Professional Documents
Culture Documents
ANATOMI MATA
Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis
yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva
palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris)
Kornea
Kornea merupakan selaput bening mata dan bagian mata yang tembus
cahaya.
Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa
didalam mata dan bersifat bening. Lensa berbentuk bikonveks dan terletak
di dalam bilik mata belakang.
Retina
Retina adalah lembaran jaringsn saraf berlapis yang tipis dan semi
transparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola
mata.
FISIOLOGI MELIHAT
MIOPIA PATOLOGIS
Definisi
Miopia patologis menurut American Academy of
Ophtalmology (AAO) disebutkan dengan istilah
miopia tinggi atau miopia degeneratif.
Miopia patologis adalah miopia dengan ukuran lebih
dari 6 dioptri (D) disertai kelainan pada fundus okuli
dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk
stafiloma postikum yang terletak pada bagian
temporal papil disertai dengan atrofi korioretina.
MIOPIA PATOLOGIS
MIOPIA PATOLOGIS
Etiologi
Faktor Keturunan
Cara transmisi dari miopia patologis adalah autosomal
resesif, autosomal dominan, sex linked dan derajat
miopia yang diturunkan ternyata bervariasi.
Faktor Perkembangan
Faktor prenatal: penyakit ibu yang dikaitkan dengan
penderita miopia kongenital adalah hipertensi
sistemik, toksemia, dan penyakit retina.
Faktor perinatal: kelahiran prematur yakni berat badan
lahir kurang dari 2500 gram. Brain menyebutkan bahwa
hal ini berkaitan dengan defek mesodermal yang
berkaitan dengan prematuritas
MIOPIA PATOLOGIS
Patogenesis
Teori Mekanik
Terjadinya miopia degeneratif disebabkan karena
peregangan sklera. Peregangan ini dapat terjadi pada
sklera yang normal ataupun yang sudah lemah.
Perlemahan sklera diduga juga menjadi penyebab
membesarnya bola mata. Perlemahan ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Kongesti sklera
- Inflamasi sklera
- Malnutrisi
- Endokrin
- Keadaan umum
- Skleromalasia
MIOPIA PATOLOGIS
Patogenesis
Teori Biologi
Faktor timbulnya miopia terdapat pada jaringan ektodermal
yaitu retina, sedangkan jaringan mesodermal di sekitarnya
tetap normal.
Retina tumbuh lebih menonjol dibanding dengan koroid dan
sklera. Pertumbuhan retina yang abnormal ini diikuti dengan
penipisan sklera dan peregangan koroid. Koroid yang peka
terhadap regangan akan menjadi atrofi.
Seperti diketahui pertumbuhan sklera berhenti pada janin
berumur 5 bulan sedangkan bagian posterior retina masih
tumbuh terus sehingga bagian posterior sklera menjadi paling
tipis
MIOPIA PATOLOGIS
Gejala Klinis
- Penurunan tajam penglihatan (visus)
- Floaters
- Asthenopia
- Cephalgia
- Fotopsia
- Metamorfopsia
- Diplopia
- Penurunan rigiditas okular
MIOPIA PATOLOGIS
Diagnosis Banding
- Age-Related Macular Degeneration
- Ocular Histoplasmosis (pada umumnya
tersebar pada fundus)
- Tilted Disc
- Gyrate Atrophy
- Toxoplasmosis
MIOPIA PATOLOGIS
Diagnosis
- Status Refraksi > 6 dioptri
- Status Okulomotor strabismus, nistagmus
- Segmen Anterior mata lebih besar, kornea lebih
datar dan tipis, pupil dilatasi, bilik mata depan lebih
dalam.
- Lensa prevalensi katarak tinggi
- Vitreous vitreous floaters
- Perubahan diskus optikus Myopic Crescents
- Perubahan retina perifer Lattice Degeneration
- Sklera Stafiloma posterior
- Koroid Lacquer cracks
- Perubahan area makula Fuch spot
MIOPIA PATOLOGIS
Penatalaksanaan
- Koreksi refraksi
- Modifikasi lingkungan
- Tindakan operatif
- Fotokoagulasi laser
- Pengawasan TIO
- Pendidikan penderita/edukasi
MIOPIA PATOLOGIS
Komplikasi
- Floaters
- Skotoma
- Trombosis koroid dan perdarahan koroid
- Ablasio retina
- Glaukoma simpel
- Katarak
MIOPIA PATOLOGIS
Prognosis
Prognosis pasien dengan miopia patologis
bervariasi dilihat dari perubahan yang
muncul pada retina dan okular. Pemeriksaan
retina, pemeriksaan yang penting untuk
dilakukan.
TERIMA KASIH