Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Oni Juniar Windrasmara, S.Ked
J 500090003
Pembimbing :
dr. Bambang Suhartanto, Sp. B
Latar Belakang
Jumlah wanita penderita AIDS di dunia terus bertambah,
khususnya pada usia reproduksi. Sekitar 80% penderita
AIDS anak-anak mengalami infeksi perinatal dari ibunya
Total kasus HIV & AIDS yang terdata di Indonesia berjumlah 18.963
orang, di mana 798 di antaranya berusia 0-19 tahun. Jumlah ini
jauh di bawah estimasi yang dibuat tahun 2006 sebesar 193.000.
DEFINISI
BPH
Benign Prostate
Hyperplasia atau
BPH adalah
pembesaran prostat
jinak yang
menghambat aliran
urin dari kandung
kemih. Pembesaran
ukuran prostat ini
akibat adanya
hiperplasia stroma
dan sel epitelial
mulai dari zona
periuretra
Terdapat hiperplasia
sel-sel stroma dan selsel epitel kelenjar
prostat yang biasanya
timbul di periuretra
dan zona transisi dari
kelenjar menekan
kelenjar normal yang
tersisa
EPIDEMIOLOGI
Insidensi BPH mulai usia 40-an dimana
kemungkinan seseorang tersebut menderita
40%,
rentang usia 60-70 tahun, persentasenya
50%
diatas 70 tahun akan meningkat 90%
RS Cipto Mangunkusumo
ditemukan 423 kasus BPH yang
dirawat selama tiga tahun (19941997) dan di RS Sumber Waras
sebanyak 617 kasus dalam
periode yang sama
Di Indonesia, BPH
merupakan
penyakit tersering
kedua di klinik
urologi setelah
batu saluran
kemih
Etiologi
HIV awalnya dikenal dengan
nama Lymphadenophaty
associated virus (LAV)
merupakan golongan retrovirus
dengan materi genetic
ribonucleic acid (RNA) yang
dapat diubah menjadi
deoxyribonucleic acid (DNA)
Faktor Risiko
Kadar Hormon
Usia
Ras
Riwayat keluarga
Obesitas
Pola Diet
Aktivitas Seksual
Kebiasaan Merokok
Kebiasaan minum-minuman alkohol
Olahraga
Penyakit Diabetes Mellitus
Patofisiologi
Gambaran klinis
Infeksi HIV memberikan gambaran klinis yang spesifik,
dgn spektrum yg lebar, mulai dr infeksi tanpa gejala
(asimptomatik) pd gejala2 yg berat pd stadium yg lbh
lanjut. Setelah diawali dgn infeksi akut, maka dpt
terjadi infeksi kronis asimptomatis selama beberapa
thn disertai replikasi virus secara lambat.
KLASIFIKASI BPH
Derajat I
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Penunjang
PENATALAKSANAAN
Watchful waiting
INDIKASI PEMBEDAHAN
TEKNIK PEMBEDAHAN
Prostatektomi
TURP
Laser
TUIP
(Trans
Prostatektomi
Uretra
terbuka
Resection Prostat)
Prostatektomi terbuka
PROSTATEKTOMI
TERBUKA
KOMPLIKASI
Trabekulasi yakni terjadi penebalan serat- serat otot
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, AK., 2005. Robbins Basic Pathology. W.B Saunders
Amalia, R., 2007. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak. Program Pasca Sarjana. Semarang : Fakultas Kedokteran UNDIP
AUA, 2003. AUA guideline on management of benign prostatic hyperplasia. Practice guidelines committee. Chapter 1: diagnosis and treatment recommendations. Journal
162: 1301-1306
Javle, P., 1998. Grading of Benign Prostatic Obstruction can Predict the Outcome of Transurethral Prostatectomy. Journal Urology 160: 1713-1717
Kirby, Roger S, Christmas, Timothy J, 1997. Benign Prostatic Hiperplasia. Second Edition. Mosby International
Laguna, P., Alivizatos, G., 2000. Prostate Spesific Antigen and Benign Prostatic Hyperplasia. Curr Oppin Urol 10: 3-8
Leveillee, 2006. Prostate Hyperplasia Benign. http://www.emedicine.com (diakses 9 Juni 2013)
McConnell, JD., Bruskewitz, R., 1998. The effect of finasteride on the risk of acute urinary retention and the need for surgical treatment among men with benign prostatic
p.1297-1330
Roehrborn, CG., 2001. Guidelines for the diagnosis and treatment of benign prostatic hyperplasia: a comparative, international review. Urology 58: 642-650
Samira, I., 2011. Benign Prostat Hyperplasia. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Sarim, ES., 1987. Usaha Menurunkan Angka Bakteriuria Setelah Pemasangan Kateter Uretra Menetap dan Perawatan Terbuka dengan Pemakaian Salep Povidone Iodine. UPF Imu