You are on page 1of 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu stadium katar, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. (Ngastiyah,
2005).Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh tiga
stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi.
(Suriadi dan Rita, 2006). Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular
yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu : stadium kataral, stadium erupsi dan,
stadium konvalesensi. (Ilmu Kesehata Anak FKUI, 2002). Berdasarkan
pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa morbili adalah penyakit
infeksi menular yang ditandai oleh 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium
erupsi dan stadium konvalensi
1.2 Etiologi

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan
darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.
Virus ini berupa virus RNA yang termasuk family Paramiksoviridae, genus
Morbilivirus. Cara penularan dengan droplet infeksi.
1.3 Patofisiologi
1. Proses perjalanan penyakit
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran
pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan
selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan

gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul


dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang
terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus
dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam
eliminasi virus.
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala Morbili dibagi menjadi 3 stadium (menurut Ilmu Kesehatan
Anak FKUI, 2002) yaitu:
a. Stadium Kataral (prodormal)
Biasanya stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh
demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan
konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul
enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi
sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung
jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis
berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur
mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula
ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula
lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam
waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena
diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni.
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia.

b.Stadium Erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum
durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula
disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga
dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka
bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan
didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang
disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah Black
Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung
dan traktus digestivus.
c. Stadium Konvalesensi
Erupsi

berkurang

meninggalkan

bekas

yang

berwarna

lebih

tua

(hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak


Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini
merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain
dengan

eritema

atau

eksantema

ruam

kulit

menghilang

tanpa

hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada


komplikasi.
3.Komplikasi
Komplikasi menurut Suriadi dan Rita (2006) adalah
a. Otitis media akut
b. Pneumonia

c. Encefalitis
d. Bronkiolitis
e. Laringitis obstruksi dan laringotrakheatis
4. Derajat / Klasifikasi
a. Stadium Kataral (prodormal)
Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringan
hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis.
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,
timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang
dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan
dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan
molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh
permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian
tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut
muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadangkadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam tinggi
mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah
limfositosis dan leukopenia.
b. Stadium Erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum
durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula
disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga
dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka


bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan
didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang
disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah Black
Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung
dan traktus digestivus.
c. Stadium Konvalesensi
Erupsi

berkurang

meninggalkan

bekas

yang

berwarna

lebih

tua(hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada


anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi
ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit
lain

dengan

eritema

atau

eksantema

ruam

kulit

menghilang

tanpahiperpigmentasi. suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada


komplikasi.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Suriadi dan Rita (2006), yaitu:
1. Terapi
a. Istirahat baring selama suhu meningkat.
2.Tindakan Medis
a. pemberian antipiretik.
b. Pemberian obat batuk dan sedativum.
c. Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi

You might also like