You are on page 1of 18

Azzahra Afifah

0411181419011
Learning Issue Skenario B Blok 8
METABOLISME PROTEIN DAN HUBUNGAN ANTAR
METABOLISME
Metabolisme protein
Protein merupakan polimer asam amino. Protein struktural adalah protein yang berfungsi
struktural misalnya kolagen, keratin, dan lain-lain. Protein fungsional adalah yang
mengerjakan fungsi tertentu misalnya enzim, hormon.
Fungsi Protein
a.
b.

Untuk pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh.


Merupakan sumber energi, setiap 1 gram protein menghasilkan energi sebesar 4,1
kalori.

c.

Penyusun hormon, zat antibodi, dan organela lainnya.

d.

Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.

e.

Penyusun protoplasma

Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk:


- Struktur basa nitrogen DNA dan RNA
- Heme dan struktur lain yang serupa s eperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom, enzim dll.
- Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.
- Hormon dan fosfolipid
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan sebagai
sumber energi jika nitrogen dilepas.
75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat diperoleh
dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi
ini merupakan proses kontinu karena protein di dalam tubuh secara terus menerus diganti
(protein turnover). Contoh dari protein turnover, tercantum pada tabel berikut.

Contoh protein turnover.


Protein

Turnover rate (waktu paruh)

Enzim

7-10 menit

Di dalam hati

10 hari

Di dalam plasma

10 hari

Hemoglobin

120 hari

Otot

180 hari

Kolagen

1000 hari

Jalur metabolik utama dari asam amino


Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari
pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua,
pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino
menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.

Jalur-jalur metabolik utama asam amino


Katabolisme Protein
Proses katalisis protein menjadi asam amino terjadi pada saluran pencernaan di dalam tubuh.
Proses pencernaan ini terjadi di mulut, lambung, dan usus halus hingga asam amino di
angkut ke dalam darah. Di dalam mulut terjadi pencernaan protein secara mekanik dan
enzimatis oleh enzim saliva menjadi polipeptida protein, selanjutnya polipeptida protein di
dalam lambung dikatalisis oleh enzim pepsin mendegradasi protein dengan memutuskan
ikatan peptida yang ada di sisi NH2 bebas dari asam amino aromatik, hidrofobik, atau

dikarboksilat. Kemudian di dalam usus protein juga didegradasi oleh protease khas seperti
tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan elastase.
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka oleh proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini
ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi. Produk ini kemudian melalui dinding
usus halus masuk ke dalam aliran darah menuju ke berbagai organ termasuk ke dalam sel.
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan
menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam
amino menghasilkan amonia sebagai hasil deaminasi oksidatif, zat ini merupakan bahan yang
bersifat racun dan harus dikeluarkan dari tubuh.
Pada makhluk hidup, sebagian besar dikeluarkan melalui dua jalan kecil dalam tubuhnya
yaitu:
a. Amonia dengan asam glutamat dalam hati, untuk membentuk glutamin membutuhkan
ATP , ditransfer ke ginjal dan kemudian dipisahkan kembali menjadi glutamat dan
amonia. Akhirnya dieksresikan ke urine sebagai garam ammonium (NH4+.)
b. Amonia dengan karbondioksida untuk membentuk carbamil, yang kemudian
difosforilasi menjadi karbokmoil fosfat, sebuah reaksi yang membutuhkan dua ATP.
Karbamoil fosfat kemudian masuk ke dalam siklus ornithine urea.
Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:

Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino
dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino
dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam
piruvat, as.ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam
amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Reaksi transaminasi terjadi
didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.

Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi menjadi glutamat.


Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.

Deaminasi
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium. Dalam proses ini asam
glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat
dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam
glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamate dehidrogenase
merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D- asam
oksidase.

Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya, menghasilkan


asam amino baru.
Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami deaminasi
menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium masuk ke dalam siklus urea.

Ringkasan skematik mengenai reaksi transaminasi dan deaminasi oksidatif

Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus
asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam. Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung
antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. Ada dua jalur metabolik menuju
kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam
asetoasetat.

Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk
ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang

melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas
beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO 2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin
menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan
L-arginin
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan Lornitin dan urea.

Tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam siklus urea

Anabolisme Protein
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan rantai
polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk
heliks ganda. Dengan demikian akan terjadi heliks ganda yang baru dan proses terbentunya
molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA
menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein

Peran dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada
seseorang. Dua tahap pembentukan protein:
a. Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.
b. Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.
Di samping itu, asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam
amino nonesensial.
a. Asam amino esensial atau asam amino utama adalah asam amino yang sangat
diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel
tubuh manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam amino esensial hanya dapat
disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino esensial, yaitu leusin, lisin,
histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin, triptofan, isoleusin, dan metionin.
b. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh
manusia. Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin.
Sintesis asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat
utama metabolisme nitrogen. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui
jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan
dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik,
ketogenik serta glukogenik dan ketogenik.

a. Asam amino glukogenik, adalah asam amino dimana rangka karbon diuraikan menjadi
piruvat, ketoglutarat, suksinil Co-A, fumarat atau oxaloasetat, yang merupakan prekursor
dari glukosa. Alanin misalnya, apabila mengalami transaminasi menghasilkan piruvat yang
dapat diubah menjadi glukosa dalam glukoneogenesis.
b. Asam amino ketogenik, adalah asam amino dimana rangka karbon diuraikan menjadi
asetil CoA atau asetoasetat yang selanjutnya diubah menjadi asam lemak atau bodi keton.

Leusin misalnya, rangka karbonya akan diubah menjadi asetil Co-A atau asetoasetat. Hewan
tidak mempunyai jalur metabolisma yang dapat mengubah asetil Co-A atau asetoasetat
menjadi prekursor glukogenik, sehingga tidak mungkin mengubah leusin atau lisin menjadi
karbohidrat. Isoleusin, phenilalanin, threonin, thryptofan, dan tyrosine bersifat glukogenik
dan ketogenik. Isoleusin misalnya, diuraikan menjadi suksinil Co-A dan asetil Co-A yang
merupakan prekursor dari karbohidrat maupun bodi keton. 13 asam amino sisanya adalah
glukogenik murni.
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan
tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3
kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka
karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada
di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial.
Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini
dinamakan asam amino non-esensial.

Asam amino

Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate, Glutamine,

non-esensial

Glycine, Proline, Serine, Tyrosine

Asam amino

Arginine*, Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine*,

esensial

Phenylalanine*, Threonine, Tyrptophan, Valine

Biosintesis glutamat dan aspartat


Glutamat dan aspartat disintesis dari asam -keto dengan reaksi tranaminasi
sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh
aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat


Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting
glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi.
Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea.
Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot.
Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi
yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan
dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini
dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul,
alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon
didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga dikenal
sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Glutamat + piruvat -ketoglutarat + alanin

Siklus glukosa-alanin
Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin
dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)


SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi
norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi Sadenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan
adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali
menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran
S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara
esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari
ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin

liase sistationin diubah menjadi sistein dan -ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini
dikenal sebagai trans-sulfurasi.

Peran metionin dalam sintesis sistein


Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari
fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan
mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen
digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan
adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi
oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).

Biosintesis tirosin dari fenilalanin


Biosintesis ornitin dan prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi
intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu
dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran
signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran
penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari glutamat
penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin
dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin
meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang
menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid
didaur secara spontan menjadi 1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi
prolin oleh NADPH-dependent reductase.
Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADHlinked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase

dengan

glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin
fosfatase.
Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin

hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk
kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif -ketoglutarat yang dikatalisis oleh
glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan
oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam
amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat
transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam -keto aspartat, oksaloasetat, dan
glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin
yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan
glutamin dari asam -amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan
inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin
terbentuk oleh reaksi amidotransferase.
Albumin
Albumin merupakan komponen protein yang terbesar dari plasma darah, yaitu lebih
dari separuhnya. Protein ini disintesa oleh hati. Dalam serum darah albumin merupakan
protein yang memegang tekanan onkotik terbesar untuk mempertahankan cairan vaskuler,
membantu metabolisme dan transportasi obatobat, anti peradangan, anti oksidan,
keseimbangan asam basa, mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga mencegah
kuman masuk dari usus ke pembuluh darah dan efek anti koagulasi. Penurunan kadar albumin
dalam darah (hipoalbuminemia) mengakibatkan cairan keluar dari pembuluh darah, keluar ke
dalam jaringan menyebabkan terjadinya oedema. Selanjutnya, banyak penurunan pada
syntesis di hepar merupakan kompensasi yang besar dengan penurunan katabolisme. Waktu
paruhnya cukup panjang yaitu 19 22 hari (Marzuki S, 2003).
Albumin serum akan meningkat pada keadaan : pasca infuse albumin, dan dehidrasi
(peningkatan hemoglobin dan hematokrit).Sedangkan albumin serum akan menurun pada
keadaan :
(a) gangguan sintesa albumin (penyakit hati, alcoholism, malabsorbsi, starvasi penyakit
kronis),
(b) kehilangan albumin (sindroma nefrotic, luka bakar, dll.),
(c) status gizi jelek, akibat rasio albumin dan globulin rendah (peradangan kronik, penyakit

kolagen, kakeksia, infeksi berat).


BIOSINTESIS -AMINOBUTIRAT (GABA)
-Aminobutirat (GABA) berfungsi di jaringan otak sebagai neurotransmitter
inhibitorik dengan mengubah perbedaan potensial transmembran. Zat ini dibentuk melalui
dekarboksilasi L-glutamat, suatu reaksi yang dikatalis oleh L-glutamat dekarboksilase.
Transaminasi -aminobutirat membentuk suksinat semialdehida yang kemudian dapat
mengalami reduksi menjadi -hidroksibutirat, dalam reaksi yang dikatalis oleh L-laktat
dehidrogenase, atau oksidasi menjadi suksinat dan kemudian melalui siklus asam sitrat
menjadi CO2 dan H2O.
-Aminobutirat terdapat dalam kadar yang tinggi pada berbagai belahan otak, yaitu
sekitar 1.000 kali lebih tinggi daripada kadar neurotransmiter monoamina lainnya, pada
tempat

yang

sama.

Defisiensi

-aminobutirat

dapat

menyebabkan

halusinasi, delusional, histeria, emosional, hipotonia, ataksia, keterbelakangan mental, dan


peningkatan rasio asam 4-OH-butirat di dalam urin.

HUBUNGAN ANTAR METABOLISME


Biosintesis Glikogen dan Trigliserida dari Asam Amino
Biosintesis Glikogen dari Asam Amino
Glikogen disebut juga sebagai gula otot. Glikogen adalah molekul polisakarida yang
tersimpan dalam sel-sel hewan bersama dengan air dan digunakan sebagai sumber energi.
Ketika pecah di dalam tubuh, glikogen diubah menjadi glukosa, sumber energi energi yang
paling penting. Dalam proses glikolisis yang berakhir dengan hasil 2 piruvat, glukosa
menghasilkan zat antara pada proses glikolisis tersebut dan siklus asam trikarboksilat yang
digunakan untuk sintesis asam amino dan gugus gliserol serta asam lemak pada triasilgliserol.
Biosintesis Trigliserida dari Asam Amino
Trigliserida merupakan lipida yang memiliki struktur ester, yang tersusun oleh tiga

molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol. Untuk menjadi asam amino, trigliserida
harus memalui proses perubahan menjadi molekul glukosa atau gliserol. Reaksi hidrolisis
pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dapat berlangsung
dalam suasana asam atau basa atau dapat pula dengan bantuan enzim.
Proses biosintesis asam amino ini bermacam-macam dan biasanya bervariasi antara
satu organisme dengan organisme yang lainnya. Akan tetapi semuanya memiliki ciri khusus
yaitu merupakan turunan dari suatu daur metabolisme seperti siklus asam sitrat, glikolisis
atau pentosa phospat.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK20436/table/A3096/ diakses pada 19 April 2015
http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Metabolisma%20asam%20amino.pdf diakses pada 19 april
2015
Murray, Robert K. dkk. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC
Nugroho,

Heru

Santoso

Wahito.

Metabolisme

Asam

Amino

(static.schoolrack.com/files/21642/61391/metabolisme_protein.doc diakses pada 19 April


2015
Supriyanta.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-supriyanta-5290-3-

babii.pdf diakses pada 29-04-2014)

You might also like