Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
Ginda Bella Pramudita
084020238
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
SKRIPSI
Mengetahui,
Pembimbing,
Dekan,
Dr.H.R.Abdul Maqin.,S.E.,M.P.
MOTTO
Artinya :
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah
kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. 8.Al Anfaal ; 61)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari segala urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya keapada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Q.S. 94 AL- Insyirah : 6 8).
ABSTRAK
Pengalaman dan kompetensi auditor menentukan skpetisisme professional
auditor. Hasil audit yang berkualitas dapat memberikan tingkat kepercayaan yang
tinggi bagi para pengambil keputusan berkenaan dengan informasi keuangan yang
disajikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pengalaman dan kompetensi auditor terhadap skeptisisme professional auditor.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilakukan pada auditor yang bekerja di lima Kantor
Akuntan Publik di Bandung yaitu pada KAP. Abubakar Usman & Rekan (CAB)
KAP. Af. Rachman & Soetjipto Ws.KAP. Drs. Bambang Budi Tresno, KAP
Djoemarma, Wahyudin & Rekan KAP. Drs. Gunawan Sudradjat KAP. Prof. Dr. H.
Tb. Hasanuddin, M,Sc & Rekan KAP. Dr. La Midjan & Rekan KAP Roebiandini &
Rekan KAP. Drs. Ronald Haryanto, KAP. Drs. Sanusi, Supardi & Soegiharto KAP.
Dra. Yati Ruhiyati KAP. Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (CAB).
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan auditor yang terdapat
pada KAP yang berdomisili di Kota Bandung. Pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan Purposive sampling berukuran 36 orang responden.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan
deskriptif dan asosiatif karena ada variabel yang akan dijelaskan dan ditelaah
seberapa besar pengaruh dari variabel tersebut. Analisis data statistik mengunakan
statistik non parametrik dengan menggunakan rank spearman,uji t, uji f dan koefisien
determinasi.
Dari perhitungan koefisien korelasi Sperman Rank variabel pengalaman
auditor mempengaruhi skeptisisme profesional auditor memperoleh nilai sebesar
0,648 yang diinterpretasikan Kuat, dan untuk variabel kompetensi auditor
mempengaruhi skeptisime profesional auditor sebesar 0,577 yang diinterpretasikan
Sedang. Berdasarkan olah data kedua variabel mempengaruhi skeptisisme
5% dimana 0,05 Sig (0,05 0,000),
profesional auditor dengan kepercayaan
dan Fhitung > Ftabel (27,376 > 3,30). Hal ini menunjukan bahwa hipotesis penulis dapat
diterima Pengalaman dan Kompetensi Auditor secara parsial dan simultan
berpengaruh terhadap Skeptisisme Profesional Auditor. Selanjutnya hasil dari
koefisien determinasi menunjukan pengalaman dan kompetensi auditor berpengaruh
terhadap skeptisisme profesional auditor sebesar 62,4% dan sisanya sebesar 37,6%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat, anugerah, dan karunia, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa pula shalawat beriring salam juga penulis panjatkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan
lil `alamin).
Skripsi ini berjudul PENGARUH PENGALAMAN DAN KOMPETENSI
AUDITOR TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR (Survey
Pada 12 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung).
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pasundan Bandung.
Penulis
sangat
menyadari
sepenuhnya
bahwa
dalam
penyusunan skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak yang harus
diperbaiki, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki,
untuk segala kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Ayahanda Drs.
Kusnady Sunarya, Ibunda Teti Suherti,S.Pdi, kaka dan adikku tercinta yang tiada
pernah putus memberikan kasih sayang, doa dan dorongan, motivasi, perhatian serta
kesabaran kepada penulis.
Pada kesempatan ini juga tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih
banyak
yang
sebesar-besarnya
kepada
yang
terhormat
Dr.Hj.Liza
Laila
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, terima kasih atas ilmu
yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas
Pasundan.
7. Segenap Kepala dan Staf
13. Untuk Tunanganku Robi Subana yang selalu memberikan dukungan, bantuan,
kasih sayang, kesabaran selama ini, terimakasih atas segalanya.
14. Untuk Bapak Agus terima kasih yang selalu memberikan dukungan dan semangat
yang diberikan kepada penulis.
15. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada umumnya. Dan semoga
Allah SWT membalas semua amal dan kebaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, November 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ....................................................................................................
ii
vi
xii
xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ..
10
1.3.1
Maksud Penelitian ..
10
1.3.2
10
11
1.4.1
Kegunaan Praktis . .
11
1.4.2
Kegunaan Teoritis... ..
12
BAB II
12
13
13
14
14
15
20
20
21
23
24
24
26
27
2.1.3
33
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
34
36
37
39
41
48
49
3.1.1
Objek Penelitian...................................................
49
3.1.2
50
3.1.3
Model Penelitian.........................................
51
3.1.4
Instrumen Penelitian...................................
52
54
3.2.1
54
3.2.2
56
Populasi Penelitian..
62
62
3.3.2
62
64
65
66
68
68
79
3.4.2
3.4.1.1.1
79
3.4.1.1.2
80
81
89
91
91
91
106
109
114
4.2.1
4.2.2
158
162
168
4.2.5
158
158
132
122
172
4.2.6
175
180
4.2.7
BAB V
184
188
190
192
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 :Ringkasan hasil peneliti terdahulu ................................................. 40
Gambar 2.3 :Paradigma Penelitian...................................................................... 47
Gambar 3.1 : Diagram Stuktur Penelitian ........................................................... 51
Gambar 3.2 :Proses Penelitian..............................................................................90
Gambar 4.1 : Hierarki Staf Kantor Akuntan Publik ......................................... 108
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Kuesioner Penelitian
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
keuangan kliennya agar hasil audit berupa opini akuntan dapat dipertanggung
jawabkan.
(Sumber: repository.upi.edu/operator/upload/s_pea_chapter1.pdf)
pada
kenyataannya,
auditor
sering
mengabaikan
sikap
professionalnya. Seperti yang terjadi pada kasus Enron, sebagaimana yang dalam
Alvin A. Arens et. all (2008:267), kebangkrutan Enron Corporation yang pernah
menjadi perusahaan distribusi energy yang terbesar di A.S. merupakan kejatuhan
perusahaan terbesar dalam sejarah Amerika. Walaupun tercatat sebagai perusahaan
No.7 di Fortuna 500 dengan kapitalisasi pasar sebesar $75 miliar sebelum runtuh,
kejatuhan Enron terjadi begitu cepat. Keruntuhan itu dimulai pada bulan Oktober
2001 ketika para pejabat Enron melaporkan kerugian kuartalan yang mengejutkan
sebesar $618 juta, yang diduga akibat persekutuan misterius dan tersembunyi antara
pihak yang terkait dengan orang dalam perusahaan itu. Kemudian pada awal bulan
Nopember 2001, pejabat perusahaan dipaksa mengakui bahwa mereka melakukan
salah saji laba tahun 1997 sebesar $600 juta, yang memerlukan penyajian kembali
laporan keuangan yang telah diaudit selama empat tahun, pada akhir tahun 2001
perusahaan bangkrut.
Enron terbentuk pada tahun 1985 antara dua perusahaan saluran pipa gas, dan
merupakan pelopor perdagangan gas alam serta listrik dalam pasar utilitas yang baru
laporan keuangan. Tanpa memiliki pemahaman itu, hamper tidak mungkin untuk
mengindentifikasi kasus mirip Enron berikutnya.
Pengalaman seorang auditor menjadi sorotan tersendiri dalam kegiatan audit,
khususnya dalam menunjukkan kualitas dari seorang auditor. Sebagaimana yang
diatur dalam paragraf ketiga SA seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian auditor
independen disebutkan bahwa auditor untuk melaksanakan audit sampai pada suatu
pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam
bidang akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan
pendidikan formalnya yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya
dalam praktek audit (SPAP, 2001). Dalam hal pengalaman, penelitian di bidang
psikologi yang dikutip oleh Jeffrey (1992) memperlihatkan bahwa akuntan
pemeriksa yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik
dalam tugas-tugas profesional dibandingkan dengan akuntan pemeriksa yang belum
berpengalaman.
Begitu pentingnya opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah perusahaan,
maka seorang auditor harus mempunyai kompetensi yang baik untuk mengumpulkan
dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga bisa memberikan opini yang tepat.
Auditor dituntut untuk melaksanakan skekptisisme profesionalnya sehingga auditor
dapat menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, karena
kemahiran profesional seorang auditor mempengaruhi ketepatan opini yang
diberikannya, sehingga tujuan auditor untuk memperoleh bukti yang kompeten yang
cukup dan memberikan basis yang memadai dalam merumuskan pendapat dapat
tercapai dengan baik.
Dengan hasil penelitian terdapat pengaruh gender dan pengalaman auditor terhadap
skeptisisme profesional auditor.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti menggunakan variabel
kompetensi dan pengalaman auditor sebagai variabel independen. Peneliti
menggunakan variabel kompetensi karena menurut peneliti permasalahan mengenai
kompetensi akhir-akhir ini sudah menjadi topik hangat dalam perkembangan audit di
Indonesia. Kompetensi sebagai keharusan bagi auditor untuk memiliki pendidikan
formal di bidang auditing dan akuntansi, pengalaman praktik yang memadai bagi
pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengikut pendidikan profesional yang
berkelanjutan. Selain itu, pengalaman auditor merupakan salah satu elemen penting
dalam tugas audit disamping pengetahuan. Namun, pada kenyataannya banyak
auditor yang memiliki pengalaman dan kompetensi yang kurang memadai
melakukan pemeriksaan laporan keuangan ketidakcermatan serta kurangnya sikap
kehati-hatian auditor (due professional care) yang tidak dipergunakan dengan baik,
sehingga seringkali terjadi kesalahan dalam melakukan pemeriksaan laporan
keuangan. Seperti yang terjadi dalam kasus Enron di mana pengalaman dan
kemampuan seorang auditor tidak memadai begitupun dengan sikap skeptisisme
profesionalnya yang tidak dipergunakan dengan baik dalam melakukan pemeriksaan
laporan keuangan. Maka secara tidak langsung hal ini akan berpengaruh terhadap
eksistensi atau kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik di mana auditor tersebut
bertugas dan kepercayaan dari masyarakat akan berkurang.
1.2
1.3
1.3.1
Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sejumlah data dan
1.3.2
Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas, tujuan dilakukannya
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
1.4.2
Kegunaan Teoritis
Bagi pihak lain yang berminat dengan permasalahan pengalaman dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.3.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Pengalaman Auditor
Kepribadian manusia pada saat tertentu merupakan hasil dari proses interaksi
dari bagian-bagian yang begitu intensif, sehingga membentuk satu kesatuan yang
utuh dan merupakan satu subjek dari pengalaman. Tetapi kepribadian terbentuk
setiap saat, sehingga didalam perjalanan hidupnya, pengalaman manusia akan selalu
bertambah.
49
49
50
segala hal yang signifikan terhadap asersi atau entitas dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
Sedangkan Mulyadi (2009:130) mendefinisikan auditor adalah sebagai
berikut:
Auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada
masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan
keuangan yang dibuat oleh klienya. Pemeriksaan tersebut terutama di
tujukan untuk memenuhi
auditor
akan
memberikan
kontribusi
yang tinggi
bagi
51
Suraida
(2005:119)
menemukan
bahwa
akuntan
pemeriksa
yang
52
53
terhadap ruang lingkup tugas. Sedangkan menurut Scheonfeld & Hermann (1982)
dalam June Chung Gary S. Monroe (2000:84) menyatakan saat auditor junior
mengerjakan suatu tugas audit, ia belum memiliki struktur memori yang relevan
untuk dapat memeriksa dan memilah dengan memadai informasi-informasi yang
relevan dengan tugas yang dikerjakannya. Selain itu, ia juga belum dapat
menganalisa dan mengintergrasikan informasi pada suatu tingkat yang lebih dari
hanya sekedar fitur-fitur permukaan tugasnya saja akibatnya muncul hasil-hasil
penilaian yang kontradiktif. Sebaliknya, auditor yang berpengalaman memiliki
struktur memori yang sangat berguna membantu mereka dalam mengolah
informasi pada tingkat yang lebih abstrak. Sehingga dapat meminimalkan hasilhasil penilaian yang kontradiktif tersebut.
Variasi bekerja seorang auditor dapat dilihat dari Pelaksanaan tugas audit
yang biasa dihadapi oleh auditor yaitu dengan menfokuskan perilaku pada tugas,
auditor dapat lebih cepat membiasakan diri dengan tugas tersebut dan mereka juga
akan memperoleh lebih banyak pengetahuan yang berkaitan dengan tugas
tersebut. Dan wewenang tugas yang diberikan diantaranya pemberian wewenang
tugas yang diberikan kesempatan untuk dapat lebih memaksimalkan tugas, dalam
hal ini dapat berupa kesempatan untuk lebih mempertimbangkan keputusankeputsan yang akan diambil dalam waktu-waktu yang diperlukan.
2. Pendidikan Berkelanjut
54
55
2.1.2
Kompetensi Auditor
56
Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan
bahwa:
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) yang dikutip dari Simposium Nasional
Akuntansi X (2007:6) Kompetensi adalah:
Aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk
mencapai kinerja supervisor. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motifmotif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan dimana
kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan
menghasilkan kinerja.
57
a.
b.
c.
58
b. Komponen Pengetahuan
Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seseorang auditor
karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak
59
c. Komponen Pelatihan
Pelatihan lebih yang didapatkan oleh auditor akan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap perhatian kekeliruan yang terjadi (Noviyani 2002
dalam Yulius Jogi Christiawan 2005:68). Auditor baru yang menerima
pelatihan dan umpan balik tentang deteksi kecurangan menunjukan tingkat
skeptik dan pengetahuan tentang kecurangan yang lebih tinggi dan mampu
mendeteksi kecurangan dengan lebih baik dibanding dengan audit yang
tidak menerima perlakuan tersebut (Carpenter.et.al, 2002 dalam Yulius Jogi
Christiawan 2005:68). Seorang auditor menjadi ahli terutama melalui
pelatihan. Untuk meningkatkan kompetensi perlu dilaksanakan pelatihan
terhadap seluruh bidang tugas pemeriksaan.
60
2.1.3
61
2.1.3.2
Pengertian Profesional
62
63
Dari pernyataan di atas, terdapat tiga poin penting yang merupakan prinsip
utama skeptisisme profesional auditor dalam penugasan audit diantaranya sebagai
berikut:
1. Sebagai seorang profesional, auditor di minta untuk bersikap skeptis profesional
dengan selalu mempertanyakan dan menilai secara kritis atas bukti audit.
2. Seorang auditor di minta untuk bersikap skeptic professional dalam proses audit
untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi kompetensi dari bukti audit yang
sudah dikumpulkan secara objektif.
3. Seorang auditor di minta untuk tidak berasumsi bahwa manajemen klien
sepenuhnya jujur atau tidak jujur sama sekali. Auditor di minta untuk iak merasa
64
puas atas bukti audit yang persuasif karena tidak percaya akan asersi yang
dibuat manajemen klien.
Sedangkan SPAP 2001 : SA seksi 230 mendefinisikan skeptisisme professional
sebagai berikut:
Skeptisisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis. Auditor menggunakan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesi
akuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama, dengan
maksud baik dan intergritas, pengumpulan dan penilaian bukti audit secara
objektif.
65
66
67
audit. Hurt et.all (2008) mengembangkan teori dari IFAC dan beberapa penelitian
sebelumnya untuk dapat merumuskan karakteristik skeptisisme profesional auditor.
Dari keenam poin penting yang diberikan oleh IFAC, Hurt et.all (2008:48)
membaginya ke dalam tiga kelompok karakteristik yaitu memeriksa dan mengujibukti
(examination of evidence), memahami penyedia informasi (understanding evidence
providers), dan mengambil tindakan atau bukti (acting on the evidence).
Adapun penjelasan lebih lanjut tentang karakteristik skeptisisme profesional
auditor menurut Hurt, Eining, dan Plumplee (2008:48) diantaranya sebagai berikut:
1. Memeriksa dan menguji bukti (examination of evidence)
Karakteristik yang berhubungannya diantaranya adalah:
a) Pikiran yang selalu bertanya (questioning mind) yaitu karakteristik yang
mempertanyakan alasan, penyesuaian, dan pembuktian atas sesuatu.
b) Suspensi pada penilaian (suspension on judgement) yaitu karakteristik yang
mengindikasikan seseorang butuh waktu yang lebih lama untuk membuat
perimbangan yang matang dan menambah informasi tambahan untuk
mendukung pertimbangan tersebut.
c) Pencarian pengetahuan (search for knowledge) yaitu karakteristik yang
didasari oleh rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi.
2. Memahami penyedia informasi (understanding evidence providers)
Karakteristik yang berhubungan adalah pemahaman interpersonal (interpersonal
understanding) yaitu karater skeptis seseorang yang dibentuk dari pemahaman tujuan,
motivasi, dan intergritas dari penyedia informasi.
68
dan seksama
69
keuangan bebas dari salah saji material, baik karena kekeliruan maupun
kecurangan (Siti Kurnia, 2010:42).
Jadi penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
memungkinkan seorang auditor memiliki sikap skeptisisme profesional yang tinggi
sehingga auditor menggunakan pengetahuan, keterlampilan, dan kemapuan yang
dituntut oleh profesi akuntan publik untuk melaksakan dengan cermat dan seksama.
Kercermatan dan kehati-hatian profesional sangat penting dilaksanakan oleh seorang
auditor yang memiliki sikap skeptisisme profesional yang tinggi, untuk memperoleh
keyakinan yang memadai tanpa ada kekeliruan mamupun kecurangan. Kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama menekankan tanggung jawab setiap profesional
yang bekerja dalam organisasi auditor independen untuk mengamati standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan. Di mana auditor dapat diharapkan menggunakan sikap
skeptisisme
profesional
dalam
prosedur
dan
pengumpulan
informasi
untuk
2.1.4
lamanya dia bekerja dan banyaknya jumlah tugas pemeriksaan (assigment) yang pernah
dilakukan. Dalam SK Mentri Keuangan No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 januari 1997,
yang menyatakan bahwa pemerintah mensyaratkan pengalaman sekurang-kurangnya 3
tahun untuk menjadi auditor yang berpengalaman dan profesional serta izin praktik
akuntan publik.
70
Menurut Tubbs (1992) dan Davis (1996) dalam Ida Suraida (2005:119)
Akuntan pemeriksa menjadi lebih berpengalaman maka auditor menjadi sadar
terhadap lebih banyak kekeliruan yang terjadi dan memiliki salah pengertian yang
lebih sedikit mengenai kekeliruan yang terjadi. Auditor menjadi lebih sadar
mengenai kekeliruan yang tidak lazim serta lebih menonjol dalam menganalisa
hal-hal yang berkaitan dengan penyebab kekeliruan. Pengalaman ternyata secara
signifikan mempengaruhi pembuatan keputusan audit pada waktu kompleksitas
penugasan dihadapi oleh auditor. Akuntan pemeriksa yang berpengalaman juga
memperlihatkan tingkat perhatian selektif yang lebih tinggi terhadap informasi
yang relevan.
Menurut Butt (1988) dalam Maghfirah Gusti (2006) memperlihatkan
dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat
judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada
auditor yang kurang berpengalaman. Jadi seorang auditor yang lebih
berpengalaman akan lebih tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dibandingkan
dengan auditor yang kurang berpengalaman. Berkaitan dengan skeptisisme ini,
penelitian yang dilakukan Kee & Knoxs (1970) yang menggambarkan
skeptisisme profesional sebagai fungsi dari disposisi etis, pengalaman dan faktor
situasional. Yurniwati (2004) menyatakan bahwa faktor etika, faktor situasi audit,
pengalaman dan keahlian audit memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap skeptisisme profesional auditor.
(Sumber : smartaccounting.files.wordpress.com)
71
2.1.5
72
2.1.6
atas laporan keuangan yang dibuat oleh sebuah perusahaan sehingga dapat
memberikan informasi yang handal dan reliabel kepada pihak yang berkepentingan atas
laporan keuangan tersebut. Dalam menjalankan tugas, tentunya para auditor harus
73
patuh terhadap Standar Profesional Akuntan Publik yang diatur dalam SA seksi 230.
SPAP merupakan sebuah standar mutu bagi auditor, di mana seorang auditor harus
memiliki tingkat kemahiran umum yang dimiliki oleh auditor pada umumnya dan harus
menggunakan keterlampilan tersebut dengan kecermatan dan seksama yang wajar.
SPAP 2001 SA seksi 230 menyatakan sebagai berikut:
penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama menuntut
auditor untuk melaksanakan skeptisisme profesional. Skeptisisme professional
adalah sikap yang mencangkup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis. Auditor menggunakan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesi akuntan publik untuk
melaksanakan dengan cermat dan seksama, dengan maksud baik dan integritas,
pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif.
74
2.1.7
memperjelas
tentang
variabel-variabel
dalam
penelitian
ini, sekaligus
untuk
membedakan peneliti ini dengan peneliti sebelumnya. Umumnya kajian yang dilakukan
oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan telah mempublikasikannya pada
beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet). Tentang pengalaman, kompetensi
auditor, dan skeptisisme profesional auditor.
75
Penulis
Tahun
Judul Penelitian
1.
Ida Suraida
2005
2.
Mulitia SifaJaya
2007
3.
Maghfirah Gusti
2006
Hubungan
Skeptisisme
Profesional Auditor
dan Situasi Audit,
Etika, Pengalaman
serta Keahlian Audit
dengan Ketepatan
Pemberian Opini
Auditor oleh Akuntan
Publik
Pengaruh Etika,
Kompetensi,
Pengalaman Auditor
dan Resiko Audit
Terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor
dan Ketepatan
Pemberian Opini
Akuntan Publik.
Hasil Penelitian
Etika, kompetensi,
pengalaman auditor dan
resiko audit berpengaruh
secara parsial dan silmultan
terhadap skeptisisme
professional auditor.
76
2.2
Kerangka Pemikiran
Akuntan Publik atau auditor merupakan profesi yang berkembang sesuai dengan
perkembangan dunia bisnis. Laporan auditor yang berisi pendapat tentang asersi yang
dibuat oleh manajemen (klien) yang merupakan sebuah dasar keputusan para investor
untuk menanamkan modalnya di sebuah perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh
Mulyadi (2009:04) bahwa profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan
masyarakat, dari profesi inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak
memihak kepada informasi yang disajikan manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan.
Masyarakat dalam hal ini adalah para investor yang tentunya menginginkan
auditor untuk dapat meningkatkan keandalan dari informasi keuangan yang dibuat oleh
manajemen. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap kualitas jasa seorang auditor, maka seorang auditor harus memiliki sikap
profesional dalam menjalakan kegiatan audit. Menurut Kamus Bahasa Indonesia yang
dikutip dalam ensiklopedia
77
profesional.
AICPA mendefinisikan sikap skeptis profesional sebagai perilaku dalam audit untuk
mempertanyakan dan menilai secara kritis atas bahan bukti tanpa terobsesi menjadi
kecurigaan yang berlebih. Di mana auditor diharapkan menggunakan sikap skeptis
profesional dalam prosedur dan pengumpulan informasi untuk membuktikan asersi yang
telah dibuat oleh manajemen klien (AU 316 AICPA).
Menurut Hurt, Eining, dan Plumplee (2008:48) karakteristik skeptisisme
professional dibentuk oleh beberapa fakor yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
78
Percaya diri (self confidence) yaitu percaya diri secara profesional untuk
bertindak atas bukti yang sudah dikumpulkan.
b)
79
80
Kompetensi
auditor
adalah
auditor
yang
dengan
pengetahuan,
pengalaman, pendidikan dan pelatihan yang memadai dan dapat melakukan audit
secara objektif dan cermat. Dalam melaksanakan proses audit, auditor
membutuhkan pengetahuan, pengalaman, pendidikan dan pelatihan yang baik
karena dengan hal itu auditor menjadi lebih mampu memahami kondisi keuangan
dan laporan keuangan kliennya dan akan menghasilkan kualitas audit yang baik.
Untuk menghasilkan audit yang berkualitas seorang akuntan publik yang bekerja
dalam suatu tim di tuntut untuk memiliki kompetensi yang cukup.
Komponen kompetensi untuk auditor terdiri atas:
a. Komponen Pendidikan
Pencapaian keahlian dalam akuntansi dan auditing dimulai dengan
pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang professional, auditor harus
menjalani pelatihan teknis yang cukup (IAI 2001). Pendidikan dalam arti luas
meliputi pendidikan formal, pelatihan, atau pendidikan berkelanjutan.
81
b. Komponen Pengetahuan
Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seseorang auditor
karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak
pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga
dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu
auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang
semakin kompleks. (Meinhard et.al 1987 dalam Harhianto, 2004:35)
pengetahuan adalah suatu fakta atau kondisi mengetahui sesuatu
dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan. Definisi
pengetahuan menurut ruang lingkup audit adalah kemampuan
penguasaan auditor atau akuntan pemeriksa terhadap medan audit
(penganalisaan terhadap laporan keuangan perusahaan).
c. Komponen Pelatihan
82
Hughes (1996:34,41)
83
84
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
3.1.1
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Pengalaman,
3.2.1
Pendekatan Penelitian
85
91
3.3.1
Model Penelitian
Model penelitian ini merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang
sedang diteliti. Dalam hal ini sesuai dengan judul skripsi yang penulis kemukakan
maka model penelitian ini dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut :
Pengalaman Auditor
(X1)
Skeptisisme Profesional Auditor
(Y)
Kompetensi Auditor
(X2)
Keterangan :
Pengaruh Parsial
Pengaruh Simultan
= Pengalaman Auditor
X2
= Kompetensi Auditor
= Fungsi
3.4.1
Instrumen Peneltian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
91
5.1
3.1.1
Pengaruh
Pengalaman
dan
Kompetensi
Auditor
terhadap
Skeptisisme
Profesional Auditor, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas, di mana variabel ini
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya
dan
melakukan
evaluasi
secara
kritis.
Auditor
3.2.1
Agar lebih mudah untuk melihat mengenai variabel penelitian yang akan
digunakan, maka penulis menjabarkannya ke dalam bentuk operasionalisasi
variabel yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel
Variabel Bebas (X1): Pengalaman Auditor
Variabel
Pengalaman
(X1)
Dimensi
Indikator
Nomor
Item
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Tahapantahapan
pengalaman
sebagai berikut:
1.Variasi bekerja - pelaksanaan
sebagai auditor tugas audit yang
sering dihadapi
Ordinal
1
- Wewenang tugas
yang diberikan
2.Pendidikan
berkelanjutan
- Kesempatan
memperoleh
pendidikan
- Kesempatan
meningkatkan
keahlian
Ordinal
4
Sumber: Hughes (1996:34-41)
Tabel 3.2
Operasionalisasi variabel
Variabel Bebas (X2): Kompetensi Auditor
Variabel
Kompetensi
Auditor (X2)
Dimensi
Indikator
Nomor
Item
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Ordinal
Ordinal
Komponen
kompetensi
sebagai berikut:
1. Pendidikan
- Pendidikan
formal yang
ditempuh
3. Pelatihan
- Pengetahuan
tentang jenis
industri klien
- Pengetahuan
tentang kondisi
perusahaan klien
- Pelatihan
mengenai seluruh
bidang tugas
pemeriksaan
Ordinal
- Pelatihan secara
internal
10
Tabel 3.3
Operasionalisasi variabel
Variabel Bebas (Y): Skeptisisme Profesional Auditor
Variabel
Skeptisisme
Profesional
Auditor
(Y)
Dimensi
Indikator
Nomor
Item
Pertanya
-an
Skala
Pengukur
-an
Karakteristik
Skeptisisme
Profesional
sebagai berikut:
1. Pikiran selalu
bertanya
(Questioning
mind)
- Menolak statement
tanpa bukti
- Sering bertanya
2. Suspensi pada
penilaian
(Suspension on
judgement)
- Membutuhkan
informasi lebih
- Membutuhkan waktu
untuk membuat
keputusan
- Membuat keputusan
jika mendapat semua
informasi
11
12
13
14
15
Ordinal
- Menemukan
informasi baru
- Mempelajari hal baru
adalah menyenangkan
3. Pencarian
pengetahuan
(Search for
knowledge)
- Membuktikan sesuatu
adalah hal yang
menyenangkan
- Memahami alasan
mengapa seseorang
berperilaku
4.Pemahaman
interpersonal
(Interpersonal
understanding)
5. Percaya Diri
(Self
confidence)
6. Penentuan
sendiri (Self
determination)
16
17
18
- Memahami perilaku
orang lain
19
20
- Percaya akan
kemampuan
21
- Mempertimbangkan
penjelasan orang lain
22
- Memecahkan
informasi yang tidak
konsisten
- Tidak langsung
23
menerima alasan
orang lain
24
25
- Tidak mudah
dipengaruhi orang
lain
26
Sumber: Hurt, Eining dan Plumplee (2008:48)
berpedoman
pada
pendapat
Arikunto
(2002:109)
yang
menyatakan bahwa:
Untuk pedoman umum dapat dilaksanakan bahwa bila populasi di bawah
100 orang, maka dapat digunakan sampel 50% dan jika di atas 100 orang,
digunakan sampel 15%.
Dari keseluruhan populasi sebanyak 243 auditor yang bekerja tetap pada
Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung, maka peneliti mengambil sampel
sebanyak 36 responden (24315% ). Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung
yang dijadikan objek penelitian yaitu:
1. KAP. Abubakar Usman & Rekan (CAB)
2. KAP. Af. Rachman & Soetjipto Ws.
3. KAP. Drs. Bambang Budi Tresno
4. KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan
5. KAP. Drs. Gunawan Sudradjat
beberapa karakteristik yang ada pada populasi sehingga tercermin pada sampel
yang dipilih.
pengambilan
sampel
yang
tidak
memberi
Purposive
adalah
teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan tertentu.
Karena akan melakukan penelitian tentang skeptisisme profesional auditor
maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli di bidangnya yaitu auditor
KAP yang berdomisi di Kota Bandung, yang memenuhi syarat sebagai berikut:
untuk
3.4
3.4.1
Analisis Data
Analisis data adalah penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah diinterpretasikan. Data yang terhimpun dari hasil penelitian akan penulis
bandingkan antara data yang dilapangan dengan data kepustakaan, kemudian
Jawaban
Skor
1.
2.
Setuju/sering/positif
3.
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral
4.
5.
Tabel 3.4
4. Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan
dan dianalisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik
untuk variabel X dan variabel Y. Maka analisis yang digunakan
berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata
(mean) didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan setiap variabel,
kemudian dibagi dengan jumlah responden.
Rumus rata-rata (Mean) adalah sebagai berikut :
Me =
Me =
Rumus 3.1
Keterangan :
Me
= Rata-rata (Mean)
= Jumlah (sigma)
= Jumlah responden
dan tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan tertinggi tersebut peneliti
ambil dari banyaknya pernyataan dalam kuesioner (26 pernyataan) dikalikan
dengan skor terendah (1) dan skor tertinggi (5). Untuk menentukan kelas interval,
penulis dalam peneltian ini menggunakan rumus K = 1 + 3,3 log n. Keterangan :
n = jumlah responden. Kemudian rentang data dihitung dengan cara nilai tertinggi
dikurangi dengan nilai terendah. Sedangkan menghitung panjang kelas dengan
cara rentang data dibagi dengan jumlah kelas.
Untuk variabel pengalaman auditor (X1)
Untuk variabel pengalaman (X1) yang terdiri dari empat (4) pertanyaan.
Maka penulis menentukan kriteria untuk variabel X1 berdasarkan skor tertinggi
dan terendah, di mana skor tertinggi yaitu 20 (4x5) dan skor terendah yaitu 4
(4x1), lalu kelas interval sebesar 3,2 (20-4)/5) maka diperoleh kriteria yang
penulis tetapkan pada BAB III sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Variabel Pengalaman Auditor (X1)
Nilai
Kriteria
4 - 7,2
7,2 - 10,4
10,4 - 13,6
13,6 - 16,8
16,8 20
Tidak Berpengalaman
Kurang Berpengalaman
Cukup Berpengalaman
Berpengalaman
Sangat Berpengalaman
Kriteria
2 3,6
3,7 5,3
5,4 7
7,1 8,7
8,8 10
Untuk dimensi kedua adalah pendidikan berkelanjutan diperoleh masingmasing nilai terendahnya adalah (1x2) = 2 dan nilai tertingginya (5x2) = 10,
kelas interval sebesar 1,6 (10-2)/5), maka kriteria dimensi ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.7
Kriteria Dimensi Pendidikan Berkelanjutan
Nilai
Kriteria
2 3,6
3,7 5,3
5,4 7
7,1 8,7
8,8 10
Untuk variabel kompetensi auditor (X2) yang terdiri dari enam (6)
pertanyaan. Maka penulis menentukan kriteria untuk variabel X 2 berdasarkan skor
tertinggi dan terendah, di mana skor tertinggi yaitu 30 (6x5) dan skor terendah
yaitu 6 (6x1), lalu kelas interval sebesar 4,8 (30-6)/5) maka diperoleh kriteria
yang penulis tetapkan pada BAB III sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Variabel Kompetensi Auditor (X2)
Nilai
Kriteria
6 - 10,8
10,8 - 15,6
15,6 20,4
20,4 25,4
25,2 30
Tidak Berkompeten
Kurang berkompeten
Cukup Berpkompeten
Berkompoten
Sangat Berkompeten
Di dalam penelitian ini variabel kompetensi auditor yang diturunkan ke dalam tiga
dimensi yang dilihat dari komponen-komponen kompetensi. Berikut kriteria untuk
masing-masing dimensi kompetensi auditor:
Untuk dimensi pertama adalah pendidikan diperoleh masing-masing nilai
terendahnya adalah (1x1) = 1 dan nilai tertingginya (5x1) = 5 kelas interval
sebesar 0,8 (5-1)/5), maka kriteria dimensi ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9
Kriteria Dimensi Pendidikan
Nilai
Kriteria
1 1,8
1,8 2,6
2,6 3,4
3,4 4,2
4,2 - 5
Kriteria
3 5,4
5,5 7,9
8 10,4
10,5 12,9
13 15
Tabel 3.11
Kriteria Dimensi Pelatihan
Nilai
Kriteria
2 3,6
3,7 5,3
5,4 7
7,1 8,7
8,8 10
Kriteria
16 28,8
28,6 - 41,6
416 54,4
54,4 67,2
67,2 80
Tidak Skeptis
Kurang Skeptis
Cukup Skeptis
Skeptis
Sangat Skeptis
Kriteria
2 3,6
3,7 5,3
5,4 7
7,1 8,7
8,8 10
Tidak kritis
Kurang kritis
Cukup kritis
Kritis
Sangat keritis
Kriteria
3 5,4
5,5 7,9
8 10,4
10,5 12,9
13 15
Tidak suspensi
Kurang suspensi
Cukup suspensi
Suspensi
Sangat suspensi
Kriteria
3 5,4
5,5 7,9
8 10,4
10,5 12,9
13 15
Tabel 3.16
Kriteria Dimensi Pemahaman Interpersonal (Interprsonal Understanding)
Nilai
Kriteria
2 3,6
3,7 5,3
5,4 7
7,1 8,7
8,8 10
Kriteria
2 3,6
3,7 5,3
5,4 7
7,1 8,7
8,8 10
Tabel 3.18
Kriteria Dimensi Penentuan Sendiri (Self Determination)
Nilai
Kriteria
4 7,2
7,3 10,5
10,6 13,8
13,9 17,1
17,2 20
rXY
N
XY ( X )( Y )
X2
Y2
Y2
Rumus 3.2
Keterangan :
rXY
=
N
=
X
=
Y
=
Koefisien Korelasi
Banyaknya Sampel
Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel X
Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y
) yang penulis kutip dari Ety Rochaety (2007:54) dengan rumus sebagai
berikut :
R
N S2 (1 Si
N 1
S2
Rumus 3.3
Di mana:
= Koefisien Realibilitas Alpha Cronbach
S2
Si2
3.4.2
alternatif
(Ha)
menyatakan
bahwa
koefisien
korelasinya
berarti/signifikan.
1.
0,
artinya
Pengalaman
Auditor
berpengaruh
terhadap
0,
artinya
Kompetensi
auditor
berpengaruh
terhadap
secara
- Ha3 :
0,
2.
rs = 1Rumus 3.4
Keterangan :
rs = koefisien korelasi rank spearman
bi = selisih mutlak antara ranking data variabel X dan variabel Y
n = banyaknya responden
Apabila dalam penelitian tersebut terdapat ranking yang berangka kembar
maka rumus yang digunakan sebagai berikut :
Rumus 3.5
Keterangan :
rs
= koefisien korelasi rank spearman
= jumlah rangking yang sama pada variabel X
dan
adalah
dan
adalah
sebagai berikut :
Rumus 3.6
Rumus 3.7
(Sidney Siegel, 256:1997)
keterangan :
Ty = Jumlah ranking yang kembar dalam variabel Y
Tx = Jumlah ranking yang kembar dalam variabel X
dan Ty =
Rumus 3.8
Keterangan :
R y.x1x 2
r 2 yx1
r 2 yx2
1 r
2ryx1 ryx2 rx x
Rumus 3.10
1 2
x1 x 2
Keterangan:
Ry.x1x2 = korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama denang
variabel Y.
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
R2 / k
(1 R 2 ) /(n k 1)
Rumus 3.11
Di mana:
R
dk
3.
nyata, tingkat
merupakan sampel dan juga karena tingkat signifikan ini umum digunakan pada
penelitian ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili antar variabel
yang diteliti.
4.
Rumus 3.12
Di mana :
KD
= Koefisien Determinasi
rs
5.
Tabel 3.19
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 0,199
Sangat rendah
0,20 0,399
Rendah
0,40 0,599
Sedang
0,60 0,799
Kuat
0,80 1,000
Sangat kuat
3.5
Proses Penelitian
Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
Menentukan Topik
Latar Belakang
Penelitian
Identifikasi Masalah
Metode Penelitian
Pembahasan Hasil
Penelitian
Metode Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
hanya akan diberikan oleh Departemen Keuangan kepada mereka yang telah lulus
dari Pendidikan Profesi Akuntansi.
Menurut peraturan yang ada, izin untuk berpraktik sebagai akuntan publik
akan diberikan kepada Akuntan Publik Bersertifikat (APB). Untuk memperoleh
sertifikat tersebut para akuntan publik diwajibkan untuk mengikuti Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI. USAP
diselenggarkan dua kali dalam setahun yaitu setiap bulan Mei dan November.
Ujian dilaksanakan selama dua hari penuh mulai dari jam 08.00 sampai dengan
jam 17.00. Mata ujian yang diujikan adalah :
1. Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan (4 jam pada hari pertama).
2. Auditing dan Jasa Profesional Akuntan Publik (4 jam pada hari pertama )
3. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan (1,5 jam pada hari kedua)
4. Sistem Informasi Akuntansi (2,5 jam pada hari kedua)
5. Perpajakan dan Hukum Komersial (3,5 jam pada hari kedua)
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi
perkembangan perusahaan pada umumnya, maka semakin berkembang pula
profesi akuntan publik.
Di negara yang banyak terdapat perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas bersifat terbuka, proesi akuntan publik semakin dibutuhkan karena sangat
besar
kemungkinan
manajemen
perusahaan
terpisah
dengan
pemilikan
perusahaan. Pemilik perusahaan hanya sebagai penanam modal. Oleh karena itu,
mereka sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat dipercaya yang
dihasilkan manajemen. Profesi akuntan publik diperlukan untuk menilai dapat
Pendekatan Audit
Tujuan Audit
Pra- Revolusi
Testing 100%
Penemuan kecenderungan
Pemakai
Audit
Pemilik
Jasa
dan Pemadu
Revolusi Industri
Testing 100%
Penemuan kecenderungan
Pemilik, Kreditur
1900 1930
Pernyataan kebenaran
Pemilik, Kreditur
dan Pemerintah
Pemilik, kreditur,
Parlemen,
lebih kecil
1930 Sekarang
Metode Sampling
konsumen dan
lain-lain
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada dua belas Kantor
Akuntan Publik di Bandung, yaitu :
1.
Telp
: (022) 5203252
Fax
: (022) 5203252
: af-rachman@bdg.centrin.net.id
Anggota Rekan :
1. TB. AMAN FATHURACHMAN No.Izin 98.1.0541 (Pemimpin Rekan,
BI, Bapepam-LK)
2. SOETJIPTO WIRJOSOEMARTO No.Izin 01.1.0765 (Rekan)
Kantor Akuntan Publik AF. Rachman dan Soetjipto WS sebelumnya bernama
Kantor Akuntan Publik AF. Rachman yang memperoleh izin melakukan profesi
akuntan publik dari Mentri Keuangan Republik Indonesia Up. Direktur Jendral
Moneter No. S1-1861/MK.13/1991 dan kemudian izin tersebut diperbaharui
dengan surat izin No. 99.2.0292 tertanggal 2 Febuari 1999, dan KAP AF. .
Rachman dan Soetjipto WS mendapatkan izin usaha dari Departemen Keuangan
Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia
No. KEP-216/KM.6/2002 tertanggal 20 September 2002. Sesuai dengan
Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-1133/KM.17/1998
2.
Telp
: (022) 2034044
Fax
: (022) 2037466
: kapdw@yahoo.com
Anggota Rekan :
1. DJOEMARMA BEDE No.Izin 98.1.0451 (Pemimpin Rekan, BI,
Bapepam-LK)
2. WAHYUDIN ZARKASYI No.Izin 98.1.0454 (Cuti)
Publik
dari
Menteri
Keuangan
untuk
Sugiono
Paulus
3.
Telp
: (022) 7201460
Fax
: (022) 7201460
: kap_gs@yahoo.com
Anggota Rekan :
1. JAHJA GUNAWAN No.Izin 98.1.0012 (Pemimpin Rekan)
4.
Telp
: (022) 7536393
Fax
: (022) 7537665
: rpa@kap-hasanuddin.com
Anggota Rekan :
1. TB. HASANUDDIN No.Izin 98.1.0409 (Pemimpin Rekan, BI, BapepamLK)
2. SUDARTO SURATMAN No.Izin 03.1.0842 (Rekan, BI, Bapepam-LK)
Kantor Akuntan Publik (KAP) Prof. Dr. H. TB. Hasanudddin & Rekan,
berdiri pada bulan oktober tahun 2003. Dengan ijin usaha No. KEP- KEP353/KM.6/2003. Tujuan dari pendirian Kantor Akuntan Publik Prof. Dr. H. TB.
Hasanuddin & Rekan adalah untuk memberikan layanan kepada publik pengguna
jasa kantor akuntan seperti : jasa audit laporan keuangn, jasa kompilasi laporan
atestasi, jasa Review laporan keuangan, jasa kompilasi laporan keuangan dan jasa
konsultasi.
5.
Telp
: (022) 2500864
Fax
: (022) 2500444
: kaplamidjan@yahoo.co.id
Anggota Rekan :
1. AZHAR SUSANTO No.Izin 98.1.0425 (Pemimpin Rekan)
2. SUKARDI No.Izin 00.1.0724 (Rekan)
Kantor Akuntan Publik (KAP) La Midjan dan Rekan, berdiri pada tanggal 24
juli 1981 berdasarkan surat izin usaha nomor SI-01120/MK.4/1981 dari
Departemen Keuangan Republik Indonesia Nomor SI-464/SK 11?1987.
Pada awalnya berdiri, Kantor Akuntan Publik ini bersama Drs. La Midjan
yang dipimpin langsung oleh bapak La Midjan. Pada tahun1996 berdasarkan surat
keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor SI-1359/MK.17/1990
berganti nama menjadi Drs. La Midjan dan Rekan, hal ini terjadi karena pimpina
Kantor Akuntan Publik ini meninggal dunia. Berdasarkan surat izin menteri
Keuangan Republik Indonesia di atas aktivitas dan kepemimpinan Kantor
Akuntan Publik dilanjutkan oleh putra beliau Drs. Azhar Susanto, Mbus.
KAP La Midjan dan rekan pada awal berdirinya melayani tiga jenis jasa
pemeriksaan, yaitu pemeriksaan umum (general audit), pemeriksaan khusus
(special audit), dan pemeriksaan operasional (management audit). Dengan
semakin berkembangnya dunia usaha, kebutuhan jasa konsultasi dalam bidang
akuntansi dan keuangan semakin bertambah. Demikian pula halnya dengan
adanya penyusunan sistem informasi. Karena alasan tersebut, maka pada tahun
1991 KAP La Midjan menambah layanan jasanya, yaitu konsultasi manajemen
dalam bidang akuntansi dan keuangan serta penyusunan sistem informasi
akuntansi dan sistem informasi manajemen berbasis manual dan computer. Saat
ini Kantor Akuntan Publik La Midjan dan Rekan.
6.
Telp
: (022) 2512337
Fax
: (022) 2504779
: kaproebiandini@yahoo.co.id
Anggota Rekan :
1. ROEBIANDINI SOEMANTRI No.Izin 98.1.0497 (Pemimpin Rekan, BI,
Bapepam-LK)
2. POPPY SOFIA No.Izin 98.1.0449 (Rekan,BI, Bapepam-LK)
Kantor Akuntan Publik (KAP) Roebiandini Soemantri & rekan, ditetapkan
secara hukum pada tanggal 16 Oktober 2008 berdasarkan Surat Mentri Keuangan
Republik Indonesia Nomor : 684/KM.1/2008.
KAP Roebiandini Soemantri & rekan merupakan kelanjutan dari KAP IIya
Avianti & rekan yang didirikan dan ditetapkan secara hukum pada tanggal 28
Maret 1996 berdasarkan Surat Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
SI.415/ MK.17/1996 dan Nomor : SI.416/ MK.17/1996 dan telah diperbaharui
7.
Telp
Fax
: sanusikap@bdg.centrin.net.id
Anggota Rekan :
1. DEDDY SUPARDI No.Izin 98.1.0281 (Pemimpin Rekan, BI, BapepamLK)
2. ROBERT SANUSI ATMADJA No.Izin 98.1.0279 (Rekan, BI, BapepamLK)
3. RUDY SOEGIHARTO No.Izin 98.1.0280 (Rekan, BI)
Kantor Akuntan publik Sanusi, Supardi & soegiharto (KAP SSS), bermula
dari Kantor Akuntan Drs. Sanusi & Rekan didirikan pada tahun 1977 dan telah
dietujui oleh Menteri Keuangan sesuai dengan surat izin untuk membuka Kantor
Akuntan Swasta dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat
Akuntan Negara No:050/1-00386, tanggal 20 April 1977.
Pada tahun 1990 diadakan herregistrasi dan surat izin menjalankan praktek
akuntan publik diganti menjadi No. SI-557/MK.13/1990. Kemudian pada tahun
1998 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep949/KM.17/1998 surat izin menjalankan praktek Kantor Akuntan Publik diganti
menjadi surat izin usaha No. 98.2.152 dan nama kantor berubah menjadi Kantor
Akuntan Publik Sanusi, Supardi & Soegiharto.
8.
Anggota Rekan :
1. AMAN HERMAWAN No.Izin 98.1.0498 (Rekan, BI) PUSAT :
JAKARTA
9.
Telp
: (022) 92575677
Fax
: (022) 86060603
: bambangbuditresno@yahoo.com
Anggota Rekan :
BAMBANG BUDI TRESNO No.Izin 98.1.0512 (Pemimpin, Bapepam-LK)
Telp
Fax
Anggota Rekan :
1. RONALD A. HARYANTO No.Izin 98.1.0540 (Pemimpin)
Telp
Fax
: (022) 7803744
Anggota Rekan :
1. YATI RUHIYATI No.Izin 98.1.0056 (Pemimpin)
: kap_arhj@yahoo.co.id
Anggota Rekan :
1. ABDUL RASYID No.Izin 02.1.0801 (Rekan, Bapepam-LK) PUSAT :
JAKARTA
Dalam penelitian ini, peneliti hanya bisa menyajikan gambaran umum
reponden 7 KAP saja, hal ini dikarenakan 5 KAP lainnya belum bersedia untuk
memberikan data tentang gambaran umum KAP yang meliputi sejarah singkat dan
profil KAP.
2.
3.
4.
Partner
Partner merupakan top legal client relationship, yang bertugas mereview (menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit,
menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggung jawab
atas segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit.
Manajer
Manajer merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien,
mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih
rinci terhadap terhadap pekerjaan audit dan melaksanakan penagihan
atas fee audit.
Akuntan Senior
Akuntan senior merupakan staf yang bertanggung jawab langsung
terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan mereview pekerjaan para akuntan yunior yang dibawahinya.
Akuntan Yunior
Akuntan yunior merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung
jawab atas pekerjaan lapangan. Para yunior ini penugasannya dapat
berupa bagian-bagian dari pekerjaan audit, dan bahkan bila
memungkinkan memberikan pendapat atas bagian yang
diperiksanya.
Partner
Manajer
Akuntan Senior
Gambar 4.1 Hierarki Staf Kantor Akuntan Publik
Akuntan Yunior
Umur
1.
23 - 32 tahun
26
72,2
2.
33 - 42 tahun
22,2
3.
43 - 52 tahun
5,6
36
100
Jumlah
berjumlah 2 orang atau sebesar (5,6%). Jadi responden yang paling banyak
berdasarkan usia adalah responden yang berusia antara 23 32 tahun.
No
Jenis Kelamin
1.
Laki-Laki
26
72,2
2.
Perempuan
10
27,7
36
100
Jumlah
Pendidikan Tekahir
1.
S1
29
80,6
2.
S1+Ak
19,4
36
100
Jumlah
No
Kategori Auditor
1.
Junior
22
61,1
2.
Senior
14
38,9
3.
Manajer
4.
Partner
36
100
Jumlah
Masa Kerja
1.
1 - 5 tahun
25
69,4
2.
6 - 10 tahun
16,6
3.
11 - 15 tahun
13,8
36
100
Jumlah
tahun
berjumlah 5 orang atau sebesar (13,8%). Jadi responden yang paling banyak
adalah yang lama bekerjanya antara 1-5 tahun.
4.1.2
dua tahun pengalaman praktik, sebagai pengalaman kerja dengan kantor akuntan
publik. Tabel-tabel di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan skor dari jawaban
responden yang berkaitan dengan indikator-indikator pengalaman auditor
berdasarkan dimensi variasi bekerja sebagai auditor dan pendidkan berkelnajutan
pada 12 Kantor Akuntan Publik yang ada di Kota Bandung.
Tabel 4.7
Tabulasi Jawaban Responden Dimensi Variasi Bekerja Sebagai
Auditor
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pernyataan
1
5
4
4
3
4
5
5
4
3
5
2
2
5
4
4
4
5
5
5
4
3
5
4
2
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
3
4
4
3
4
5
5
4
3
5
4
148
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
161
Tabel 4.8
Nilai (Skor) Variasi Bekerja Sebagai Auditor
No. Pernyataan
Frek
1
2
Total frekuensi (a)
13
18
31
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
36,1 16
50
17
33
44,4 5
47,2 1
13,8 2
2,77 0
6
Total
1
Frek % Resp. %
0
0 36
5,55
100
0
0 36
0
100
0
Skor (b)
5
155
4
3
2
Dimensi (a) x (b)
132
18
4
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Variasi Bekerja Sebagai Auditor
1
0
309
36
9
Responden
1
2
3
Pertanyaan
3
5
4
4
4
5
4
4
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
3
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
3
4
3
4
5
5
5
4
3
5
5
159
3
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
3
4
5
5
5
4
5
4
159
Tabel 4.10
Nilai (Skor) Pendidikan Berkelanjutan
No. Pernyataan
3
4
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
Frek
19
17
36
5
180
52,7
47,2
Total
1
Frek % Resp. %
13 36,1
4
11,1
0
0
17 47,2
2
5,55
0
0
Total frekuensi (a)
30
6
0
Skor (b)
4
3
2
Dimensi (a) x (b)
120
18
0
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Pendidikan Berkelanjutan
0
0
0
1
0
0
0
36
36
318
36
9
keahlian
responden
menanggapi:
selalu
100
100
memperoleh
4.1.3
Tabel 4.11
Tabulasi Jawaban Responden Dimensi Pendidikan
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Pertanyaan
5
5
4
4
2
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
3
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
3
159
32
33
34
35
36
Jumlah
Tabel 4.12
Nilai (Skor) Pendidikan
No. Pernyataan
5
Total frekuensi (a)
Skor (b)
Dimensi (a) x (b)
Frek
19
19
5
95
52,7
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
14 38,8
2
5,55
1
14
2
1
4
3
2
56
6
2
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Pendidikan
2,77
Total
1
Frek % Resp. %
0
0
1
0
36
pendidikan formal
sebesar
52,7%, memiliki
100
159
36
4
diperoleh dari tingkat pendidikan formal sebesar 0%. Berdasarkan skor hasil
jawaban responden di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
menanggapi sangat memiliki pengetahuan yang diperoleh dari tingkat
pendidikan formal.
Kesimpulan akhir menurut dimensi pendidikan tabel 4.12 di atas untuk
semua pertanyaan termasuk ke dalam kriteria Pendidikan Memadai. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata keseluruhan 4 yang dibandingkan dengan frekuensi
yang telah ditetapkan di BAB III yaitu antara (3,4-4,2). Dan didukung dengan
frekuensi responden yang mayoritas menjawab sangat/selalu.
Tabel 4.13
Tabulasi Jawaban Responden Dimensi Pengetahuan
Responden
Pertanyaan
6
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
4
4
2
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
2
5
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
2
5
5
5
5
4
5
4
4
32
33
34
35
36
Jumlah
4
5
5
5
5
4
5
5
3
3
4
5
4
5
3
162
153
163
Tabel 4.14
Nilai (Skor) Pengetahuan
Penilaian Responden
5
4
3
2
No. Pernyataan
Frek % Frek % Frek % Frek
6
0
20 55,5 15 41,6
0
1
7
50
8,3
14 38,8 18
3
1
8
2,77
22 61,1 12 33,3
1
1
Total frekuensi (a)
22
45
4
3
Skor (b)
5
4
3
2
Dimensi (a) x (b) 110
180
12
6
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Pengetahuan
1
% Frek
2,77
0
2,77
0
2,77
0
0
1
0
Total
%
0
0
0
Resp.
36
36
36
%
100
100
100
308
36
9
akuntansi dan standar auditing sebesar 2,77%, dan tidak memiliki pengetahuan
tentang prisip akuntansi dan standar auditing sebesar 0%. Berdasarkan skor
hasil jawaban responden di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden menanggapi sangat memiliki pengetahuan tentang prisip akuntansi
dan standar auditing.
Berdasarkan tabel 4.14 pertanyaan no.7 mengenai pengetahuan
tenatang jenis industri klien responden menanggapi: sangat memilki
pengetahuan tentang industri klien sebesar 38,8%, memilki pengetahuan
tentang industri klien sebesar 50%, cukup memilki pengetahuan tentang
industri klien sebesar 8,3%, kurang memiliki pengetahuan yang diperoleh dari
tingkat pendidikan formal sebesar 2,77%, dan tidak memilki pengetahuan
tentang industri klien 0%. Berdasarkan skor hasil jawaban responden di atas
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menanggapi memilki
pengetahuan tentang industri klien.
Berdasarkan tabel 4.14 pertanyaan no.8 mengenai pengetahuan tentang
kondisi perusahaan klien responden menanggapi: sangat mengetahui kondisi
perusahaan klien sebesar 61,1%, mengetahui kondisi perusahaan klien sebesar
33,3%, cukup mengetahui kondisi perusahaan klien sebesar 2,77%, kurang
mengetahui kondisi perusahaan klien sebesar 2,77%, dan tidak mengetahui
kondisi perusahaan klien sebesar 0%. Berdasarkan skor hasil jawaban
responden di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
menanggapi sangat mengetahui kondisi perusahaan klien.
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
Pertanyaan
9
5
4
4
4
5
5
5
5
10
5
5
5
4
4
5
5
5
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
3
3
4
4
4
5
4
161
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
5
166
Tabel 4.16
Nilai (Skor) Pelatihan
No. Pernyataan
9
10
Total frekuensi (a)
Skor (b)
Dimensi (a) x (b)
Frek
19
5
24
5
120
52,7
61,1
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
15 41,6
2
5,55
14 38,8
0
0
29
2
4
3
116
6
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Pelatihan
0
0
0
2
0
0
0
Total
1
Frek % Resp. %
0
0
0
1
0
0
0
36
36
242
36
7
bidang
tugas
pemeriksaan
responden
menanggapi:
100
100
selalu
pelatiahn secara internal sebesar 0%, dan tidak membutuhkan pelatiahn secara
internal sebesar 0%. Berdasarkan skor hasil jawaban responden di atas dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
responden
menanggapi
sangat
4.1.4
Tabel 4.17
Tabulasi Jawaban Dimensi Pikiran Selalu Bertanya (Questioning mind)
Pertanyaan
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
11
3
4
3
4
5
5
5
4
3
5
4
12
5
4
4
2
4
5
5
5
4
5
4
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
161
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
162
Tabel 4.18
No. Pernyataan
11
12
Frek
20
20
40
5
200
55,5
55,5
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
13 36,1
3
8,3
0
0
15 41,6
0
0
1
2,7
Total frekuensi (a)
28
3
1
Skor (b)
4
3
2
Dimensi (a) x (b)
112
9
2
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Pikiran Selalu Bertanya
Total
1
Frek % Resp. %
0
0
0
1
0
0
0
36
36
100
100
323
36
9
akhir
menurut
dimensi
pikiran
selalu
bertanya
Pertanyaan
Responden
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
T
5
4
4
2
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
3
5
4
4
5
4
4
4
4
5
160
159
164
abel 4.20
Nilai (Skor) Suspensi pada Penilaian (Suspension on Judgment)
No. Pernyataan
Frek
13
14
15
18
16
21
Total frekuensi (a) 55
Skor (b)
5
Dimensi (a) x (b) 275
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
50
44,4
58,3
17 47,2
0
0
1
2,7
19 52,7
1
2,7
0
0
14 38,8
1
2,7
0
0
50
2
1
4
3
2
200
6
2
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Suspensi pada Penilaian
Total
1
Frek % Resp. %
0
0
0
0
1
0
0
0
0
36
100
36
100
483
36
13
untuk
membuat
keputusan
responden
menanggapi:
sangat
mengolah informasi
untuk
akhir
menurut
dimensi
suspensi
pada
penilaian
Tabel 4.21
Tabulasi Jawaban Responden Dimensi Pencarian Pengetahuan
(Search For Knowledge)
Pertanyaan
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
16
17
18
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
3
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
31
32
33
34
35
36
Jumlah
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
165
162
163
Tabel 4.22
Nilai (Skor) Pencarian Pengetahuan (Search For Knowledge)
No. Pernyataan
Frek
16
17
18
21
18
20
Total frekuensi (a) 59
Skor (b)
5
Dimensi (a) x (b) 295
58,3
50
55,5
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
15 41,6
0
0
0
0
18
50
0
0
0
0
15 41,6
1
2,7
0
0
48
1
0
4
3
2
192
3
0
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Pencarian Pengetahuan
Total
1
Frek % Resp. %
0
0
0
0
1
0
0
0
0
36
100
36
100
490
36
14
dan tidak pernah menemukan informasi baru pada saat melakukan proses audit
0%. Berdasarkan skor hasil jawaban responden di atas dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden menanggapi selalu menemukan informasi
baru pada saat melakukan proses audit.
Berdasarkan tabel 4.22 pertanyaan no.17 mengenai mempelajari hal
baru adalah menyenangkan responden menanggapi: sangat menyenangkan
mempelajari hal yang baru ketika melakukan pengujian audit sebesar 50%,
menyenangkan mempelajari hal yang baru ketika melakukan pengujian audit
sebesar 50%, cukup menyenangkan mempelajari hal yang baru ketika
melakukan pengujian audit sebesar 0%, kurang menyenangkan mempelajari
hal yang baru ketika melakukan pengujian audit sebesar 0%, dan tidak
menyenangkan mempelajari hal yang baru ketika melakukan pengujian audit
sebesar 0%. Berdasarkan skor hasil jawaban responden di atas dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
responden
menanggapi
sangat
kesalahan material dan itu adalah kebenaran sebesar 2,7%, kurang merasa
senang ketika membuktikan bahwa klien melakukan kesalahan material dan
itu adalah kebenaran sebesar 0%, dan tidak merasa senang ketika
membuktikan bahwa klien melakukan kesalahan material dan itu adalah
kebenaran sebesar 0%. Berdasarkan skor hasil jawaban responden di atas
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menanggapi sangat
merasa senang kietika membuktikan bahwa klien melakukan kesalahan
material dan itu adalah kebenaran .
Kesimpulan akhir menurut dimensi pencarian pengetahuan (search for
knowledge ) tabel 4.22 di atas untuk semua pertanyaan termasuk ke dalam
kriteria Sangat Ingin Tahu Pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
keseluruhan 14 yang dibandingkan dengan frekuensi yang telah ditetapkan di
BAB III yaitu antara (13-15). Dan didukung dengan frekuensi responden yang
mayoritas menjawab sangat/selalu.
Tabel 4.23
Tabulasi Jawaban Responden Dimensi Interpersonal (Interpersonal
Understanding)
Pertanyaan
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
19
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
20
4
4
4
2
5
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
3
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
34
35
36
Jumlah
4
5
5
169
4
5
5
159
Tabel 4.24
Nilai (Skor) Pemahaman Interpersonal (Interpersonal Understanding)
No. Pernyataan
19
20
Frek
25
15
40
5
200
69,4
41,6
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
11 30,5
0
0
0
0
19 52,7
1
2,7
1
2,7
Total frekuensi (a)
30
1
1
Skor (b)
4
3
2
Dimensi (a) x (b)
120
3
2
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Pemahaman Interpersonal
Total
1
Frek % Resp. %
0
0
0
1
0
0
0
36
100
325
36
9
mendasari klien untuk bertindak atau berprilaku sebesar 0%. Berdasarkan skor
hasil jawaban responden di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden menanggapi sangat tertarik untuk memahami hal apa yang
mendasari klien untuk bertindak atau berprilaku.
Berdasarkan tabel 4.24 pertanyaan no.20 mengenai memahami
perilaku orang lain responden menanggapi: sangat memahami perilaku klien
ketika pengujian internal control sedang berlangsung sebesar 41,6%,
memahami perilaku klien ketika pengujian internal control sedang
berlangsung sebesar 52,7%, cukup memahami perilaku klien ketika pengujian
internal control sedang berlangsung sebesar 2,7%, kurang memahami perilaku
klien ketika pengujian internal control sedang berlangsung sebesar 2,7%, dan
tidak memahami perilaku klien ketika pengujian internal control sedang
berlangsung sebesar 0%. Berdasarkan skor hasil jawaban responden di atas
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menanggapi memahami
perilaku klien ketika pengujian internal control sedang berlangsung.
Kesimpulan
akhir
menurut
dimensi
pemahaman
interpersonal
Tabel 4.25
Tabulasi Jawaban Responden Dimensi Percaya Diri (Self Confidence)
Pernyataan
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
21
5
5
4
2
5
5
5
5
4
5
4
4
22
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
3
3
Tabel 4.26
Nilai
(Skor)
Percaya
Diri (Self
Confidenc
e)
No. Pernyataan
Frek
21
22
17
18
Total frekuensi (a) 35
Skor (b)
5
Dimensi (a) x (b) 175
47,2
50
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
159
4
4
4
5
5
5
4
5
3
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
159
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
18
50
0
0
1
15 41,6
3
8,3
0
33
3
1
4
3
2
132
9
2
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Percaya Diri
2,7
0
Total
1
Frek % Resp. %
0
0
0
1
0
0
0
36
36
100
100
318
36
9
Percaya Diri. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata keseluruhan 9 yang
dibandingkan dengan frekuensi yang telah ditetapkan di BAB III yaitu antara
(8,8-10). Dan didukung dengan frekuensi responden yang mayoritas
menjawab sangat/selalu.
Tabel 4.27
Tabulasi Jawaban Responden Dimensi Penentuan Sendiri (Self
Determination)
Pertanyaan
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
23
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
24
4
4
4
3
4
5
5
4
3
5
2
2
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
3
3
4
5
5
25
4
3
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
26
3
4
4
3
4
5
5
4
3
5
3
3
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
3
3
4
5
5
5
5
5
4
4
5
166
31
32
33
34
35
36
Jumlah
3
4
5
5
4
3
146
4
4
5
5
3
4
152
5
5
4
5
3
5
151
Tabel 4.28
Nilai (Skor) Penentuan Sendiri (Self Determination)
No. Pernyataan
Frek
23
24
25
26
23
12
11
15
61,1
33,3
36,5
41,6
60
5
300
Penilaian Responden
4
3
2
Frek % Frek % Frek %
14
16
22
13
38,8
44,4
66,1
36,1
0
6
3
8
0
16,6
8,3
22,2
0
2
0
0
0
5,5
0
0
tabel
4.28
pertanyaan
0
0
0
0
0
0
0
0
36
36
36
36
0
1
0
65
17
2
Skor (b)
4
3
2
Dimensi (a) x (b)
260
51
4
Total Responden
Rata-rata untuk Dimensi Penentuan Sendiri
Berdasarkan
Total
1
Frek % Resp. %
no.23
615
36
17
mengenai
untuk
tidak
menerima
penjelasan
klien
100
100
100
100
tanpa
sebesar 38,8%, cukup cenderung untuk tidak menerima penjelasan klien tanpa
mempertimbangkannya terlebih dahulu sebesar 0%, kurang cenderung untuk
tidak menerima penjelasan klien tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu
sebesar 0%, dan tidak cenderung untuk tidak menerima penjelasan klien tanpa
mempertimbangkannya terlebih dahulu sebesar 0%. Berdasarkan skor hasil
jawaban responden di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
menanggapi sangat cenderung untuk tidak menerima penjelasan klien tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu.
Berdasarkan tabel 4.28 pertanyaan no.24 mengenai memecahkan
informasi yang tidak konsisten responden menanggapi: selalu berusaha untuk
memecahkan informasi yang tidak konsisten yang diperoleh dari klien sebesar
33,3%, berusaha untuk memecahkan informasi yang tidak konsisten yang
diperoleh dari klien sebesar 44,4%, kadang-kadang berusaha untuk
memecahkan informasi yang tidak konsisten yang diperoleh dari klien sebesar
16,6%, jarang berusaha untuk memecahkan informasi yang tidak konsisten
yang diperoleh dari klien sebesar 5,5%, dan tidak pernah berusaha untuk
memecahkan informasi yang tidak konsisten yang diperoleh dari klien sebesar
0%. Berdasarkan skor hasil jawaban responden di atas dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden menanggapi berusaha untuk memecahkan
informasi yang tidak konsisten yang diperoleh dari klien.
Berdasarkan tabel 4.28 pertanyaan no.25 mengenai tidak langsung
menerima alasan orang lain responden menanggapi: selalu mengungkapkan
ketidaksetujuan atas pernyataan klien sebesar 36,5%, mengungkapkan
akhir
menurut
dimensi
penetuan
sendiri
(self
4.2
Pembahasan
4.2.1
Korelasi
Angka Kritis
Keterangan
Pernyataan 1
0.731
0,3
Valid
Pernyataan 2
0.734
0,3
Valid
Pernyataan 3
0.671
0,3
Valid
Pernyataan 4
0.593
0,3
Valid
b.
Korelasi
Angka Kritis
Keterangan
Pernyataan 1
0.758
0,3
Valid
Pernyataan 2
0.538
0,3
Valid
Pernyataan 3
0.606
0,3
Valid
Pernyataan 4
0.572
0,3
Valid
Pernyataan 5
0.550
0,3
Valid
Pernyataan 6
0.431
0,3
Valid
c.
Korelasi
0.514
Angka Kritis
Keterangan
0,3
Valid
Pernyataan 2
0.728
0,3
Valid
Pernyataan 3
0.740
0,3
Valid
Pernyataan 4
0.567
0,3
Valid
Pernyataan 5
0.364
0,3
Valid
Pernyataan 6
0.428
0,3
Valid
Pernyataan 7
0.336
0,3
Valid
Pernyataan 8
0.493
0,3
Valid
Pernyataan 9
0.473
0,3
Valid
Pernyataan 10
0.610
0,3
Valid
Pernyataan 11
0.717
0,3
Valid
Pernyataan 12
0.493
0,3
Valid
Pernyataan 13
0.394
0,3
Valid
Pernyataan 14
0.439
0,3
Valid
Pernyataan 15
0.433
0,3
Valid
Pernyataan 16
0.577
0,3
Valid
a.
Standardized
Alpha
Items
.835
N of Items
.844
b.
Standardized
Alpha
Items
.813
N of Items
.810
c.
Standardized
Alpha
Items
.876
N of Items
.877
16
4.2.2
untuk variabel pengalaman auditor (X1), maka penulis menentukan kriteria untuk
variabel X1 berdasarkan skor tertinggi dan terendah, di mana skor tertinggi yaitu
20(4x 5) , dan skor terendah yaitu 4 (1x4), lalu kelas interval sebesar 3,2 (204)/5), maka diperoleh kriteria yang telah penulis tetapkan sebelumnya pada BAB
adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.35
Tabulasi Jawaban Responden Variabel Pengalaman Auditor (X1)
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
5
4
4
3
4
5
5
4
3
5
2
2
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
3
4
4
3
4
Pertanyaan
2
3
5
5
4
4
4
4
4
3
5
4
5
5
5
5
4
5
3
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
Total
4
5
4
4
3
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
3
4
20
16
16
13
18
20
20
18
14
20
14
14
16
20
19
18
18
19
16
20
18
18
18
19
20
15
16
15
14
17
31
32
33
34
35
36
Jumlah
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
3
4
3
4
5
5
5
5
4
4
5
4
148 161 159 159
20
20
17
14
20
17
627
Me
X1
n
627
36
Me = 17,41
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dari 36 (tiga puluh enam)
responden pada 12 (dua belas) Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung dan jika
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis pada BAB III
termasuk kriteria Sangat Berpengalaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
sebesar 17,41 dibandingkan dengan kriteria yang telah penulis tetapkan yaitu
antara (16,8-20). Hal ini didukung dengan hasil kuesioner yang mayoritas
responden memberikan penilaian yang sangat positif terhadap pengalaman auditor
yang diterapkan oleh 12 KAP di Kota Bandung. Namun apabila dilihat dari
jumlah skor terendah dari responden 2,3,4,9,11 dan 12 dengan skor dibawah 16,8
tetapi masih termasuk kedalam kriteria Berpengalaman hal ini dapat dilihat dari
skor kriteria berada di antara (13,6 16,8 ). Hal ini disebabkan skor terendah dari
pernyataan 1,3 dan 4.
sebagian auditor yang masih junior, dan pengalaman auditnya yang masih sedikit
yang memberikan tanggapan ragu-ragu dan tidak setuju yang menyatakan bahwa
auditor dituntut untuk memiliki banyak pengalaman di bidang auditing dan
akuntansi. Dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki, auditor akan dapat
memenuhi tuntutan pekerjaanya. Walaupun pengalaman merupakan tuntutan yang
harus dimiliki oleh auditor masih ada sebagian auditor yang tidak memiliki
pengalaman, terutama dalam dimensi variasi bekerja sebagai auditor dan
pendidikan berkelanjutan.
Dalam mengatasi hal tersebut, seorang auditor terutama auditor junior
seharusnya lebih meningkatkan pengalamannya dibidang auditing dan akuntansi.
Selain itu untuk meningkatkan pengalamannya seorang junior auditor perlu
mendapatkan pelatihan dalam hal pemeriksaan baik secara internal maupun
eksternal.
4.2.3
untuk variabel kompetensi auditor (X2), maka penulis menentukan kriteria untuk
variabel X2 berdasarkan skor tertinggi dan terendah, di mana skor tertinggi yaitu
30(6x5), dan skor terendah yaitu 6 (6x1), lalu kelas interval sebesar 4,8 (30-6)/5),
maka diperoleh kriteria yang telah penulis tetapkan sebelumnya pada BAB III.
Adapun tabulasi jawaban mengenai kompetensi auditor adalah sebagai berikut:
Tabel 4.36
Tabulasi Jawaban Responden Variabel Kompetensi Auditor (X2)
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
5
5
4
4
2
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
3
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
6
5
4
4
2
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
Pertanyaan
7
8
4
5
4
4
4
5
3
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
4
5
2
2
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
Total
9
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
3
3
4
4
4
10
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
29
25
26
20
27
30
30
30
26
30
25
25
24
28
27
30
24
30
24
30
28
28
21
30
28
29
28
25
30
23
23
24
28
28
35
36
Jumlah
5
5
3
5
5
5
3
5
3
3
4
5
159 162 153 163 161 166
28
23
964
Me
X1
n
964
36
Me = 26,77
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dari 36 (tiga puluh enam)
responden pada 12 (dua belas) Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung dan jika
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis pada BAB III
termasuk kriteria Sangat Berkompeten. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
sebesar 26,77 dibandingkan dengan kriteria yang telah penulis tetapkan yaitu
antara (25,2-30). Hal ini didukung dengan hasil kuesioner yang mayoritas
responden memberikan penilaian yang sangat positif terhadap kompetensi auditor
yang diterapkan oleh 12 KAP di Kota Bandung. Namun apabila dilihat dari
jumlah skor terendah dari responden 2,4,11,12,13,17,19,23,28,30,31,32 dan 36
dengan skor dibawah 25,2 tetapi masih termasuk kedalam kriteria Berkompeten
hal ini dapat dilihat dari skor kriteria berada di antara (20,4 25,2 ). Hal ini
disebabkan skor terendah dari pernyataan 5,7 dan 9. Pernyataan penyebab skor
terendah tersebut karena sebagian auditor yang masih junior, dan kompetensi yang
dimiliki masih sedikit yang memberikan tanggapan ragu-ragu dan tidak setuju
4.2.4
Tabel 4.37
Tabulasi Jawaban Responden Variabel Skeptisisme Profesional Auditor (Y)
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Total
Pertanyaan
11
3
4
3
4
5
5
5
4
3
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
12
5
4
4
2
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
13
5
4
4
2
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
5
14
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
15
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
3
5
4
4
5
16
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
5
17
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
5
18
4
5
4
3
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
19
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
20
4
4
4
2
5
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
3
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
21
5
5
4
2
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
22
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
3
3
4
4
4
5
5
5
4
5
3
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
23
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
24
4
4
4
3
4
5
5
4
3
5
2
2
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
3
3
4
5
5
3
25
4
3
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
26
3
4
4
3
4
5
5
4
3
5
3
3
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
3
3
4
5
5
5
70
66
67
55
74
78
79
74
64
80
61
61
64
75
74
74
69
75
63
80
70
71
70
72
80
69
70
71
76
67
77
32
33
34
35
36
Jumlah
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
3
4
5
5
3
4
Me
X1
n
2554
36
Me = 70,94
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dari 36 (tiga puluh enam)
responden pada 12 (dua belas) Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung dan jika
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis pada BAB III
termasuk kriteria Sangat Skeptis. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar
70,94 dibandingkan dengan kriteria yang telah penulis tetapkan yaitu antara (67,280). Hal ini didukung dengan hasil kuesioner yang mayoritas responden
memberikan penilaian yang sangat positif terhadap skeptisisme profesional
auditor yang diterapkan oleh 12 KAP di Kota Bandung. Namun apabila dilihat
dari jumlah skor terendah dari responden 2,4,9,11,12,13 dan 19 dengan skor
dibawah 67,2 tetapi masih termasuk kedalam kriteria Skeptis hal ini dapat
dilihat dari skor kriteria berada di antara (54,4 67,2 ). Hal ini disebabkan skor
terendah dari pernyataan 14,20,21,22,24,25 dan 26. Pernyataan penyebab skor
5
4
5
3
5
70
71
71
69
77
2554
terendah tersebut karena sebagian auditor yang masih junior, dan skeptisisme
profesional auditor yang dimiliki masih sedikit yang memberikan tanggapan raguragu dan tidak setuju yang menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor
sebagai sikap yang mencangkup pikiran selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi secara kritis. Sehingga auditor diharuskan menggunakan pengetahuan,
keterlampilan dan kemampuan yang dituntut oleh profesi akuntan publik.
Walaupun skeptisisme profesional auditor merupakan suatu sikap yang
mencangkup pikiran selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis,
tetapi masih ada sebagian auditor yang tidak memahami skeptisisme profesional
auditor, terutama dalam dimensi suspensi pada penilaian, pemahaman
interpersonal, percaya diri dan penentuan sendiri.
Dalam mengatasi hal tersebut, seorang auditor terutama auditor junior
seharusnya lebih meningkatkan pengetahuan, keterlampilan dan kemampuan yang
dituntut oleh profesi akuntan publik. Selain itu untuk meningkatkan skeptisisme
profesional auditor, seorang junior auditor perlu mendapatkan pengetahuan,
keterlampilan dan kemampuan baik secara internal maupun eksternal.
4.2.5
1. Pengujian Hipotesis
-
Ha1 :
6 bi
1
n(n 2 1 )
Skor dari hasil penjumlahan tabulasi jawaban responden mengenai
pengalaman auditor dan skeptisisme professional auditor dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 4.38
Skor Pengalaman Auditor dan Skeptisisme Profesional Auditor
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Skor Pengalaman
Auditor (X1)
20
16
16
13
18
20
20
18
14
20
14
Skor Skeptisisme
Profesioal Auditor (Y)
70
66
67
55
74
78
79
74
64
80
61
14
12
16
13
20
14
19
15
18
16
18
17
19
18
16
19
20
20
18
21
18
22
18
23
19
24
20
25
15
26
16
27
15
28
14
29
17
30
20
31
20
32
17
33
14
34
20
35
17
36
Sumber : Tabulasi Jawaban Responden SPSS 19.0 for Windows
61
64
75
74
74
69
75
63
80
70
71
70
72
80
69
70
71
76
67
77
70
71
71
69
77
Correlations
X1
Spearman's rho
X1
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed)
N
Y
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**
.648
.000
36
36
**
1.000
.000
36
36
.648
Correlations
X1
Spearman's rho
X1
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed)
N
Y
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
.648
.000
36
36
**
1.000
.000
36
36
.648
n 2
1 r2
Di mana:
r = korelasi
perhitungan uji t:
0,648
36 2
1 0,648 2
0,648
34
0,580096
0,648 x
6,928
0,76
5,907
Dari hasil pengujian di atas, didapat nilai t hitung sebesar 5,907 dengan
hitung
>t
tabel
auditor
terhadap
skeptisisme
profesional
auditor
dengan
4.2.6
Ha1 :
6 bi
n(n 2 1 )
Tabel 4.39
Skor Kompetensi Auditor dan Skeptisisme Profesional Auditor
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Skor Kompetensi
Auditor (X2)
29
25
26
20
27
30
30
30
26
30
25
25
24
28
27
30
24
Skor Skeptisisme
Profesioal Auditor (Y)
70
66
67
55
74
78
79
74
64
80
61
61
64
75
74
74
69
30
18
24
19
30
20
28
21
28
22
21
23
30
24
28
25
29
26
28
27
25
28
30
29
23
30
23
31
24
32
28
33
28
34
28
35
23
36
Sumber : Tabulasi Jawaban Responden SPSS 19.0 for Windows
75
63
80
70
71
70
72
80
69
70
71
76
67
77
70
71
71
69
77
Correlations
X2
Spearman's rho
X2
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed)
N
Y
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**
.577
.000
36
36
**
1.000
.000
36
36
.577
n 2
1 r2
Di mana:
r = korelasi
n = banyaknya sampel / Responden
t = t hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan t tabel
perhitungan uji t:
0,577
36 2
1 0,577 2
0,577
34
0,667071
0,577 x
6,928
0,81
4,935
Dari hasil pengujian di atas, didapat nilai t hitung sebesar 4,935 dengan
hitung
>t
tabel
auditor
terhadap
skeptisisme
profesional
auditor
dengan
4.2.7
R y.x1x2
r 2 yx1
r 2 yx2
1 r 2 x1x2
Fh
R2 / k
(1 R 2 ) /(n k 1)
Di mana:
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel
Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS
19.0 for windows. Hasil pengujian korelasi ganda dengan menggunakan software
SPSS 19.0 for Windows pada persamaan di atas dapat dilihat pada tabel 4.29 di
bawah ini.
Table 4.40
Hasil Pengujian Korelasi Ganda (Uji F)
Model Summary
Change Statistics
Model
R Square
Adjusted R
R Square
Square
Estimate
Change
1
.790
.624
.601
3.71931
a. Predictors: (Constant) ,Pengalaman Auditor dan Kompetensi Auditor
.624
F Change
df1
27.376
df2
2
Sig. F Change
33
.000
dilihat dari besarnya R square sedangkan sisanya sebesar 37,6% dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan
Jika nilai = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig F
Change (0,05 Sig F Change), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
Jika nilai = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig F
Change (0,05 Sig F Change), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 4.29 menghasilkan angka Sig F
Change sebesar 0,000 . Bila kita bandingkan dengan nilai = 0,05 ternyata lebih
besar dari nilai Sig F Change = (0,05 0,000). Jadi dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Hal yang sama juga menghasilkan penolakan H0 dan
menerima Ha bila membandingkan antara F hitung dengan F tabel. Dari hasil
perhitungan F hitung diperoleh nilai sebesar 27,376 dan dibandingkan dengan F
tabel dengan df pembilang 2 dan df penyebut 33 diperoleh nilai sebesar 3,30
(27,376> 3,30).
Dari hasil pengujian ini membuktikan bahwa hipotesis yang telah
ditetapkan penulis bahwa pengalaman dan kompetensi auditor memiliki
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 12 (dua belas) Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung maka peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengalaman auditor pada 12 (dua belas) Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Bandung dinyatakan termasuk kedalam kriteria Sangat Berpengalaman.
Hal ini didukung oleh tercapainya indikator-indikator dari masing-masing
dimensi
yaitu;
variasi
bekerja
sebagai
auditor
dan
pendidikan
berkelanjutan.
2. Kompetensi auditor pada 12 (dua belas) Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Bandung dinyatakan termasuk kedalam kriteria Sangat Berkompeten.
Hal ini didukung oleh tercapainya indikator-indikator dari masing-masing
dimensi yaitu; pendidikan, pengetahuan dan pelatihan.
for
knowledge),
pemahaman
interpersonal
(interpersonal
menunjukkan
bahwa
skeptisisme
profesional
auditor
auditor
sebesar 33%.
b) Secara simultan pengalaman auditor dan kompetensi auditor berpengaruh
terhadap
skeptisisme
profesional
auditor.
Koefisiensi
determinasi
5.1
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengalaman
- Auditor harus memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup baik dalam
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, agar selalu memberikan hasil
audit yang berkualitas.
- Auditor sebaiknya selalu menerapkan sikap kehati-hatian dan selalu
menggunakan keahlian profesionalnya dalam menentukan setiap keputusan
dalam pekerjaan audit.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
repository.upi.edu/operator/upload/s_pea_chapter1.pdf
http:/digilib.unnes.ac.id
Smartaccounting. Files. Wordpress.com
LAMPIRAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
Jalan Tamansari No. 6-8 Bandung Telp (022) 4233646 4208363
Faks. 4208363 e-mail : feunpas@bdg.centrin.net.id
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada
Yth. Bapak/Ibu
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Guna menyelesaikan Tugas Akhir Program Strata Satu (S-1) Program
Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, dengan judul
Pengaruh Pengalaman dan Kompetensi Auditor Terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor Pada Kantor Akuntan Publik, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian yang berlokasi di beberapa KAP yang berada di Kota
Bandung.
Guna menghasilkan penelitian yang tepat sasaran, mohon kiranya
kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden dapat meluangkan waktunya untuk
mengisi biodata dan semua pertanyaan kuesioner tersebut sesuai dengan petunjuk.
Pendapat Bapak/Ibu sangatlah berharga dan bermanfaat bagi penelitian dalam
skripsi saya.
Demikian surat permohonan ini saya ajukan, atas kesediaan Bapak/Ibu
dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Penulis
Identitas Responden
No. Kuesioner
Umur
. Tahun
Jenis Kelamin
Laki-Laki / Perempuan *)
Pendidikan Terakhir
..
Kategori Auditor
Junior/Senior/Manajer/Partner *)
Masa Kerja
..Tahun..Bulan
LEMBAR KUESIONER
PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGALAMAN AUDITOR
TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Petunjuk Pengisian
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang ada
b. Diharapkan jawaban yang diberikan berdasarkan kondisi yang objektif
c. Kerahasiaan identitas Bapak/Ibu akan dijamin keberadaannya
d. Berilah tanda silang (X) pada abjad yang dipilih oleh Bapak/Ibu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
1.
6. Dalam melakukan jasa auditing, atestasi, review dan kompilasi, apakah anda
perusahaan klien?
a. Sangat mengetahui kondisi perusahaan klien
b. Mengetahui kondisi perusahaan klien
c. Cukup mengetahui kondisi perusahaan klien
d. Kurang mengetahui kondisi perusahaan klien
e. Tidak mengetahui kondisi perusahaan klien
secara internal?
a. Sangat membutuhkan pelatihan secara internal
anda membuktikan bahwa hal tersebut adalah benar sesuai bukti yang
tersedia?
a. Sering
12. Dalam
menjalin
hubungan
profesional
dengan
klien,
apakah
anda
13. Dalam mengumpulkan bukti audit, apakah anda membutuhkan informasi yang
15. Apakah anda membuat keputusan setelah mendapatkan semua informasi untuk
membuat
keputusan
setelah
mendapatkan
semua
16. Apakah anda menemukan informasi baru pada saat melakukan proses audit?
17. Apakah mempelajari hal yang baru ketika melakukan pengujian audit adalah
18. Apakah anda merasa senang ketika membuktikan bahwa klien melakukan
19. Apakah anda tertarik untuk memahami hal apa yang mendasari klien untuk
c. Cukup tertarik untuk memahami hal apa yang mendasari klien untuk
bertindak atau berperilaku
d. Kurang tertarik untuk memahami hal apa yang mendasari klien untuk
bertindak atau berperilaku
e. Tidak tertarik untuk memahami hal apa yang mendasari klien untuk
bertindak atau berperilaku
20. Apakah anda memahami perilaku klien ketika pengujian internal control
sedang berlangsung?
a. Sangat memahami perilaku klien ketika pengujian internal control sedang
berlangsung
b. Memahami perilaku klien ketika pengujian internal control sedang
berlangsung
c. Cukup memahami perilaku klien ketika pengujian internal control sedang
berlangsung
d. Kurang memahami perilaku klien ketika pengujian internal control sedang
berlangsung
e. Tidak memahami perilaku klien ketika pengujian internal control sedang
berlangsung
21. Apakah anda memiliki rasa kepercayaan yang tinggi dalam meyakinkan
22. Apakah anda merasa yakin akan kemampuan kapasitas anda sebagai auditor?
23. apakah anda cenderung untuk tidak menerima penjelasan klien tanpa
b.
Cenderung
untuk
tidak
menerima
penjelasan
klien
tanpa
24. Sebagai auditor yang professional, apakah anda berusaha untuk memecahkan
25. Apakah anda mampu mengungkapkan ketidak setujuan atas pernyataan klien?
26. Sebagai akuntan publik yang independen, apakah anda tidak mudah
Valid
Excluded
Total
%
36
100.0
.0
36
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.835
N of Items
.844
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
P1
13.3056
2.390
.731
.582
.774
P2
12.9444
3.254
.734
.568
.775
P3
13.0000
2.971
.671
.452
.789
P4
13.0000
3.371
.593
.356
.823
Valid
Excluded
36
100.0
.0
36
100.0
Total
Reliability
Statistics
a. Listwise deletion
based on
all variables in the
procedure.
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.813
N of Items
.810
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
P5
22.3611
5.037
.758
.592
.738
P6
22.2778
5.921
.538
.526
.792
P7
22.5278
5.456
.606
.480
.777
P8
22.2500
5.679
.572
.568
.784
P9
22.3056
6.047
.550
.422
.789
P10
22.1667
6.714
.431
.296
.811
Valid
Excluded
%
36
100.0
.0
36
100.0
Total
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.876
N of Items
.877
16
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
P11
66.4722
30.542
.514
.869
P12
66.4444
29.111
.728
.859
P13
66.5000
29.057
.740
.859
P14
66.5278
30.885
.567
.867
P15
66.3889
32.073
.364
.875
P16
66.3611
32.009
.428
.873
P17
66.4444
32.483
.336
.876
P18
66.4167
31.279
.493
.870
P19
66.2500
31.964
.473
.871
P20
66.6111
29.730
.610
.865
P21
66.5278
29.228
.717
.860
P22
66.5278
30.713
.493
.870
P23
66.3333
32.229
.394
.874
P24
66.8889
29.816
.439
.876
P25
66.7222
31.463
.433
.873
P26
66.7500
29.164
.577
.867
BIODATA PRIBADI
Nama
Jenis Kelamin
Perempuan
Kewarganegaraan
Indonesia
Agama
Islam
Alamat
No.Telepon
081809711238
1. Ayah
2. Ibu
: Teti Suherti,S.Pdi
PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 1996 2002