You are on page 1of 2

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

197

Kajian Efisiensi Energi Tungku Sekam Padi


untuk Media Tanam Jamur Tiram (Pleurotus otreatus)
Abdul Djamil Husin1, Irzaman1, Jajang Juansah1, Sobri Effendy2
1

Departemen Fisika FMIPA IPB, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680, Email: irzaman@yahoo.com
2
Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

Abstrak Proses sterilisasi media jamur tiram terdapat tiga proses perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Peristiwa konduksi terjadi saat energi kalor dari api tungku sekam ditransfer menuju drum. Alas drum merupakan bahan
konduktor yang dapat mentransfer kalor dengan baik.peristiwa konveksi terjadi pada proses pemanasan air didalam drum
sedangkan radiasi terjadi dari api tungku sekam yang meradiasikan panasnya kelingkungan sekitar. Semakin kecil massa air
yang didihkan maka semakin kecil pula energi yang dibutuhkan sedangkan semakin tinggi suhu lingkungan maka semakin
kecil energi yang dibutuhkan. Kebutuhan energi dan laju bahan bakar pada tungku sekam berpengaruh besar pada efisiensi
dari bahan bakar sekam tersebut. Efisiensi terbesar pada proses sterilisasi media jamur tiram ini terjadi pada proses
sterilisasi selama 6 jam yaitu mencapai 12,87 %. Penelitian ini menunjukkan bahwa tungku sekam dapat menggantikan bakar
bakar dalam proses sterilisasi media jamur tiram.

Kata kunci : Efisiensi energi, tungku sekam, media tanam, jamur tiram.
I. PENDAHULUAN
Pemanfaatan energi terbarukan Indonesia diharapkan
meningkat sebesar 13 kali dalam 25 tahun mendatang
(terhitung 1996 2020), untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik dan energi terbarukan Indonesia yang akan meningkat
sebesar 6 kali dalam periode yang sama. Sumbangan energi
angin dan biomassa (sekam padi termasuk di dalamnya)
terhadap ketersediaan energi nasional sangat nyata yakni
sebesar masing-masing 4,38 MW dan 457,85 MW pada
tahun 2020, yang dapat menyumbangkan sebesar 8% dari
kebutuhan energi nasional. Oleh sebab itu IPB perlu
mengembangkan terkonologi hemat energi pedesaan betupa
tungku sekam untuk budidaya jamur tiram (Pleurotus
otreatus) [1-3].
Tujuan penelitian ini adalah pengembangan teknologi
hemat energi pedesaan dan mengoptimalkan energi panas
dari tungku sekam untuk peningkatan efisiensi energi dari
budidaya jamur tiram (Pleurotus otreatus) yang murah dan
hemat energi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Telah dirancang inovasi dan invensi berupa tungku
sekam padi IPB berbentuk kerucut terbalik yang mampu
menghasilkan efisiensi tungku yang tinggi (13% sampai
dengan 23,5%). Tungku sekam terdiri dari dua bagian
utama, yakni bagian kerucut dan bagian badan tungku.
Bagian kerucut yang pada tungku sekam biasa dibuat dari
pelat seng. Kemudian, di bagian tengah kerucut yang
diletakkan dalam posisi terbalik tersebut terdapat sebuah
kendi dari tanah liat yang bagian atas dan bawahnya
berlubang, dan pada bagian tengah ruang kendi tersebut
dipasang sebuah silinder yang seluruh sisinya telah
dilubangi. Kendi tersebut berfungsi untuk meredam panas
api agar proses pembakaran sekam efektif.
Sedangkan silinder yang seluruh sisinya telah dilubangi
tersebut berfungsi sebagai tempat pembakaran sekam.
Proses api dalam sekam terjadi karena setiap bulir sekam
padi yang turun secara gravitasi bumi menyentuh bara
sekam melalui pengaturan suplai oksigen yang cukup.
Inovasi dan invensi tungku sekam sangat tepat untuk
digunakan sebagai penerapan teknologi berbahan bakar

yang dapat diperbarui dan terbarukan untuk mendukung


pengembangan kawasan E3 (Energy, Economy and
Environment) di Indonesia kelak di kemudian hari [4-7].
Tungku sekam telah terbukti dapat digunakan sebagai
pengganti kompor minyak untuk kebutuhan sehari-hari,
seperti memasak selain itu tentu kompor sekam juga dapat
diaplikasikan untuk berbagai kegiatan lain, seperti untuk
pemanasan dalam proses sterilisasi jamur tiram. Waktu
pemanasan yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi media
tumbuh jamur dengan menggunakan tungku sekam lebih
singkat dan lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG.
Di samping itu, pertumbuhan miselium dan massa jamur
tiram yang dipanen menggunakan tungku sekam lebih baik
dan lebih banyak karena suhu pemanasan mencapai 95C,
dibandingkan dengan kompor LPG yang suhunya hanya
mencapai 85C [8].
III. METODOLOGI
A. Pembuatan media jamur tiram dan proses
sterilisasi media
Media jamur tiram dibuat dengan komposisi 100 kg
serbuk gergaji, 16 kg dedek, 1 kg tepung jagung, 1 kg kapur.
Media yang telah dikemas dalam bentuk baglog kemudian
di sterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan yaitu dengan
menguapkan langsung dengan menggunakan drum. Media
baglog yang sudah dibuat kemudian disusun di dalam drum
dengan kapasitas 152 baglog. Baglog tersebut di kukus atau
diuapkan (dikukus) selama 6 jam, 8 jam dan 10 jam dengan
menggunakan tungku sekam dan kayu bakar sebagai
pembanding.
B. Pengukuran lama pendidihan air (pengukusan) dengan
menggunakan tungku sekam dan kayu bakar
Air yang digunakan untuk proses penguapan ini
menggunakan air sebanyak 49,455 liter air (17,5 cm dari
dasar drum yang berdiameter 60 cm). Pengukuran yang
dilakukan yaitu menghitung massa sekam yang dipakai
selama proses penguapan sehingga dapat diketahui laju
bahan bakar yang digunakan pada masing-masing bahan
bakar.

ISSN 0853-0823

198

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hubungan lama sterilisasi terhadap efisiensi bahan
bakar sekam padi.
Kebutuhan energi dan laju bahan bakar pada tungku
sekam berpengaruh besar pada efisiensi dari bahan bakar

sekam tersebut. Tabel I menunjukkan hubungan lamanya


sterilisasi terhadap efisiensi bahan bakar. Efisiensi terbesar
pada proses sterilisasi media jamur tiram ini terjadi pada
proses sterilisasi selama 6 jam pada ulangan kedua yaitu
mencapai 12,87 %.

TABEL I. HUBUNGAN LAMA STERILISASI TERHADAP EFISIENSI BAHAN BAKAR


Ulangan
Lama
FCR
Laju energi panas
HVf
Efisiensi bahan
sterilisasi
(kg/hari)
total (Qn)
(kkal/kg)
bakar sekam padi
(Jam)
(kkal/hari)
(%)
1
116
46600
3300
12,17
6
2
176
74760
3300
12,87
1
126
44520
3300
10,71
8
2
162
55320
3300
10,34
1
144,8
37500
3300
7,85
10
2
134,4
47220
3300
10,65

B. Hubungan lama sterilisasi terhadap produksi panen


jamur tiram.
Tabel II menunjukkan hubungan lamanya sterilisasi
(pengukusan) terhadap panen jamur tiram baik yang berasal
dari tungku sekam maupun kayu bakar sebagai pembanding.
Nampak dalam tabel bahwa pengukusan dengan tungku
sekam selama 6 jam lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan pengukusan selama 8 jam dan 10 jam. Ini diduga
dalam proses termodinamika semakin kecil massa air yang
didihkan maka semakin kecil pula energi yang dibutuhkan
sedangkan semakin tinggi suhu lingkungan maka semakin
kecil energi yang dibutuhkan. Di samping itu, proses
termodinamika dalam 6 jam sangat disukai pertumbuhhan
jamur tiram terlihat dengan nilai efisiensi energi termal yang
tinggi jika dibanding dengan 8 jam dan 10 jam.
Produksi panen jamur tiram setiap sterilisasi
(pengukusan) dengan kayu bakar lebih tinggi dibandingkan
dengan tungku sekam padi. Ini diduga bahwa pertumbuhan
miselium dan massa jamur tiram yang dipanen menggunakan
tungku sekam belum mencapai suhu pemanasan optimum
95oC, karena ada kebocoran dalam drum pengukusan media
tanam jamur tiram. Namun berdasarkan analisis biaya
produksi setiap pengukusan tungku sekam padi sebesar Rp
30.000,- lebih murah dibandingkan dengan kayu baker
sebesar Rp 60.000,-. Di samping itu sekam padi sangat
melimpah dan belum termanfaatkan, sedangkan kayu baker
persediaannya sangat sedikit dan dapat merusak limgkungan.
Dengan demikian maka produksi panen jamur tiram
menggunakan tungku sekam padi dalam pengukusannya
sangat potensial untuk dikembangkan.
TABEL

II.

Massa
panen (kg)

HUBUNGAN LAMA STERILISASI


(PENGUKUSAN) TERHADAP PRODUKSI PANEN JAMUR TIRAM.
Tungku sekam
Kayu bakar
6
8
10
6
8
10
jam
jam
jam
Jam jam jam
14,5

12,5

10

26

22

bakar persediaannya sangat sedikit dan dapat merusak


lingkungan. Penelitian ini menunjukkan bahwa tungku sekam
dapat menggantikan bakar bakar dalam proses sterilisasi
(pengukusan) media jamur tiram.
PUSTAKA
[1]
[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

BPP Teknologi, Tantangan dan Peluang Pembangunan Energi dan


Tenaga Listrik, Elektro Indonesia, BPP Teknologi no. 13, 1996.
Ismet, I., A. Sopandi dan H. Sopyan, Fabrikasi Model Surya dan Peluang
Bisnis, Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bahan99, Serpong, hal. 29 31,1999.
Oemry, A., Silicon Solar Cell in Indonesia, Proceedings International
Conference of Japan-Indonesia Joint Seminar on Photovoltaics, ITB
Bandung, pp. P2.1 P2.3, 1997.
Irzaman, H. Alatas, H. Darmasetiawan, A. Yani dan Musiran,Tungku
Sekam Padi sebagai Energi Alternatif dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat (Kajian Ekonomi dan Finansial Tungku Sekam Padi : Skala
Rumah Tangga), Laporan Kegiatan Pengembangan IPTEK. Institut
Pertanian Bogor, 2007.
Irzaman, H. Darmasetiawan, H. Alatas, Irmansyah, A.D. Husin, M.N.
Indro. Workshop on Renewable Energy Technology Applicaitons to
Support E3i Village, 22 24 July 2008, Jakarta Indonesia, 2008.
Irzaman, H. Darmasetiawan, H. Alatas, Irmansyah, A.D. Husin, M.N.
Indro, H. Hardhienata, K. Abdullah, T. Mandang, S. Tojo, Optimization of
Thermal Efficiency of Cooking Stove with Rice-Husk Fuel in Supporting
the Proliferation of Alternative Energy in Indonesia, Proceeding
Symposium on Advanced Technological Development of Biomass
Utilization in Southeast Asia, page, Tokyo University of Agriculture and
Technology (TUAT), Japan, pp. 40 43, 2009.
Husin, A.D., M. Misbakhusshudur, Irzaman, Jajang Juansah, Sobri
Effendy, Pemanfaatan dan Kajian Termal Tungku Sekam untuk
Penyulingan Minyak Atsiri dari Daun Cengkeh sebagai pengembangan
Produksi dan Energi Alternatif Terabrukan, Prosiding Seminar Sains
MIPA IPB III, hal. 364 372, 2010.
Desna, R.D. Puspita, Irzaman. A.D. Husin. Tungku Sekam sebagai bahan
baker alternatif pengganti LPG pada sterilisasi media jamur tiram.
Presented Seminar Nasional Bioenergi, SBRC LPPM IPB, Desember
2009.

TANYA JAWAB

15
Nasri (Univ. Jambi)
? Apa dapat sebagai sumber energi?

V. KESIMPULAN
Analisis biaya produksi setiap pengukusan tungku sekam
padi sebesar Rp 30.000,- lebih murah dibandingkan dengan
kayu bakar sebesar Rp 60.000,-. Di samping itu sekam padi
sangat melimpah dan belum termanfaatkan, sedangkan kayu

Djamil
@ Ya dapat.

ISSN 0853-0823

You might also like