Professional Documents
Culture Documents
DALAM
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Adfa beberapa paradigma baru dalam pertolongan persalinan yang sekarang
dilakukan oleh penolong persalinan.
Tujuan dilakukan beberapa perubahan tindakan yang biasa kita lakukan adalah :
1. mencegah perdarahan pasca persalinan
2. mencegah infeksi / sepsis
3. mencegah asfiksi dan hipotermi pada bayi yang baru lahir
4. sayang ibu dan sayang bayi ( mother fendly progam )
paradigma baru tersebut adalah :
1. Menghindari tindakan tindakan yang tidak perlu ( bila tidak ada
indikasinya ) :
a. posisi telentang pada saat inpartu kala I
b. katerisasi dan klisma
c. episiotomi rutin
d. penghisapan lendir pada BBL lebih dalam dari oropharink
e. memandikan bayi segera setelah lahir
2. Penatalaksanaan aktif kala III
3. Pemantauan melekat terhadap kontraksi uterus 2 jam pertama pasca
persalinan
4. Penanggulangan segera terhadap atonia uteri
5. Rangsangan taktil dan segera mengeringkan/ menghangatkan tubuh bayi
baru lahir
DEFINISI PERSALINAN NORMAL
Persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal
persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan.
Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37 42 minggu lengkap.
Setelah persalinan ibu dan bayi berada dalam kondisi baik.
TUJUAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang tinggi bagi ibu serta
bayi, melalui upaya yang terintergrasi dan lengkap namun menggunakan
intervensi seminimal mungkin sehingga keamanan dan kwalitas layanan pada
tingkat yang optimal
SAYANG IBU ( MOTHER FRENDLY )
Apa yang dimaksud dengan sayang ibu ?
Cara yang paling mudah untuk menjawab pertanyaan itu adalah dengan
menanyakan kepada diri kita sendiri ;
Asuhan persalinan yang saya inginkan bila saya melahirkan ? atau Asuhan
persalianan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang
hamil ?
TINDAKAN HARUS YANG DILAKUKAN UNTUK ASUHAN SAYANG IBU :
1. Pendamping persalinan( suami, ibu, saudara wanita atau keluarga lain )
diperkenankan intuk mendampingi ibu selama proses persalinan bila ibu
menginginkan.
2. Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemeberian ASI harus dinjurkan
untuk dikerjakan
3. Kebersihan selama proses persalinan harus selalu dilakukan.
4. Penolong persalinan harus bersikap sopan dan penuh pengertian
5. Proses persalinan harus dijelaskan kepada ibu dan anggota keluarga
Pakai ST
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
ST tak steril
ST yang steril
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
+
+
Tidak
Tidak
Ya
Ya
+
+
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
PERSALINAN KALA I
Diagnosis inpartu :
1. His sudah teratur, dengan frekwensi 2 x dalam 10 menit
2. Terjadi penipisan dan pembukaan serviks uteri
3. Keluar cairan dari vagina berbentuk lendir bercampur darah ( tidak
patogomonik )
Fase fase persalinan kala satu :
1. persalinan kala satu laten :
a. Pembukaan cervix kurang dari 4 cm
b. Cervix membuka dengan perlahan
c. Fase laten berlangsung tidak boleh lebih dari 8 jam sejak diagnosa
inpartu ditegakkan
2. persalinan kala satu aktif :
a. pembukaan cervix 4 cm sampai lengkap ( 10 cm )
b. His lebih kuat an teratur
Kriteria His kuat dan teratur :
His
Fase laten
Fase aktif
TENGGANG
WAKTU
PEMERIKSAAN
1 jam
jam
WASPADA
< 40 detik
2
3
Pembukaan cervix
Fase laten
Fase aktif
Denyut jantung Janin ( DJJ )
Fase laten
Fase Aktif
4 jam
4 jam
> 8 jam
> 6 jam
1 jam
jam
Cairan ketuban
Setiap saat
Tekanan darah
4 jam
Nadi
Fase laten
Fase aktif
Suhu
Urin
Tali Pusat
1 jam
jam
4 jam
2 4 jam
Saat KK pecah
7.
8
9
> 38
Teraba tali pusat
PERSALINAN KALA II
BATASAN :
Dimulai ketika pembukaan cervix lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh tubuh janin
Tanda tanda kala II :
1. Pembukaan lengkap
2. Ibu ingin meneran
3. perineum menonjol
4. Vulva dan anus menonjol
5. kepala terlihat pada introitus vagina
Asuhan persalinan sayang ibu ;
1. Anjurkan suami atau ibu dari wanita tersebut untuk mendampingi selama
persalinan
2. Berikan dorongan dan besarkan hati ibu
3. posisi setengah duduk adalah paling baik ( tidak menekan aorta Abdominalis )
4. Biarkan ibu istirahat diantara His dan berikan minim jika menginginkan
5. berikan pujian bila saat meneran terjadi penurunan kepala
6. Informasikan temuan klinis kepada ibu dan pendamping persalinan
7. Komunikasikan keputusan klinis yang akan diambil kepada ibu dan
pendamping
PERSALINAN KALA II LAMA :
1. Premipara bila kala II lebih dari 2 jam
2. Multipara bila kala II lebih dari 1 jam
Harus dilakukan tindakan sesuai panthom
AMNIOTOMI
Indikasi : KK belum pecah saat pembukaan cervix telah lengkap
EPISIOTOMI
Paradigma baru : episiotomi tidak rutin dilakukan pada ibu premipara
Indikasi episiotomi :
PERSALINAN KALA IV
Setelah placenta lahir, periksa :
1. Periksa kelengkapan placenta dan selaput ketuban
2. memperkirakan jumlah darah yang keluar
3. Periksa perineum, apakah ada robekan atau luka episiotomi
4. Pemantauan keadaan ibu. Pantau tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan
post partum selama 2 jam setelah persalinan
PENATALAKSANAAN BAYI NORMAL YANG BERNAPAS SPONTAN
1. mencagah pelepasan panas yang berlebihan
a. jangan mandikan bayi 6 jam setelah persalinan
b. jangan menimbang bayi dalam keadaan tidak berpakaian
c. ganti handuk atau selimut yang basah
d. letakkan bayi didekat ibu untuk memperoleh lingkungan yang hangat
2. Bersihkan jalan napas
Jangan melakukan penghisapan lendir secar rutin, dapat menyebabkan
perlukaan jalan napas, bradicardi, spasme larink dan infeksi
3. rangsangan taktil
4. Laktasi.
Setelah ibu dimandikan dan diberi baju baru, berikan bayi kepada ibu untuk
disusui ( prinsip rawat gabung : memberikan bayi kepada ibu setelah lahi
segera mungkin ). Keuntungan menyusui dini :
a. melatih reflek hiap bayi
b. membina hubungan psikologis ibu dan anak
c. membantu kontraksi uterus melalui rangsangan puting susu
d. mencegah kehilangan panas
e. memberi ketenangan pad ibu dan perlindungan bagi bayinya
f. memberi kesempatan pada suami dan keluarganya untuk mengetahui
keadaan ibu dan bayinya
KEBIASAAN YANG LAZIM DILAKUKAN TETAPI TIDAK MENOLONG BAHKAN
MEMBAHAYAKAN :
KALA I :
1. Enema ( lavement ) secara rutin
2. mencukur rambut daerah pubis
3. Kateterisasi sebagai tindakan rutin
4. Posisi telentang
5. Memisahkan ibu dengan orang orang yang berarti
KALA II :
1. Katheterisasi secara rutin
2. mendorong uterus dengan tangan
3. Mengedan dalam posisi telentang
4. Mengedan dengan menahan napaspanjang
5. Episiotomi sebagai tindakan rutin
6. Memutar leher bayi
7. Menghisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat
8. membiarkan bayi basah dan tidak diselimuti
9. Melakukan rangsangan taktil yang berlebihan
10. Memisahkan ibu dengan orang yang dicintai
KALA III :
1. Mendorong uterus sebelum placenta lahir
2. katetherisasi
3. tarikan tali pusat yang terlalu kuat
4. membiarkan placenta tetap berada dalam uterus
KALA IV :
1. Tampon vagina
2. Pemasangan gurita
3. memisahkan ibu dengan bayinya