You are on page 1of 22

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan selsel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke
jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah,
dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan
normal, sel hanya akan membelah diri untuk mengganti sel-sel yang telah mati
dan rusak. Sebaliknya sel kanker mengalami pembelahan secara terus menerus
meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga terjadi penumpukan sel baru yang
disebut tumor ganas (Yayasan Kanker Indonesia, 2006).
Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal
sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai
jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala.
Kanker yang terjadi di permukaan tubuh mudah diketahui dan diobati. Namun
apabila kanker terjadi didalam tubuh, kanker sulit diketahui dan kadang-kadang
tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala biasanya sudah stadium lanjut
sehingga sulit diobati (Yayasan Kanker Indonesia, 2006).
Menurut WHO (World Health Organization) setiap tahun jumlah
penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang
diperkirakan 9 juta orang yang meninggal dunia berasal dari negara-negara
berkembang. Berdasarkan data statistik global penyakit kanker, lima peringkat
kanker yang sering diderita pria adalah kanker kerongkongan (18%), kanker perut
(11,9%), kanker kolon (9,4%), kanker prostat (9,2%) dan kanker liver (7,4%).
Sedangkan lima peringkat kanker yang sering diderita wanita adalah kanker
payudara (21%), kanker kolon (10,1%), kanker serviks (9,8%), kanker perut
(7,6%) dan kanker kerongkongan (7,06%). Berdasarkan data tersebut kanker
kolon dapat digolongkan sebagai salah satu jenis kanker yang menduduki
peringkat tertinggi penyebab kematian karena kanker (Parkin , dkk, 1999).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kanker dan antikanker?
2. Apa saja yang termasuk obat antikanker bahan alami?
3. Bagaimana mekanisme kerja dari obat kanker tersebut serta indikasi dan
kontraidikasi!

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kanker serta antikanker
2. Untuk mengetahui klasifikasi penggolongan obat antikanker dan membahas
secara spesifik antikanker bahan alami.
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat antikanker bahan alami, indikasi
serta kontraindikasinya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kanker dan Antikanker
Kanker atau karsinoma ( Yun. Karkinos= kepiting) adalah pembentukan
jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel
dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus
menerus (proliferasi).
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan mekanisme pergeseran
kontrol yang mengatur kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi sel. Sel
yang telah mengalami transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen
permukaan sel yang dapat merupakan tipe fetal normal, dapat menunjukkan
kelainan kromosom kualitatif atau kuantitatif, termasuk berbagai dan translokasi
munculnya sekuens gen teramplifikasi. Sel seperti demikian berproliferasi secara
berlebihan dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau menginvasi
struktur normal disekitarnya.
Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme
multiselular. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut:
1. pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor
2. gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan
mudigah
3. bersifat invasif, mampu tumbuh dijaringan sekitarnya (perbedaan pokok
dengan jaringan normal)
4. bersifat

metastatik,

menyebar

ketempat

lain

dan

menyebabkan

pertumbuhan baru
5. memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker
juga dapat menimbulkan kanker.
6. Pergeseran metabolisme kearah pembentukan makromolekul nukleosida
dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk
metabolisme sel.

Proses timbulnya kanker. Tumor ganas terjadi melalui beberapa tingkat, yaitu:
a. Fase inisiasi, DNA dirusak akibat radiasi atau zat karsinogen (radikal
bebas). Zat-zat inisiator ini mengganggu proses reparasi normal, sehingga
terjadi mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA
diturunkan kepada anak-anak sel dan seterusnya.
b. Fase promosi, zat karsinogen tambahan (co-carcinogenesis) diperlukan
sebagai promotor untuk mencetuskan proliferasi sel. Dengan demikian selsel rusak menjadi ganas.
c. Fase progresi, gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA
mengakibatkan mitose dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas.
Tumor menjadi manifes.
Obat antikanker merupakan obat spesialitik. Batas keamanannya begitu
sempit

sehingga

hanya

dibenarkan

penggunaannya

oleh

dokter

yang

berpengalaman dibidang pengobatan ini. Secara umum, metode pengobatan


penyakit kanker dibagi menjadi dua yaitu pengobatan konvensional meliputi
kemoterapi dan radiasi, dan pengobatan herbal.
Prinsip kerja pengobatan kemoterapi adalah dengan meracuni atau
membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan
pertumbuhannya agar tidak menyebar atau untuk mengurangi gejala-gejala yang
disebabkan oleh kanker. Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk
menangani kanker. Efek samping yang ditimbulkan oleh kemoterapi antara lain
terjadinya penurunan jumlah sel-sel darah, infeksi, anemia, pendarahan seperti
mimisan, rambut rontok, kadang muncul keluhan seperti kulit gatal dan kering,
mual dan muntah, dehidrasi dan tekanan darah rendah, sembelit/konstipasi, diare,
dan gangguan sistem syaraf (Siswandono, 2000).
Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan
sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. Pada umumnya antineoplastik
menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena
menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sum-sum
tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan limfosit.

Terapi hanya dapat berhasil baik, bila dosis yang digunakan dapat mematikan sel
tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu sel normal yang berploriferasi.
Obat antikanker dibagi menjadi lima kelompok yaitu senyawa
pengalkilasi, antimetabolit, antikanker produk alam, hormon dan golongan lainlain. Senyawa kompleks sintesis diarahkan sebagai obat antikanker kelompok
pengalkilasi dan antimetabolit. Contoh kelompok pengalkilasi tersebut adalah
kompleks cis-diaminadikloro platina (II) [PtCl2(NH3)2] atau yang dikenal
sebagai cisplatin. Senyawa ini diduga sebagai obat antikanker yang pertama.
Prinsip kerja cisplatin didasarkan pada kemampuan senyawa kompleks untuk
berikatan dengan DNA dan memotong rantai DNA secara hidrolitikal maupun
oksidatif. Sel yang terpengaruh selanjutnya mengalami apoptosis bila kerusakan
pada DNA tidak dapat diperbaiki atau rangkaian transkripsi sel tidak berjalan.
Kelemahan utama dari cisplatin adalah dapat memicu resistensi sel dan memicu
timbulnya toksisitas sistematik 3. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian tentang
penyakit kanker dan cara pengobatannya; diantaranya adalah kehadiran senyawa
kompleks yang diharapkan menjadi obat anti kanker baru yang lebih baik, efektif
dan efisien.
2.2 Klasifikasi Obat Antikanker
Obat antikanker terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Bahan Pengalkilasi
a. Mustar Nitrogen
Contoh obat: Mekloretamin, Siklofosfamid, Ifosfamid, Melfalan,
Klorambusil.
b. Etilenamin dan Metilmelamin
Contoh obat: Trietilen-melamin (TEM), Thiotepa.
c. Metilhidrazin
Contoh obat: Prokarbazin
d. Alkil Sulfonat
Contoh obat: Busulfon
e. Nitrosourea

Contoh obat: Karmustin, Lomustin, Semustin, Streptozotosin


f. Platinum
Contoh obat: Sisplatin, Karboplatin, Oksaliplatin
2. Antimetabolit
a. Analog Pirimidin
Contoh obat: 5-Fluorourasil, Sitarabin, 6-Azauridin, Floksuridin,
Gemsitabin
b. Analog Purin
Contoh obat: 6-Merkaptopurin, 6-Tioguanid, Fludarabin, Pentostatin
c. Antagonis Folat
Contoh obat: Metotreksat, Pemetreksed
3. Bahan Alami
a. Alkaloid Vinka
Contoh obat: Vinblastin, Vinkristin, Vinorelbin
b. Taksan
Contoh obat: Paklitaksel, Dosetaksel
c. Epipodofilotoksin
Contoh obat: Etoposid, Teniposid
d. Kamptotesin
Contoh obat: Irinotekan, Topotekan
e. Antibiotik
Contoh obat: Daktinomisin, Antrasiklin, Bleomicin.
f. Enzim: L-Asparaginase
4. Hormon dan Antagonis
a. Adrenokortikosteroid
Contoh obat: Prednison, Hidrokortison
b. Progestin
Contoh obat: Hidroksiprogesteron Kaproat, Medroksiprogesteron
Asetat, Megestrol Asetat
c. Estrogen
Contoh obat: Dietilstilbestrol, Etinil Estradiol

d. Anti Estrogen
Contoh obat: Tamoksifen, Toremifen
e. Androgen
Contoh obat: Testosteron Propionat, Fluoksimestron
f. Antiandrogen
Contoh obat: Flutamid
g. Penghambat Adrenokortikoid
Contoh obat: Mitotan, Aminoglutetimid
h. Analog Grh
Contoh obat: Leuprolid
i. Penghambat Aromatase
Contoh obat: Anastrozol, Letrozol, Eksemestan
5. Senyawa Lain
a. Substitusi Urea
Contoh obat: Hidroksiurea
b. Derivat Metilhidrazin
Contoh obat: Prokarbazin
c. Diferentiating Agent
Contoh obat: Tretionin, Arsen Trioksid
d. Penghambat Tirosin Kinase
Contoh obat: Imatinib, Gefitinib
e. Penghambat Preteosom
Contoh obat: Bortezumib
f. Modulator Respon Biologik
Contoh obat: Interferon Alfa, Interleukin 2
g. Antibodi Monoklonal
2.3 Mekanisme Kerja Antikanker
Hubungan kerja antikanker dengan siklus sel kanker. Sel tumor berada
dalam tiga keadaan:
1. yang sedang membelah (siklus proliferative)

2. yang dalam keadaan istirahat (tidak membelah, Go)


3. yang secara permanen tidak membelah.

Fase siklus sel kanker


Pada akhir fase G1 terjadi peningkatan RNA disusul dengan fase S yang
merupakan saat terjadinya replikasi setelah fase S berakhir sel masuk dalam fase
pramitosis (G2) dengan ciri sel berbentuk tetraploid, mengandung DNA dua kali
lebih banyak daripada sel fase lain dan masih berlangsungnya sintesis RNA dan
protein.
Sewaktu mitosis berlangsung (fase M) sintesis RNA berkurang secara tibatiba, dan terjadi pembelahan menjadi dua sel. Setelah itu sel dapat memasuki
interfase untuk kembali fase G1, saat sel berproliferasi, atau memasuki fase
istirahat (Go). Sel dalam fase Go yang masih potensial untuk berproliferasi
disebut sel kloogenik atau sel induk (stem cell). Jadi yang menambah jumlah sel
kanker ialah sel yang dalam siklus proliferasi dan dalam fase Go.
Fraksi tumor yang membelah berkurang bila masa bertambah. Banyak sel
berada pada fase G-0. Tumor lebih sensitive pada ukuran kecil dalam bentuk selsel muda dan banyak vaskularisasi. Respon yang bergantung pada dosis ini
mengikuti kinetic order satu yang berarti sel dibunuh secara eksponensisal jika
dosis ditambah.

2.4 Obat Antikanker


a. Produk Alamiah
Berbagai obat yang berasal dari alam (tumbuhan dan hewan) digunakan
sebagai antikanker, antara lain:
1. Alkaloid Vinka
Vinkristin
Vinkristin bersama dengan vinblastin merupakan alkaloid murni dari
tanaman vinca rosea. Obat ini terutama berguna pada leukemia, limfoma
maglinum dan neoplasma pada anak.

Mekanisme kerja

Berikatan secara spesifik dengan tubulin, komponen protein mikrotubulus, spindle


mitotik, dan memblok polimerisasinya. Akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus,
sehingga sel terhenti dalam metafase. Kelompok obat ini disebut juga sebagai
spindle poison.

Indikasi

Leukimia limfositik akut, neuroblastoma, tumor Wilms, rabdomiosarkoma,


limfoma Hodgkin, dan non-Hodgkin.

Kontra Indikasi

Hamil, pemberian intratekal, sindrom charcot marietooth, pasien yang menerima


radiasi meliputi hati.

Efek samping

Leukopenia, trombositopenia, kadang-kadang trombositosis, anemia, neurotoksik,


penurunan refleks, parestesia, kelemahan otot, konstipasi, mual, muntah, nafsu
makan hilang, diare, ulkus pada mulut, poliurea, disurea, retansi urin.

Penggunaan:

Intravena.

Dosis

Anak, 2 mg/m2/minggu. Dewasa, 1,4-2 mg/m2/minggu.

Struktur kimia

Nama dagang

Vincristine, Cytocristin, Krebin, Vincerin.

Vinblastin
Vinblastin termasuk spesifik untuk siklus sel tertentu terutama fase

mitosis. Namun efek sitotoksik mungkin terjadi pada fase S dan diekspresikan
hanya pada fase M. Pada dosis tinggi, efek langsung mungkin diekspresikan pada
fase S dan G1.

Mekanisme kerja

Vinblastin berikatan pada tubulin dan menghambat pembentukan mikrotubuli


dengan cara mencegah pembentukan spindel mitosis dan hasilnya adalah
akumulasi sel pada metafase.
Indikasi
Karbinoma testis, paru, kepala dan leher, payudara, ginjal, khoriokarsinoma,
fungides mycosis.
Kontraindikasi
Pemberian melalui intratekal dapat menyebabkan kematian, hipersensitivitas
terhadap vinblastin atau komponen lain dalam sediaan, kehamilan.

10

Efek samping

Depresi sum-sum tulang. Efek samping ini lebih berat daripada vinkristin . efek
leukopenia akan mencapai puncaknya pada hari keempat sampai sepuluh. Mual
dan muntah jarang terjadi demikian juga dengan efek somatis. Efek neurotoksik
dapat juga terjadi dengan gejala neuropati perifer dan kehilangan refleks tendon
dalam.

Penggunaan

Intravena.

Struktur Vinblastin

Nama dagang

Vinblastin richter, Vinblastin PCH, Erbablas.


2. Taksan
Paklitaksel dan Dosetaksel
Paklitaksel merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman taxus brevifolia
dan taxus baccata. Paklitaksel aktif terhadap tumor ovarium, payudara, tumor
paru sel kecil,

tumor leher dan kepala, esofagus dll. Paklitaksel mengalami

metabolisme oleh sitokrom P-450 di hati dan hampir 80% obat ini di ekskresi
melalui feses. Oleh karena itu perlu penyesuaian dosis pada gangguan fungsi hati.
Dosetaksel merupakan taksan semisintetik dengan mekanisme kerja, indikasi dan
metabolisme yang identik dengan paklitaksel.

11

Mekanisme kerja

Paclitaxel: bekerja sebagai racun pada spindel mitosis, obat ini akan
menyebabkan gangguan polimerase dari monomer tubulin dan mencegah tahap
polimerasi yang akhirnya akan menyebabkan sel istirahat dan mati.
Docetaxel: dengan cara yang hampir sama dengan pacsitaxel, docetaxel
membantu pembentukan mikrotubuli dan menghambat depolimerisasi tubulin.
Jika dibandingkan dengan paksitaxel, pembentukan mikrotubuli dari docetaxel
sedikit lebih lambat, docetaxel akan menyebabkan pembelahan sel di fase M
terhenti sehingga akan mencegah replikasi sel.

Indikasi

Kombinasi dengan Doksorubisin untuk pengobatan kanker payudara lokal yang


lanjut atau metastatik, kanker paru lokal yang lanjut atau metastatik sel besar,
kanker ovarium metastatik setelah gagal dengan kemoterapi.

Kontraindikasi

Hipersensitifitas, kerusakan fungsi hati, wanita hamil dan menyusui.

Efek samping

Yang sering terjadi adalah alergi, yang dapat dikurangi dengan pemberian
deksametason, difenhidramin dan antagonis H2. Efek samping lainnya depresi
sumsum tulang dan neuropati perifer.

Penggunaan

Intravena.

12

Struktur

Dosis

100 mg/m2, infus 1 jam, interval 3 minggu

Nama dagang

Docetaxel

: Brexel, Taxotere

Paclitaxel

: Paxus, anzatax, taxol.

3. Epipodofilotoksin
Podofilotoksin diekstraksi dari tanaman podophyllum peltatum.

Etoposid dan Teniposid


Mekanisme kerja

Etoposid dan Teniposid membentuk kompleks tersier dengan topoisomerase II


dan DNA sehingga mengganggu penggabungan kembali DNA secara normal
yang dilakukan oleh topoisomerase. Enzim tetap terikat pada ujung bebas DNA
dan menyebabkan akumulasi potongan-potongan DNA. Selanjutnya terjadi
kematian sel.

Indikasi

13

Kanker testis, paru, payudara, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukimia


mielositik akut, sarkoma kaposi.

Efek samping

Leucopenia, thrombositopenia terjadi lebih jarang dan biasanya tidak berat, mual,
muntah, stomatitis, dan diare terjadi pada kira-kira 15% pemakaian IV, dan 55%
pemakaian peroral, hepatotoksisitas terjadi pada pemberian dosis lebih besar.

Penggunaan

Intravena.

Dosis

Etoposid diberikan secara IV dan minimal selama 30 menit. Pada kanker ovarium
jenis epitel: 50 mg/m2/hari selama 21 hari setiap 28 hari dan dapat dinaikkan
sampai 60 mg/m2/hari.

Struktur

Etoposid:

Teniposid:

Nama dagang

Etoposid: Vepesid, Lastet, Posyid

14

4. Kamptotesin
Irinotekan dan Topotekan
Irinotekan

merupakan

bahan

alami

yang

berasal

dari

tanaman

camptotheca acuminata. Irinotekan merupakan pro drug yang dalam hepar


mengalami konversi menjadi metabolit SN-38 yang merupakan penghambat
topoisomerase I. Konversi ini dikatalis oleh karboksiltransferase.

Mekanisme kerja

Bekerja menghambat topoisomerase I, enzim yang bertanggung jawab dalam


proses pemotongan dan penyambungan kembali rantai DNA. Hambatan enzim ini
menyebabkan kerusakan DNA.

Indikasi

Karsinoma ovarium, karsinoma paru sel kecil, karsinoma kolon.

Kontraindikasi

Irinotekan: Hipersensitifitas, penyakit usus inflamasi kronis, obstruksi usus,


kehamilan, menyusui, neutropenia berat.
Topotekan: Hipersensitifitas, anemia, ginjal serius, kehamilan, menyusui.

Efek samping

Mual dan muntah, diare, rasa sakit diperut, otot berkedut, kram, kelelahan,
sindrom akut kholinergieski (awal diare, rhinitis, hipersalivacia, miosis,
meningkatkan keringat, nyeri perut kram), demam, sesak napas.

Penggunaan

Intravena.

Dosis

Irinotekan: infus IV, 100-150 mg/m2 tiap 3-4 minggu

15

Topotekan: infus IV, 200 mg/m2 tiap 3-4 minggu

Struktur

Irinotekan:

Topotecan:

Nama dagang

Irinotekan: Campto
5. Antibiotika
Antrasiklin (Daunorubisin, Doksorubisin, Mitramisin)

Mekanisme kerja

Berinteraksi dengan DNA sehingga fungsi DNA sebagai template dan pertukaran
sister chromatid terganggu dan DNA putus. Doksorubisin (adriamisin) diisolasi
dari streptomyces peucetius var.caesius. Daunorubisin menunjukan spectrum
aktivitas yang lebih sempit dibandingkan doksorubisin. Obat ini terutama
digunakan untuk leukemia mielositik akut.
Antrasiklin juga bereaksi dengan sitokrom P 450 reduktase yang dengan adanya
MADPH membentuk zat perantara, yang kemudian bereaksi dengan oksigen
menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan sel. Pembentukan radikal bebas
ini dirangsang oleh adanya Fe.

16

Indikasi

Leukimia limfositik dan mielositik akut, sarkoma jaringan lunak, sarkoma


osteogenik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukemia akut, karsinoma
payudara, genitourinaria, tiroid, paru, lambung, neuroblastoma dan sarkoma lain
pada anak-anak.

Kontraindikasi

Mielosupresi yang nyata, sebelumnya pernah mengalami penyakit jantung


pengobatan sebelumnya dengan dosis kumulatif komplit dari Doxorubicin atau
Antrasiklin yang lain.

Efek samping

Mielosupresi, kardiotoksisitas,

mual dan muntah. Kebotakan, urin berwarna

merah, flebosklerosis.

Dosis

60-75 mg/m2 sebagai dosis tunggal disuntikkan intravena dengan interval 21 hari
atau 20 mg/ m2 tiap minggunya.

Penggunaan

Intravena.

Struktur kimia

Doxorubicin:

Nama dagang

17

Daunorubicin : Daunorubicin, Daunoblastina


Doksorubicin

:Doxorubicin, Adriamycin,

Caelyx,

Carcinocin,

Pallagicin,

Rubidox.

Daktinomisin (Aktinomisin D)
Mekanisme kerja

Menghambat

polimerase

RNA yang

dependen

terhadap

DNA,

karena

terbentuknya kompleks antara obat dengan DNA. Selain itu aktinomisin juga
menyebabkan putusnya rantai tunggal DNA mungkin berdasarkan terbentuknya
radikal bebas atau akibat kerja Topoisomerase II.

Indikasi

Korio-karsinoma, tumor Wilms, testis, rabdomiosarkoma, sarkoma kaposi.

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap Daktinomisin atau komponen lainnya dalam sediaan,


pasien yang sedang atau baru saja mengalami cacar air atau herpes Zoster, hindari
pada bayi dibawah 6 bulan.

Efek samping

Sistem saraf pusat kelelahan, demam, diare, nyeri perut, mual.

Penggunaan

Intravena.

Dosis

Dewasa: IV 2,5 mg/m2 dosis terbagi lebih dari 1 minggu diulang setiap 2 minggu
atau 0,75 mg/m2 setiap 1-4 minggu.
Anak lebih dari 6 bulan: 15 mcg/kg/hari untuk 5 hari diulangi setiap 3-6 minggu.

Struktur kimia

18

Bleomisin
Bleomisin merupakan sekelompok glukopeptida yang dihasilkan dari

streptomyces verticillus.

Mekanisme

Bleomisin bersifat sitotoksik berdasarkan kemampuannya memecahkan DNA. In


vitro, Bleomisin menyebabkan akumulasi sel pada fase G2 dan banyak sel
memperlihatkan aberasi kromosom termasuk fragmentasi dan translokasi
kromatid.

Indikasi

Kanker paru, lambung dan anus, karsinoma testis dan serviks, limfoma Hodgkin
dan non-Hodgkin, kanker kulit termasuk kanker penis, kanker esofegal, kanker
serviks, limfoma ganas.

Kontraindikasi

Wanita hamil dan menyusui.

Efek samping

Muntah hebat dan Alopesia.

Penggunaan

Injeksi intramuskular atau subkutan.

Dosis

15-25 mg/hari x 5 hari, IV bolus atau infus

19

Struktur

Nama dagang

Blenamax, Bleocin
6. Enzim
L-Asparaginase
L-asparaginase adalah enzim yang digunakan untuk pengobatan leukemia
limfosik akut pada anak. Enzim ini menyebabkan hidrolisis L-asparagin dalam
sirkulasi menjadi asam aspartat dan amonia. Dengan demikian sel kanker
kekurangan asparagin yang berakibatkan kematian sel, ini dikarenakan sel tumor
tidak memiliki enzim asparagin sintetase dan memerlukan suplai L-asparagin dari
lingkungan.

Mekanisme

Hidrolisa asam asparagin menjadi asam aspartat dengan demikian sel kanker
kekurangan asparagin yang menyebabkan kematian sel.

Indikasi

Leukemia limfositik akut.

Perhatian

Diabetes akut, penyakit infeksi, pasien dengan koagulopati.

Efek samping

20

Mual, muntah, gangguan sistem saraf pusat dan hati, alergi, hanya digunakan pada
leukimia akut dan sebagai obat pilihan kedua.

Penggunaan

Intravena.

Dosis

50-200 ku/kgBB/hari dalam infus intravena

Nama dagang

Leunase.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan mekanisme pergeseran
kontrol yang mengatur kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi
sel.
2. Obat antikanker dibagi menjadi lima kelompok yaitu senyawa
pengalkilasi, antimetabolit, antikanker produk alam, hormon dan golongan
lain-lain.
3. Proses timbulnya kanker. Tumor ganas terjadi melalui beberapa tingkat,
yaitu: Fase inisiasi, Fase promosi, Fase progresi.
4. Obat antikanker merupakan obat spesialitik. Batas keamanannya begitu
sempit sehingga hanya dibenarkan penggunaannya oleh dokter yang
berpengalaman dibidang pengobatan ini.
5. Bahan Alami
g. Alkaloid Vinka
Contoh obat: Vinblastin, Vinkristin, Vinorelbin
h. Taksan
Contoh obat: Paklitaksel, Dosetaksel
i. Epipodofilotoksin
Contoh obat: Etoposid, Teniposid
j. Kamptotesin

21

Contoh obat: Irinotekan, Topotekan


k. Antibiotik
Contoh obat: Daktinomisin, Antrasiklin, Bleomicin.
l. Enzim: L-Asparaginase
3.2 Saran
Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk
selanjutnya. Serta kami menyarankan kepada pembaca agar lebih memperhatikan
kesehatan.

22

You might also like