Professional Documents
Culture Documents
0411181419011
Learning Issue Skenario B Blok 8
METABOLISME PROTEIN DAN HUBUNGAN ANTAR
METABOLISME
Metabolisme protein
Protein merupakan polimer asam amino. Protein struktural adalah protein yang berfungsi
struktural misalnya kolagen, keratin, dan lain-lain. Protein fungsional adalah yang
mengerjakan fungsi tertentu misalnya enzim, hormon.
Fungsi Protein
a.
b.
c.
d.
e.
Penyusun protoplasma
Enzim
7-10 menit
Di dalam hati
10 hari
Di dalam plasma
10 hari
Hemoglobin
120 hari
Otot
180 hari
Kolagen
1000 hari
dikarboksilat. Kemudian di dalam usus protein juga didegradasi oleh protease khas seperti
tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan elastase.
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka oleh proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini
ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi. Produk ini kemudian melalui dinding
usus halus masuk ke dalam aliran darah menuju ke berbagai organ termasuk ke dalam sel.
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan
menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam
amino menghasilkan amonia sebagai hasil deaminasi oksidatif, zat ini merupakan bahan yang
bersifat racun dan harus dikeluarkan dari tubuh.
Pada makhluk hidup, sebagian besar dikeluarkan melalui dua jalan kecil dalam tubuhnya
yaitu:
a. Amonia dengan asam glutamat dalam hati, untuk membentuk glutamin membutuhkan
ATP , ditransfer ke ginjal dan kemudian dipisahkan kembali menjadi glutamat dan
amonia. Akhirnya dieksresikan ke urine sebagai garam ammonium (NH4+.)
b. Amonia dengan karbondioksida untuk membentuk carbamil, yang kemudian
difosforilasi menjadi karbokmoil fosfat, sebuah reaksi yang membutuhkan dua ATP.
Karbamoil fosfat kemudian masuk ke dalam siklus ornithine urea.
Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino
dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino
dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam
piruvat, as.ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam
amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Reaksi transaminasi terjadi
didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.
Deaminasi
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium. Dalam proses ini asam
glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat
dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam
glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamate dehidrogenase
merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D- asam
oksidase.
Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus
asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam. Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung
antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. Ada dua jalur metabolik menuju
kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam
asetoasetat.
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk
ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang
melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas
beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO 2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin
menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan
L-arginin
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan Lornitin dan urea.
Anabolisme Protein
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan rantai
polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk
heliks ganda. Dengan demikian akan terjadi heliks ganda yang baru dan proses terbentunya
molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA
menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein
Peran dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada
seseorang. Dua tahap pembentukan protein:
a. Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.
b. Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.
Di samping itu, asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam
amino nonesensial.
a. Asam amino esensial atau asam amino utama adalah asam amino yang sangat
diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel
tubuh manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam amino esensial hanya dapat
disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino esensial, yaitu leusin, lisin,
histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin, triptofan, isoleusin, dan metionin.
b. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh
manusia. Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin.
Sintesis asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat
utama metabolisme nitrogen. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui
jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan
dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik,
ketogenik serta glukogenik dan ketogenik.
a. Asam amino glukogenik, adalah asam amino dimana rangka karbon diuraikan menjadi
piruvat, ketoglutarat, suksinil Co-A, fumarat atau oxaloasetat, yang merupakan prekursor
dari glukosa. Alanin misalnya, apabila mengalami transaminasi menghasilkan piruvat yang
dapat diubah menjadi glukosa dalam glukoneogenesis.
b. Asam amino ketogenik, adalah asam amino dimana rangka karbon diuraikan menjadi
asetil CoA atau asetoasetat yang selanjutnya diubah menjadi asam lemak atau bodi keton.
Leusin misalnya, rangka karbonya akan diubah menjadi asetil Co-A atau asetoasetat. Hewan
tidak mempunyai jalur metabolisma yang dapat mengubah asetil Co-A atau asetoasetat
menjadi prekursor glukogenik, sehingga tidak mungkin mengubah leusin atau lisin menjadi
karbohidrat. Isoleusin, phenilalanin, threonin, thryptofan, dan tyrosine bersifat glukogenik
dan ketogenik. Isoleusin misalnya, diuraikan menjadi suksinil Co-A dan asetil Co-A yang
merupakan prekursor dari karbohidrat maupun bodi keton. 13 asam amino sisanya adalah
glukogenik murni.
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan
tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3
kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka
karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada
di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial.
Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini
dinamakan asam amino non-esensial.
Asam amino
non-esensial
Asam amino
esensial
Siklus glukosa-alanin
Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin
dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).
liase sistationin diubah menjadi sistein dan -ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini
dikenal sebagai trans-sulfurasi.
dengan
glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin
fosfatase.
Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk
kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif -ketoglutarat yang dikatalisis oleh
glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan
oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam
amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat
transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam -keto aspartat, oksaloasetat, dan
glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin
yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan
glutamin dari asam -amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan
inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin
terbentuk oleh reaksi amidotransferase.
Albumin
Albumin merupakan komponen protein yang terbesar dari plasma darah, yaitu lebih
dari separuhnya. Protein ini disintesa oleh hati. Dalam serum darah albumin merupakan
protein yang memegang tekanan onkotik terbesar untuk mempertahankan cairan vaskuler,
membantu metabolisme dan transportasi obatobat, anti peradangan, anti oksidan,
keseimbangan asam basa, mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga mencegah
kuman masuk dari usus ke pembuluh darah dan efek anti koagulasi. Penurunan kadar albumin
dalam darah (hipoalbuminemia) mengakibatkan cairan keluar dari pembuluh darah, keluar ke
dalam jaringan menyebabkan terjadinya oedema. Selanjutnya, banyak penurunan pada
syntesis di hepar merupakan kompensasi yang besar dengan penurunan katabolisme. Waktu
paruhnya cukup panjang yaitu 19 22 hari (Marzuki S, 2003).
Albumin serum akan meningkat pada keadaan : pasca infuse albumin, dan dehidrasi
(peningkatan hemoglobin dan hematokrit).Sedangkan albumin serum akan menurun pada
keadaan :
(a) gangguan sintesa albumin (penyakit hati, alcoholism, malabsorbsi, starvasi penyakit
kronis),
(b) kehilangan albumin (sindroma nefrotic, luka bakar, dll.),
(c) status gizi jelek, akibat rasio albumin dan globulin rendah (peradangan kronik, penyakit
yang
sama.
Defisiensi
-aminobutirat
dapat
menyebabkan
molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol. Untuk menjadi asam amino, trigliserida
harus memalui proses perubahan menjadi molekul glukosa atau gliserol. Reaksi hidrolisis
pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dapat berlangsung
dalam suasana asam atau basa atau dapat pula dengan bantuan enzim.
Proses biosintesis asam amino ini bermacam-macam dan biasanya bervariasi antara
satu organisme dengan organisme yang lainnya. Akan tetapi semuanya memiliki ciri khusus
yaitu merupakan turunan dari suatu daur metabolisme seperti siklus asam sitrat, glikolisis
atau pentosa phospat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK20436/table/A3096/ diakses pada 19 April 2015
http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Metabolisma%20asam%20amino.pdf diakses pada 19 april
2015
Murray, Robert K. dkk. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC
Nugroho,
Heru
Santoso
Wahito.
Metabolisme
Asam
Amino
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-supriyanta-5290-3-