Professional Documents
Culture Documents
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 maret 2012 pada pukul 08.00 wita di
ruang Anggrek RSUD Tabanan dengan menggunakan tehnik wawancara,
observasi,dan pemeriksaan fisik.
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
Pasien
Penanggung
Nama
: NN
Dwi
Umur
: 22 tahun
19 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan Perempuan
Agama
: Hindu
Hindu
Pekerjaan
: Pegawai
Perawat
pasien mengatakan biasa makan 3x sehari dan minum 8 gelas air putih sehari
pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya porsi dari yang disediakan
dan minum hanya 3 gelas sehari
3. Eliminasi
Sebelum sakit
pasien mengatakan biasa tidur 8 jam tiap hari dan tidak ada gangguan tidur
pasien mengatakan mengalami gangguan tidur, tampak lingkar hitam pada mata
5. Gerak dan aktifitas
Pasien mengatakan masih memikirkan keadaannya, merasa cemas akan penyakit dan
tindakan operasi yang akan dijalaninya.
9. Rasa Nyaman
Pasien tampak cemas, gelisah, sedikit berkeringat, pasien tampak tidak nyaman
dengan nyeri yang dialaminya dan pasien mengatakan
kondisinya
10.
Interaksi Sosial
Rekreasi
Belajar
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien terbiasa membaca buku saja.
14.
Ibadah
Saat pengkajian pasien mengatakan hanya dapat beribadah di tempat tidur.
Compos Mentis
b. Bangun tubuh
Sedang
c. Postur Tubuh
Tegak
d. Gerak Motorik :
e. Keadaan kulit
Normal
Warna
sawo matang
Turgor
Elastis
Kebersihan
Bersih
Luka
Tidak ada
f. Gejala Kardinal :
Suhu
39 C
Nadi
87 x/ mnt
RR
20 x/ mnt
TD
130/90 mmHg
g. Ukuran Lain
BB
60 kg
TB
165 cm
2. Keadaan Fisik
ala
Bentuk simetris, Kulit kepala bersih, Pertumbuhan rambut normal, tidak ada lesi
atau benjolan.
Bentuk simetris, pupil isokor, konjungtiva merah muda, Sklera putih, pergerakan
mata terkoordinasi, terdapat lingkar hitam pada mata.
dung
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat lumen,
penciuman baik, mukosa hidung lembab.
ut
Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, gigi bersih, dan lidah bersih.
nga
Bentuk telinga simetris, tidak terdapat nyeri tekan dan pendengaran baik.
er
rax
Bentuk dada simetris, suara paru normal, tidak ada retraksi otot dada.
domen
ah
Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat bekas luka, tercapat nyeri tekan pada
kuadran kanan bawah.
i. Genitalia
Tidak terkaji
2. Analisa Data
ANALISA DATA PADA PASIEN NN
DENGAN ANSIETAS PRE OP APENDIKTOMI
DI RUANG ANGGREK RSUD TABANAN
TANGGAL 10 MARET 2012
Data Subjektif
Pasien mengatakan
Data Objektif
TTV:
masih memikirkan
Suhu : 37,90C
keadaannya, merasa
RR
TD :130/90 mmHg
: 24 x/ mnt
Kesimpulan
Ansietas
Ansietas
4. Analisa Masalah
: Ansietas
erjadinya :
B. Diagnosa keperawatan
Hari/Tanggal
10, Maret
2012
Diagnosa
Ansietas
berhubungan
dengan perubahan
dalam
status
kesehatan ditandai
dengan
Pasien
Pukul
Implementasi
Evaluasi Respon
S : T : 37C
N : 80/menit
RR : 23/menit
TD : 120/70 mmHg
S : Pasien mengatakan,Saya me
nyaman sekarang
O : Wajah pasien tampak lebih r
mengatakan
masih
memikirkan
keadaannya,
merasa
cemas
akan penyakitnya
dan
tindakan
nyaman
dengan
kondisinya. Hasil
pengukuran TTV ;
mmHg.
Pasien
tampak
cemas,
pasien
tampak
gelisah
dan
sedikit
berkeringat,
dan
pasien
tampak
tidak
nyaman
D.
Implementasi
E. EVALUASI KEPERAWATAN
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NN
DENGAN ANSIETAS PRE OP APENDIKTOMI
DI RUANG ANGGREK RSUD TABANAN
TANGGAL 10 MARET 2012
No.
1
Hari/tgl/jam
Sabtu, 10 maret
Diagnosa Keperawatan
Evalua
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam
: 1. Pasien mengatakan tidak
2012
status kesehatan ditandai dengan Pasien mengatakan rasa sakitnya dan tidak kh
dijalaninya.
Pasien
mengatakan
tidak
P : Hentikan intervensi da
pasien
E. NURSING EVALUATION
EVALUATION OF NURSING CARE TO PATIENT NN
WITH ANXIETY ON PRE OP APPENDECTOMY
IN ANGGREK WARD TABANAN GENERAL HOSPITAL
ON MARCH 10th 2012
Number
1
Time
Saturday, march 10th
2012 01:30 PM
Diagnosis
Anxiety have a related to change in health status
manifested by The patient said that she is still
1.
thinking about her condition and feel worried about
her pain,and still worry about her operation, The
2.
Patient said didnt confort with her condition.
Vital signs:
Temperature : 37,90C,
pulse: 100 x/ mnt,
3.
RR : 24 x/ mnt, blood pressure :130/90 mmHg,
Patient looks anxious, the patient was restless and
sweating, The patient seemed uncomfortable with the
pain that she experienced.
4.
5.
S :
patient not
her pain an
her operati
Patient fee
O:
Normal vi
Temperatu
Pulse : 80 x
RR : 23 x/m
Blood pres
Patient doe
patients do
and sweati
A : Objective
problem of
P : Stop inter
patients co
Mengurangi kecemasan;
o Tenangkan klien
o Tanyakan perilaku yang diharapkan dari klien
o Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang dirasakan selama dilakukan
prosedur
o Gali pemahaman klien tentang stressor yang dialami
o Berikan informasi yang aktual tentang diagnosa, tindakan dan pronosa penyakit
o Dampingi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi kecemasan
o Bina hubungan saling percaya dengan klien
o Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan, persepsi dan rasa takut
o Identifikasi tingkat perubahan kecemasan
o Anjurkan klien untuk menggunakan tehnik relaksasi
b.
o
o
o
o
klien
o Berikan medikasi anti anxiety, bila diperlukan
o Anjurkan klien untuk menggunakn metode mengurangi kecemasan
c.
Meningkatkan coping
I. Defenisi
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang
timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi
sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI,
1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan
yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas
sistem syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering
ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma W, 1997).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak
diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997).
pada
tingkat
ini
adalah
kelelahan,
iritabel,
lapang
persepsi
untuk
belajar
namun
tidak
optimal,
kemampuan
konsentrasi
Panik;
mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan
ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan
inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak,
menjerit, mengalami halusinasi dan delusi
III. Etiologi
Kecemasan di sebabkan oleh beberapa factor yang dapat dijelaskan oleh
beberapa teori berikut :
a.
Teori Psikodinamik
b. Teori Perilaku
Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap
stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon
kondisi untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi,
sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di
inginkan.
c.Teori Interpersonal
Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar
individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.
d. Teori Keluarga
Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat
adanya konflik dalam keluarga.
e. Teori Biologik
Beberapa kasus kecemasan,merupakan suatu perhatian terhadap proses
fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau
keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan
sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).
a. Fase 1
Keadan fisik sebagaimana pada fase reaksi peringatan, maka tubuh
mempersiapkan diri untuk fight (berjuang), atau flight (lari secepat-cepatnya). Pada
fase ini tubuh merasakan tidak enak sebagai akibat dari peningkatan sekresi
hormon adrenalin dan nor adrenalin.
Oleh karena itu, maka gejala adanya kecemasan dapat berupa rasa tegang di otot
dan
kelelahan,
terutama
di
otot-otot
dada,
leher
dan
punggung.
Dalam
persiapannya untuk berjuang, menyebabkan otot akan menjadi lebih kaku dan
akibatnya akan menimbulkan nyeri dan spasme di otot dada, leher dan punggung.
Ketegangan dari kelompok agonis dan antagonis akan menimbulkan tremor dan
gemetar yang dengan mudah dapat dilihat pada jari-jari tangan (Wilkie, 1985).
Pada fase ini kecemasan merupakan mekanisme peningkatan dari sistem syaraf
yang mengingatkan kita bahwa system syaraf fungsinya mulai gagal mengolah
informasi yang ada secara benar (Asdie, 1988).
b. Fase 2 (dua)
Disamping gejala klinis seperti pada fase satu, seperti gelisah, ketegangan
otot, gangguan tidur dan keluhan perut, penderita juga mulai tidak bisa mengontrol
emosinya dan tidak ada motifasi diri (Wilkie, 1985).
Labilitas emosi dapat bermanifestasi mudah menangis tanpa sebab, yang beberapa
saat kemudian menjadi tertawa. Mudah menangis yang berkaitan dengan stres
mudah diketahui. Akan tetapi kadang-kadang dari cara tertawa yang agak keras
dapat
menunjukkan
tanda
adanya
gangguan
kecemasan
fase
dua
(Asdie,
1988). Kehilangan motivasi diri bisa terlihat pada keadaan seperti seseorang yang
menjatuhkan barang ke tanah, kemudian ia berdiam diri saja beberapa lama
dengan hanya melihat barang yang jatuh tanpa berbuat sesuatu (Asdie, 1988).
c. Fase 3
Keadaan kecemasan fase satu dan dua yang tidak teratasi sedangkan stresor
tetap saja berlanjut, penderita akan jatuh kedalam kecemasan fase tiga. Berbeda
dengan gejala-gejala yang terlihat pada fase satu dan dua yang mudah di
identifikasi kaitannya dengan stres, gejala kecemasan pada fase tiga umumnya
berupa perubahan dalam tingkah laku dan umumnya tidak mudah terlihat
kaitannya dengan stres. Pada fase tiga ini dapat terlihat gejala seperti : intoleransi
dengan rangsang sensoris, kehilangan kemampuan toleransi terhadap sesuatu yang
sebelumnya telah mampu ia tolerir, gangguan reaksi terhadap sesuatu yang
sepintas terlihat sebagai gangguan kepribadian (Asdie, 1988).
V.
Komplikasi
Kardio vaskuler;
Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
Kulit:
seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatalgatal.
Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di
epigastrium, nausea, diare.
Neuromuskuler;
Pengkajian
1. FAKTOR PEREDISPOSISI
Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah :
a. Teori psikoanalitik
Ansietas merupakan konsep emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian
Id
dan
superego.
Id
mewakili
dorongan
insting
dan
impuls
primitive
seseorang,sedangkan
superego
mencerminkan
hati
nurani
seseorang
dan
tuntutan
dari
dua
element
yang
bertentangan
dan
fungsi
terjadi
dihubungkan
dari
dengan
ketakutan
akan
trauma
penolakan
pada
interpersonal.hal
masa
perkembangan
ini
juga
seperti
harga
diri
rendah
biasanya
sangat
mudah
untuk
mengalami
d. Kajian keluarga
Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasanya
ditemui
e. Kajian biologis
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk benz
odiazepines.reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas.
2. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi pada gangguan ansietas berasal dari sumber eksternal dan
internal
seperti
dibawah ini
dalam
upaya
melawan
A. DEFINISI.
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara
subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda
dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya.
Ansietas
adalah
respon
emosional
terhadap
penilaian
tersebut.
Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat
ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990,
hal
75).
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan
Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik
yang sering merupakan satu fungsi emosi. Sedangkan depresi merupakan satu
masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang
sedih dan gejala penyertanya termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan
bunuh diri.
Ansietas dan gangguannya dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala
fisik dan psikologik seperti gemetar,
autonomik seperti wajah merah dan pucat, berkeringat, tangan rasa dingin, diare,
mulut kering, sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun,
rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya. Gejala utama
dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas.
Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
Ansietas ringan.
Berhubungan
dengan
ketegangan
dalam
kehidupan
sehari-hari
dan
3.
Ansietas berat.
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
4.
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
Tingkat panik dari ansietas.
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi
yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini
tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang
lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini
individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa
lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
B.
C.
TINGKAT ANSIETAS.
Tingkat ansietas sebagai berikut:
1.
Ansietas ringan.
Berhubungan
dengan
ketegangan
dalam
kehidupan
sehari-hari
dan
3.
Ansietas berat.
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas.
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi
yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini
tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang
lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini
individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa
lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN.
1. Faktor Predisposisi.
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
a. Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, ID
dan superego. ID mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma- norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
b.
kehidupan selanjutnya.
Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam
suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
e.
predisposisi
terhadap
ansietas.
Ansietas
mungkin
disertai
dengan
a.
stressor.
Faktor Presipitasi.
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-
b.
3.
hari.
Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga
diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Perilaku.
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologi dan
perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme
koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensietas perilaku akan meningkat
sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.
Sistem Tubuh
Kardiovaskuler
Respons
Palpitasi.
Jantung berdebar.
Tekanan darah meningkat dan denyut nadi
menurun.
Rasa mau pingsan dan pada akhirnya pingsan.
Pernafasan
Napas epat.
Pernapasan dangkal.
Rasa tertekan pada dada.
Pembengkakan pada tenggorokan.
Rasa tercekik.
Terengah-engah.
Neuromuskular
Peningkatan reflek.
Reaksi kejutan.
Insomnia.
Ketakutan.
Gelisah.
Wajah tegang.
Kelemahan secara umum.
Gerakan lambat.
Gerakan yang janggal.
Gastrointestinal
Perkemihan
Kulit
Sistem
Respons
Perilaku
Gelisah.
Ketegangan fisik.
Tremor.
Gugup.
Bicara cepat.
Tidak ada koordinasi.
Kecenderungan untuk celaka.
Menarik diri.
Menghindar.
Terhambat melakukan aktifitas.
Kognitif
Gangguan perhatian.
Konsentrasi hilang.
Pelupa.
Salah tafsir.
Adanya bloking pada pikiran.
Menurunnya lahan persepsi.
Kreatif dan produktif menurun.
Bingung.
Khawatir yang berlebihan.
Hilang menilai objektifitas.
Takut akan kehilangan kendali.
Takut yang berlebihan.
Afektif
Mudah terganggu.
Tidak sabar.
Gelisah.
Tegang.
Nerveus.
Ketakutan.
4.
Alarm.
Tremor.
Gugup.
Gelisah.
1)
rintangan
agar
memenuhi
2)
kebutuhan.
Perilaku menarik diri.
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun secara
3)
psikologis.
Perilaku kompromi.
Digunakan untuk mengubah
b.
tujuan-tujuan
yang
akan
dilakukan
atau
Kompensasi.
Adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara
2)
3)
realitas
4)
Disosiasi.
5)
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau identitasnya.
Identifikasi (Identification).
Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi dengan
9)
Rasionalisasi.
tidak
sadar
mengesampingkan
pikiran,
impuls,
atau
ingatan
yang
Sublimasi.
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk
suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
16)
Supresi.
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya
merupakan analog represi yang disadari;pengesampingan yang disengaja tentang
suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada
represif berikutnya.
17)
Tindakan/perilaku
Undoing.
atau
komunikasi
yang
menghapuskan
sebagian
dari
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
DIAGNOSA.
Adapun diagnosa yang biasanya muncul pada kecemasan adalah :
Penyelesaian kerusakan.
Kecemasan.
Pola napas tidak efektif.
Koping individu tidak efektif.
Diam.
Gangguan pembagian bidang energi.
Ketakutan.
Inkontinensial.
Stres.
Cedera resiko terhadap......
Perubahan nutrisi.
Respon pasca trauma.
Ketidakberdayaan.
Gangguan harga diri.
Gangguan pola tidur.
Isolasi sosial.
Perubahan proses berfikir.
Gangguan eliminasi urine.
C. INTERVENSI.
Tujuan umum : Klien akan mengurangi ansietasnya dari tingkat ringan hingga panik.
Tujuan khusus :
Klien mampu untuk ;
Batasan Karakter
Intervensi
Tidak nyaman.
a) Gerakan tidak tenang.
Gelisah.
b) Perhatikan tanda
Insomnia ringan.
peningkatan ansietas.
Perubahan nafsu makan
c) Bantu klien
keseharian dalam batas
ringan.
menyalurkan energi
e) Peka.
kemampuan untuk
f) Pengulangan
secara konstruktif.
melakukan dan
d) Gunakan obat bila perlu.
pertanyaan.
e) Dorong pemecahan
memecahkan masalah g) Perilaku mencari
masalah.
meningkat.
perhatian.
f) Berikan informasi akurat
h) Peningkatan
dan fuktual.
kewaspadaan.
g) Sadari penggunaan
i)
Peningkatan persepsi
mekanisme pertahanan.
pemecahan masalah.
h) Bantu dalam
j)
Mudah marah.
mengidentifikasi
keterampilan koping
i)
yang berhasil.
Pertahankan cara yang
j)
2.
Ansietas Sedang.
Deskripsi
Batasan Karakter
b)
Perkembangan dari
ansietas ringan.
Perhatian terpilih dari
Intervensi
a)
pengetahuan baru
dengan penyempitan
lapangan persepsi
sehngga individu
c)
lingkungan.
pasien.
Konsentrasi hanya padab) Bicara dengan sikap
d)
e)
tugas-tugas individu.
Suara bergetar.
Ketidaknyamanan
kehilangan pegangan
tenang, tegas
c)
meyakinkan.
Gunakan kalimat yang
k)
ketegangan otot.
Menggigit kuku,
g)
memukul-mukulkan jari,
pasien.
Anjurkan pasien
menggunakan tehnik
3.
Ansietas Berat.
Deskripsi
Pada ansietas berat
lapangan persepsi
Batasan Karakter
a)
b)
Perasaan terancam.
a)
Ketegangan otot yang
berlebihan.
Diaforesis.
b)
Perubahan pernapasan.
Napas panjang.
Hiperventilasi.
Dispnea.
c)
Pusing.
Perubahan
gastrointestinalis.
Intervensi
Isolasi pasien dalam
lingkungan yang aman
dan tenang.
Biarkan perawatan dan
kontak sering sampai
konstan.
Berikan obat-obatan
pasien melakukan hal
Mual muntah.
untuk dirinya sendiri.
Rasa terbakar pada ulu
d) Observasi adanya
hati.
l)
Sendawa.
untuk dapat memusatkanm) Anoreksia.
e)
n) Diare atau konstipasi.
pada daerah lain.
o)
Perubahan
f)
kardivaskuler.
p) Takikardia.
q) Palpitasi.
g)
r) Rasa tidak nyaman pada
banyak pengarahan,
prekokardia.
s)
Berkurangnya
tanda-tanda peningkatan
agitasi.
Jangan mennyentuh
pasien tanpa permisi.
Yakinkan pasien bahwa
dia aman.
Kaji keamanan dalam
lingkungan sekitarnya.
jarak
t)
u)
v)
berkonsentrasi.
Rasa terbakar.
Kesulitan
dan
ketidaktepatan
4.
w)
pengungkapan.
Aktivitas yang
x)
berguna.
Bermusuhan.
tidak
Panik.
Deskripsi
Adalah tingkat dimana
Batasan Karakter
a)
b)
c)
serta dapat menjadi diam
atau menyerang dengand)
cara kacau.
e)
Intervensi
Hiperaktif / imobilitasi a)
berat.
Rasa terisolasi yang
b)
ekstrim.
Kehilangan desintegrasi
kepribadian.
Sangat goncang dan
c)
otot-otot tegang.
Ketidakmampuan untuk
minta bantuan.
Jika mungkin hilangkan
beberapa stressor fisik
dan psikologisdari
lingkungan.
Bicara dengan tenang,
sikap meyakinkan,
menggunakan nada
berkomunikasi dengan
kalimat yang lengkap.
f) Distori persepsi dan
d)
akan membahayakan
realistis terhadap
g)
h)
nyaman.
Lanjut dengan
perawatan ansietas
berat.
DAFTAR PUSTAKA
Mallapiang.2003.keperawatan jiwa.Jakarta:EGC.
Lynda juall carpenito dan moyet.2007.Buku saku diagnosis
keperawatan.jakarta:EGC.