You are on page 1of 56

Apakah Morfologi itu?

Morfologi

adalah ilmu bahasa yang


mempelajari seluk beluk kata serta
fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatikal
maupun fungsi semantik (Ramlan,
1987: 21).

dirman, mpd

morfologi

lanjutan
Morfologi

adalah bidang linguistik


yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya; bagian dari
struktur bahasa yang mencakup kata
dan bagian-bagian kata yakni morfem
(Kridalaksana, 1993: 51).
Morfologi adalah bagian dari
tatabahasa yang membicarakan
bentuk kata (Keraf, 1984: 51).
dirman, mpd

morfologi

Berdasarkan

beberapa pendapat
tersebut dapatlah dinyatakan bahwa
morfologi adalah bidang linguistik,
ilmu bahasa, atau bagian dari
tatabahasa yang mempelajari
morfem dan kata beserta fungsi
perubahan-perubahan gramatikal
dan semantiknya.

dirman, mpd

morfologi

BAGAIMANAKAH RUANG
LINGKUP MORFOLOGI
Ruang

Lingkup Morfologi

morfem

alomorf
morf

dirman, mpd

morfologi

Morfem
Pengertian Morfem
Morfem adalah satuan gramatikal terkecil
yang mempunyai makna (Chaer, 1994:
146).
Morfem adalah satuan bahasa terkecil
yang maknanya secara relatif stabil dan
yang tidak dapat dibagi atas bagian
bermakna yang lebih kecil; misalnya
(ter-), (di-), (pensil), dan sebagainya
adalah morfem (Kridalaksana, 1993: 141).

dirman, mpd

morfologi

lanjutan
Morfem

adalah kesatuan yang ikut


serta dalam pembentukan kata dan
yang dapat dibedakan artinya (Keraf,
1984: 52).

dirman, mpd

morfologi

simpulan
Berdasarkan

beberapa pendapat
tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
morfem tidak lain adalah satuan
bahasa atau gramatik terkecil yang
bermakna, yang dapat berupa
imbuhan atau pun kata.

dirman, mpd

morfologi

Penentuan Morfem
Menurut

Ramlan (1985) morfem dapat


ditentukan berdasarkan enam prinsip
yaitu sebagai berikut:
1) Satuan-satuan yang mempunyai
struktur fonologis dan arti (leksikal)
atau makna gramatikal) yang sama
merupakan satu morfem, misalnya,
satuan lihat dalam dilihat, melihat,
penglihatan. Dengan demikian lihat
merupakan morfem.
dirman, mpd

morfologi

lanjutan
2)

Satuan-stauan yang mempunyai struktur


fonologis berbeda merupakan satu morfem
apabila satuan-satuan itu mempunyai
arti/makna yang sama, dan perbedaan
satuan fonologisnya dapat dijelaskan secra
fonologis. Sebagai contoh, mem-, men-,
dan meng- dalam kata membawa,
mendukung, menggali memiliki arti yang
sama dan struktur fonologisnya dapat
dijelaskan secara fonologis. Yaitu, satuansatuan itu muncul karena mengikuti
konsonan /b/, /d/, dan /g/.

dirman, mpd

morfologi

lanjutan
3) Satuan-satuan yang mempunyai struktur
fonologis berbeda, sekalipun perbedaannya
tidak dapat dijelaskan secara fonologis,
masih dapat dianggap satu morfem apabila
mempunyai arti/makna yang sama dan
mempunyai distribusi komplementer (dapat
diterapkan secara silih berganti). Misalnya,
bel- dalam kata belajar merupakan satu
morfem dengan satuan ber- dalam berkebun
atau be- dalam bekerja, sebab mempunyai
makna yang sama dan dapat diterapkan
secara silih berganti.
dirman, mpd

morfologi

10

4)

Apabila dalam dereten struktur


suatu satuan berparalel dengan
suatu kekosongan, kekosongan itu
merupakan morfem. Sebagai contoh,
dalam kalimat Dia makan kacang,
kata makan dipakai tanpa
menggunakan me-. Morfem yang
tidak ada dalam struktur disebut
morfem zero.

dirman, mpd

morfologi

11

lanjutan
Satuan-satuan

yang mempunyai struktur


fonologis mungkin merupakan satu morfem,
mungkin pula merupakan morfem yang berbeda.
Dikatakan morfem yang sama jika maknanya
berhubungan walaupun letaknya dalam kalimat
tidak sama, misalnya kata duduk dalam kalimat Ia
sedang duduk dan duduk orang itu sangat sopan.
Dikatakan morfem berbeda apabila artinya
berbeda, misalnya kata buku berarti kitab dan
buku berarti sendi atau kata mulut dalam
kalimat Mulut gua itu lebar dan Mulut orang itu
lebar.

dirman, mpd

morfologi

12

lanjutan
6)

Setiap satuan yang dapat


dipisahkan merupakan morfem,
misalnya, di samping kata bersandar
yang memiliki satuan ber- dan
sandar terdapat kata sandaran yang
memiliki satuan sandar dan an.
Oleh karena itu, ber-, sandar, dan an
merupakan morfem yang berbeda.

dirman, mpd

morfologi

13

simpulan
morfem

bebas

terikat

andar, mulut, gua, punya, dll


dirman, mpd

morfologi

Ber-, di-, meng-, dll


14

Morf dan Alomorf


Morf

adalah anggota morfem yang


belum ditentukan distribusinya.
Misalnya/i/ pada kata kenai adalah
morf; morf adalah ujud kongkret atau
ujud fonemis dari morfem, misalnya
men- adalah ujud konkret dari meNyang bersifat abstrak (Kridalaksana,
1993: 141).

dirman, mpd

morfologi

15

lanjutan
Alomorf

adalah anggota morfem yang


telah ditentukan posisinya. Misalnya,
/ber/, /be/, dan /bel/ adalah alomorf dari
ber-, seperti pada kata bernyanyi,
bekerja, dan belajar; meN- mempunyai
alomorf meng-, men-, me-, mem-,
meny-, dan menge-, seperti pada katakata mengajak, menulis, melukis,
membawa, menyapa, dan mengecat.

dirman, mpd

morfologi

16

Klasifikasi Morfem
Chaer

(1994: 151) mengklasifikasikan morfem


sebagai berikut ini.
a. Berdasarkan kebebasannya, dibedakan
adanya:
Morfem bebas, yaitu morfem yang tanpa
kehadiran morfem lain dapat muncul dalam
penuturan. Misalnya, bentuk pulang, makan,
rumah, bagus, adalah termasuk morfem bebas.
Morfem terikat, aitu morfem yang tidak
mempunyai potensi untuk berdiri sendiri dan
yang selalu terikat dengan morfem lain untuk
membentuk ujaran. Misalnya, bentuk juang,
henti, gaul, dan semua bentuk afiks.
dirman, mpd

morfologi

17

morfem
Berdasarkan

keutuhaannya, dibedakan adanya:


Morfem utuh, yaitu morfem yang merupakan
satu kesatuan yang utuh. Misalnya, meja, kursi,
rumah henti, juang, dan sebagainya.
Morfem terbagi, yaitu morfem yang merupakan
dua bagian yang terpisah atau terbagi.
Misalnya, pada kata satuan (satu) merupakan
morfem utuh dan (ke-/-an) adalah morfem
terbagi. Semua afiks dalam bahasa Indonesia
termasuk morfem terbagi.
dirman, mpd

morfologi

18

morfem
Berdasarkan

unsur pembentuknya, dibedakan

adanya:
Morfem segmental, yaitu morfem yang
dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti
morfem (lihat), (lah) dan semua morfem yang
berujud bunyi.
Morfem suprasegmental , yaitu morfem yang
dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental,
seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.
Contohnya, seperti dalam bahasa Cina, Burma,
dan Tha.
dirman, mpd

morfologi

19

morfem
Berdasarkan maknanya, dibedakan adanya:
1. Morfem bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem
yang secara inher telah memiliki makna pada dirinya
sendiri, tanpa perlu berproses dengan morfem lain.
Misalnya, morfem-morfem seperti (kuda), (pergi),
(lari), dan sebagainya adalah morfem bermakna
leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat
digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan
yang otonom dalam pertuturan.
2. Morfem tak bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem
yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya
sendiri sebelum bergabung dengan morfem lainnya
dalam proses morfologis. Misalnya, morfem-morfem
afiks (ber-), (me-), (ter-), dan sebagainya.

dirman, mpd

morfologi

20

Ujud Morfem
Ujud morfem dapat berupa kata,
akar, afiks, dan klitik. Berikut
penjelasannya,

Ujud Morfem

kata

akar
dirman, mpd

klitik
afiks
morfologi

21

Ujud Morfem
a.

Kata, yaitu satuan bebas yang paling


kecil; setiap satuan bebas adalah kata.
Contohnya adalah rumah, perumahan,
sekolah, mahasiswa, dan sebagainya.
b. Akar, yaitu dasar dari segala kata, baik
berbentuk bebas maupun terikat yang
telah memiliki makna. Misalnya, bentuk
bebas seperti buku, rumah, cantik, dan
sebagainya; bentuk terikat seperti
kendara, juang, temu, dan sebagainya.
dirman, mpd

morfologi

22

Ujud morfem
c.

Afiks, yaitu bentuk terikat yang apabila


ditempelkan pada bentuk lain akan mengubah
makna gramatikalnya. Afiks mencakup prefiks,
supiks, dan konfiks.
d. Klitik, yaitu satuan yang secara gramatikal
tidak mempunyai kebebasan, tetap mempunyai
makna leksikal meskipun tidak memiliki ciri-ciri
sebagai akar atau kata, Klitik mencakup
proklitik dan enklitik. Misalnya, proklitik: kutulis,
kubaca, kutanya, dan sebagainya; enklitik:
tulisanku, bukumu, suratnya, dan sebgainya.
dirman, mpd

morfologi

23

Pengertian Kata
Kata

adalah kesatuankesatuan yang terkecil yang


diperoleh sesudah sebuah
kalimat dibagi atas bagianbagiannya, dan yang
mengandung suatu ide
(Keraf, 1984: 53).

dirman, mpd

morfologi

24

Pengertian Kata
Kata

adalah satuan terkecil yang dapat


diujarkan sebagai bentuk yang bebas;
satuan bahasa yang dapat berdiri
sendiri, terjadi dari morfem tunggal
(misalnya: batu, rumah, datang, dan
sebagainya), atau gabungan morfem
(misalnya: pejuang, mengikuti,
pancasila, mahakuasa, dan
sebaghinya) (Kridalaksana, 1993: 98).

dirman, mpd

morfologi

25

Kata

ialah satuan gramatikal


bebas yang terkecil. Kata
bebas di sini dipakai dalam
arti secara gramatikal, atau
dengan kata lain dapat
diisolasikan (Ramlan, 1991:
7).

dirman, mpd

morfologi

26

simpulan
Berdasarkan

ketiga pendapat tersebut


dapatlah ditegaskan di sini bahwa yang
dimaksud dengan kata tidak lain adalah
satuan bahasa terkecil yang bermakna
yang memiliki sifat bebas atau berdiri
sendiri dalam pengunaan bahasa. Dalam
bentuknya, kata dapat berupa morfem
tunggal dan gabungan morfem. Setiap
kata adalah morfem, tetapi setiap morfem
belum tentu sebuah kata karena morfem
dapat berupa morfem terikat seprti afiks.

dirman, mpd

morfologi

27

Klasifikasi kata
menurut GorysKeraf

Kata benda
(nomina)

Kata

tugas

Kata kerja
(verba)
dirman, mpd

Kata sifat
(adjektiva)
morfologi

28

Klasifikasi Kata
menurut Ramlan

Ramlan (1991: 58) mengemukakan adanya dua belas


golongan kata, yaitu sebagai berikut:
1) kata verbal
2) Kata nominal
3) Kata keterangan
4) Kata tambah
5) Kata bilangan
6) Kata penyukat
7) Kata sandang
8) Kata Tanya
9) Kata suruh
10) Kata penghubung
11) kata depan
12) Kata seruan

dirman, mpd

morfologi

29

Klasifikasi Kata
menurut Kridalaksana
Kridalaksana (1991: 49) membagi kelas kata berikut:
1) Verba
2) Ajektiva
3) nomina
4) Pronomina
5) Numeralia
6) Adverbia
7) Interogativa
8) Demonstrativa
9) Artikula
10) Preposisi
11) Konjungsi
12) kategori fatis
dirman, mpd

13) Interjeksi
morfologi

30

Pembahasan Klasifikasi Kata


a.

Verba (Kata Kerja)


Verba adalah kelas kata yang
memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
1) Berfungsi utama sebagai
predikat atau inti predikat.
contoh kalimat:
Pencuri itu lari.
dirman, mpd

morfologi

31

verba
Mengandung

makna dasar perbuatan


(aksi), proses, atau keadaan yang
bukan sifat atau kualitas,
contoh kalimat:
Mereka sedang belajar di kamar.
(bermakna perbuatan)
Bom itu seharusnya tidak meledak.
(bermakna proses)
Dia suka makanan Indonesia
(bermakna keadaan)
dirman, mpd

morfologi

32

verba
Keraf

(1984; 87) memberi batasan


verba atau kata kerja, yaitu segala
macam kata yang dapat diperluas
dengan kelompok kata dengan +
kata sifat. Misalnya:
Ia berjalan dengan cepat.
Gadis itu menyanyi dengan nyaring.
Anak itu tidur dengan nyenyak.
dirman, mpd

morfologi

33

Nomina
b.

Nomina (Kata Benda)

Nomina atau kata benda dapat dilihat


dari dua segi, yaitu segi semantis dan
segi sintaktis. Dari segi semantis,
nomina adalah kata yang mengacu pada
manusia, benda, binatang, dan konsep
atau pengertian. Misalnya, guru, kucing,
meja, kebangsaan, dan sebagainya. Sari
segi sintaktisnya, nomina memiliki ciriciri sebagai berikut;
dirman, mpd

morfologi

34

1)

Dalam kalimat yang berpredikat


verba, nomina cenderung menduduki
fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
Kata pemerintah dan perkembangan
Pemerintah akan memantapkan
perkembangan (nomina)
Kata pekerjaan
Ayah mencarikan saya pekerjaan
( nomina).
dirman, mpd

morfologi

35

Nomina
2)

Nomina tidak dapat dijadikan


bentuk ingkar dengan tidak.
Kata pengingkarnya ialah bukan dan
tidak pernah berkontras dengan tidak.
Contoh kalimat:
Dia itu guru. harus dipakai kata bukan:
Dia itu bukan guru.

dirman, mpd

morfologi

36

Nomina
3)

Nomina lazimnya dapat diikuti


oleh adjektiva baik secara langsung
maupun dengan perantaraan kata
yang. Dengan demikian buku dan
rumah adalah nomina karena dapat
bergabung menjadi buku baru,
rumah mewah atau buku yang baru
atau rumah yang merah.

dirman, mpd

morfologi

37

Keraf

(1984: 86) memberi batasan kata


benda atau nomina adalah segala macam
kata yang dapat diterangkan atau
diperluas dengan yang + kata sifat.
Misalnya:
Perumahan yang baru
Pelari yang cepat
Kehendak yang baik
Meja yang besar
Pohon yang tinggi
dirman, mpd

morfologi

38

Dengan

demikian kata-kata
perumahan, pelari, kehendak, meja,
dan pohon adalah kata benda karena
dapat diperluas/diterangkan dengan
yang + kata sifat.

dirman, mpd

morfologi

39

Menurut Ramlan (1991:


60),
kata

benda atau nomina adalah


kata-kata yang pada tataran frase
tidak dapat dinegatifkan dengan
kata tidak, melainkan dengan
kata bukan, dapat diikuti kata itu,
dan dapat mengikuti kata di atau
pada sebagai aksisnya. Misalnya,
*tidak buku, bukan buku, buku
itu, di buku, pada buku.

dirman, mpd

morfologi

40

Pronomina
c.

Pronomina
Jika ditinjau dari segi artinya, pronominal
adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke
nomina lain. Nomina perawat diacu dengan
pronominal dia. Bentuk-nya pada meja
kakinya empat, mengacu ke kata meja. Jika
dlihat dari segi fungsinya dapat dikatakan
bahwa pronominal menduduki posisi yang
umumnya diduduki oleh nomina, seperti
subjek, objek, dan dalam macam kalimat
tertentu-juga predikat.
dirman, mpd

morfologi

41

Pronomina
Ciri

lain yang dimiliki pronominal ialah


acuannya dapat berpindah-pindah karena
bergantung pada siapa yang menjadi
pembicara/penulis, yang menjadi
pendengar/pembaca, atau siapa/apa
yang dibicarakan. Ada tiga macam
pronominal dalam bahasa Indonesia,
yakni (1) pronomina persona, (2)
pronominal penunjuk, dan (3) pronominal
penanya.

dirman, mpd

morfologi

42

Pronomina
Ciri

lain yang dimiliki pronominal ialah


acuannya dapat berpindah-pindah karena
bergantung pada siapa yang menjadi
pembicara/penulis, yang menjadi
pendengar/pembaca, atau siapa/apa
yang dibicarakan. Ada tiga macam
pronominal dalam bahasa Indonesia,
yakni (1) pronomina persona, (2)
pronominal penunjuk, dan (3) pronominal
penanya.

dirman, mpd

morfologi

43

Pronomina
2)

Pronomina persona
kedua, yang bermakna
tunggal adalah engkau,
kamu, anda, dikau, kau-,
-mu. Yang bermakna jamak
adalah kalian, kamu
(sekalian), anda (sekalian).

dirman, mpd

morfologi

44

Pronomina
3)

Pronomina persona
ketiga, yang bermakna
tunggal adalah ia, dia,
beliau, -nya. Yang
bermakna jamak adalah
mereka, -nya.

dirman, mpd

morfologi

45

Numeralia
d.

Numeralia (Kata Bilangan)


Numeralia atau kata bilangan adalah
kata yang dipakai untuk menghitung
banyaknya maujud (orang, binatang,
atau barang) dan konsep. Frase
seperti lima hari, setelah abad,
orang ketiga, dan beberapa masalah
mengandung numeralia, yakni
masing-masing lima, setengah,
ketiga, dan berbagai.
dirman, mpd

morfologi

46

Numeralia
Pada

dasarnya dalam bahasa


Indonesia ada dua macam
numeralia: (1) numeralia pokok yang
memberi jawab atas pertanyaan
Berapa? dan (2) numeralia tingkat
yang memberi jawab atas
pertanyaan Yang keberapa?

dirman, mpd

morfologi

47

1)

Numeralia Pokok
Numeralia pokok mencakup bagian-bagian
sebagai berikut:
(1) Numeralia pokok tentu, yaitu yang
mengacu ke bilangan pokok: 0 nol, 1 satu,
2 dua, 3 tiga, 4 empat, 5 lima, 6enam, 7 tujuh, 8 delapan, 9 sembilan.
(2) Numeralia pokok tentu klitika, yaitu yang
umumnya brbentuk proklitika yang berasal
dari bahasa Jawa Kuno: ekamatra, dwiwarna,
triwulan, caturwulan, pancasila, saptamarga,
dasalomba.
dirman, mpd

morfologi

48

Numeralia
(3)

Numeralia pokok kolektif, yaitu


yang dibentuk dengan prefiks keyang ditempatkan di muka nomina
yang diterangkan. Misalnya: ketiga
pemain semua pemain dari nomor
satu sampai ke nomor tiga, kedua
gedung baik gedung pertama
maupun kedua, dan sebagainya.

dirman, mpd

morfologi

49

Numeralia
(4)

Numeralia distributif, yaitu yang dibentuk


denga cara mengulang kata bilangan.
Misalnya, satu satu-satu, dua dua-dua, dan
sebagainya.
(5) Numeralia pokok taktentu, yaitu yang
mengacu ke jumlah yang tidak tentu dan pada
umumnya tidak dapat menjadi jawaban atas
pertanyaan yang memakai kata tanya berapa.
Misalnya, banyak, berbagai, eberapa,
pelbagai, semua, seluruh, segala, dan
segenap.
dirman, mpd

morfologi

50

2)

Numeralia Tingkat
Numeralia pokok dapat diubah menjadi
numeralia tingkat yang menyatakan
tingkat. Cara mengubahnya adalah
dengan menambahkan ke- di muka
bilangan yang bersangkutan. Khusus
untuk bilangan satu dipakai pula istilah
pertama. Contoh: kesatu atau
pertama, kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya.
dirman, mpd

morfologi

51

2)

Numeralia Tingkat
Numeralia pokok dapat diubah menjadi
numeralia tingkat yang menyatakan
tingkat. Cara mengubahnya adalah
dengan menambahkan ke- di muka
bilangan yang bersangkutan. Khusus
untuk bilangan satu dipakai pula istilah
pertama. Contoh: kesatu atau
pertama, kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya.
dirman, mpd

morfologi

52

Adjektiva
e.

Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat adalah


kata yang dipakai untuk
mengungkapkan sifat atau keadaan
orang, benda, atau binatang dan
mempunyai cirri sebagai berikut:

dirman, mpd

morfologi

53

Adjektiva
1)

Adjektiva dapat diberi keterangan


pembanding seperti lebih, kurang, dan paling:
lebih besar, kurang baik, paling mahal.
2) Adjektiva dapat diberi keterangan penguat
seperti sangat, amat, benar, sekali, dan
terlalu: sangat indah, amat tingi, pandai
benar, murang sekali, terlalu murah.
3) Adjektiva dapat diingkari dengan kata
ingkar tidak; tidak bodoh, tidak salah, tidak
benar.
dirman, mpd

morfologi

54

4)

adjektiva dapat diulang dengan awalan


se- dan akhiran nya: sebaik-baiknya,
serendah-rendahnya, sejelek-jeleknya.
5) Adjektiva pada kata tertentu dapat
berakhir antara lain dengan er, -(w) i,
-iah, -if, -al, dan ik: honorer, duniawi,
ilmiah, negatif, formal, elektronik.
f. Adverbia

Adverbia adalah kata yang memberi


keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif, atau kalimat.
dirman, mpd

morfologi

55

TERIMA
KASIH
dirman, mpd

morfologi

56

You might also like