Professional Documents
Culture Documents
MUSKULOSKELETAL
dr. Hitaputra Agung Wardhana, SpB
MATERI PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kuliah pengantar
Trauma
Kongenital
Infeksi
Tumor
Degeneratif
METODA PEMBELAJARAN
KULIAH DAN DISKUSI
TUGAS
EVALUASI
NO
KOMPONEN
BOBOT
1.
TUGAS
2.
3.
BUKU ACUAN
1. Apley A.G and Solomon L, Apleys
system of orthopaedics and fracture,
seventh edition, Butterworth-Heinemann
Ltd, London, 1999
2. Salter RB, Textbook of Disorders and
injuries of the musculoskeletal system,
third edition, Lippincott Williams &
Wilkins, Philadelphia, 1999.
REAKSI
MUSKULOSKELETAL
dr. Hitaputra Agung Wardhana, SpB
PENDAHULUAN
Dasar mempelajari patologi muskuloskeletal :
1. Struktur dan fungsi jaringan
muskuloskeletal yang normal
2. Reaksi biologis jaringan musculoskeletal
terhadap penyakit dan injury.
PENDAHULUAN
Komponen muskuloskeletal :
1. Muskulus
2. Skeleton / tulang
3. Sendi
4. Ligamentum
5. Syaraf , pembuluh darah
Injury / penyakit
REAKSI TULANG
Reaksi tulang terhadap kondisi abnormal
melalui empat jalur dasar yaitu :
1. Kematian lokal (local death) =>
avascular necrosis
2. Perubahan deposit tulang =>
/
3. Perubahan resorbsi tulang => /
4. Kegagalan mekanik => fraktur
=> Jalur 2 & 3 dapat bersifat general atau lokal
REAKSI TULANG
Reaksi general :
Deposit tulang > resorbsi tulang (seperti
pada oesteopetrosis, acromegaly)
Deposit tulang < resorbsi tulang (seperti
pada osteoporosis, riketsia / osteomalacia)
REAKSI TULANG
Reaksi lokal :
Deposit tulang > resorbsi tulang (seperti
pada hipertropi, osteoarthritis degeneratif,
dll)
Deposit tulang < resorbsi tulang (seperti
pada disuse atrophy, arthritis reumatoid,
neoplasma osteolitik, dll)
SENDI SINOVIAL
Kartilago artikuler hialin (normal):
Halus & saling berlawanan
Frictionless & painless
Konsistensi spt karet => compressible, resilent
Menyerupai compressible sponge
Tidak mengandung pembuluh darah, limfatik
dan syaraf.
Kapsul sendi => Sensitif terhadap stretching dan
peningkatan tekanan intraartikuler
A. cartilage space
B. epiphyseal plate
REAKSI MEMBRANASINOVIAL
Efusi sendi dapat berupa :
Serous, seperti pada sprain ringan
Eksudat inflamatori, seperti pada sinovitis
dan arthritis rheumatoid
Purulenta, seperti pada arthritis septika
Hemorhagika, seperti pada injury berat
atau hemofilia
REAKSI MEMBRANASINOVIAL
Adesi sinovial dapat juga terbentuk
sebagai akibat dari pembatasan gerak
sendi dalam waktu yang lama seperti pada
immobilisasi dengan cast atau splint yang
rigid.
Reaksi membrana sinovial dari sarung
tendo dan bursae terhadap kondisi
abnormal sama seperti membrana sinovial
sendi.
Disuse Atrophy
=> Otot skelet melemah dan mengecil akibat
tidak digunakan secara normal untuk
beberapa lama
Dapat terjadi pada penyakit :
sel kornu anterior (poliomyelitis)
serabut syaraf perifer (seperti polyneuritis)
myoneural junction (myasthenia gravis)
serabut otot individual (muscular dystrophy)
immobilisasi sendi yang lama, stiffness sendi,
dan penyakit kronis sendi.
Work hypertrophy
Otot menguat dan membesar yang
disebabkan latihan secara berulang
melawan tahanan, terutama dengan
kontraksi isometrik
Hipertropi tergantung pada kontinuitas
latihan.
Hipertropi disebabkan oleh pembesaran serabut
otot individual dan bukan oleh peningkatan
jumlah serabut otot.
Nekrosis iskemia
Oklusi arteri yang mensuplai otot selama
6 jam => nekrosis iskemia
Oklusi arteri ini dapat berupa:
spasme vaskuler traumatika persisten
thrombosis
emboli
oleh karena sindroma kompartement.
Kontraktur
Otot tetap pada keadaan memendek untuk
jangka waktu lama => pemendekan otot
yang persisten => resisten terhadap
stretching (kontraktur otot)
Jaringan otot yang nekrosis => jaringan
parut fibrosa => kontraktur fibrosa =>
deformitas sendi yang progresif.
Terkadang kontraktur menjadi irreversible.
Kontraktur otot dapat terjadi pada :
poliomyelitis, muscular dystrophy, dan
cerebral palsy.
Regenerasi
Regenerasi otot dapat dari sarcolemma dan
sel-sel otot atau mungkin dari aktifitas
sel-sel satelit masing-masing serabut.
Hilangnya sebagian innervasi otot skelet
diikuti oleh paralise serabut otot.
Regenerasi dimulai dari serabut saraf
motorik baru yang berasal dari serabut
syaraf yang tetap utuh.
Pada beberapa kasus kekuatan otot pulih.