Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan selsel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke
jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah,
dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan
normal, sel hanya akan membelah diri untuk mengganti sel-sel yang telah mati
dan rusak. Sebaliknya sel kanker mengalami pembelahan secara terus menerus
meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga terjadi penumpukan sel baru yang
disebut tumor ganas (Yayasan Kanker Indonesia, 2006).
Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal
sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai
jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala.
Kanker yang terjadi di permukaan tubuh mudah diketahui dan diobati. Namun
apabila kanker terjadi didalam tubuh, kanker sulit diketahui dan kadang-kadang
tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala biasanya sudah stadium lanjut
sehingga sulit diobati (Yayasan Kanker Indonesia, 2006).
Menurut WHO (World Health Organization) setiap tahun jumlah
penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang
diperkirakan 9 juta orang yang meninggal dunia berasal dari negara-negara
berkembang. Berdasarkan data statistik global penyakit kanker, lima peringkat
kanker yang sering diderita pria adalah kanker kerongkongan (18%), kanker perut
(11,9%), kanker kolon (9,4%), kanker prostat (9,2%) dan kanker liver (7,4%).
Sedangkan lima peringkat kanker yang sering diderita wanita adalah kanker
payudara (21%), kanker kolon (10,1%), kanker serviks (9,8%), kanker perut
(7,6%) dan kanker kerongkongan (7,06%). Berdasarkan data tersebut kanker
kolon dapat digolongkan sebagai salah satu jenis kanker yang menduduki
peringkat tertinggi penyebab kematian karena kanker (Parkin , dkk, 1999).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kanker serta antikanker
2. Untuk mengetahui klasifikasi penggolongan obat antikanker dan membahas
secara spesifik antikanker bahan alami.
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat antikanker bahan alami, indikasi
serta kontraindikasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kanker dan Antikanker
Kanker atau karsinoma ( Yun. Karkinos= kepiting) adalah pembentukan
jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel
dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus
menerus (proliferasi).
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan mekanisme pergeseran
kontrol yang mengatur kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi sel. Sel
yang telah mengalami transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen
permukaan sel yang dapat merupakan tipe fetal normal, dapat menunjukkan
kelainan kromosom kualitatif atau kuantitatif, termasuk berbagai dan translokasi
munculnya sekuens gen teramplifikasi. Sel seperti demikian berproliferasi secara
berlebihan dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau menginvasi
struktur normal disekitarnya.
Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme
multiselular. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut:
1. pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor
2. gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan
mudigah
3. bersifat invasif, mampu tumbuh dijaringan sekitarnya (perbedaan pokok
dengan jaringan normal)
4. bersifat
metastatik,
menyebar
ketempat
lain
dan
menyebabkan
pertumbuhan baru
5. memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker
juga dapat menimbulkan kanker.
6. Pergeseran metabolisme kearah pembentukan makromolekul nukleosida
dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk
metabolisme sel.
Proses timbulnya kanker. Tumor ganas terjadi melalui beberapa tingkat, yaitu:
a. Fase inisiasi, DNA dirusak akibat radiasi atau zat karsinogen (radikal
bebas). Zat-zat inisiator ini mengganggu proses reparasi normal, sehingga
terjadi mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA
diturunkan kepada anak-anak sel dan seterusnya.
b. Fase promosi, zat karsinogen tambahan (co-carcinogenesis) diperlukan
sebagai promotor untuk mencetuskan proliferasi sel. Dengan demikian selsel rusak menjadi ganas.
c. Fase progresi, gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA
mengakibatkan mitose dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas.
Tumor menjadi manifes.
Obat antikanker merupakan obat spesialitik. Batas keamanannya begitu
sempit
sehingga
hanya
dibenarkan
penggunaannya
oleh
dokter
yang
Terapi hanya dapat berhasil baik, bila dosis yang digunakan dapat mematikan sel
tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu sel normal yang berploriferasi.
Obat antikanker dibagi menjadi lima kelompok yaitu senyawa
pengalkilasi, antimetabolit, antikanker produk alam, hormon dan golongan lainlain. Senyawa kompleks sintesis diarahkan sebagai obat antikanker kelompok
pengalkilasi dan antimetabolit. Contoh kelompok pengalkilasi tersebut adalah
kompleks cis-diaminadikloro platina (II) [PtCl2(NH3)2] atau yang dikenal
sebagai cisplatin. Senyawa ini diduga sebagai obat antikanker yang pertama.
Prinsip kerja cisplatin didasarkan pada kemampuan senyawa kompleks untuk
berikatan dengan DNA dan memotong rantai DNA secara hidrolitikal maupun
oksidatif. Sel yang terpengaruh selanjutnya mengalami apoptosis bila kerusakan
pada DNA tidak dapat diperbaiki atau rangkaian transkripsi sel tidak berjalan.
Kelemahan utama dari cisplatin adalah dapat memicu resistensi sel dan memicu
timbulnya toksisitas sistematik 3. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian tentang
penyakit kanker dan cara pengobatannya; diantaranya adalah kehadiran senyawa
kompleks yang diharapkan menjadi obat anti kanker baru yang lebih baik, efektif
dan efisien.
2.2 Klasifikasi Obat Antikanker
Obat antikanker terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Bahan Pengalkilasi
a. Mustar Nitrogen
Contoh obat: Mekloretamin, Siklofosfamid, Ifosfamid, Melfalan,
Klorambusil.
b. Etilenamin dan Metilmelamin
Contoh obat: Trietilen-melamin (TEM), Thiotepa.
c. Metilhidrazin
Contoh obat: Prokarbazin
d. Alkil Sulfonat
Contoh obat: Busulfon
e. Nitrosourea
d. Anti Estrogen
Contoh obat: Tamoksifen, Toremifen
e. Androgen
Contoh obat: Testosteron Propionat, Fluoksimestron
f. Antiandrogen
Contoh obat: Flutamid
g. Penghambat Adrenokortikoid
Contoh obat: Mitotan, Aminoglutetimid
h. Analog Grh
Contoh obat: Leuprolid
i. Penghambat Aromatase
Contoh obat: Anastrozol, Letrozol, Eksemestan
5. Senyawa Lain
a. Substitusi Urea
Contoh obat: Hidroksiurea
b. Derivat Metilhidrazin
Contoh obat: Prokarbazin
c. Diferentiating Agent
Contoh obat: Tretionin, Arsen Trioksid
d. Penghambat Tirosin Kinase
Contoh obat: Imatinib, Gefitinib
e. Penghambat Preteosom
Contoh obat: Bortezumib
f. Modulator Respon Biologik
Contoh obat: Interferon Alfa, Interleukin 2
g. Antibodi Monoklonal
2.3 Mekanisme Kerja Antikanker
Hubungan kerja antikanker dengan siklus sel kanker. Sel tumor berada
dalam tiga keadaan:
1. yang sedang membelah (siklus proliferative)
Mekanisme kerja
Indikasi
Kontra Indikasi
Efek samping
Penggunaan:
Intravena.
Dosis
Struktur kimia
Nama dagang
Vinblastin
Vinblastin termasuk spesifik untuk siklus sel tertentu terutama fase
mitosis. Namun efek sitotoksik mungkin terjadi pada fase S dan diekspresikan
hanya pada fase M. Pada dosis tinggi, efek langsung mungkin diekspresikan pada
fase S dan G1.
Mekanisme kerja
10
Efek samping
Depresi sum-sum tulang. Efek samping ini lebih berat daripada vinkristin . efek
leukopenia akan mencapai puncaknya pada hari keempat sampai sepuluh. Mual
dan muntah jarang terjadi demikian juga dengan efek somatis. Efek neurotoksik
dapat juga terjadi dengan gejala neuropati perifer dan kehilangan refleks tendon
dalam.
Penggunaan
Intravena.
Struktur Vinblastin
Nama dagang
metabolisme oleh sitokrom P-450 di hati dan hampir 80% obat ini di ekskresi
melalui feses. Oleh karena itu perlu penyesuaian dosis pada gangguan fungsi hati.
Dosetaksel merupakan taksan semisintetik dengan mekanisme kerja, indikasi dan
metabolisme yang identik dengan paklitaksel.
11
Mekanisme kerja
Paclitaxel: bekerja sebagai racun pada spindel mitosis, obat ini akan
menyebabkan gangguan polimerase dari monomer tubulin dan mencegah tahap
polimerasi yang akhirnya akan menyebabkan sel istirahat dan mati.
Docetaxel: dengan cara yang hampir sama dengan pacsitaxel, docetaxel
membantu pembentukan mikrotubuli dan menghambat depolimerisasi tubulin.
Jika dibandingkan dengan paksitaxel, pembentukan mikrotubuli dari docetaxel
sedikit lebih lambat, docetaxel akan menyebabkan pembelahan sel di fase M
terhenti sehingga akan mencegah replikasi sel.
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Yang sering terjadi adalah alergi, yang dapat dikurangi dengan pemberian
deksametason, difenhidramin dan antagonis H2. Efek samping lainnya depresi
sumsum tulang dan neuropati perifer.
Penggunaan
Intravena.
12
Struktur
Dosis
Nama dagang
Docetaxel
: Brexel, Taxotere
Paclitaxel
3. Epipodofilotoksin
Podofilotoksin diekstraksi dari tanaman podophyllum peltatum.
Indikasi
13
Efek samping
Leucopenia, thrombositopenia terjadi lebih jarang dan biasanya tidak berat, mual,
muntah, stomatitis, dan diare terjadi pada kira-kira 15% pemakaian IV, dan 55%
pemakaian peroral, hepatotoksisitas terjadi pada pemberian dosis lebih besar.
Penggunaan
Intravena.
Dosis
Etoposid diberikan secara IV dan minimal selama 30 menit. Pada kanker ovarium
jenis epitel: 50 mg/m2/hari selama 21 hari setiap 28 hari dan dapat dinaikkan
sampai 60 mg/m2/hari.
Struktur
Etoposid:
Teniposid:
Nama dagang
14
4. Kamptotesin
Irinotekan dan Topotekan
Irinotekan
merupakan
bahan
alami
yang
berasal
dari
tanaman
Mekanisme kerja
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Mual dan muntah, diare, rasa sakit diperut, otot berkedut, kram, kelelahan,
sindrom akut kholinergieski (awal diare, rhinitis, hipersalivacia, miosis,
meningkatkan keringat, nyeri perut kram), demam, sesak napas.
Penggunaan
Intravena.
Dosis
15
Struktur
Irinotekan:
Topotecan:
Nama dagang
Irinotekan: Campto
5. Antibiotika
Antrasiklin (Daunorubisin, Doksorubisin, Mitramisin)
Mekanisme kerja
Berinteraksi dengan DNA sehingga fungsi DNA sebagai template dan pertukaran
sister chromatid terganggu dan DNA putus. Doksorubisin (adriamisin) diisolasi
dari streptomyces peucetius var.caesius. Daunorubisin menunjukan spectrum
aktivitas yang lebih sempit dibandingkan doksorubisin. Obat ini terutama
digunakan untuk leukemia mielositik akut.
Antrasiklin juga bereaksi dengan sitokrom P 450 reduktase yang dengan adanya
MADPH membentuk zat perantara, yang kemudian bereaksi dengan oksigen
menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan sel. Pembentukan radikal bebas
ini dirangsang oleh adanya Fe.
16
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Mielosupresi, kardiotoksisitas,
merah, flebosklerosis.
Dosis
60-75 mg/m2 sebagai dosis tunggal disuntikkan intravena dengan interval 21 hari
atau 20 mg/ m2 tiap minggunya.
Penggunaan
Intravena.
Struktur kimia
Doxorubicin:
Nama dagang
17
:Doxorubicin, Adriamycin,
Caelyx,
Carcinocin,
Pallagicin,
Rubidox.
Daktinomisin (Aktinomisin D)
Mekanisme kerja
Menghambat
polimerase
RNA yang
dependen
terhadap
DNA,
karena
terbentuknya kompleks antara obat dengan DNA. Selain itu aktinomisin juga
menyebabkan putusnya rantai tunggal DNA mungkin berdasarkan terbentuknya
radikal bebas atau akibat kerja Topoisomerase II.
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Penggunaan
Intravena.
Dosis
Dewasa: IV 2,5 mg/m2 dosis terbagi lebih dari 1 minggu diulang setiap 2 minggu
atau 0,75 mg/m2 setiap 1-4 minggu.
Anak lebih dari 6 bulan: 15 mcg/kg/hari untuk 5 hari diulangi setiap 3-6 minggu.
Struktur kimia
18
Bleomisin
Bleomisin merupakan sekelompok glukopeptida yang dihasilkan dari
streptomyces verticillus.
Mekanisme
Indikasi
Kanker paru, lambung dan anus, karsinoma testis dan serviks, limfoma Hodgkin
dan non-Hodgkin, kanker kulit termasuk kanker penis, kanker esofegal, kanker
serviks, limfoma ganas.
Kontraindikasi
Efek samping
Penggunaan
Dosis
19
Struktur
Nama dagang
Blenamax, Bleocin
6. Enzim
L-Asparaginase
L-asparaginase adalah enzim yang digunakan untuk pengobatan leukemia
limfosik akut pada anak. Enzim ini menyebabkan hidrolisis L-asparagin dalam
sirkulasi menjadi asam aspartat dan amonia. Dengan demikian sel kanker
kekurangan asparagin yang berakibatkan kematian sel, ini dikarenakan sel tumor
tidak memiliki enzim asparagin sintetase dan memerlukan suplai L-asparagin dari
lingkungan.
Mekanisme
Hidrolisa asam asparagin menjadi asam aspartat dengan demikian sel kanker
kekurangan asparagin yang menyebabkan kematian sel.
Indikasi
Perhatian
Efek samping
20
Mual, muntah, gangguan sistem saraf pusat dan hati, alergi, hanya digunakan pada
leukimia akut dan sebagai obat pilihan kedua.
Penggunaan
Intravena.
Dosis
Nama dagang
Leunase.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan mekanisme pergeseran
kontrol yang mengatur kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi
sel.
2. Obat antikanker dibagi menjadi lima kelompok yaitu senyawa
pengalkilasi, antimetabolit, antikanker produk alam, hormon dan golongan
lain-lain.
3. Proses timbulnya kanker. Tumor ganas terjadi melalui beberapa tingkat,
yaitu: Fase inisiasi, Fase promosi, Fase progresi.
4. Obat antikanker merupakan obat spesialitik. Batas keamanannya begitu
sempit sehingga hanya dibenarkan penggunaannya oleh dokter yang
berpengalaman dibidang pengobatan ini.
5. Bahan Alami
g. Alkaloid Vinka
Contoh obat: Vinblastin, Vinkristin, Vinorelbin
h. Taksan
Contoh obat: Paklitaksel, Dosetaksel
i. Epipodofilotoksin
Contoh obat: Etoposid, Teniposid
j. Kamptotesin
21
22