Professional Documents
Culture Documents
Andreago
10700122
10700130
10700132
10700219
10700297
DAFTAR ISI
halaman
Judul.................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Fisiko - Kimia Glibenklamid................................................................
2.2 Rumus Kimia Obat Glibenklamid ................................................................
2.3 Farmasi umum...............................................................................................
2.4 Farmakologi Umum......................................................................................
2.4.1 Khasiat.....................................................................................................
2.4.2 Indikasi....................................................................................................
2.4.3 Kontra Indikasi........................................................................................
2.5 Farmakodinamik...........................................................................................
2.6 Farmakokinetik .............................................................................................
2.6.1 Pola ADME..........................................................................................
2.6.2 Efek Samping dan Toksisitas................................................................
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Rumusan Masalah
Adapun penulisan rumusan masalah dalam referat ini, adalah :
1.
2.
Bagaimana gambaran farmasi secara umum (dosis, preparatpreparat, cara penggunaan) dari Obat Glibenklamid terhadap Diabetes
Melitus ?
3.
4.
5.
1.2.
Tujuan penulisan
Penulisan ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Memberikan tambahan pengetahuan untuk penulis dan pembaca
tentang sifat fisiko-kimia dan rumus kimia obat daripada
Glibenklamid.
serta
tambahan
Glibenklamid.
Memberikan informasi kepada pembaca tentang toksisitas dari obat
Glibenklamid
(efek
samping,
gejala
toksisitas,
dan
1.4.
Manfaat penulisan
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini, adalah:
1. Dapat memberikan tambahan ilmu kepada penulis dan pembaca
tentang gambaran secara umum farmakologi, farmakodinamik serta
farmakokinteik dari obat Glibenclamid berikut dengan sifat
fisikokimia dan rumus kimia obatnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
chloroform(1:36), methanol (1:250), DMF, tetapi tidak larut dalam air. Memiliki
berat jenis 1.36 g/cm3, berat molekul 494,0 refractive index diprediksi mencapai
1,62, nilai pKa yang diprediksi mencapau 5,1, dan titik lebur 173-175 C . (2)
2.2. Rumus Kimia Obat Glibenklamid
Glibenklamid
Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam
3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamida diekskresikan
bersama feses dan sebagai metabolit bersama urin.(1)
2.4.2. Indikasi
Antidiabetik oral.(4)
2.4.3 Kontra indikasi
Ketoasidosis, porphyria. Diabetes mellitus dengan komplikasi ( demam,
trauma, gangren) gangguan fungsi ginjal, hati, tiroid, adrenal, kehamilan, ibu
menyusui, bila alergi sulf, koma diabetes, gangguan berat fungsi tiroid atau
adrenal.(4)
Berikut pada gambar 2.2 terdapat penjelasan dari obat antidiabetik golongan
sulfonilurea.(3)
2.6 Farmakokinetik
2.6.1 Pola ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi)
Berbagai sulfonilurea mempunyai sifat kinetik berbeda, tetapi absorpsi
melalui saluran ceran cukup efektif. Makanan dan keadaan hiperglikemia dapat
mengurangi absorpsi. Untuk mecapat kadar optimal di plasma, sulfonilurea
dengan masa paruh pendek akan lebih efektif bila diminum 30 menit sebelum
makan. Dalam plasma sekitar 90-99% terikat protein plasma terutama albumin;
ikatan ini paling kecil untuk klorpropamid dan paling besar untuk gliburid.(1)
Sulfonilurea generasi II, yang dimana glibenklamid termasuk didalamnya
pada umumnya memiliki potensi hipoglikemik hampir 100x lebih besar dari
generasi I. Meski masa parauhnya oendek, hanya sekitar 3-5 jam, efek
hipoglikemiknya berlangsung 12-24 jam, sering cukup diberikan 1x sehari. (1)
Gliburid atau yang lebih dikenal dengan glibenklamid memiliki potensi
200x lebih kuat dari tolbutamid, masa paruhnya sekitar 4 jam. Metabolisme di
hepar, pada pemberian dosis tunggal hanya 25% metabolit diekskresi melalui urin,
sisanya melalui empedu. Pada penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan
sekunder dengan seluruh kegagalan kira-kira 21% selama 1 tahun. Karena
semua sulfonilurea dimetabolisme di hepar dan diekskresikan melalui ginjal,
sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar atau ginjal
yang berat. (1)
BAB III
PENELITIAN
yang dimana
diabetes
melitus tipe 2. Data yang diambil adalah suatu studi klinis yang mencantumkan
data adanya kematian jantung selama pengobatan SU. Melalui dari 4991 publikasi
sulfonylurea
dengan
kematian
akibat
cardiovascular, Simpson,dkk
BAB IV
PEMBAHASAN
dari
sulfonilurea
adalah
meningkatkan
sekresi
insulin
(nsulin
secretagoues) . Sulfonilurea dalam sel pankreas akan berikatan dengan sub unit
adenosin Triphosphate (ATP)- sensitive potassium channel yang akan menutup.
Akibat menutupnya ATP-sensitive pottasium channel ini akan menyebabkan
terjadi influks ion kalsium ke dalam sel, selanjutnya terjadi eksositosis granle
insulin. Pada umumnya proses ini tidak hanya terjadi pada sel pankreas, tetapi
juga terjadi pada tempat lain yang terjadi ikatan dengan ATP-sensitive pottasium
channel yang terdapat di sel oto jantung dan sel otot polos.(10)
Berbagai sulfonilurea yang beredar selama ini ternyata mempunyai
reseptor yang berbeda. Pada membran sel didapat SUR-1 sedangkan pada
membran sel otot jantung dan otot skelet didapat SUR-2A dan membran sel otot
polos SUR-2B. Karena golongan Sulfonilurea ini termasuk insulin secretagouge
maka semua mempunyai SUR-1 sehingga terjadi sekresi insulin.(10)
Dengan terjadinya ikatan Sulfonilurea dengan reseptor pada jaringan organ
jantung dapat memberikan keuntungan melalui mekanisme relaksasi sel otot polos
pembuluh darah yang memperbaiki aliran pembuluh darah koroner, mengurangi
kerusakan jaringan miokard akibat iskemia dan proteksi kardiomiosit dari
pembentukan energi mitokondria. Fenomena miokard toleran terhadap periode
iskemia yang dikenal sebagai perkondisional iskemia, dari mekanisme kerja inilah
menjadi pedoman untuk meneliti hubungan sulfonilurea dengan resiko
cardiovascular .(10)
Jurnal penelitian dari beberapa sumber meyatakan masing-masing
penelitianya, mulai dari Penelitian yang dilakukan Thomas forst dkk pada tahun
2013 dengan menggunakan metode meta-analysis yang menyimpulkan bahwa
pasien yang mendapat terapi SU monoterapi atau kombinasi memiliki resiko
tinggi dari kematian akibat cardiovascular dibandingkan dengan pasien yang
diterapi non-SU. Penelitian dengan metode yang sama dengan menggunakan
meta-analysis dilakukan oleh Simpson S.H,dkk pada tahun 2006 menyimpulkan
bahwa pemakaian dosis tinggi sulfonilurea berhubungan terhadap peningkatan
resiko cardiovascular akan tetapi berbeda dengan pemakaian dosis tinggi
metformin tidak ada hubungan dengan peningkatan resiko cardiovaskular.
Dengam mengunakan meto meta-analysis yang dilakukan oleh Gangji A.S
,dkk pada tahun 2006 menyimpulkan bahwa penggunaan gilbenklamid dapat
menimbulkan reaksi hipoglikemik lebih besar dibandingkan dengan insulinsecretagoues lainnya dan mungkin dapat menyebabkan iskemi koroner pada
jantung.
Pantalon K.M,dkk membuat suatu penelitian dengan mengambil data
rekam medis dari Academic Health Center Enterprise melalui Wide electronic
health record (EHR) , dimana mengambil pasien yang diterapi dengan gliburide,
glimepriide dan glipzide, Pentalon K.M, dkk menyimpulkan tidak ditemukan
perbedaan yang besar dari masing-masing ketiga obat
tapi ditemukan
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dan
ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif
dari sekresi insulin dan atau gangguan kerja insulin. Seseorang dapat didiagnosa
menderita Diabetes Mellitus jika mempunyai kadar glukosa darah sewaktu >200
mg/dl dan kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl. Manifestasi klinis Diabetes
Mellitus yang sangat khas adalah meningkatnya frekuensi berkemih (poliuria),
rasa haus berlebihan (polidipsia), rasa lapar yang semakin besar (polifagia),
keluhan lelah dan mengantuk, serta penurunan berat badan.
Gliburid atau yang dikenal dengan Glibenklamid merupakan salah satu
obat golongan sulfonilurea generasi II selain glipzid, glikiazid, dan
glimepririd. Glibenklamide memiliki tampilan fisik berbentuk bubuk kristal
yang solid , dapat larut dalam cairan ethanol (5mg/mL), DMSO (25mg/mL),
chloroform(1:36), methanol (1:250), DMF, tetapi tidak larut dalam air.
Memiliki berat jenis 1.36 g/cm3, berat molekul 494,0 refractive index
diprediksi mencapai 1,62, nilai pKa yang diprediksi mencapau 5,1, dan titik
lebur 173-175 C .
Dosis dewasanya 5mg diberikan sekali per hari, dosis disesuaikan
tergantung respons maksimal 15 mg/hari. Glibenklamid tersedia dalam
kemasan 5mg kaptab dengan botol 100 kaptab, Glibenklamid 5mg kaptab
dengan kotak 10 strip @10 kaptab, Glibenklamid dalam kotak 10 blister @
10 kaptab yang dimana tiap kaptab mengandung 5 mg. Untuk penyimpanan
simpan di suhu kamar (di bawah 30C) dan ditempat kering. Untuk
pemakaian dipakai secara per-oral.
Diminum 30 menit sebelum makan pagi. Dalam pemakaian glibenklamid
kita harus memperhatikan beberapa hal , apabila pada keadaan stress, terapi
dilakukan dengan insulin dan hati-hati bila diberikan pada insulin, selain itu
juga harus berhati-hati terhadap efek samping seperti mual,muntah, nyeri
epigastrik, sakit kepala ,demam, dan reaksi alergi pada kulit. Glibenklamid
dapat meningkatkan efek hipoglikemia apabila dipakai bersama alkohol,
siklofosfamid,
antikoagulan kumarina,
Efek samping lain, reaksi alergi jarang sekali terjadi, mual, muntah,
diare, gejala hematologik, susunan saraf pusat, mata, dan sebagainya.
Gangguan saluran cerna ini dapat berkurang dengan mengurangi dosis,
menelan obat bersama makanan atau membagi obat dalam beberapa dosis.
Gejala susunan saraf pusat berupa vertigo, bingung, ataksia, dan sebagainya.
Gejala hematologik berupa leukopenia dan agranulositosis.
Obat yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia sewaktu penggunaan
sulfonilurea ialah insulin, alkohol, fenformin, sulfonamid, salisilat dosis
besar, fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezid, dikumarol, kloramfenikol,
penghambat MAO, guanetidin, anabolic steroid,fenfluramin dan klofibrat.
Propanolol dan penghambat adrenoreseptor lainnya menghambat
reaksi takikardia, berkeringat dan tremor pada hipoglikemia oleh berbagai
sebab termasuk oleh ADO, sehingga keadaan hipoglikemi menjadi lebih
tanpa diketahui. Sulfonilurea terutama klorpropamid dapat menurunkan
toleransi terhadap alkohol, hal ini ditunjukkan dengan kemerahan terutama
dimuka dan leher (flush), reaksi mirip disulfiram.
Berdasarkan dari kelima sumber jurnal penelitian yang kami cermati
terdapat jelas terjadi peningkatan jumlah
bahwa
penggunaan
sulfonilurea
benar-benar
dapat
drugs
other
than
glipizid,
glikiazid,
and
glimepirid.
short half-life period, Though only about 3-5 hours, the hypoglycemia effect
lasts 12-24 hours, often simply given once daily.
Gliburid or better known as glibenklamid have the potential 200 x stronger
than the Bill, tolbutamid about 4 hours. Metabolism in hepar single dosing, at
only 25% diekskresi metabolites through urine, the remainder through bile.
On usage can be primary and secondary failure occurred with the whole
failure was approximately 21% for 1.5 years. Cause all of sulfonylurea are
metabolized in hepar and excreted through kidney, these preparations should
not be given to patients with impaired hepar or kidney function.
The incidence of side effects at sulfonylurea drug use first generation
about 4%, better low incidence again for the second generation.
Hypoglycemia, even up to the comma certainly can arise. This reaction is
more common in elderly patients with impaired renal function or hepar.
Mainly using material with a long working period.
Other side effects, allergic reactions occur only rarely, nausea, vomiting,
diarrhea, a symptom of hematologic, central nervous, eye, and so on.
Interference can be reduced by cerna tract by reducing the dose, swallowed
the medicine with food or medicine divides in several doses. Arrangement of
the central nervous symptoms include vertigo, confusion, ataxia, and so on.
Symptoms of leukopenia and agranulocytosis hematologic.
Drugs that can increase the risk of hypoglycemia at sulfonylurea are usage
of insulin, alcohol, metformin, sulfonamid, large doses of salicylate,
fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezid, dikumarol, chloramphenicol, an
inhibitor of MAO, guanetidin, anabolic steroids, and fenfluramin clofibrat.
Propanolol and adrenoreseptor other barrier to inhibit the reaction of
tachycardia, sweating and tremor on hypoglycemia by various causes
including by ADO, so a state of hipoglikemi be more unnoticed.
Chlorpropamide, especially sulfonylurea can lower tolerance of alcohol, this
DAFTAR PUSTAKA
The SantaCruz
Biotechnology.2007
3. DeRuiter, Jack. Overview Of The Antidiabetic Agents. Spring : Endocrine
Pharmacotherapy Module, 2003 ; 5 ; 9.
4. Schotborg C.E , Wilde A.A.M .1997. Sulfonylurea derivatives in
cardiovascular research and in cardiovascular patients. Elsevier
science:Netherlands
5. Forst T,dkk.2013. Association of sulphonylurea treatment with all-cause
and cardiovascular mortality: A systematic review and meta-analysis of
observational studies.Sagepub
6. McAllister F.A,dkk.2008.The risk of heart failure in patients with type 2
diabetes treated with oral agent monotherapy.Elsevier:Netherlands
7. Simpson S.H,dkk.2006.Dose-response relation between sulfonyurea drugs
and mortality in type 2 diabetes mellitus : a population-based cohort
study.CMA Media inc
8. Gangji A.S,dkk.2006.A Systematic review and meta-analysis
Hypoglivemia adn Cardiovascular events . CMA Media inc
of