Professional Documents
Culture Documents
ginjal kronis
Terapi secara umum
Didapatkan adanya empat tujuan terapi
diet antara lain :
1. Mencegah atau mengatasi obesitas dan
diabetes melitus
2. Mencegah atau meminimalisasi toksik
uremia dan metabolisme pada gagal ginjal
3. Mengurangi resiko kerusakan jantung
dan pembuluh darah
4. Menghentikan progresif kerusakan ginjal
Protein
LFG = 75-25mL/1,73m/min diet rendah
protein dan fosfor dapat menunda penggunaan
hemodialisa, transplantasi atau hemodialisa
tetap. Anjuran protein yang diberikan 0,6
g/kgBB/hari.
Bila pasien tidak bisa tahan terhadap diet ini,
kadar protein dapat ditingkatkan menjadi 0,750,8 g/kgBB/hari.
Bila pasien masih tidak bisa tahan dengan pola
diet ini dapat diberikan pola alternatif berupa
pemberian suplementasi sembilan asam amino
esensial sejumlah 7-10 g/hari, disertai 0,5-0,73
g/kgBb/hari protein berkualitas rendah untuk
meningkatkan palabilitas makanan protein.
Energi
Rekomendasi pada pasien berusia sampai
60 tahun yang sedang menjalani
hemodialisa mendapatkan 35kkal/kg/hari
Usia >60 tahun : 30kkal/kg/hari
Ini juga dapat digunakan pada pasien
tanpa hemodialisa dnegan LFG < 50
ml/1.73m2/min
Usahakan mengkonsumsu makanan yang
tinggi energi, rendah protein, dan fosfor
Intake karbohidrat sebesar : 50-60% total
kalori dan berasal dari polisakarida.
Serat sebesar 20-30 gr/ hari
Lemak
Target kadar LDL pada pasien CKD adalah 70
mg/dL
Lemak : 25-35% total kalori
PUFA : 10% dari total kalori
MUFA : 20% dari total kalori
Lemak jenuh : <7% total kalori
Kolesterol : 200 mg/hari
Pada pasien dengan trigliserida yang meningkat
dapat dilakukan pemeriksaan L-carnitine, apabila
L-carnitine rendah dapat diberikan suplementasi
0.5-1gr/hari. Pada pasien hemodialisa 1.5gr/hari
Karbohidrat
Intake karbohidrat sebesar : 50-60%
total kalori dan berasal dari
polisakarida.
Polisakarida berguna untuk
menurunkan kadar trigliserida
Menurunkan intake dan fruktosa
Contoh polisakarida :
Serat
Serat sebesar 20-30 gr/ hari
Serat yang larut seperti : pektin,
psylium dapat menurunkan total
kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia. Menurunkan
kadar trigliserida puasa pada pasien
hipertrigliseridemia.
Fosfor
Nilai normal yang disarankan untuk pasien
dialisis : 3-6mg/dL
Ditemukan di produk susu, biji-bijian kering,
kacang dan daging
Diet rendah fosfor dinyatakan dapat
menurunkan laju progresi dari gagal ginjal
kronik
Untuk stadium 3-5 biasanya membutuhkan diet
rendah fosfat sekitar 800-1000 mg/hari
Pada pasien stadium 5 biasanya memerlukan
fosfat binder, seperti alumunium karbonat dan
alumunium hidroksida, biasa 1 butir 500mg
dimakan 2-4 butir 3-4 kali sehari.
Kalsium
Nilai normal kalsium : 8.5-10.5 mg/dL
ditemukan pada susu dan pada sayuran hijau
Pasien non dialisis dengan CKD stage 5
biasanya memerlukan 1200-1600 mg/hari
kalsium kecuali jika mereka mengkonsumsi
suplemental 1.25 dehidroxycholesterol
(calsitriol)
Pada pasien CKD stage 3-5 memerlukan
suplemen calsitriol : 800mg/hari dari kalsium
Sebagai indikasi awal total asupan kalsium
dalam diet tidak mencapai 2000mg/hari
Hiperparatiroidisme
Osteitis fibrosa
Osteomalasia campuran
Hipokalsemia berat
Magnesium
CKD derajat 5 memiliki absorbsi sekitar 50%
magnesium dari usus
Ekskresi magnesium terutama melalui ginjal
Hipermagnesemia dapat terjadi pada CKD.
Pembatasan diet pada pasien CKD adalah rendah
magnesium (100-300 mg/hari untuk setiap 40 gr
protein)
Pasien non-dialisis dapat diberikan sekitar 200
mg/hari dari magnesium.
Kalium
Kalium mempengaruhi kontraksi otot terutama
otot jantung. Jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan jantung berhenti berkontraksi.
Jumlah rendah dapat menyebabkan gejalagejala kelemahan otot dan fibrilasi atrial. (nilai
normal : 3,5-5,5 mEq/L)
Hindari makanan dengan kandungan kalium
>250 mg/sajian dan batasi asupan harian
<2000mg.
Sayuran
Tinggi kalium : kacang-kacangan, labu, kentang,
bayam, ubi, tomat
Rendah kalium : wortel, kol, kembang kol, timun,
kacang hijau, bawang
Lain-lain
Tinggi kalium : susu, yoghurt, coklat, sirup, kacang,
garam, kecambah
Rendah kalium : donat, nondairy creamer, sorbet, dll
Elemen Trace
Penyakit ginjal kronik gangguan produksi EPO yang
berguna untuk menstimulasi sumsum tulang belakang
untuk memproduksi sel darah merah anemia
Terapi oral ferrosus sulfat 300 mg sampai 3x
perhari, satu setengah jam sehabis makan
Serum feritin merupakan indikator yang akurat untuk
menilai kadar besi pada paien dengan gagal ginjal.
Pasien yang mendapat tranfusi umumnya memiliki
nilai feritin serum sekitar 800-5000 ng/ml (normalnya
68ng/ml untuk wanita dan 150ng/ml untuk laki-laki).
Bila kadar feritin <100 ng/ml, zat besi IV umumnya
diberikan
Vitamin
Pasien dengan CKD lanjut (stage 3-5) cenderung
kekurangan vitamin larut air.
Vitamin B6, vitamin C dan asam folat paling
banyak kekkurangan pada pasien dengan CKD
nondialisis dan pasien dialisis.
Defisiensi vitamin B12 jarang.
Suplementasi vitamin E melindungi sel darah
merah pada pasien uremik (belum jelas) tidak
terlalu dianjurkan.
Suplemen vitamin K harus dihindari karena
umumnya pasien mendapat terapi antikoagulan
seperti warfarin.
Direkomendasikan bikarbonat
dipertahankan pada 22 mEq/L atau lebih.
Diet rendah nitrogen mencegah /
mengurangi keparahan dari asidosis
dengan mengurangi generasi endogen dari
produk asam dari metabolisme protein.
Suplemen alkali untuk mencegah /
mengobati asidosis.
Berikan Sodium citrate setara dengan 1,0
mEq dari bikarbonat/kgBB/hari dan terbagi
dalam 3 dosis.
Prioritas Diet
Kontrol asupan garam, kalium, protein,
fosfor, energi, kalsium, dan magnesium
umumnya ditekan.
Kebutuhan vitamin dapat dengan mudah
dipenuhi dengan suplemen vitamin.
Jika pasien memiliki gangguan lipid (risiko
tinggi penyakit atherosklerosis),
rekomendasi tentang kebutuhan karbohidrat
dan lemak biasanya memiliki prioritas
rendah.
Diet tinggi serat , prioritas bawah.