You are on page 1of 2

Pro Kontra Produk Hasil Rekayasa Genetik (Genetically Modified

Organism)
Manusia, makhluk paling cerdas di bumi dan menguasai sebagian wilayah di bumi. Kemampuan
manusia untuk bertahan hidup dengan dibekali akal dan pikiran oleh sang pencipta. Akal tersebut telah
banyak digunakan untuk kemajuan spesiesnya sendiri. Salah satu hasil kepintaran manusia adalah dengan
ditemukannya organisme transgenik atau organisme hasil rekayasa genetik (Genetically Modified
Organism) atau yang lebih dikenal dengan GMO. GMO atau organisme transgenik adalah organisme yang
direkayasa secara genetik. Salah satu contoh GMO yaitu padi, salah satu tanaman yang paling banyak
dikenal oleh masyarakat ini kebanyakan merupakan hasil transgenik. Beberapa hasil dari padi transgenik
adalah beras Rojolele dan beras Pandanwangi yang memiliki aroma khas yang sangat harum dan beras
emas. Manfaat dari beras hasil rekayasa genetik tersebut sangat banyak, beras emas yang disebut-sebut
sebagai beras yang mengandung banyak vitamin A dan manfaat kesehatan padi emas diperkirakan besar
sebab beras merupakan makanan pokok banyak kaum miskin dunia yang menderita kekurangan vitamin A
(Sunardi, 2008). Selain itu beras Rojolele maupun Pandanwangi memiliki banyak kandungan energi
sebesar 357 kilokalori, protein 8,4 gram, karbohidrat 77,1 gram, lemak 1,7 gram, kalsium 147 miligram,
fosfor 81 miligram, dan zat besi 1,8 miligram. Selain itu di dalam Beras Rojolele juga terkandung vitamin
A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,2 miligram dan vitamin C 0 miligram (Organisasi,2015).
Dibalik banyaknya manfaat yang dimiliki oleh beras-beras hasil rekayasa genetik terhadap
manusia khususnya dlam bidang kesehatan. Banyak juga kerugian yang dimiliki oleh beras hasil rekayasa
genetik tersebut. Salah satunya yaitu masalah kesehatan. Seorang peneliti meneliti dampak atau efek
samping dari penggunaan makanan yang merupakan hasil dari rekayasa genetik tersebut menggunakan
tikus. Efek yang diberikan oleh tikus tersebut adalah timbulnya kanker. Efek yang langsung dirasakan oleh
tikus tersebut sangat ditakutkan jika hal tersebut terjadi dengan manusia. Oleh karena itu beberapa tahun
yang lalu, aktivis dan ilmuwan di luar Indonesia gencar-gencarnya menentang penggunaan produk GMO.
Indonesia yang kebanyakan merupakan negara pengkonsumsi sekaligus pemroduksi makanan pokok harus
lebih mengerti bahayanya produk GMO atau produk hasil rekayasa genetik. Selain memiliki dampak yang
mengerikan bagi kesehatan, produk GMO atau produk hasil rekayasa genetik tersebut memiliki dampak
yang sangat besar bagi lingkungan.
Lingkungan yang dipengaruhi oleh GMO tersebut seperti tanaman transgenik yang ditanam
bersamaan dengan tanaman galur murni. Gen makhluk hidup lain yang disisipkan ke tanaman transgenik
menyebar ke tanaman lain jika serbuk sari dari tanaman transgenik menyebar ke tanaman nontransgenik,
baik oleh angin atau serangga, kemungkinan terjadilah penyerbukan silang. Aliran gen yang
mengkontaminasi tumbuhan di sekitarnya dapat menyebabkan terjadinya genetic drift dan erosi genetik,
Genetic drift yaitu proses penyampelan acak alel antar generasi (Endler, 1986). Erosi genetik tersebut
dapat menyebabkan varietas-lokal unggul yang bisa dijadikan komoditas andalan suatu daerah dapat
berubah penampilannya atau hilang. Dengan hilangnya atau berubah penampilannya, maka pendapatan
suatu daerah tersebut dapat turun sehingga memberikan dampak pengaruh yang luar biasa, bukan hanya di
lingkungan dan kesehatan, tapi juga di ekonomi dan sosial maupun budaya.
Manusia yang merupakan makhluk terpintar diantara makhluk lainnya mampu menciptakan
organisme hasil rekayasa genetik yang memberikan dampak posistif dan dampak negatif. Padahal, dibalik
kepintaran manusia tersebut masih ada yang lebih pintar. Dia-lah sang pencipta makhluk dan sang
pencipta alam semesta. Seperti dalam sebuah pepatah, Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan
jatuh juga, begitulah manusia yang memiliki kepintaran dalam merekayasa ciptaan-Nya akan tetapi
masih memberikan dampak negatif sehingga hal tersebut menunjukan bahwa yang diciptakan manusia
belumlah sempurna karena Diatas langit masih ada langit.

Daftar Pustaka
Endler, John A. 1986. Natural Selection in the Wild. Princeton University Press. United Kingdom.
Organisasi. 2015. http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-beras-rojolele-komposisi-nutrisibahan-makanan.html. Diakses pada 30 Maret 2015.
Sunardi. 2008. Laporan Pembangunan Dunia 2008: Pertanian untuk Pembangunan. Salemba Empat.
Jakarta.

You might also like