Professional Documents
Culture Documents
PROVINSI
PROVINSI KALIMANTAN
KALIMANTAN BARAT
BARAT
PROVINSI
PROVINSIKALIMANTAN
KALIMANTANBARAT
BARAT
Penyangga Beras
Kalimantan Barat menjadi salah
satu provinsi penyangga produksi beras
nasional, karena pangan yang dihasilkan melebihi kebutuhan Kalbar yang
berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa.
Produksi beras Kalbar, tahun 2013 mencapai 900.000 ton, sedangkan kebutuhan masyarakatnya sekitar 630.000
ton. Maka masih terdapat surplus
270.000 ton dalam setahun, sehingga
bisa membantu ketahanan pangan
nasional.
Cornelis mengingatkan, jangan
sampai keliru memaknai konsep
ketahanan pangan hanya sekedar
menjaga ketersediaan pangan. Soalnya, ketersediaan pangan dapat dilakukan dengan membeli dari negaranegara lain, sehingga tidak ada upaya
untuk peningkatan produksi di dalam
negeri. Konsep ketahanan pangan
seyogyanya dimaknai sebagai kedaulatan dan kemandirian pangan.
Kedaulatan dan kemandirian pangan, menurut Cornelis, memotivasi
petani untuk memproduksi pangan
lebih tinggi, sehingga tidak hanya
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga bisa mengelolanya
sesuai keperluan dan tidak tergantung
dari negara lain.
Cornelis mengakui, untuk mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masih banyak
hambatan, tantangan dan kendala
yang bisa menggagalkannya. Hambatan tersebut di antaranya kualitas SDM
pertanian yang relatif masih belum
kuat.
Tidak hanya petani, tetapi juga
tenaga pendukung lain seperti penyuluh, guru, dan tenaga peneliti di
bidang pertanian. Akumulasi dari
seluruh elemen SDM pertanian ini
menjadi penentu, apakah pertanian
bisa produktif atau tidak.
Di lain pihak, kepemilikan lahan
15
Food Estate
Pembangunan Food Estate yang
16
Teknologi Hazton
Dongkrak Produksi Padi
Para petani Kalbar punya tag line, apapun jenis varietasnya, yang penting teknologinya Hazton. Tidak penting
lahannya basah atau kering. Mereka bisa menanam padi di manapun, mutu dan produksi bisa meningkat,
karena teknologi Hazton melipatgandakan produksi dari 4 ton menjadi 8 ton per hektar. Sedangkan produksi
padi nasional rata-rata 5 ton/Ha. Hazton diyakini bisa menjawab permasalahan beras di tanah air. Karenanya,
semua pihak harus mendukung pengembangan teknologi Hazton.
kan, dan peningkatan sistem perlindungan tanaman. Sampai saat ini ratarata produktivitas padi nasional masih
sekitar 5 ton per Ha, sedangkan di
Kalbar hanya 3,1 ton per Ha. Hal ini
membuat Hazairan galau dan terus
berfikir untuk mencari terobosan
meningkatkan produktivitas padi.
Di tengah kegalauannya, Hazairin
tidak tinggal diam, terus mencari
terobosan sampai menemukan teknologi Hazton. Teknologi ini diberi nama
HAZTON, akronim hazil berton-ton,
17
Wamentan RI Rusman Heryawan melakukan Panen padi Teknologi Hazton, Rabu 13 Agustus 2014 di Desa
Peniraman, Kab. Mempawah-Kalbar
rendah).
Namun Hazton memiliki 'kelemahan' lantaran memerlukan tambahan
benih dari biasanya (keperluan benih
teknologi Hazton 100-120 Kg/Ha). Jadi,
perlu tambahan biaya benih sekitar Rp
800.000 ribu/Ha. Tetapi hasil panen
yang didapatkan dua kali lipat dari biasa.
Kemudian perlu tambahan pupuk
(organik/anorganik). Karena tanaman
Panen padi Teknologi Hazton bersama perwakilan BI Kalbar, Kasdam XII Tanjungpura, Wamen Pertanian, Wagub Kalbar, Bupati Mempawah, Kadistan Kalbar dan
Direktur Serelia Tanaman Pangan Kementan
Wakil Gubernur Kalbar Christiandi Sanjaya, Panen Padi Teknologi Hazton di Desa Peniraman, Kab. Mempawah
15 OKTOBER - 01 NOVEMBER 2014 TRIAS POLITIKA
19
TPID Kalbar Panen Padi Teknologi Hazton di BBI Padi Peniraman Kab. Mempawah
Petani Panen Padi Teknologi Hazton di Desa Peniraman Kab. Mempawah, Kalbar
20
Kalbar.
Dukungan yang diberikan BI membuat Hazairin mencurahkan segala
perhatiannya agar teknologi Hazton
menyebar ke pelosok Kalbar. Tahun ini
sudah dikembangkan 800 Ha, tahun
2015 direncanakan seluas 5.000 hektar.
Kata Hazairin, sesuatu yang sangat
membanggakan bilamana ada pihak
memberikan jaminan kredit. Sebab,
kredit tersebut jarang didapatkan para
petani.
Selama ini para petani sulit mendapatkan kredit lantaran pihak perbankan menilai sektor perpadian tidak
prospektif. Karena dalam pengelolaan
tradisional, manajemennya buruk dan
tidak inovatif. Untuk mengatasi hal itu,
Hazairin dan jajarannya mendorong
petani berbudidaya secara kelompok,
memiliki manajemen, membangun
kebersamaan yang berazaskan kejuju-
21
Sukiman 'Provokator'
Hazton dari Sambas
Semangat Sukiman menggebu-gebu begitu mengerahkan semua perhatiannya
bagi budidaya padi dengan teknologi Hazton. Awalnya, petani Sambas, Kalbar,
ini ditentang keras oleh rekan-rekannya sesama petani, kenapa harus
menerapkan teknologi Hazton.Namun dia tidak pernah mundur.
Sukiman
H.Salam
Misdah
23
24
Benih direndam dengan air yang dicampur BactoPlus Padi selama 24 jam.
1 tablet untuk 5-10 kg gabah
KONVENSIONAL
HAZTON
Panen Perdana Padi Teknologi Hazton di BBI Padi Peniraman Kab Mempawah oleh TPID
25