You are on page 1of 15

MODUL VI

PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL GAS/WATER DENGAN


METODE PENDESAKAN
Laporan Praktikum
Nama

: Rizki Wahyu Pangestu

NIM

: 12213006

Kelompok

: Selasa 1

Tanggal praktikum

: 7 April 2015

Tanggal penyerahan

: 14 April 2015

Dosen

: Prof.Ir. Pudji Permadi, M.Sc.,Ph.D

Asisten Modul

: Wardana Saputra

(12211031)

Ilham

(12211056)

LABORATORIUM PETROFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

BAB 1
TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN
1.1 Tujuan
Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah
1. Menentukan permeabilitas relative Krg/Kro dengan system gas-minyak dan
permeabilitas relative Krg/Krw dalam system gas-air
2. Menentukan hubungan antara saturasi dengan permeabilitas relatif.
1.2 Prinsip Percobaan
Pada praktikum ini, pinsip percobaan yang digunakan adalah metode pendesakan fluida
gas oleh fluida cair atau fluida gas. Metode pendesakan ini diakibatkan oleh adanya
perbedaan tekanan di antara kedua ujung media berpori. Yaitu pendorongan fluida
wetting phase, air oleh fluida non-wetting phase, udara. Media berpori yang sudah
tersaturasi jenuh oleh suatu fluida didorong oleh fluida lainnya kemudian melalui fluida
yang didapat pada akhir percobaan dan waktu yang diperlukan akan dapat ditentukan
permeabilitas relatifnya dengan perhitungan

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

BAB 2
DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA
2.1

Data Percobaan
Data Fisis Batuan

Permeabilitas
(mD)

Berat
Kering
(gr)

Berat
Jenuh (gr)

Height
(cm)

Diameter
(cm)

23.68

41.5

43.5

3.95

2.545

Data Picnometer
Ratarata

Data Picno (25 mL)


Berat Picno Kosong

18.2

18.2

18.2

18.2

Berat Picno +
Paraffin

40.7

40.7

40.7

40.7

Data dari VMS


waktu (s)

Vi (cc)

vol. Flask,
f (cc)

374.7

363

0.01

538.7

575

0.05

899.5

1118

0.125

1262.9

1745

0.2

Data lain yang dibutuhkan


(

)
(

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

2.2

Pengolahan Data
Ratarata

Data Picno (25 mL)


Berat Picno Kosong

18.2

18.2

18.2

18.2

Berat Picno +
Paraffin

40.7

40.7

40.7

40.7

1. Tentukan densitas parafin

Berat paraffin (gr)


Densitas Paraffin (gr/cc)

22.5
0.9

2. Tentukan luas penampang core (A), volume bulk (Vb), dan volume pori (Vp)

Luas
(cm^2)

Volume
(cc)

5.087044 20.09382

Vp (cc)
2.222222
3. Tentukan penambahan volume produksi air dan gas pada tekanan atmosfer (cc)

4. Tentukan penambahan volume produksi parafin (cc)

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

5. Tentukan penambahan volume produksi gas pada ujung akhir sampel pada tekanan
atmosfer (cc)

6. Tentukan Gas-Water Ratio produksi rata-rata pada tekanan atmosfer untuk suatu interval
produksi (cc/cc)

7. Tentukan perbedaan tekanan pendesakan (psia)

8. Tentukan faktor koreksi hukum Boyle untuk harga rata-rata tekanan

C1

14.5

Vp

C2

0.669704 2.222222 0.411864

9. Tentukan Gas-Oil Ratio aliran rata-rata dalam core pada tekanan rata-rata untuk masingmasing interval produksi (cc/cc)

waktu (s)

Vi (cc)

vol. Flask,
f (cc)

374.7

363

0.01

538.7

575

899.5
1262.9

vi (cc)

O (cc)

Gi (cc)

Ri

Rf

0.05

212

0.04

211.96

5299

3548.761

1118

0.125

543

0.075

542.925

7239

4847.986

1745

0.2

627

0.075

626.925

8359

5598.055

10. Tentukan viskositas absolut ( ) gas yang mendesak (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder
Dari data diketahui viskositas absolut gas sebesar 0.0185 cp
11. Tentukan viskositas absolut ( ) minyak pengisi core (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder
Dari data diketahui viskositas absolut minyak sebesar 22.49 cp

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

12. Tentukan rasio viskositas

13. Tentukan rasio permeabilitas relatif

14. Tentukan rata-rata mean-logaritma dari penambahan volume air dan gas untuk satu
interval produksi diukur pada kondisi atmosfer (cc)
(

15. Tentukan volume total produksi gas dan air rata-rata pada suatu interval produksi diukur
pada tekanan atmosfer (cc)

( )
( )
16. Tentukan penambahan aliran rata-rata (arithmetic average) untuk suatu interval produksi
(cc)
(

17. Tentukan volume total oil yang diproduksi pada suatu interval produksi

( )
( )
18. Tentukan volume gas total rata-rata yang diproduksikan di ujung sampel pada suatu
langkah produksi, berhubungan dengan kondisi atmosfer (cc)

19. Tentukan volume gas total yang diproduksikan rata-rata pada suatu interval produksi,
berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc)
( )
20. Tentukan volume gas dan minyak total yang diproduksikan rata-rata pada suatu interval
produksi, berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc)

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

21. Tentukan perbandingan volume minyak dan gas total dengan volume air (cc/cc)
(

Kg/Ko

2.91916
7
3.98789
4
4.60489
2

(vi)av
e (cc)

(O)ave
(cc)

87.768

0.02

224.802

0.0375

259.578

0.0375

Vl

662.768
1342.80
2
2004.57
8

)( )

Gi

0.07

662.698

0.1625

1342.64
2004.34
1

0.2375

1/fo

Vbar

443.811
4
899.170
9
1342.31
5

3549.76
1
4848.98
6
5599.05
5

443.881
4
899.333
4
1342.55
2

22. Tentukan penambahan saturasi antara saturasi gas rata-rata dan saturasi gas terminal yang
diperoleh dikat ujung akhir sampel (cc)
(

( )

23. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir sampel (cc)

24. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir atau terminal, dinyatakan dalam fraksi volume
pori.

25. Tentukan penambahan waktu pada suatu langkah produksi (detik)

26. Tentukan konstanta aliran dari sampel (detik/cc)

27. Tentukan laju aliran gas (cc/detik)

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

28. Tentukan permeabilitas relatif gas, fraksi terhadap permeabilitas udara pada saturasi gas
100%

( )
29. Tentukan saturasi oil rata-rata, fraksi terhadap volume pori

30. Tentukan permeabilitas relatif oil (Kro)

( )

(Krg/Ko)* diperoleh dari plot kurva Sgt vs Kg/Ko

( )

kg/ko

Sgt vs Kg/Ko
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

y = 2.1676e3.6174x
R = 0.9741

Sgt vs Kg/Ko
Expon. (Sgt vs Kg/Ko)

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

Sgt

( )

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

Vg

Sgt

0.12504
5
0.18546
8
0.23978
2

0.19504
5
0.34796
8
0.47728
2

0.08777
0.15658
6
0.21477
7

164
360.8
363.4

Qg

Krg

Sot

(kg/Ko)*

Kro

1.29243
9
1.50478
1
1.72516
5

0.53230
9
0.61976
5
0.71053
3

0.0315
0.07312
5
0.10687
5

2.86150538
5
3.55840857
4
4.27860903
8

0.18602
4
0.17416
9
0.16606
6

Plot Sgt vs Krg dan Kro

Plot Sot vs Krg dan Kro

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

Sot vs Krg & Kro


0.8
y = 0.4709e3.8246x
R = 0.9991

0.7

Krg & Kro

0.6
0.5
Sot vs Krg

0.4

Sot vs Kro

y = 0.1949e-1.509x
R = 0.999

0.3

Expon. (Sot vs Krg)

0.2

Expon. (Sot vs Kro)

0.1
0
0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

Sot

10

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

BAB 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini digunakan beberapa asumsi yaitu :
1. Sampel core yang digunakan berada dalam keadaan tersaturasi 100% oleh air
2. Sampel core berbentuk silindris sempurna sehingga bisa diukur dimensinya secara
volumetrik dengan menggunakan jangka sorong.
3. Percobaan dalam kondisi isotermal yaitu suhunya tetap di suhu ruangan
4. Chamber dan sampel core berada dalam kondisi vakum sempurna
5. Saat injeksi dengam merkuri, merkuri mengisi seluruh pori-pori di dalam sampel
core baik pori-pori yang besar maupun pori-pori yang kecil.
6. Tidak terjadi kebocoran gas N2 saat proses pendesakan merkuri
7. Tidak ada udara atau fluida lain yang masuk kedalam chamber dan sampel core
sehingga mempengaruhi dalam pembacaan tekanan.
8. Gas N2, air dan merkuri tidak bereaksi dengan material-material yang terdapat
disampel core
9. Gas N2 hanya berfungsi untuk mendesak merkuri dan tidak ikut mengalir hingga
melewati sampel core
10. Gas N2 bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan merkuri saat proses mendesak
yang mempengaruhi besarnya viskositas merkuri
11. Kondisi berlangsung steady state dan tidak ada heat loss dan pressure drop

Analisis Alat
Hassler Core Holder bekerja berdasarkan pinsip pendesakan fluida tertentu oleh fluida
cair atau fluida gas. Ini seperti mensimulasikan migrasi oil di dalam reservoir.
Pendesakan ini diakibatkan oleh adanya perbedaan tekanan di antara kedua ujung media
berpori. Yaitu pendorongan fluida wetting phase oleh fluida non-wetting phase. Media
berpori yang sudah tersaturasi jenuh oleh suatu fluida didorong oleh fluida lainnya
kemudian melalui fluida yang didapat pada akhir percobaan dan waktu yang diperlukan
akan dapat ditentukan permeabilitas relatifnya dengan perhitungan.
VMS bekerja dengan mengukur laju alir gas yang mendesak fluida di dalam core.
pengukuran yang didapat yaitu berupa waktu udara mendesak air dari interval tertentu
sehingga diperoleh debit atau flow rate udara.
Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi core dan neraca untuk mengukur
massa core baik core cering maupun core terjenuhkan. Picnometer digunakan untuk
menentukan densitas paraffin.
Peralatan penjenuhan digunakan untuk menjenuhkan core sampel yang akan
digunakan di percobaan modul ini. Prinsip kerjanya ruangan beserta core yang akan
dijenuhkan di vacum terlebih dahulu lalu diisi dengan fluida penjenuh.

11

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

Analisis Keberjalanan Praktikum.


Percobaan modul 6 dilakukan di Laboratorium Petrofisika ITB pada tanggal 7
April 2015 pukul 16.00 s.d 18.10. Dengan SOP seperti biasa dimulai tes awal lalu
dilanjutkan dengan tes alat yang kurang lebih menghabiskan waktu selama 80 menit.
Kemudian kami melakukan kegiatan praktiukm dengan lancar tanpa hambatan.

Analisis Hasil
Dari teori didapatkan bahwa rentang nilai permeabilitas relatif antara 0 dan 1.
viscous coupling effect menyatakan adanya transfer momentum antara fasa-fasa dalam
media berpori. Transfer momentum inilah yang diasumsikan tidak ada ketika kita
menghitung permeabilitas melalui hukum Darcy. Untuk perhitungan yang lebih
akurat, dapat digunakan model dari Shan maupun Chen.
Hubungan pada korelasi antara saturasi fluida menunjukkan bahwa semakin
besar saturasi fluida maka semakin besar pula permeabilitas relatifnya. Hal ini
disebabkan juga karena adanya tekanan kapiler yang semakin mengecil akibat saturasi
fluida yang semakin bertambah sehingga laju alir fluida. Semakin banyak fluida jadi
semakin sedikit tekanan yang dibutuhkan untuk mendorong fluida. Oleh karena itu
pada saturasi fluida yang besar, tekanan kapilernya kecil.
Saturasi minyak dan saturasi gas tidak serta merta berhasil didesak semua
hingga tidak ada lagi yang tersisa di sampel core. Kondisi saturasi minyak saat tidak
bisa didesak lagi oleh fluida apapun yaitu Sor. Saturasi minyak pada keadaan Sor ini
sudah bersifat immobile dan tidak bisa berpindah lagi dari sampel core. Untuk gas
sendiri dinamakan Sgr. Yaitu saturasi gas kritis dimana dia bisa berpindah atau tidak.

Grafik k vs S
9
8
7

6
5
4

krg vs Sg

kro vs So

Expon. (kro
vs So)
Expon. (krg
vs Sg)

1
0
0

0.2

0.4

0.6
So

0.8

1.2

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai k ro bertambah seiring dengan bertambahnya
nilai So. Begitu pula dengan nilai krg yang bertambah seiring dengan bertambahnya nilai
Sg, yang besarnya sama dengan 1 So, atau dengan kata laian nilai krg berkurang seiring
dengan bertambahnya nilai So. Namun dari hasil plot pada bagian perhitungan

12

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

menunjukan adanya ketidaksesuaian dengan teori. Harusnya ketika sgt naik maka krg
naik dan kro turun, tetapi didapatkan bahwa keduanya sama.

13

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

BAB 4
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah :
1. Dalam praktikum ini yang dihitung hanyalah Krg/Kro dalam sistem gas-parafin

Sgt

Kro

Krg

0.08777 0.186024 0.532309


0.156586 0.174169 0.619765
0.214777 0.166066 0.710533

2. Hubungan antara saturasi dengan permeabilitias relatif adalah berbanding lurus. Ketika
saturasi nilainya kecil, begitu pula dengan permeabilitas relatifnya. Demikian juga ketika
saturasi nilainya besar, permeabilitas relatifnya juga besar. Hubungan ini dapat dilihat
pada grafik di atas.

14

Laboratorium Petrofisika
Progam Studi Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

Daftar Pustaka
- Rifanti Latifa, Zilva. Catatan Kuliah Petrofisika. Bandung, 2002 : Penerbit ITB
-

Amyx, James. W dkk. Petroleum Reservoir Engineering, 1962. : McGraw-Hill Book


Company

Modul Praktikum Petrofisika Semester 2 tahun 2013/2014

https://www.onepetro.org/download/conference-paper/SPE-158055MS?id=conference-paper%2FSPE-158055-MS

15

You might also like