You are on page 1of 10

BAB 3

TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama
: Tn. K
Umur
: 31th
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Surabaya
Diagnosa Medis
: Post Op Fraktur 1/3 Proksimal Radius
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada tangan kirinya
3. Riwayat penyakit sekarang
Tn. K datang ke Lakesla diantar oleh istrinya hari Selasa tanggal 7 April
2015 jam 07.00 wib untuk melakukan terapi hiperbarik oksigen. Pasien
mengikuti terapi hiperbarik sudah yang ke-26x. Pasien datang dengan
keluhan nyeri pada tangan kirinya. 2 bulan yang lalu, Tn. K mengalami
kecelakaan di daerah Malang, tangan kirinya terlindas oleh ban truk tetapi
pasien masih sadar dan sempat dibawa ke RS. S. Saat di RS. S pasien
disarankan untuk amputasi tetapi istri pasien menolak dan akhirnya
keluarga Tn. K merujuk pasien ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya untuk
dilakukan terapi HBO saja. Hasil observasi tanda-tanda vital pra HBO
didapatkan TD : 120/80mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,20C.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Tn. K tidak pernah menderita hipertensi, diabetes mellitus, atau riwayat
fraktur sebelumnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Tn. K tidak ada yang menderita hipertensi atau diabetes mellitus.
6. Riwayat pembedahan
Sebelum mendapat terapi hiperbarik oksigen, Tn. K sempat dilakukan
tindakan orif terlebih dahulu di RSAL Dr. Ramelan Surabaya setelah itu
baru disarankan untuk terapi HBO.
7. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat-obatan maupun udara
dingin.

8. Pengkajian pola fungsi kesehatan


a. Keyakinan terhadap kesehatan (keyakinan terhadap kesehatan dan
sakitnya)
Istri pasien mengatakan saat Tn. K disarankan oleh dokter untuk segera
diamputasi istri Tn. K menolak karena istri pasien yakin suaminya bisa
sembuh. Oleh sebab itu, keluarga Tn. K lebih memilih melakukan
terapi hiperbarik tanpa memperdulikan biaya yang harus dikeluarkan
demi kesembuhan Tn. K.
b. Pola aktivitas dan latihan
1) Kemampuan perawatan diri
Pasien masih bisa melakukan perawatan diri sendiri dengan baik
terkadang dibantu oleh istrinya.
2) Kebersihan diri
Pasien terlihat rapi ssat akan melakukan terapi HBO
3) Aktivitas sehari-hari
Aktivitas sehari-hari pasien dilakukan di rumah saja, pasien belum
bisa bekerja kembali karena tangannya masih belum sembuh total.
4) Rekreasi
Menonton tv di rumah, berkumpul dengan keluarga
5) Olahraga
Jalan-jalan di sekitar rumah.
c. Pola istirahat dan tidur
Pasien tidak mengalami gangguan tidur setelah beberapa kali
melakukan terapi HBO, sebelum melakukan terapi pasien sempat
mengeluh susah tidur karena tangannya sakit dan nyeri sekali.
d. Pola nutrisi-metabolik
1) Pola makan
Makan teratur 3x sehari, tidak ada gangguan pada lambung
2) Pola minum
Minum sehari bisa habis sekitar 2500ml
e. Pola eliminasi
1) BAB : normal
Pasien tidak mengalami gangguan dalam BAB
2) BAK : normal
Pasien tidak mengalami gangguan dalam BAK
f. Pola kognitif perseptual (pola persepsi sensori dan pola kognitif
meliputi keadekuatan bentuk sensori : kemampuan bicara, membaca,
persepsi terhadap penyakit, kecemasan, dan persepsi nyeri)
Kemampuan bicara normal, pasien sempat cemas apakah tangannya
bisa sembuh total karena terkadang merasa nyeri dan saat nyeri

biasanya pasien melakukan kompres air hangat pada daerah di sekitar


yang nyeri.
g. Pola konsep diri
Pasien mengatakan belum bisa bekerja kembali karena tidak tau
sampai kapan melakukan terapi HBO, hanya istrinya saja yang bekerja.
h. Pola koping
Pasien sempat cemas saat pertama kali masuk chamber, karena sudah
beberapa kali pasien sudah terbiasa dan tidak cemas lagi.
i. Pola seksual reproduksi
Pasien tidak mengalami gangguan pada sistem reproduksi
j. Pola peran dan hubungan
Pasien adalah kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya
tetapi sekarang istrinya yang menggantikan Tn. K untuk mencari
nafkah buat keluarga.
k. Pola nilai kepercayaan
Keluarga hanya pasrah dan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan
Tn. K
9. Pengkajian pola fungsi kesehatan
a. Tanda-tanda vital
TD : 120/80mmHg
Suhu : 36oC
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
TB : 165 cm
BB : 55kg
b. B1 (Brain)
Kesadaran komposmentis, GCS 4 5 6
N1 : penciuman normal, pasien dapat membedakan berbagai jenis
aroma
dengan normal.
N2 : penglihatan normal
N3 : pasien mampu menggerakkan bola mata dan kontraksi pupil
terhadap cahaya
N4 : pasien mampu menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah
N5 : kulit kepala pasien dan kelopak mata dapat digerakkan dengan
normal.
N6 : pasien mampu menggerakkan mata ke lateral
N7 : pasien bisa tersenyum dengan simetris
N8 : pendengaran pasien baik
N9 : pasien tidak ada kesulitan menelan dan pasien tidak muntah
N10 : pasien mampu menelan dengan baik dan pembicaraannya baik
N11 : pasien mampu menggerakkan leher dan kepala ke kanan dan ke
kiri
N12 : pasien mampu menjulurkan lidah dan menelan dengan baik
c. B2 (Breath)
I : Ictus simetris ka/ki
P : Vocal fremitus ka/ki sama

d.

e.

f.
g.

P : Sonor ka/ki
A : Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
B3 (Blood)
I : Ictus cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada iga 4 dan 5
P : Pekak
A : Teratur, tidak ada murmur
B4 (Bowel)
I : Perut datar
A : Bunyi peristaltik normal
P : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen
P : Tympani
B5 (Bladder)
P: Tidak ada distensi kandung kemih
B6 (Bone)
Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 3, kaki kanan 5, dan kaki
kiri 5.
5555 3333
5555 5555
Keterangan :
1 = tidak ada kontraksi sama sekali
2 = gerakan kontraksi
3 = kemampuan untuk bergerak, tetapi tidak kuat jika melawan

tahanan atau gravitasi


4 = cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh
5 = kekuatan kontraksi penuh
10. Pemeriksaan penunjang
11. Terapi/ obat yang dikonsumsi

3.2 Analisa Data


No

Data

Etiologi

Masalah

.
1.

DS : Tn. K mengatakan tangan


Agen cedera fisik

Nyeri akut

suaminya

Perubahan suhu

Ketidaknyamanan

sering kedingingan dan setelah

dan kelembaban

keluar dari chamber badannya

di dalam ruang

kirinya masih nyeri.


P : nyeri post op fraktur
Q : cekot-cekot
R : nyeri di tangan kiri
S : skala 7 (0-10)
T : hilang timbul
DO :
-

Pasien terlihat menahan sakit


dan saat ditanya pasien hanya
menjawab

yang

sebelah kiri nyeri sekali


TTV pre HD
TD : 120/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36oC

2.

tangannya

DS : Istri Tn. K mengatakan kalau


di

dalam

chamber

hiperbarik

selalu panas.
DO :
-

3.

TTV post HD
TD : 120/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,5oC
DS : Istri

Tn.

mengatakan

kalau untuk perawatan luka hanya

Defisit

Defisit

dilakukan setelah post HBO saja,

pengetahuan

pemeliharaan

kalau di rumah tidak dilakukan

untuk manajemen

kesehatan

luka kronis

rawat luka.
DO :
-

Pasien

tidak

tahu

tentang

perawatan luka yang benar

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan suhu dan kelembaban
di dalam ruang hiperbarik
3. Defisit pemeliharaan kesehatan berhungan dengan defisit pengetahuan
untuk manajeman luka kronis.

3.4 Intervensi Keperawatan


No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

.
1.

Nyeri akut berhubungan

Setelah

dengan agen cedera fisik

keperawatan

dilakukan

Intervensi

Rasional

asuhan 1. Bina hubungan saling percaya 1. Menciptakan

dengan

terapi

dengan pasien dan keluarganya

HBO selama 2 jam diharapkan

berkurang

ringan (1-4)
Wajah tampak rileks

percaya antara perawat, pasien

2. Untuk menilai status kesehatan

Kriteria hasil :
Nyeri

saling

dan keluarga pasien

nyeri berkurang dengan


-

hubungan

2. Observasi
skala

tanda-tanda

vital

sebelum dan sesudah terapi


HBO

perubahan

sesudah

sebelum

melaksanakan

dan
terapi

HBO

3. Apabila terdapat luka misal


luka

dan

ganggren

atau

luka

lainnya, bersihkan luka terdulu

3. Untuk

mencegah

komplikasi

infeksi pada luka agar tidak


meluas

dulu

4. Teknik relaksasi nafas dalam

4. Ajarkan

pasien

melakukan

teknik relaksasi nafas dalam


2.

Ketidaknyamanan
berhubungan
perubahan

Setelah

dilakukan

dengan keperawatan
suhu

kelembaban

di

dengan

asuhan 1. Observasi
terapi

dan HBO selama 2 jam diharapkan


dalam pasien

ruang hiperbarik

merasa

nyaman

Pasien
dengan

HBO

sesudah

kenyamanan

pasien

Setelah

dilakukan

kenyamanan pasien (misalnya,

kesehatan berhungan

keperawatan

dengan defisit
pengetahuan untuk

dengan

asuhan

2. Respon pasien terhadap rasa


nyaman berbeda-beda, sehingga

1. Menilai

3. Membantu
mengembalikan

meningkatkan
kenyamanan

pasien terhadap ruang hiperbarik


untuk

defisit 1. Pengetahuan

pasien/keluarga

pengetahuan yang berkaitan

dapat

HBO selama 2 jam diharapkan

dengan

kesembuhan secara cepat.

tidak

mendasari.

terjadi

terapi
defisit

terapi

tindakan

kain dingin)
Defisit pemeliharaan

melaksanakan

dan

masing-masing pasien

hiperbarik.
TTV dalam batas normal 3. Menawarkan

selimut, botol air panas, atau

3.

sebelum

perawat harus mengetahui respon

ruangan

terutama suhu.

perubahan

HBO

beradaptasi

suhu

nyeri

dan

dengan kelembaban dan suhu

dapat

intensitas

vital 1. Untuk menilai status kesehatan

di

Kriteria hasil :

menurunkan

sebelum dan sesudah terapi

dalam ruang hiperbarik dengan 2. Pantau


-

tanda-tanda

dapat

patologi

yang

mempengaruhi

proses

manajeman luka kronis

pemeliharaan

kesehatan
2. Diskusikan dengan pasien 2. Adanya

dengan

dan

Kriteria hasil :
-

Pasien mampu melakukan

perawatan luka di rumah


Pasien
atau
keluarga

atau

intruksikan

terapi

berikutnya

hiperbarik

dalam

suatu

pengobatan menjadi faktor yang

pemenuhan pemasukan dan

mempengaruhi terapi lanjutan.

kebutuhan keluarga termasuk


biaya.

mampu melaporkan gejala


untuk

biaya

Penyembuhan Luka
-

Berikan

kepada
dasar -

prinsip-prinsip

terapi

oksigen

dan keluarga terutama dalam


penyembuhan luka.
Zat zat berbahaya

yang

penyembuhan luka dan efek

terkandung dalam rokok dapat

terapi

hiperbarik

menghambat pertumbuhan sel-sel

dalam penyembuhan.
Berikan informasi pengaruh

baru dalam proses penyembuhan

oksigen

merokok pada penyembuhan -

dasar

hiperbarik dapat dipahami pasien

informasi

pasien dan keluarga tentang

Prinsip

luka.
Tanyakan bagaimana adekuat
diet

protein,

vitamin

cairan,
C

dan dalam

luka.
Protein, cairan dan vitamin C
berfungsi

dalam

pertumbuhan

jaringan baru.
Tindakan kolaborasi dengan tim
medis dalam penggunaan obat

meningkatkan penyembuhan

dapat

luka.
Konsultasi

penyembuhan luka.
Penjelasan prosedur secara dini

perawatan
multidisiplin
-

dengan

kesehatan
seperti

diperintahkan.
Intruksikan
perawatan
persediaan

tim yang

dirasa sangat perlu karena dapat


mengurangi kecemasan pasien
dan

prosedur
luka

dan

mempercepat

keluarga

dalam

proses

pengobatan yang akan dijalani.

You might also like