You are on page 1of 16

Makalah Geologi Dasar

MORFOGENESA BAWAH LAUT

Disusun Oleh :
Muhazzib
M. Arif Budiman
Nathasya Abigail

3713100041
3713100048
3713100055

Dosen : Wien Lestari, S.T, M.T

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014

I. Morfologi Bawah Laut


Muka bumi berbentuk bermacam-macam, tidak hanya yang meliputi daratan
namun juga termasuk dasar laut. Baik daratan maupun dasar laut permukaannya tidak
rata seperti apa yang kita duga, namun berbeda-beda antara tinggi dan rendahnya. Ada
pula yang perlu kita ketahui bahwa bentuk muka bumi ini tidak tetap akan tetapi selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Perubahan ini disebabakan oleh energi atau tenaga
yang dihasilkan/berasal dari dalam bumi dan tenaga yang berasal dari luar bumi.
Dasar laut terbesar terletak sekitar 5 kilometer di bawah permukaan laut dan
terbuat dari batuan muda yang berusia kurang dari 200 juta tahun. Zaman dahulu, ada
pula dasar laut yang terbuat dari batuan tua namun kini telah punah karena hilang
menyatu dengan lapisan lempeng perusak. Dasar laut yang baru akan selalu terbentuk
dari penyebaran dasar laut di pegunungan vulkanik bawah laut. Tenaga endogen
merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi sedangkan untuk tenaga yang berasal
dari luar bumi disebut tenaga eksogen. Akibat dari kedua tenaga tersebut bumi selalu
mengalami perubahan dan bentuk permukaan bumi. Ada yang berupa gunung dalam
laut, perbedaan tinggi rendah permukaan bumi disebut relief. Relief tidak hanya
terdapat di daratan tetapi juga di dasar laut. Pada umumnya relief dasar laut terbentang
dari utara ke selatan.

Gambar 1.1 Kenampakan Morfologi Bawah Laut

Gambar di atas merupakan gambaran permukaan bumi di dasar laut. Muka bumi
memiliki bentuk yang beraneka ragam, baik itu muka bumi yang ada di daratan maupun

muka bumi yang ada di lautan. Bila bentuk muka bumi di daratan cenderung kasar dan
runcing, tidak demikian halnya dengan bentuk muka bumi yang berada di lautan. Hal ini
disebabkan terjadinya erosi ataupun sedimentasi. Adanya aliran gelombang yang
memiliki kekuatan yang besar mengakibatkan adanya pengikisan dan pengausan
permukaan bumi di bagian dasar laut. Gelombang tersebut juga yang membawa bahan
kikisan dan mengendapkannya di dasar laut sehingga terbentuk strata sedimen. Faktor
lain yang turut membentuk morfologi dasar laut ialah adanya pergerakan dari lempeng
tektonik.
II. Morfologi Bawah Laut Berdasarkan Kecuramannya
a). Paparan Benua (Continental Shelf)
Paparan benua (continental shelf) merupakan dasar laut yang dangkal dan
merupakan daratan yang meluas serta terdapat disepanjang pantai. Sebenarnya
continental shelf ini merupakan bagian dari benua yang berdekatan dan tergenang oleh
air laut. Continental shelf ini dalamnya tak lebih dari 200 m.

Gambar 1.2 Paparan Benua (continental shelf)

Paparan benua (continental shelf) merupakan kelanjutan wilayah benua (kontinen).


Sebagian besar paparan terbentuk selama periode glacial dan berupa permukaan
daratan , tetapi sekarang relatif terendam dangkal di bawah laut dikenal sebagai rak
laut dan teluk-teluk. Paparan benua ini terdiri dari lereng curam suatu dataran yang
diikuti oleh kenaikan secara mendatar dari dataran itu. Sedimen dari dataran tinggi akan
menuruni lereng dan terakumulasi sebagai tumpukan sedimen di dasar lereng, yang

disebut kontinental bertingkat dan daerah tebing paparan benua disebut tebing
benua/kontinen.
Lebar Paparan Benua sangat bervariasi. landas continental terbesar adalah Paparan
Siberia di Samudra Arktik - membentang hingga 1500 kilometer (930 mil) lebarnya.
Lebar rata-rata Paparan Benua adalah sekitar 80 km (50 mil). Kedalaman Paparan
Benua juga bervariasi, tetapi umumnya terbatas pada air dangkal dari 150 m (490 kaki)
dengan kemiringannya biasanya cukup rendah, yaitu 0,5
Meskipun Paparan Benua termasuk kedalam fisiografi laut suatu provinsi, namun
hal ini tidak menjadikannya bagian dari cekungan laut dalam, tetapi margin dari
benua. Margin Pasif benua seperti yang terdapat di sebagian besar pantai Atlantik yang
memiliki Paparan Benua luas dan dangkal, tersusun dari irisan tebal sedimen yang
berasal dari erosi yang panjang dari benua tetangga. Paparan Benua ini relatif curam,
karena seringnya terjadi gempa bumi yang membawa pergerakan sedimen sedimen ke
laut dalam. Contoh lain dari Paparan Benua adalah Dangkalan Sunda antara
Kalimantan, Jawa, dan Sumatera yang berkedalaman 40 45 meter. Paparan benua
merupakan suatu proses dinamik yang dikontrol oleh beberapa faktor, seperti laju
sedimentasi bahan-bahan dari daratan ke lautan, laju energi yang cukup untuk
menggerakkan sedimen ke dalam dan keluar paparan, erosi dan naiknya turunnya
permukaan laut.
b). Lereng Benua (Continental Slope)
Lereng Benua (Continental Slope) biasanya terdapat di pinggir continental shelf
(landasan benua). Daerah continental slope bisa mencapai kedalaman 1500 m dengan
sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5 derajat. Kedalaman lereng benua lebih dari
200 meter. Lebar dari lereng ini mencapai 100 km.

Gambar 1.3 Lereng Benua (Continental Slope)

Tidak hanya submarine canyon, lereng benua ini merupakan jalan bagi sedimen
untuk tertransportasi menuju ke continental rise dan lantai samudera. Penampakan
lereng benua yang sekarang ini memilki banyak sekali variasi dan beberapa lereng
terakumulasi oleh tebalnya susunan sedimen. Lereng benua secara relatif merupakan
bagian yang terjal dari tepi landasan benua. Beberapa lereng benua terbentuk oleh
aktivitas tektonik seperti faulting dan folding dimana disertai dengan erosi yang luas.
c). Dataran Dasar Laut (Deep Sea Plain)
Dataran dasar laut (deep sea plain) merupakan relief yang mempunyai kelerengan
hampir datar sampai landai karena adanya pengendapan dasar laut meskipun masih
terdapat seperti punggungan, plato palung, dan gunungapi dasar laut yang muncul
seperti pulau gunung api.
d). Laut Dalam (The Deeps)
Laut dalam merupakan kebalikan dari deep sea plain. Morfologi ini relatif lebih
curam dan sempit dan mencapai kedalaman lebih dari 5.000 meter. biasanya relief ini
bentuknya memanjang dan terdapat adanya palung laut.

III. Morfologi Bawah Laut Berdasarkan Bentukannya


a). Dataran Abisal (Basin Floor)
Dataran abisal (basin floor) adalah dasar laut yang luas setelah tebing benua, dan
mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua.

Gambar 1.4 Dataran Abisal (Basin Floor)

Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan


kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan bumi.
Dataran abisal yang dijumpai di pantai Argentina mempunyai perbedaan tinggi kurang
dari 3 meter pada jarak lebih dari 1300 kilometer. Topografi yang datar ini kadangkadang di selingi dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang tertimbun.
Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal. Kenampakan
sedimen pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini dibentuk oleh endapan
sedimen yang telah megalami pengangkutan sangat jauh oleh arus turbidit. Endapan
turbidit ini berselingan dengan material sedimen yang berukuran lempung yang terus
menerus terendapkan pada tempat ini.
Dataran abisal didefinisikan sebagai dataran yang memiliki gradien kurang dari
1:1000, yang berfungsi untuk membedakannya dari kenaikan kontinental (continental
rise) yang berdekatan. Dataran ini pada dasarnya lingkungan yang paling luas dan datar
di permukaan bumi. Kedalaman air di atas dataran abyssal berkisar dari sekitar 3000
hingga 6000 m. Kedalaman tersebut bisa bervariasi, dan kemiringan yang dimiliki

bertahap sampai ratusan kilometer. Topografi yang datar ini kadang-kadang di selingi
dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang tertimbun.
Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal. Kenampakan
sedimen pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini dibentuk oleh endapan
sedimen yang telah megalami pengangkutan sangat jauh oleh arus turbid. Endapan
turbid ini berselingan dengan material sedimen yang berukuran lempung yang terus
menerus terendapkan pada tempat ini.
Dataran abisal dijumpai sebagai bagian dari dasar samudera pada semua lautan.
Dataran ini akan lebih luas apabila tidak dijumpai palung laut yang berdekatan dengan
daratan. Samudera Atlantik memiliki dataran abisal yang lebih luas daripada samudera
Pacifik karena samudera Atlantik mempunyai palung laut jauh lebih sedikit
dibandingkan yang dijumpai pada samudera Pasifik. Dataran abyssal yang besar dan
luas terjadi di masing-masing dari tiga cekungan laut besar dan juga hadir dalam
mediterraneans besar seperti Teluk Meksiko dan Laut Mediterania.
b). Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon)
Relief terbesar pada pinggiran benua (continental margin) berada pada ngarai bawah
laut (submarine canyon). Submarine canyon berbentuk seperti lembah yang memotong
lereng benua (continental slope) dan membentang pada bagian landasan benua
(continental shelf) dan continental rise. Lembah dari submarine canyon biasanya
berbentuk V, dengan sisi lembah curam. Jalur dari lembah submarine canyon mungkin
bisa lurus atau mungkin juga berliku-liku.

Gambar 1.5 Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon)

Submarine canyon adalah jalur utama dari sedimen untuk dibawa atau mengalami
transportasi dari benua ke lingkungan laut dalam. Gradien dari lantai ngarai ini cukup
terjal, pada lembah pendek berkisar 60 m dan pada lembah yang panjang berkisar 1015 m. Meskipun terlihat tidak terlalu curam, namun kemiringan yang dimiliki lembah
ini adalah 5 sampai 30 kali gradien lereng benua (continental slope). Submarine canyon
biasanya terdapat 2 km dibawah permukaan laut. Ekstensi lembah relatif lurus,
menebang sekitar 200 meter ke landas kontinen, dan melebar dari sekitar tiga kilometer
di garis pantai sekitar 15 mil ke arah laut yang akhir.
Contoh Submarine canyon adalah Congo Canyon, sungai ngarai terbesar yang
membentang dari sungai Congo, yang mempunyai panjang 800 km dan mempunyai
kedalaman 1200 m, Amazon Canyon, yang membentang dari sungai Amazon, Hudson
Canyon yang membentang dari sungai Hudson dan Zhemcug Canyon, submarine
canyon terbesar yang ada di Laut Bering.
c). Gunung Laut (Sea Mount)
Gunung bawah laut (sea mount) merupakan puncak-puncak gunung yang muncul
pada dasar samudera dengan ketinggian sampai beberapa ratus meter di atas topografi
sekitarnya. Puncak kerucut yang terjal ini telah banyak dijumpai pada semua samudera
di dunia ini . Samudera Pasifik merupakan samudera dengan gunung bawah laut yang
terbanyak dibandingkan dengan samudera lainnya.

Gambar 1.5 Gunung Laut (Sea Mount)

Jika pertumbuhan gunug api tersebut cukup cepat, maka gunungapi tersebut akan
membentuk suatu pulau. Setelah gunung tersebut tumbuh sebagai pulau, gunung
tersebut akan mengalami proses erosi oleh aliran air permukaan dan kerja ombak
sehingga ketinggiannya menurun sampai mendekati muka air laut.
Gunung laut adalah bagian yang berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari dasar laut.
Puncak gunung dapat muncul ke permukaan air. gunung ini menjulang tinggi mencapai
permukaan laut atau tidak namun akarnya ada di dasar laut . Contohnya Gunung
Krakatau di Selat Sunda.
Di dunia, terdapat lebih dari 30.000 gunung laut yang ada dibawah samudra. Namun
kebanyakan gunung laut ini berupa gunungapi yang sudah mati atau sudah tidak aktif
lagi.Sea mounts dapat ditemukan di setiap cekungan lautan di dunia, Sea mount
terdistribusikan sangat luas dan baik dalam ruang dan waktu. Sebuah gunung bawah
laut secara teknis didefinisikan sebagai gunugn yang terisolasi akibat meningkatnya
elevasi 1.000 m (3.281 kaki) atau lebih dari dasar laut sekitarnya,
Sea mounts cenderung ditemukan pada kerak samudera dekat pegunungan tengah
laut, mantel bulu, dan busur kepulauan. Hampir setengah dari sea mounts dunia
ditemukan di Samudra Pasifik, dan sisanya terdistribusikan sebagian besar melintasi
lautan Atlantik dan India. Secara keseluruhan ada juga yang signifikan terdapat dalam
distribusi disekitar belahan bumi selatan.
Cara paling mudah untuk mengetahui proses terbentuknya gunung laut barangkali
adalah dengan melihat proses tektonik lempeng (plate tectonic). Di daerah pemekaran
samudra terjadi proses keluarnya material dari mantel atas yang keluar seperti keluarnya
gelembung air pada saat mendidih. Arus berputarnya ini disebut arus konveksi. Kerak
samudra akan selalu bertambah atau bergerak karena terjadi pembentukan kerak baru
pada zona pemekaran samudra. Pada saat pergerakan tentu saja ada lempeng yang
berukuran besar sehingga membentuk sebuah gunung api bawah laut. Gunung api
bawah laut ini terbentuk diatas kerak samudra dan terus terbawa oleh kerak samudra
menuju zona penunjaman disebelah kanan. Semakin jauh dari zona pemekaran, material
mantel

yang

cair

dan

panas

ini

akan

kehilangan

suhunya.

sehingga

membentuk seamount atau gunung laut yang seringkali berupa gundukan yang tidak

lagi berupa gunung api yang aktif. Ketika mendekati zona penunjaman, bagian atas dari
kerak samudra ini akan bergesekan dengan kerak benua. Gesekan ini menimbulkan
panas dan sering menyebabkan batuan pembentuk kerak samudra ini meleleh. Batuan
yang meleleh dan cair ini akan keluar membentuk gunung api seperti yang kita lihat di
rentetan Gunung Api sepanjang bagiam barat Sumatra, hingga bagian selatan Jawa.
Biasanya gunung laut itu tidak lagi mendapatkan pasokan panas, sehingga material
penyusunnya tidak lagi berupa material cair panas seperti sumber dapur magma. Di
Indonesia, banyak sekali seamount. Sea mounts yang terkenal berada disebelah selatan
Jawa. Salah satu gunungnya ada yang muncul kepermukaan membentuk Pulau Natal
atau Christmas Island. Pulau ini sangat terkenal sebagai tujuan wisata. Daerah Pulau
Natal ini memang tidak termasuk teritorial Indonesia, bahkan masuk Australia. Daerah
dangkal dikelilingi lautan dalam ini sering merupakan daerah berkumpulnya ikan-ikan
laut karena daerah ini seringkali ditumbuhi karang-karang karena airnya jernih, jauh
dari populasi manusia sehingga jauh dari sampah dan polusi.
d). Mid Ocean Ridge
Mid Oceanic Ridge atau biasa disingkat MOR, merupakan rantai gugusan
gunungapi di bawah laut dimana kerak bumi baru terbentuk dari lelehan magma dan
aktivitas gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng
tektonik yang membentuk celah di dasar laut (rift).
Pematang tengah samudera dijumpai pada semua samudera dan merupakan 20%
dari permukaan bumi, dan merupakan kenampakan topografi yang sangat menakjubkan
didasar laut. Topogarfi ini merupakan rangkaian pegunungan yang memanjang sampai
sekitar 65.000 kilometer. Meskipun demikian kenampakan pematang tengah samudera
sangat berbeda dengan rangkaian pegunungan yang dijumpai di daratan. Pada rantai
pegunungan di daratan disusun oleh batuan granitik dan andesitik serta batuan dan
batuan metamorf yang megalami perlipatan dan penesaran, maka pematang tengah
samudera disusun oleh lapisan-lapisan batuan beku basaltik yang belum mengalami
deformasi.
Topografi mid ocean ridge ini tidak sempit tetapi mempunyai lebar antara 500
sampai 5000 kilometer. Topografi ini cenderung kasar, terutama dekat daerah pusat.

Puncak dari pematang ditandai oleh adanya celah (rift) dan dibatasi oleh pematang yang
memanjang sampai ratusan kilometer. Sumbu dari pematang ditandai oleh adanya
gempa bumi yang terus menerus dan dicirikan oleh aliran panas yang sangat tinggi dari
kerak bumi. Celah yang terdapat pada tengah pematang merupakan tempat magma baru
muncul dari astenosfer yang secara menerus membentuk kerak samudera baru. Celah ini
menggambarkan batas kerak yang divergen tempat terjadinya pemekaran lantai dasar
samudera (sea floor spreading).

Gambar 1.6 Mid Ocean Ridge


Kenampakan yang menonjol dari pematang ini disebabkan karena kerak samudera
yang baru sangat panas, dan mempunyai volume yang lebih besar daripada kerak
samudera yang dingin. Ketika kerak yang baru ini bergerak menjauh dari pusat
pemekaran, terjadi lah proses pendinginan yang bertahap dan terjadi pula kontraksi.
Proses kontraksi panas ini semakin besar semakin menjauhi pusat pemekaran.
Dibutuhkan waktu sekitar 100 juta tahun untuk terjadinya proses pendinginan dan
kontraksi yang menyeluruh. Sekarang batuan yang terbentuk tersebut terletak pada
dasar samudera dan telah tertutupi oleh lapisan sedimen yang tebal.
Pematang samudra (ocean ridge) pertama kali ditemukan di Samudra Atlantik, di
mana pada dasarnya membagi dua cekungan laut, kemudian dikenal sebagai MidAtlantic Ridge. Pematang ini terbentuk akibat pergerakan lempeng bumi secara
divergen. Pergerakan lempeng secara divergen terjadi pada dua lempeng tektonik yang
bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan
litosfer menipis dan terbelah akan membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra,

proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley)
akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
e). Continental Island
Continental Island merupakan beberapa pulau yang menurut sifat geologisnya
merupakan bagian dari masa tanah dataran benua besar yang kemudian terpisah.
f). Island Arc
Island Arc merupakan kumpulan pulau-pulau seperti Indonesia yang mempunyai
perbatasan dengan benua.
g). Guyot (Table Mount)
Guyot atau sering juga disebut dengan table mount merupakan sebuah gunung
bawah laut yang terisolasi dengan rata-rata tinggi lebih dari 200 m (660 kaki) di bawah
permukaan laut. Puncak guyot berbentuk datar dan diameternya dapat mencapai 10 km
(6 mil). Guyot ini merupakan bekas dari sebuah gunung api. Guyot paling sering
ditemukan di kisaran samudera pasifik. Diperkirakan ada sekitar 2000 guyot di
cekungan pasifik. Guyot menunjukan adanya bukti bahwa telah terjadinya penurunan
permukaan yang bertahap mulai dari pegunungan karang (reef), karang atol dan
akhirnya menjadi sebuah gunung yang yang tererndam di dalam. Hal ini terjadi
disebabkan oleh erosi, ombak, angin dan proses atmosfer. Kelerengan tercuram dari
guyots adalah sekitar 200. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya guyot adalah
pergerakan bawah air yang dihasilkan oleh punggung samudera, seperti mid ocean
ridge. Secara bertahap mid ridge akan menyebar dari waktu ke waktu karena terdorong
lava cair dibawah peermukaan bumi dan hali ini akan menyebabkan terciptanya suatu
dataran baru.
IV. Bentukan Negatif Morfologi Bawah Laut
a). Lubuk Laut (basin)
Lubuk laut (basin) merupakan cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau lonjong
(oval). Basin terjadi akibat pemerosotan dasar laut. Dasar laut yang bentuknya cekung

seperti lembah dasar laut. Contoh dari lubuk laut yang ada di Indonesia yaitu lubuk laut
Banda, lubuk laut Sulawesi, lubuk laut Sulu.
b). Palung Laut (Trech/Trog)
Palung Laut (Trench / trog) adalah dasar laut sangat dalam dan berdinding curam,
yang semakin ke dasar semakin menyempit. Palung sempit dan tidak terlalu curam
disebut trench, sedangkan palung yang lebih lebar dan curam disebut trog. Kedalaman
palung bisa mencapai 7.000 11.000 meter. Fenomena ini yang menyebabkan
terjadinya gempa bumi. Aktivitas gunungapi juga berhubungan dengan proses
pembentukan palung laut. Pada laut yang terbuka, palung laut membentuk alur yang
sejajar dengan deretan pulau-pulau gunung api (volcanic island arcs). Sedangkan
deretan gunung api kemungkinan dijumpai sejajar dengan palung laut yang berdekatan
dengan daratan.

Gambar 1.7 Palung Laut (Trench)


Aktivitas gunung api ini terjadi karena kerak bumi yang menunjam ke dalam mantel
bumi mengalami penghancuran dan mencairan yang membentuk magma kembali.
Proses ini disebut juga proses pergerakan lempeng secara konvergen. Pergerakan secara
konevergen terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak
bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah
lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction

zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic
ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Palung laut juga bisa terjadi akibat menyusupnya lempeng samudera ke bawah
lempeng benua. jadi lokasinya berada didaerah tumbukan lempeng benua dan samudera,
seperti di barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa. Contoh palung laut yang terdapat
di dunia yaitu palung Mindanau (10.475 meter), palung Laut Jawa (7.415 meter),
palung Aleut (7.679 meter), palung Jepang (9.755 meter), palung Puerto Rico (9.175
meter).
Dengan berbagai macamnya bentuk-bentuk dasar laut serta ditambah dengan
pergerakan bumi dasar laut, maka terdapat pula dampak negatif yang ditimbulkan dari
adanya morfologi dasar laut. Salah satunya ialah terjadinya tsunami. Tsunami
merupakan ombak yang tejadi setelah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi, tanah
longsor di dasar laut, atau hantaman meteor di laut. Semakin mendekat arah pantai,
ketinggian tsunami meningkat namun kelajuannya menurun. Tsunami dapat merusak
segala sesuatu yang dilaluinya baik itu bangunan bahkan manusia sehingga dapat
merenggut korban jiwa. Sebagian besar tsunami terjadi akibat adanya gempa bumi
bawah laut dan dapat terjadi karena dasar laut mengalami pergerakan secara tiba-tiba
(gerak naik turun) dan perpindahan secara vertikal oleh kerak bumi. Gempa akibat
pergerakan lempeng yang tejadi di dasar laut menyebabkan air di atas wilayah lempeng
bergerak dan menghasilkan gelombang apabila air tersebut bergerak kembali ke posisi
ekuilibriumnya. Bila dasar laut bergerak naik turun maka akan terjadi tsunami. Namun
tidak semua gempa menghasilkan tsunami melainkan tergantung pada tipe sesaran naik
(thrust), kemiringan sudut tegak antar lempeng yang bertemu (mendekati 90 o semakin
memungkinkan terjadinya tsunami), serta kedalaman pusat gempa (<70 km
memungkinkan terjadinya tsunami).
V. Bentuk Positif Morfologi Bawah Laut
a). Ambang Laut (Dremple)
Ambang laut (dremple) merupakann relief dasar laut yang berupa bukit dalam laut
yang memisahkan dua buah pulau. Di Indonesia, ambang laut Sulu dimana dari ambang

laut dikelilingi oleh pulau-pulau dan laut dangkal di Sulawesi yang dipisahkan oleh
ambang yang ada di Kepulauan Talaud.
b). Cembungan (Rise / Weels)
Cembungan (rise/sweels) adalah bentukan positif dengan ukuran panjang dan lebar,
lebih tinggi dari dasar laut rata-rata di sekitarnya. Contohnyaadalah cembungan Hawaii
dimana cembungan tersebut memiliki panjang 3.500 km dan lebar 1.000 km.
c). Punggung Laut (Ridge)
Punggung Laut adalah dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan sempit yang
dikanan kirinya merupakan laut dalam. Contoh : pegunungan di samudra atlantik,yaitu
pegunungan atlantik utara dari kepulauan Azora sampai ke Sint Paul. Punggung laut
atau punggung bukit lautan adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa.
Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan
kirinya. Punggung laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng
landai disebut rise.
Ridge terjadi ketika sebagian besar pegunungan laut bergerak atau bergeser dan
mendorong sisa lempeng tektonik jauh dari pegunungan-pegunungan tersebut.
Kebanyakan arah pergerakannya menuju ke zona subduksi.Proses lainnya adalah
dengan apa yang seering disebut dengan conveyor mantel. Gejala ini menunjukan
bagian atas mantel yang terlalu fleksibel untuk menghasilkan gesekan dan
memungkinkan untuk menarik lempeng tektonik ke arah yang tertentu. Selain itu,
proses upwelling mantel yang menyebabkan magma berpeluang membentuk tonjolan
dibawah laut menyebabkan adanya diskontinuitas seismic sekitar 400 km (250 mil).
Dampak positif dari morfologi bawah laut adalah terdapat berbagai keaneka
ragaman hayati bawah laut, sebagai batu loncatan bagi penyebaran spesies pesisir,
mendukung kegiatan pertambangan dan karang perikanan sehingga secara tidak
langsung juga menambah lapangan pekerjaan dan devisa negara, serta mendorong
masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sehingga menumbuhkan rasa ingin
menjaga dan melestarikan dengan melakukan upaya-upaya yang menghidari tindakan
perusakan lautan.

You might also like