Professional Documents
Culture Documents
2015
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
PENDAHULUAN
Keluhan telinga yang paling sering adalah; penurunan pendengaran
(pekak/ tuli), suara berdenging (tinnitus), rasa pusing yang berputar
(vertigo), rasa nyeri dalam telinga (otalgia), dan keluar cairan dari telinga
(otore).1
Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran (gejala) dengan keluhan
perasaan mendengar bunyi tanpa ada rangsang bunyi dari luar. Suara yang
terdengar dirasa begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau
kepala. Keluhan ini dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis
atau berbagai macam bunyi yang lain. Pada sebagian besar kasus, gangguan
ini tidak begitu menjadi masalah, namun bila terjadinya makin sering dan
berat maka akan mengganggu juga.
Tinnitus cukup banyak didapati dalam praktek sehari-hari. Jutaan
orang di duina menderita tinnitus dengan derajat ringan sampai berat. Dari
hasi penelitian, didapatkan satu dari lima orang di antara usia 55 dan 65
tahun dilaporkan mengalami tinnitus. Hal ini menandakan bahwa tinnitus
adalah keluhan yang sangat umum yang diterima di kalangan usia lanjut.1,2
Tinnitus dapat bersifat subjektif dan objektif. Hampir sebagan besar
kasus bersifat subjektif. Tinnitus subjektif adalah suara berdenging hanya
1 | Page
REFERAT : TINNITUS
2015
1.2
ANATOMI
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam.
REFERAT : TINNITUS
2015
a. Telinga luar
Telinga luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar
meliputi daun telinga atau pinna, liang telinga atau meatus auditorius
eksternus, dan gendang telinga (membran timpani).
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Daun
telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang
telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu
kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian
terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan
tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit tipis.
Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada
sepertiga luar dan tulang di dua pertiga dalam. Liang telinga memiliki
panjang kira-kira 2,5 - 3 cm. Di dalam liang telinga terdapat banyak
kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau
kotoran telinga. Hanya bagian 2/3 depan saluran yang memproduksi
sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada bagian 1/3 dalam tidak
ditemukan kelenjar yang menghasilkan serumen. Pada ujung saluran
terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga tengah.
b. Telinga tengah
Telinga tengah adalah ruangan yang berbentuk kubus. Isinya meliputi
gendang telinga, 3 tulang pendengaran (os malleus, os incus, dan os stapes).
Muara tuba Eustachius juga berada di telinga tengah.
3 | Page
REFERAT : TINNITUS
2015
tulang
pendengaran.
Masing-masing
tulang
pendengaran
akan
REFERAT : TINNITUS
2015
getaran suara menjadi impuls. Organ corti terdiri dari sel rambut dan sel
penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari
gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian
otak dengan N.vestibulokoklearis.
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera
keseimbangan. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang
membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah
lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi mengatur
keseimbangan tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan
dengan bagian keseimbangan dari N. vestibulokoklearis.
1.3
FISIOLOGI PENDENGARAN
Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan ke
dalam liang telinga. Gelombang bunyi akan diteruskan ke telinga tengah
dengan menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar, maleus, incus dan stapes, ke foramen oval.
Getaran struktur koklea pada tingkap lonjong akan diteruskan ke
cairan limfe yang ada di dalam skala vestibuli. Getaran cairan ini akan
menggerakkan membran Reissner dan menggetarkan endolimfa. Sehingga
akan menimbulkan gerakan relatif antara membran basalis dan membran
tektoria. Proses ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion akan
terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan
5 | Page
REFERAT : TINNITUS
2015
BAB II
TINNITUS
2.1
DEFINISI
Tinnitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa
sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
mekanoakustik maupun listrik. Keluhan suara yang di dengar sangat
bervariasi, dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, mengaum,
atau berbagai macam bunyi lainnya. Suara yang didengar dapat bersifat
6 | Page
REFERAT : TINNITUS
2015
EPIDEMIOLOGI
Tinnitus terjadi pada 37 juta hingga 40 juta penduduk Amerika Serikat
atau sekitar 12-14% dari total penduduk Amerika Serikat. Sekitar 1 dari 7
orang Amerika Serikat mengalami tinnitus. 30% kasus dialami oleh orang
dewasa.
Sebagian besar penderita berusia 40-70 tahun. Penderita yang berusia
kurang dari 45 tahun hanya berkisar 1%, pada orang tua 60-69 tahun sekitar
12%. Orang yang berusia 70 tahun ke atas berisiko terkena tinnitus 20-30%.
Jenis kelamin pria lebih berisiko untuk terkena tinnitus.4,6
7 | Page
REFERAT : TINNITUS
2.3
2015
ETIOLOGI
Tinnitus paling banyak disebabkan karena adanya kerusakan dari
telinga dalam. Terutama kerusakan dari koklea. Secara garis besar, penyebab
tinnitus dapat berupa kelainan yang bersifat somatik, kerusakan N.
Vestibulokoklearis, kelainan vaskular, tinnitus karena obat-obatan, dan
tinnitus yang disebabkan oleh hal lainnya.
2.3.1 Tinnitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahang
a. Trauma kepala dan Leher
Pasien dengan cedera yang keras pada kepala atau leher mungkin
akan mengalami tinnitus yang sangat mengganggu. Tinnitus karena
cedera leher adalah tinnitus somatik yang paling umum terjadi. Trauma
itu dapat berupa fraktur tengkorak, Whisplash injury.
b. Artritis pada sendi temporomandibular (TMJ)
Berdasarkan hasil penelitian, 25% dari penderita tinnitus di
Amerika berasal dari artritis sendi temporomandibular. Biasanya orang
dengan artritis TMJ akan mengalami tinnitus yang berat. Hampir semua
pasien artritis TMJ mengakui bunyi yang di dengar adalah bunyi
menciut. Tidak diketahui secara pasti hubungan antara artritis TMJ
dengan terjadinya tinnitus.
2.3.2 Tinnitus akibat kerusakan n. Vestibulokoklearis (VIII)
Tinnitus juga dapat muncul dari kerusakan yang terjadi di saraf yang
menghubungkan antara telinga dalam dan kortex serebri bagian pusat
8 | Page
REFERAT : TINNITUS
2015
a. Atherosklerosis
Dengan bertambahnya usia, penumpukan kolesterol dan bentukbentuk deposit lemak lainnya, pembuluh darah mayor ke telinga tengah
kehilangan sebagian elastisitasnya. Hal ini mengakibatkan aliran darah
menjadi semakin sulit dan kadang-kadang mengalami turbulensi
sehingga memudahkan telinga untuk mendeteksi iramanya.
b. Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan vaskular
pada pembuluh darah koklea terminal.
c. Malformasi kapiler
9 | Page
REFERAT : TINNITUS
2015
REFERAT : TINNITUS
2015
anxietas
dan
stress
adalah
keadaan
psikogenik
yang
REFERAT : TINNITUS
2015
12 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
2.4
KLASIFIKASI
Tinnitus terjadi akibat adanya kerusakan ataupun perubahan pada
telinga luar, telinga tengah, telinga dalam ataupun dari luar telinga.
Berdasarkan letak dari sumber masalah, tinnitus dapat dibagi menjadi
tinnitus otik dan tinnitus somatik. Jika kelainan terjadi pada telinga atau
saraf auditoris disebut tinnitus otik, sedangkan tinnitus somatik jika kelainan
terjadi di luar telinga dan saraf tetapi masih di dalam area kepala atau leher.
Berdasarkan objek yang mendengar, tinnitus dapat dibagi menjadi
tinnitus objektif dan tinnitus subjektif.4,6,7
Tinitus Objektif
Tinnitus objektif adalah tinnitus yang suaranya juga dapat di dengar
oleh pemeriksa dengan auskultasi di sekitar telinga. Tinnitus objektif
13 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
14 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
15 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2.5
2015
PATOFISIOLOGI
Pada tinnitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang
menimbulkan perasaan adanya bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal
dari bunyi eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber
impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri. Impuls abnormal itu dapat
ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinnitus dapat terjadi dalam
berbagai intensitas. Tinnitus dengan nada rendah seperti bergemuruh atau
nada tinggi seperti berdenging. Tinnitus dapat terus menerus atau hilang
timbul.
Tinnitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat
juga terjadi karena gangguan konduksi. Tinnitus yang disebabkan oleh
gangguan konduksi, biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika
disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut (tinnitus
pulsatil). 3-10
Tinnitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi,
biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor,
tuba katar, otitis media, otosklerosis dan lain-lainnya. Tinnitus dengan nada
rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala dini
yang penting pada tumor glomus jugulare.
Tinnitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskular.
Bunyinya seirama dengan denyut nadi, misalnya pada aneurisma dan
aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan tinnitus
16 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
2.6
DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosis pasien dengan tinnitus, diperlukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang baik.
2.6.1 Anamnesis
17 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
REFERAT : TINNITUS
2015
REFERAT : TINNITUS
2015
Pada tinnitus subjektif, yang mana suara tinnitus tidak dapat di dengar
oleh pemeriksa saat
PENATALAKSANAAN
Pengobatan tinnitus merupakan masalah yang kompleks dan
merupakan fenomena psikoakustik murni, sehingga tidak dapat di ukur.
20 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
REFERAT : TINNITUS
2015
REFERAT : TINNITUS
2015
suara. TRT biasanya digunakan jika dengan medikasi tinnitus tidak dapat
dikurangi atau dihilangkan. TRT adalah suatu cara di mana pasien diberikan
suara lain sehingga keluhan telinga berdenging tidak dirasakan lagi. Hal ini
bisa dilakukan dengan mendengar suara radio FM yang sedang tidak siaran,
terutama pada saat tidur. Bila tinnitus disertai dengan gangguan
pendengaran dapat diberikan alat bantu dengar yang disertai dengan
masking. TRT dimulai dengan anamnesis awal untuk mengidentifikasi
masalah dan keluhan pasien. Menentukan pengaruh tinnitus dan penurunan
toleransi terhadap suara sekitarnya, mengevakuasi kondisi emosional pasien,
mendapatkan informasi untuk memberikan kaunseling yang tepat dan
membuat data dasar yang akan digunakan untuk evaluasi terapi
Terapi edukasi juga dapat kita berikan ke pasien. Diantaranya :5,7,8,10
Hindari suara keras yang dapat memperberat tinnitus
Kurangi makanan bergaram dan berlemak karena dapat meningkatkan
tekanan darah yang merupakan salah satu penyebab tinnitus
Hindari faktor-faktor yang dapat merangsang tinnitus seperti kafein dan
nikotin
Hindari obat-obatan yang bersifat ototoksik
Tetap biasakan berolah raga, istarahat yang cukup dan hindari kelelahan.
Berdasarkan Chicago Dizziness and Hearing Association dengan versi
yang telah diperbaharui pada tanggal 26 oktober 2008, berikut diagram
penatalaksaan tinitus :
23 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
2.8
PENCEGAHAN
Pencegahan tinnitus adalah dengan membatasi atau menghindari
paparan terhadap suara yang keras. Beberapa hal yang dapat dilakukan
24 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
untuk melindungi diri sendiri dari bunyi yang berlebihan menurut American
Tinnitus Association adalah :4,5,6
Lindungi pendengaran anda di tempat kerja. Gunakan sumbat-sumbat
telinga atau alat-alat penutup telinga.
Ketika berada di sekitar segala bunyi yang mengganggu telinga-telinga
anda (concert, acara olahraga, berburu) pakailah pelindung pendengaran
atau mengurangi tingkat-tingkat bunyi.
Bahkan bunyi-bunyi setiap hari, seperti blow untuk mengeringkan
rambut anda atau menggunakan pemotong rumput, dapat memerlukan
perlindungan. Siapkan sumbat-sumbat telinga atau penutup-penutup
telinga untuk aktivitas-aktivitas ini.
Tindakan-tandakan pencegahan lainnya antara lain mengurangi
minuman yang mengandung alkohol dan kafein, berhenti atau mengurangi
merokok, berolah raga secara teratur dan menjaga berat badan yang sehat.5
2.9
PROGNOSIS
Prognosis dari tinnitus tergantung dari penyebabnya. Terkadang
penyebab tinnitus tidak dapat diketahui. Meskipun demikian prognosis
tinnitus secara umum baik. Tinnitus dapat menghilang secara perlahan dan
dapat menghilang secara tiba-tiba.
2.10 KESIMPULAN
25 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
penyebab berasal dari luar telinga. Tinnitus bersifat subjektif, yakni tinnitus
hanya dapat di dengar oleh pasien, dan objektif, yakni tinnitus dapat di
dengar juga oleh pemeriksa. Tinnitus ada yang bersifat pulsatil dan
nonpulsatil.5,6
Banyak etiologi tinnitus, diantaranya karena kelainan somatik daerah
leher dan rahang (misalnya pada kasus trauma kepala dan leher dan artritis
pada temporomandibular joint), kerusakan n. Vestibulokoklearis, karena
kelainan vaskular (misalnya atherosclerosis, hipertensi, malformasi kapiler
dan tumor pembuluh darah), kelainan metabolik, kelainan neurologis,
kelainan psikogenik, obat-obatan (misalnya obat golongan analgetik,
antibiotik, obat-obatan kemoterapi dan duretik), gangguan mekanik,
gangguan konduksi (misalnya saat infeksi telinga), dan sebab lainnya
(misalnya tuli akibat bising, presbikusis, dan penyakit meniere).
26 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
27 | P a g e
REFERAT : TINNITUS
2015
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pray JJ, Pray WS, Tinnitus: When the Ears Ring, diunduh dari
http://www.medscape.com/viewarticle/506920, tanggal 4 September 2010.
8.
REFERAT : TINNITUS
9.
2015
10. Arkansas Center for Ear Nose Throat and Allergy, Tinnitus, diunduh dari
http://www.acenta.com/audiology.tinnitus.asp, tanggal 4 September 2010.
29 | P a g e