua-ketua staf Medik Fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu.
20. Panitia / Sub Komite adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Komite Medik
untuk mengatasi masalah khusus Panitia ditetapkan dengan surat keputusan
Direksi atas usul Komite Medik.
21. Hak Klinis adalah kewenangan yang diberikan oleh Direktur melalui Komite
Medis melalui surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu.

BAB II
YAYASAN IMANUEL SUMBA
Pasal 3
Yayasan Imanuel Sumba

1. Yayasan Imanuel Sumba bertindak sebagai wakil dari Yayasan Imanuel Sumba
selaku pemilik RSU Imanuel Waingapu.
2. Anggota Yayasan Imanuel Sumba diambil dan dipilih dari Yayasan Imanuel
Sumba selaku pemilik RSU Imanuel Waingapu.
3. Yayasan Imanuel Sumba diangkat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat lagi untuk jangka waktu yang sama.
4. Yayasan Imanuel Sumba bertugas mengawasi manajemen RSU Imanuel
Waingapu, dan mengadakan evaluasi terhadap hasil kerja direktur Rumah Sakit
Umum Imanuel Waingapu.
5. Yayasan Imanuel Sumba berwenang memanggil direktur RSU Imanuel
Waingapu untuk minta keterangan, penjelasan lebih lanjut mengenai suatu hal.
6. Yayasan Imanuel Sumba berhak memeriksa pembukuan dan semua dokumen
dan arsip yang berhubungan dengan sesuatu hal.
7. Yayasan Imanuel Sumba wajib memberikan laporan tahunan pada akhir tahun
tutup buku kepada Yayasan Imanuel Sumba selaku pemilik Yayasan Imanuel
Sumba.
8. Yayasan Imanuel Sumba bertanggungjawab kepada Pemilik Rumah Sakit Umum
Imanuel Waingapu.

Pasal 4

1. Dalam tugasnya sebagai pelaksana, maka para anggota Yayasan tidak boleh
mencampuri dan bertindak langsung secara operasional terhadap pelayanan di
Rumah Sakit.
2. Jabatan sebagai anggota Yayasan tidak boleh dirangkap dengan salah satu
jabatan di Rumah Sakit.

BAB III
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Pasal 5

1. Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di RSU Imanuel Waingapu dilakukan


oleh Direktur.
2. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh YayasanYayasan Imanuel Sumba
3. Direktur bertanggung jawab kepada Yayasan Imanuel Sumba melalui
YayasanYayasan Imanuel Sumba dalam hal pengelolaan dan pengawasan
rumah sakit beserta fasilitasnya, personil dan sumber daya terkait.
4. Waingapu telah ditetapkan oleh YayasanYayasan Imanuel Sumba sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan dan segala ketentuan umum yang
berlaku, dan berbagai aturan dalam statuta ini, serta memperhatikan hasil
pelaksanaan tindakan / audit dilaksanakan oleh Komite dan SPI (Satuan
Pengawas Internal) di rumah sakit.
5. Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab direktur ditentukan oleh
YayasanYayasan Imanuel Sumba dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara
tertulis dalam Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah Sakit.
6. Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Memimpin dan mengelola RS sesuai dengan tujuan RS dengan senantiasa
berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna.
b. Memelihara dan mengelola kekayaan RSU Imanuel Waingapu.
c. Mewakili RSU Imanuel Waingapu di dalam dan di luar pengadilan.
d. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola RS
sebagaimana yang telah digariskan oleh YayasanYayasan Imanuel Sumba.
e. Menetapkan kebijakan operasional RSU Imanuel Waingapu.
f. Menyiapkan Rencana Jangka Penjang dan Rencana Kerja dan anggaran
RSU Imanuel Waingapu.
g. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi RSU Imanuel
Waingapu sesuai dengan standar yang berlaku.
h. Menerapkan Struktur Organisasi dan tata kerja RS lengkap dengan rincian
tugasnya setelah disetujui oleh YayasanYayasan Imanuel Sumba.
i. Mengangkat dan memberhentikan tenaga honorer sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
j. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan Hak dan Kewajiban tenaga
honorer sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
k. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

Pasal 6
Pejabat Direktur

Dalam hal direktur berhalangan secara permanen, atau mengundurkan diri maka bila
Yayasan Imanuel Sumba dapat memilih pejabat sementara (PJs.) Direktur untuk
memimpin RSU Imanuel Waingapu sebelum Yayasan Imanuel Sumba melakukan rapat
untuk memilih direktur RSU Imanuel Waingapu yang baru.

BAB IV
KEWENANGAN DIREKTUR
Pasal 7

Pengangkatan Staf Medis Fungsional (SMF)


1. Direktur atas persetujuan YayasanYayasan Imanuel Sumba mengangkat dan
memberhentikan staf medis fungsional (SMF) atas saran Komite Medik, sesuai
peraturan perundang-undangan.
2. Direktur dapat mengangkat sub komite atau Panitia yang berkaitan dengan
kegiatan pelayanan teknis dan non teknis medis atas saran Komite Medik.

Pasal 8

Penugasan Staf Medis


1. Direktur menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap staf medis
untuk suatu tugas atau jabatan klinis tertentu dan akan menyampaikan hal
tersebut kepada setiap tenaga medis yang menghendaki penugasan klinis di
RSU Imanuel Waingapu .
2. Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan oleh direktur setelah disepakati oleh Komite Medik.

3. Tenaga medis yang telah mendapat penugasan klinis dirumah sakit dapat
berstatus sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
4. Jangka waktu penugasan tenaga medis adalah 6 bulan sampai dengan 1 tahun,
kecuali ditetapkan lain oleh direktur dengan memperhatikan kondisi yang akan
menyebabkan penugasan dirumah sakit akan berakhir sebagai berikut apabila:
a. Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada, atau
b. Kondisi fisik atau mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu lagi
melakukan medis secara menetap, atau
c. Tenaga medis telah berusia 60 tahun, namun yang bersangkutan masih
dapat pula diangkat sesuai dengan pertimbangan direktur, atau
d. Tenaga medis tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam kontrak, atau
e. Tenaga medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak profesional,
kelainan, atau perilaku meyimpang lainnya sebagaimana ditetapkan oleh
Komite Medis, atau
f. Tenaga medis diberhentikan oleh direktur karena yang bersangkutan
mengakhiri kontrak dengan rumah sakit setelah mengajukan pemberitahuan
atau bulan sebelumnya.
5. Penugasan klinis di rumah sakit pada seorang tenaga medis hanya dapat
ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan
perundangundangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain
sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh direktur
setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit, dan bila
diperlukan rekomendasi dari komite kredensial.
c. Mencatat segala tindakan yang di perlukan untuk menjamin agar rekam
medis tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit terpelihara dengan kuat
dan rekam medis dilengkapi dalam waktu yang wajar.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar
sehubungan dengan tindakan di rumah sakit dengan mengacu pada
ketentuan pelayanan yang berlaku di rumah sakit.
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia ,baik yang berkaitan
dengan kewajiban terhadap masyarakat pasien, teman sejawat dan diri
sendiri.
f. Memperhatikan syarat-syarat umum praktek klinis yang berlaku di rumah
sakit.

Ditetapkan di : Waingapu

Pada tanggal : 13 Januari 2012

YayasanYayasan Imanuel Sumba

Ketua

You might also like