Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum tentang Pengetahuan (Knowledge)
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang (Notoatmodjo 2003).
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif, yaitu:
a. Tahu (know)
b. Memahami (Comprehension)
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
atau
penilaian
(Notoatmodjo, 2003).
terhadap
suatu
materi
atau
objek
yang
perlu
implementasi
intervensi
keperawatan.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
perawat
berusaha
memberikan
kenyamanan
dan
klien
terlaksana
dengan
seimbang
dalam
memperolehpelayanan kesehatan.
3) Communicator
yaitu perawat dapat bertindak sebagai mediator antaraklien
dengan anggota tim kesehatan lainnya.
4) Rehabilitator
yaitu
berhubungan
erat
dengan
tujuan
pemberian
memelihara kesehatannya
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
2.2.4 Fungsi Proses Keperawatan
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan .
yang
tepat,
tidak
mampu
mengenali
bagian
dari
tubuh,
2.3.5
Pencegahan Stroke
1. Hindari merokok, kopi, dan alkohol.
2. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal (cegah
kegemukan)
3. Batasi intake garam bagi penderita hipertensi
2.3.6
2.3.7
Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anmnesis yang mengarah pada keluhan keluhan
klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari
pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya di lakukan persistem (
B1 B6 ) dengan fokus pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan fisik pada
mengandung
darah
menunjukkan
adanya
hemoragik
keperawatan yang tepat adalah melalui proses perawatan yang dimulai dari
pengkajian yang diambil adalah merupakan respon klien, baik respon
biopsikososial maupun spiritual, kemudian ditetapkan suatu rencana
tindakan perawatan untuk menuntun tindakan perawatan. Dan untuk
menilai keadaan klien, diperlukan suatu evaluasi yang merujuk pada
tujuan rencana perawatan klien dengan stroke.
1. Pengkajian
Tanda: emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan
gembira, kesulitan untuk mengekspresikan diri.
d.
Eliminasi
Gejala: perubahan pola berkemih
Tanda: distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.
e.
Makanan / Cairan
Gejala: nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut,
kehilangan sensasi pada lidah, dan tenggorokan, disfagia, adanya
riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.
Tanda: kesulitan menelan, obesitas.
f. Neurosensori
Gejala: sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang
sensorik kontralateral pada ekstremitas, penglihatan menurun,
gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda: status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada
tahap awal hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah
terjadi paralisis, afasia, ukuran/ reaksi pupil tidak sama, kekakuan,
kejang.
g.
Kenyamanan / Nyeri
Gejala: sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda
Tanda: tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada
otot.
h. Pernafasan
Gejala: Sering merokok
Tanda: ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas,
timbulnya pernafasan sulit, suara nafas terdengar ronchi.
i.
Keamanan
Tanda: masalah dengan penglihatan, perubahan sensori persepsi
terhadap
orientasi tempat tubuh, tidak mampu mengenal objek, gangguan
berespons terhadap panas dan dingin, kesulitan dalam menelan,
gangguan dalam memutuskan.
j. Interaksi Sosial
Tanda: masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi
k. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala: adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, pemakaian
kontrasepsi oral, kecanduan alkohol.
2. Diagnosa Keperawatan
diagnosa.
Diagnosa
keperawatan
adalah
cara
akurat,
perawat
harus
mampu
melakukan
hal
berikut
yaitu
perawatan
diri
berhubungan
dengan
Kerusakan
3. Perencanaan
serta
mengatasi
masalah
keperawatan
yang
telah
adanya
kecenderungan
stimulasi
yang
kontinu
dapat
b. Diagnosa
keperawatan
kedua:
kerusakan
mobilitas
fisik
hasil
mempertahankan
posisi
yang
optimal,
Rasional: program
khusus
dapat
dikembangkan
untuk
Rasional: bahasa
isyarat
dapat
membantu
untuk
kesadaran
terhadap
sensorik
dan
bantuan
yang
mantap
untuk
kemampuan
adaptasi
untuk
data
keperawatan
pasien,
menafsirkan
sebelum
dan
sesudah
dilakukan
tindakan
dengan
hasil
penelusuran
kepustakaan
dapat
diidentifikasi
Hubungan
Variabel Independen
Variabel Dependen
PENGETAHUAN
PERAWAT
PELAKSANAAN ASKEP
PADA PASIEN STROKE
hubungan
antara
pengetahuan
perawat
dengan