Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Triyono
NIM : 14708259013
PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya
hingga
makalah
dengan
judul
Anorganik ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan
berbagai
pihak,
sehingga
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah ekosistem akan senantiasa terjadi hubungan timbal balik
antara komponen biotik dan abiotik. Salah satu hal yang menjadi penghubung
antara keduanya adalah adanya senyawa organik dan anorganik yang terdapat di
dalam komponen biotik maupun abiotik. Ketersediaan senyawa organik dan
anorganik di alam dimanfaatkan makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam proses
pemanfaatan tersebut pun akan menghasilkan senyawa organik maupun anorganik
yang kemudian akan kembali ke alam. Sebagai contoh adalah pemanfaatan
senyawa karbondioksida (CO2) dan air (H2O) oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat (C6H12O6) dan senyawa oksigen (O2).
Kedua senyawa hasil fotosintesis tersebut dapat kembali ke alam langsung atau
pun setelah dimanfaatkan oleh makhluk lain.
Proses aliran materi senyawa organik dan anorganik dari alam (komponen abiotik)
ke tumbuhan (komponen biotik) kemudian kembali lagi ke alam berlangsung terus
menerus membentuk sebuah siklus.
Senyawa organik dan anorganik ddalam ekosistem senantiasa berputar melalui
peredaran materi yang digunakan
mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik yang dibutuhkan oleh
komponen biotikSenyawa-senyawa kimia yang ada dalam dalam tanah, air
maupun udara sebagai komponen abiotik diperlukan oleh tumbuhan dan hewan
sebagai komponen biotik untuk menunjang kehidupannya. Sebagai contoh unsur
karbon (C) dan oksigen (O) dalam senyawa karbondioksida (CO2) di udara dan air
(H2O) di tanah digunakan tumbuhan dalam proses fotosintesis dengan bantuan
sinar matahari menghasilkan karbohidrat (C6H12O6) dan senyawa oksigen (O2).
Unsur karbon dan oksigen tersebut akan kembali lagi ke tanah dan udara
setelUnsur nitrogen dalam tanah digunakan Karbon dioksida dan air diperlukan
untuk proses fotosintesis. Nitrogen merupakan komponen penyusun protein dan
1
asam nukleat yang ada di dalam jaringan hidup. Fosfor merupakan unsur penting
dalam pembentukan ATP (energi) dan nukleotida. Semua materi yang menyusun
tubuh makhluk hidup pada saatnya akan kembali ke alam (atmosfer, air dan
tanah), yaitu ketika mahkluk hidup tersebut mati. Di alam, tubuh makhluk hidup
yang telah mati akan diuraikan oleh dekomposer sehingga terbentuk senyawa
sederhana. Selanjutnya, senyawa tersebut akan dimanfaatkan kembali oleh
makhluk hidup autrotof. Artinya, semua materi akan mengalir membentuk suatu
daur yang melibatkan komponen biotik dan abiotik yang disebut daur biogeokimia
B. Tujuan
Setelah mempelajari materi evaluasi pembelajaran ini diharapkan kita dapat :
1. Mendefinisikan tentang siklus organik anorganik
2. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam siklus organik anorganik
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoirreservoir tersebut adalah:
1. Atmosfer
2. Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati
organik seperti soil karbon (karbon tanah)
3. Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau
nonhayati
4. Sedimen, meliputi bahan baker fosil
Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi,
dan biologi yang bermacam-macam.
Karbon di Atmosfer
Kandungan karbon terbesar yang terdapat diatmosfer bumi adalah gas
karbondioksida (CO2) sebesar 0.03%. Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian
yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer, namun gas ini memiliki
peran penting dalam menyokong kehidupan gas-gas lain yang mengandung
karbon di atmosfer semakin bertambah selama beberapa tahun terakhir ini dan
berperan dalam peningkatan pemanasan global.
Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1. Melalui proses fotosintesis
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk
mengunbah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen ke
atmosfer. Karbon pada proses ini akan banyak di serap oleh tumbuhan yang baru
saja tumbuh atau pepohonan pada hutan yang sedang di reboisasi sehingga
membutuhkan pertumbuhan yang cepat
2. Melalui sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan
karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut tersebut
akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan
yang lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut bagian atas , pada daerah yang
poduktivitasnya tinggi organisme membentuk cangkang karbonat dengan bagianbagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini menyebabkan aliran karbon menuju
ke bawah.
3. Melalui pelapukan batu silikat
Proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk
kembali ke atmosfer seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat
tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer
karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan
selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.
Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain:
4. Melalui respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian
glukosa menjadi karbohidrat
dan air.
5. Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang
yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia aksigen
atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen
6. Melalui pembakaran material organik
Proses ini berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang terkandung
pada material organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil
seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan karbon yang
tersimpan di dalam geosfer, sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida di
atmosfer semakin bertambah.
7. Melalui produksi semen
Salah satu komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkan
dengan cara memanaskan batu kapur yang akan menghasilkan karbon dioksida
dalam jumlah banyak.
8. Melalui erupsi vulkanik
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas ke
atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang.
Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer hampir sama dengan jumlah
karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
9. Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang
larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
Karbon di Biosfer
Dalam biosfer terdapat sekitar 1900GtC gas karbon dioksida dan oksigen.
Karbon adalah bagian yang penting dalam menunjang kehidupan di bumi, karena
karbon berperan dalam strutur biokimia dan nutrisi pada semua sel makhluk
hidup. Proses-proses perpindahan karbon di biosfer sama dengan proses
perpindahan karbon di atmosfer, karena semua proses yang terjadi di atmosfer
harus melalui biosfer terlebih dahulu.
Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36000 GtC ion karbonat yang merupakan
kandungan umum. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbonkarbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksi yang terjadi pada air.
Pertukaran karbon penting untuk mengontrol pH di laut dan dapat di jadikan
sebagai sumber. Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan diawali
dengan pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan
bagian atas), kemudian pada daerah downwelling (laut bagian bawah), karbon
berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam
karbonat terbentuk dengan reaksi kimia:
CO2 + H2O
H2CO3
Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah untuk mencapai suatu kesetimbangan
kimia. Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah
Bakteri penghasil ion nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga
kehidupannya dipengaruhi oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah.
Sementara itu proses perubahan nitrit menjadi nitrogen bersifa
Nitrogen terdapat di alam terutama sebagai dinitrogen, N2 (titik didih 77,3
K). Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen
bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga
dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit
(N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen
terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata.
Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara
langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang
bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu
menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh
bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah
menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan
berulang dalam ekosistem.
3.Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang
terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh
karena itu siklus fosfor adalah endogenik. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam
jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit,
garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti
pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang
menyusun material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh
pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya
yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari
mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan food
additives. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat
toksik, terutama insektisida organofosfat.
4.Siklus Belerang
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran
pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam
yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan
batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap
trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S S SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik
dan anaerobik.
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang
selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh
komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses
daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya
akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen
sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof
anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri
kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi
menjadibentuksulfat.
8
10
Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih
banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer
meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar
sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis
dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
1. Daur nitrogen
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea,
protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit,
dan nitrat.
Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain
air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah
terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat
dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan,
bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air
juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau
hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan
garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan
amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium
menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat
dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh
proses yang disebut denitrifikasi.
2. Daur Fosfor
Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk
hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai
sumber energi untuk metabolisme sel.
Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat
dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat
terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan
dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke
permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan
karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan
mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.Bakteri dan jamur mengurai bahanbahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor kemudian diambil oleh
tumbuhan.
3. Daur Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air yang natinya akan mengalami
siklus hidrologi. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena
panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena
laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer mengalami
kondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air
11
hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air
tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh
tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap
air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup
90% penguapan pada ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan
hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air
tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan
keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagia mengalir ke sungai, kemudian ke danau
dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai
dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di
permukaan bumi.
12