You are on page 1of 29

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

PRAKTIKUM ANATOMI
SITUS ABDOMINIS
Tim Instruktur Praktikum Anatomi
1. Sebelum praktikum pelajari dahulu garis garis orientasi :
- Linea transpylorica
- Linea transtubercularis
- Linea lateralis dexter et sinister
- Regiones yang terjadi oleh karena garis garis tersebut. Bagaimana cara membuat garis
garis ini?
2. Tentukan pada dinding depan perut :
- Linea semilunaris
- Proyeksi : hepar, caecum, colon ascendens, flexura coli dextra et sinistra, colon transversum,
colon descendens, dan colon sigmoideum, junctura ileocolica, pangkal appendix vermiformis.
3. Tentukan pula letak :
- Trigonum lumbale petiti
- Trigonum Hesselbach
Apa batasnya dan kepentingan kliniknya.
4. Carilah :
- Fascia dari camper
- Fascia dari scarpa (kemana perluasan masing masing?)
- Vasa epigastrica superficialis
- Linea alba
- Intersectiones tendineae (inscriptiones tendineae)
(berapa jumlahnya dan dimana letaknya?)
- Lamina anterior vagina musculi recti
5. Pelajari :
- Vagina tendinea musculi recti
Bangunan bangunan yang membentuk lamina anterior dan posterior di mana ditemukan linea
semicircularis Douglassi. Cari anastomose a.epigastrica inferior dan a.epigastrica superior di
belakang m.rectus ini.
- M. rectus abdominis
- M. obliquus abdominis externus
- M. obliquus abdominis internus
- M. transversus abdominis
Angkatlah otot otot ini ke lateral sehingga dengan jelas dapat dilihat arah serabutnya.
6. Cari innervasi cutan untuk daerah daerah :
- Di atas umbilicus
- Sekitar umbilicus
- Di bawah umbilicus
Dari n.spinalis segmen yang mana?
Ikutilah n.spinalis ini ke dorsal. Dimana mereka berjalan?
Perhatikan jalannya n.spinalis dari lumbal I dan bedakan dengan saraf saraf di atasnya, dan
dimana ia menembus m.obliquus abdominis internus. Dimana daerah persarafan n.iliohypogastricus
dan n.ilioinguinalis?
7. Tentukan letak dan pelajari annulus inguinalis externus dan falx inguinalis (conjoint tendon). Apa
yang kau ketahui mengenai conjoint tendon ini? M.pyramidalis di mana perlekatan dan fungsinya?

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

8. Pelajari peritoneum dengan refleksinya dan cavum peritonei. Perhatikan permukaan dalam dinding
ini :
- Lig.falciforme hepatis
- Lig.teres hepatis
- Venae parumbilicales (dapatkah ditemukan?)
- Plica umbilicalis mediana
- Plica umbilicalis medialis
- Plica umbilicalis lateralis
Bangunan apa di bawah plica tersebut?
- Fossa apa saja yang terbentuk oleh karena lipatan lipatan tersebut.
9. Orientasi dan explorasi organ organ dalam abdomen. Perhatikan :
- Omentum majus. Dapatkah ditemukan milky spot? Kemana melekatnya, ada berapa lembar?
- Foramen epiploicum Winslowi. Masukan jari ke dalam foramen, jari sampai kemana? Sebutkan
batas batasnya?
- Omentum minus. Cari tepi batasnya yang berisi portae (v.portae, ductus choledochus,
a.hepatica). Kemana saja perlekatan omentum minus ini?
- Gaster : cari kedua facies antero superior dan infero posterior. Bangunan bangunan mana
yang dihadapi? Rabalah dan tentukan organ yang ikut membentuk stomach bed
- Lien : ekstra atau intraperitoneal
Perhatikan bangunan ini dan tentukan letaknya apakah intra atau ekstra peritoneal :
- Caecum dengan appendix vermiformis
- Colon ascendens
- Colon transversum
- Colon descendens
- Colon sigmoideum
- Intestinum jejunum
- Intestinum ileum
- Ren dexter et sinister
- Pancreas
- Radix mesenterii dan bangunan bangunan yang disilanginya.
- Duodenum
10.Hepar (in situ)
- Ikutilah ligamentum falciforme hepatis ke cranial dengan jari ke daerah kiri akan meraba
lig.triangulare dan ke arah kanan akan meraba ligamentum coronarium. Apa saja yang
membentuk ligamentum ligamentum ini? Rabalah sedapat dapatnya ligamentum triangulare
dextrum.
- Ligamentum teres hepatis. Ikutilah jalannya ke cranial dengan menggunting salah satu sisi dari
ligamentum falciforme hepatis. Sampai kemana melekatnya ligamentum ini?
- Margo anterior hepatis. Perhatikan letaknya terhadap arcus costarum kanan, dan bentuknya
yang runcing.
- Tentukan lobus dan lobus sinister hepatis. Apa batasnya?
- Facies visceralis hepatis. Tentukan proyeksi vesica felea pada dinding depan abdomen. Lihatlah
bagian bagian yang ditutupi peritoneum.
- Porta hepatis. Apa isinya dan bagaimana letaknya satu terhadap yang lain.
- Bangunan yang berhadapan dengan facies visceralis.
11. Pelajari refleksi peritoneum pada dinding belakang abdomen. Pelajari gaster :
- Curvatura major
- Curvatura minor
- Ligamentum hepatoduodenale (apa isinya?)
2

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

- Ligamentum hepatogastricum
- Incissura cardiaca
- Cardia
- Fundus
- Incissura angularis
- Anthrum pyloricum
- Canalis pyloricus
- Sulcus intermedius
- Mengapa dibedakan menjadi fascia anterosuperior dan posterior
Pelajari urutan stratum musculare dari luar ke dalam.
Vaskularisasi:
- A.gastrica dekstra
- A.gastrica sinistra
- A.gastroepiploica dekstra
- A.gastroepiploica sinistra
- A.gastrica breves
Arteri ini merupakan cabang dari mana?
Pada dinding gaster sepanjang curvatura minor carilah :
- Areolae gastricae
- Plicae villosae
- Plica mucosae
12.Hepar
Perhatikan :
- Lobus dexter dan sinister (apa batasnya)
- Porta hepatis
- Lobus quadratus
- Lobus caudatus
- Fossa sagitalis dextra
- Fossa sagitalis sinistra (apa yang membentuk foss tersebut di atas?)
- Margo anterior
- Margo posterior (perhatikan bedanya)
Facies diapraghmatica :
- Pars affixa hepatis
- Ligamentum teres hepatis dengan ligamentum falciforme hepatisnya
- Ligamentum triangulare dextrum dan sinistrum
- Ligamentum coronarium hepatis
Facies visceralis :
- Carilah impressiones pada facies ini.
- Bangunan dalam porta hepatis (urut urutan letaknya)
- Cari muara venae parumbilicales
- Ikuti tempat letaknya ligamentum teres hepatis
- Vesica felea :
1. Bagian yang tertutup peritoneum.
2. Bagian bagiannya.
3. Ductus cysticus yang bersatu dengan ductus hepaticus jadi ductus choledochus.
- Terangkan mekanisme terjadinya ikterus pada cirrhosis hepatis dan obstruksi ductus
choledochus.
13.Vaskularisasi organ organ dalam cavum abdominis oleh cabang cabang depan aorta
abdominalis.
a.coeliaca :
3

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

a.gastrica sinistra
a.hepatica : a.gastrica dextra, a.gastroduodenalis, a.cystica, a.gastroepiploica sinistra
a.lienalis
Darimana dipercabangkan :
- A. gastroepiploica dextra
- Aa.gastricae breves
- Rr.pancreatici
- A.pancreaticoduodenalis superior dan inferior
a.mesenterica inferior :
aa. ileae
aa. Jejunales
a. colica media
a. colica dextra
a. ileocolica dengan cabang terminal
Kemana daerah vascularisasinya?
Dimana dicari arcade arcade?
Cari juga vascularisasi appendix vermiformis.
a.mesenterica inferior :
a.colica sinistra
a.sigmoidea
a.rectalis superior
a.marginalis : merupakan cabang dari arteria : ileocolica, colica dextra, colica media, colica sinistra.
Sebutkan cabang cabang lateral, posterior, terminal dari aorta abdominalis.
14.Carilah pada pangkal pangkal :
a.coeliaca : plexus coeliacus dengan ganglion coeliacum. Apa sifat ganglion ini?
a.mesenterica superior : plexus mesentericus superius dengan ganglionnya.
a.mesenterica inferior : plexus mesentericus inferius dengan ganglionnya.
15.Pelajari : bangunan bangunan yang disilangi oleh :
- Radix mesocolon transversum
- Radix mesenterii
- Radix mesocolon sigmoideum
16.Lien :
Intra atau extra peritoneal ?
- Bangunan bangunan yang melalui hilus lienalis
- Margo acutus (crenatus)
- Margo obtusus
- Impressionis pada facies visceralis
- Apa artinya 1 Schuffner?
17.Duodenum :
- Ductus pancreaticus
- Ductus pancreaticus accesorius
- Ductus choledochus
Lihatlah pada dinding dalam duodenum :
- Plica longitudinalis
- Plica circularis
- Papilla duodeni major
- Papilla duodeni minor
Apa yang bermuara ke sana?
18.Pancreas :
Intra atau retroperitonealkah letaknya?
4

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Carilah :
- Caput pancreatis
- Processus uncinatus
- Cauda pancreatis
- Corpus pancreatis
- Jalannya a/v mesenterica superior pada incissura pancreatis
19.Ileum dan Jejunum :
- Bedakan ileum dan jejunum.
- Cari pada dinding dalamnya : lnn.solitarii, lnn.aggregasi (plaques Peyeri), plica semicircularis
- Bedanya dengan duodenum.
- Cari diverticulum ilei.
20.Intestinum crassum :
Lihatlah :
- Letak taenia libera, omentalis dan mesocolica
- Haustra dan incissura
- Bedakan dengan intestinum tenue
- Letak appendices apiploicae
Caecum :
- Lihatlah tipe caecum yang mana (menurut Treves)
- Cari lagi mesenteriolum
- Tipe appendixnya
- Cabang cabang terminal a.ileocolica
- Perhatikan tempat berpangkalnya taeniae pada pangkal appendix.
Pelajari pada caecum :
- Orificium ileocolica
- Labium superior valvula ileocolica
- Labium inferior valvula ileocolica
- Frenula labiorum valvula ileocolica
- Orificium appendix vermiformis
Flexura coli sinistra :
Pelajari bangunan bangunan sekitarnya. Skeletopinya. Apa bedanya dengan yang kanan.
Pelajari bangunan yang menyilang di sebelah dorsal :
- Colon ascendens
- Colon descendens
- Colon transversum
- Taenia coli pada rectum bagaimana?
- Lihat sekali lagi tempat tempat yang tidak dijumpai appendices epiploicae.
21.Pelajari dan tentukan letak sistim persarafan viscera abdominis.
- Truncus sympathicus dengan ganglion ganglionnya.
22.Pelajari dan tentukan letak sistim lymphaticus daerah abdomen.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

PRAKTIKUM HISTOLOGI
SISTEM PENCERNAAN DAN HEPATOBILIER
Tim Instruktur Praktikum Histologi
1.

Pembentukan gigi
Preparat No
: II 1
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Embrio
Pembesaran 100x
Di bawah permukaan epitel rahang dari mulut embrio terlihat bangunan : organ enamel (email)
sebagai tunas gigi dalam bentuk Cup stage atau Bell stage.
Pada Cup stage dapat dilihat :
- Lamina dentin/sisa lamina dentin
- Epitel enamel luar
- Pulpa enamel
- Ameloblast dan odontoblast
- Pulpa dentin
Kadang kadang antara ameloblast dan odontoblast sudah terbentuk predentin, dentin dan
enamel yang tergantung usia pertumbuhan. Pada pembentukan gigi yang lebih lanjut misalnya
dalam bentuk Bell stage, lapisan lapisan tersusun dari luar ke dalam :
- Epitel enamel luar
- Pulpa enamel merupakan jaringan longgar dengan sel sel berbentuk stellata dengan
pembuluh pembuluh darah.
- Stratum intermedia (1 s/d 3 lapis sel di atas ameloblas).
- Ameloblast : sel kolumner selapis.
- Enamel : violet coklat.
- Dentin : merah.
- Predentin : merah muda kebiru biruan.
- Odontoblast : sel kolumner menempel pulpa dentin.
- Pulpa dentin : jaringann longgar banyak pembuluh darah dan serat saraf.

2.

Gigi Penampang Melintang


Preparat No
: II 2
6

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Pewarnaan
:HE
Bahan
: Gigi dewasa
Pada penampang melintang, tampak bagian mahkota, leher serta akar gigi. Di bagian mahkota
tampak dari luar ke dalam:
- Enamel/email
- Dentin
- Pulpa dentin
Pada bagian akar gigi tampak dari luar ke dalam :
- Sementum
- Dentin
- Pulpa dentin
Granula Tomes tampak pada dentin, sebelah luar (dibawah sementum). Tubuli (kanalikuli) dentis
radier dari pulpa dentin ke permukaan luar. Pulpa dentin tampak kosong. Pada sementum terlihat
serabut Sharpey dan bagian bagian mirip tulang yaitu Lakuna dengan kanalikulinya.
3.

Glandula Parotis
Preparat No
: II 41
Pewarnaan: HE
Bahan
: Gld. Parotis
Kelenjar parotis berlokasi di sekitar ramus mandibula/os. Zigomatikus. Saluran keluarnya : duktus
stensoni bermuara dekat Molar II atas. Tipe : tubuloalvioler kompleks, serous murni dan eksokrin.
Pembesaran 100x
Tampak kelenjar dibagi atas lobulus lobulus, masing masing lobulus dibungkus oleh jaringan
ikat. Asini kelenjar tercat kuat (merah) merata, sedangkan sistem saluran saluran terlihat
menonjol karena berwarna berbeda dengan asini. Duktus intralobularis dikelilingi asini, duktus
ekstra lobularis dikelilingi jaringan ikat dan kadang kadang berjalan bersama pembuluh darah.
Pembesaran 400x
1. Asini : dibangun oleh 4 6 sel berbentuk piramid dengan lumen kecil di tengah. Sel asini
berwarna kuat (merah) inti di tengah.
2. Itsmus/duktus interkalatus : saluran paling kecil langsung berhubungan dengan asini, dibentuk
oleh 3 4 sel kuboid rendah, yang kadang kadang lumen terlihat hanya seperti celah saja.
3. Duktus sekretorius/duktus intralobularis/duktus striata. Disebut striata karena di basis sel
terdapat garis garis seperti stria. Saluran dibentuk oleh 5 atau lebih sel sel kuboid s/d
kolumner rendah dan dikelilingi oleh asini dengan warna berbeda dari duktus.
4. Duktus ekstralobularis/ekskretorius/duktus interlobularis. Lumen lebar, duktus dibentuk oleh 6
atau lebih sel sel kolumner. Dinding duktus dilapisi oleh jaringan ikat antara lain jaringan
kolagen hingga berwarna pucat, sedangkan duktus yang kecil dibungkus jaringan ikat longgar.

4.

Glandula Sublingualis
Preparat No
: II 42
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Kelenjar bawah lidah
Kelenjar bawah lidah tergolong : eksokrin, tubulo alveolerkompleks, seromukos. Saluran keluar
duktus Rivinus bermuara di bawah lidah.
Pembesaran 100x
Kelenjar terbagi atas lobulus lobulus yang masing masing lobulus dibungkus oleh jaringan ikat,
namun tidak setebal dan sekompak kelenjar parotis.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Asini kelenjar dibagi 2, ada yang pucat merah muda (ini lebih banyak) yaitu asini tipe mukos,
sedangkan yang berwarna lebih tua/kebiru biruan atau violet sedikit, adalah asini serous.
Duktus intralobularis terlihat jelas di kelilingi asini, dan duktus ekstralobularis di antara lobulus
lobulus dikelilingi jaringan ikat. Sering juga duktus ini berjalan bersama pembuluh darah.
Pembesaran 400x
1. Asini mukos, dibangun oleh sel sel piramida, 4 sampai 6 sel, pucat, dan inti oval/pipih lebih
ke basal sel. Lumen kecil di tengah asini. Asini tipe ini lebih banyak jumlahnya.
2. Asini serous, sel selnya berbentuk piramid, 4 sampai 6 sel. Asini serous kuat mengambil
warna (kebiru biruan), inti bulat lebih ke tengah. Asini tipe ini sangat sedikit.
3. Bulan sabit Gianuzi/Demilunar Gianuzi, yaitu asini seros yang berbentuk bulan sabit dan
menempel pada asini mukos.
4. Itsmus/duktus interkalatus: saluran kecil, langsung berhubungan dengan asini. Dibangun oleh
3 4 sel kuboid rendah, lumen kecil dan kadang kadang hanya terlihat seperti celah saja.
5. Duktus intralobaris/sekretorius dibangun oleh 5 atau lebih sel kuboid atau kolumner rendah,
dikelilingi oleh asini.
6. Duktus ekstralobularis/interlobularis/ekskretorius. Duktus dibangun oleh 6 atau lebih sel sel
kolumner, lumen lebar dan dinding dilapisi jaringan ikat terutama kolagen hingga memberi
warna pucat, sedangkan duktus yang kecil hanya dilapisi jaringan ikat jarang.
5.

Glandula Submandibularis
Preparat No
: II 43
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Kelenjar submandibularis
Kelenjar ini tergolong eksokrin, mukoseros, dan tubulo alveoler kompleks.
Pembesaran 100x
Tampak kelenjar terbagi atas lobulus lobulus, yang masing masing lobulus dibungkus oleh
jaringan ikat yang tipis. Asini terbagi dua, yaitu yang pucat jumlahnya sedikit, dan yang lebih kuat
mengambil warna jumlahnya lebih banyak. Yang pucat ialah asini mukos, dan yang berwarna asini
serous. Duktus interlobularis terlihat jelas dalam lobulus dikelilingi asini kelejar, sedangkan duktus
ekstralobulus di antara lobulus lobulus dikelilingi jaringan ikat.
Pembesaran 400x
1. Asini serous dibentuk oleh 4 6 sel sel piramid, berwarna kebiru biruan, lumen kecil di
tengah. Inti sel bulat lebih ke tengah, asini ini lebih banyak.
2. Asini mukos, pucat/kurang menyerap warna, lumen kecil di tengah dan inti sel oval/pipih lebih
ke basis sel, asini ini sedikit.
3. Duktus intralobularis.
a. Itsmus/duktus interkalatus :
Saluran kecil, langsung berhubungan dengan asini. Dibangun oleh 3 4 sel kuboid
rendah, lumen kecil dan kadang kadang hanya terlihat seperti celah saja.
b. Duktus intralobularis/sekretorius :
Dibangun oleh 5 atau lebih sel kuboid atau kolumner rendah, dikelilingi asini.
4. Duktus ekstralobularis/interlobularis/ekskretorius.
Duktus ini dibentuk oleh 6 atau lebih sel sel kolumner, lumen lebar dan dinding dilapisi
jaringan ikat terutama kolagen hingga memberi warna pucat, sedangkan duktus yang kecil
hanya dilapisi jaringan ikat jarang.
5. Juga ditemukan Demiluner Gianuzi.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

6.

ESOFAGUS
Preparat
: II 6
Pewarnaan: HE
Bahan
: Esofagus
100x:
Pada penampang melintang lapisan-lapisan dari dalam keluar :
- Epitel skuamus kompleks tanpa keratin.
- Lamina propria yang pada daerah peralihan ke lambung kadang-kadang dijumpai kelenjar
kardiaka.
- Muskularis mukosa tebal terutama yang jalannya longitudinal.
- Submukosa ditemukan kelenjar Esofagus yang kadang-kadang pada beberapa preparat tidak
terlihat.
- Tunika muskularis sirkuler dan longitudinal.
Pada penampang memanjang :
- 1/3 atas
: otot seran lintang
- 1/3 tengah
: otot polos dan seran lintang
- 1/3 bawah
: otot polos
Tunika serosa tidak ada karena tidak dikelilingi peritoneum dan tunika adventitia langsung
berhubungan dengan jaringan dari bangunan di sekitarnya.
400x:
- Epitel tebal dengan tonjolan-tonjolan propria.
- Muskularis mukosa terdiri dari 2 lapisan
- Pleksus meisnner di submukosa
- Tunika muskularis terdiri dari 2 lapisan yang diantara kedua lapisan ini terdapat pleksus
messentericus auerbach
- Tunika adventia terdiri jaringan ikat longgar bersama jaringan dari bangunan sekitarnya.

7.

ESOFAGUS KARDIA
Preparat no.
: II 7
Pewarnaan: HE
Bahan
: Esofagus Kardia
Merupakan daerah peralihan dari esofagus ke kardia lambung. Disini terlihat peralihan dari epitel
pada kedua bagian tersebut.
100x:
- Terlihat peralihan terlihat jelas dari apitel skuamus kompleks tanpa keratin dengan permukaan
rata ke epitel kolumner simpleks
- Di daerah kardia lambung lekukan-lekukan / sumuran-sumuran yang kadang-kadang juga
terpotong melintang sebagai foveola , sedang daerah esofagus epitelnya rata/datar dan
kompak
- Lamina propria didaerah esophagus tidak dijumpai kelenjar , hanya jaringan ikat longgar saja
tetapi didaerah lambung telah dijumpai kelenjar lambung/kelenjar kardiaka

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Submukosa di daerah esofagus terlihat kelenjar esofagus tetapi didaerah lambung tak terlihat
kelenjar apapun.

400x:
- Daerah esofagus berepitel skuamus komplek tanpa keratin , daerah lambung berepitel
kolumner simpleks.
- Lamina propria esofagus tanpa kelenjar , daerah lambung terdapat kelenjar kardiak dengan
foveolae
- Muskularis mukosa esofagus tebal
- Tunika muskularis esofagus tersusun dari otot polos sirkuler dan longitudinal, sedangkan
pada lambung tersusun dari 3 lapisan otot polos
- Esofagus tidak dijumpai serosa , pada lambung dijumpai serosa.
8.

GASTER FUNDUS
Preparat No : II-8
Pewarnaan
: HE
Bahan
: lambung
100 x:
Mukosa dengan epitel kolurnner simpleks dan lekukan-lekukan membentuk sumuran-sumuran
sebagai faveola gastrika kearah lamina propria
Lamina propria terisi penuh dengan penampang melintang dan memanjang dari kelenjarkelenjar lambung. Kelenjar berbentuk tubuli ini terbanyak terlihat penampang memanjang yang
tegak lurus muskularis mukosa
Kira-kira 1/3 bagian atas tampak foveola gastrika dengan celah-celah yang berlanjut
kebawahnya menjadi kelenjar
Submukosa yang terdiri dari jaringari ikat longgar dengan pembuluh darah kecil dan kadangkadang terlihat pleksus meissner
Muskularis tipis terdiri dari 2 lapisan otot polos.
400 x:
Dapat dilihat secara mendetail susunan dari kelenjar dilamina propria
Sel parietal : terlihat sel besar , bulat, merah kadang-kadang menjorok kelumen , inti bulat
Chief sel = sel zimogen :
Violet / abu-abu, Kecil, terletak diantara sel parietal.
Sel epitel yang berbentuk silindris seperti bulu ayam dengan sitoplasma pucat

10

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

9.

GASTER PILORUS
Preparat No : II-9
Pewarnaan
: HE
Bahan
: lambung pilorus
100 x:
Epitel permukaan mukosa yang berbentuk kolumner simpleks. Foveola lebih dalam dan rapat
seolah-olah gambaran villi.
Dilapisan muskularis terlihat lapisan sirkuler yang tebal.
400 x:
Sel-sel epitel kolumner selapis Foveola yang dalam dan rapat
Kelenjar pilorus (gld. Pilorika) dilamina propria, sedikit/tidak ada/sukar
mencari sel parietal disini. Hanya ditemukan sel-sel mukus dan sel-sel
argentafin yang sukar dibedakan
Muskularis pars sirkularis tebal
Adventitia dengan lapisan serosa dipermukaannya.

10. GASTER DUODENUM


Preparat No : 11-10
Pewarnaan
: HE
Bahan
: lambung duodenum
100x:
Didaerah peralihan terlihat :
Permukaan villi yang panjang dan banyak
Terdapat kelenjar Brunner dilapisan submukosa
Muskularis mukosa terputus-putus karena desakan kelenjar Brunner
Sudah terlihat sel goblet
Kadang dijumpai nodulus limfatikus dilamina propria
400x :
Epitel tetap kolumner simpleks
Didaerah duodenum sudah terlihat sel goblet
Terlihat jelas peralihan submukosa dari pilorus (tanpa kelenjar) ke duodenum dengan kelenjar
Brunner
Di pilorus ada kelenjar di tunika proprianya sedang pada duodenum terdapat kripte lieberkuhn
Muskularis mukosa di daerah pilorus utuh (kompak), sedang didaerah duodenum terputusputus

11

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

11. JEJUNUM
PreparatNo
: 11-11
Pewarnaan
: HE
Bahan
: jejunum
100x;
Pada penampang memanjang tampak plika sirkularis kerckring seperti pohon rindang dengan
vili-villi yang panjang-panjang. Pada penampang melintang sering plika tidak terlihat. Plika
dibentuk oleh mukosa dan submukosa.
Tunika propria ditemukan kripte-kripte lieberkuhn.
Submukosa tidak dijumpai kelenjar.
Muskularis ada 2 lapisan sirkuler, longitudinal.
Adventitia dengan lapisan serosa dipermukaanya
400x:
Villi dengan sel-sel epitel kolumner simpleks dengan beberapa sel goblet. Pada dasar kripte
terlihat sel paneth:
Sel besar segitiga
Granula merah dilapisan apeks sel.
12. ILEUM
PreparatNo
: 11-12
Pewamaan
: HE
Bahan
: ileum
100x:
Tampak villi yang tinggi-tinggi dan banyak sel goblet. Banyak kripte terpotong melintang.
Ditunika propria terdapat Plaques Peyeri yang kadang-kadang menembus muskularis mukosa
sampai submukosa dan menginfiltrasi ke epitel permukaan.
400x:
Villi dengan sel-sel silinder selapis
Sel-sel goblet di permukaan villi diantara sel-sel silindris sampai masuk ke kripte
Muskularis mukosa tampak tidak kontinue karena infiltrasi limfosit dari Plaques Peyeri
Sub mukosa kadang-kadang diisi nodulus limfatikus pelebaran dari Plaques Peyeri
Muskularis terdiri dari 2 lapisan sirkuler dan longitudinal
Serosa dengan sel-sel mesotel di permukaan luarnya

12

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

13. APPENDIKS
Preparat No : 13
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Appendiks
Tidak dijumpai villi
Kripte tidak teratur dan panjang / lebarnya bervariasi
Epitel kolumner simpleks dengan sel goblet yang padat sebagai penyusun sel-sel kelenjar /
kripte
Jaringan limfoid merupakan susunan noduli limfatisi yang besar maupun kecil tersebar pada
lamina propria
Muskularis mukosa terlihat terputus-putus / berkembang tidak sempuma
Sub mukosa tebal dengan embuluh darah dan saraf
Muskularis tipis terdiri dari dua lapisan
Serosa seperti serosa usus
14. COLON
Preparat No : 11-14
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Colon
100x:
Seperti pada usus halus colon juga mempunyai lapisan :
Mukosa
Sub mukosa
Muskularis
Serosa
Tidak dijumpai villi, permukaan mukosa rata
Kripte masuk ke lamina propria sampai muskularis mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan sel-sel goblet yang lebih banyak terutama pada kripte
Lamina propria banyak dijumpai noduli limfatisi yang kadang melebar menembus muskularis
mukosa masuk sub mukosa
Muskularis terdiri dari dua lapisan sirkuler dan longitudinal
Lapisan longitudinal muskularis membentuk 3 taenia koli yang terlihat pada penampang
melintang

13

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

15. REKTUM ANUS


PreparatNo.
: 11-15
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Rektum-anus
100 x :
Terlihat peralihan mukosa rektum ke mukosa anus yang ditandai peralihan dari epitel kolumner
simpleks ke skuamus kompleks berkeratin.
Pada rektum masih dijumpai kripte pada anus ep'telnya rata, kompak, mulai ada ke ratinisasi
kulit.
Di daerah perbatasan, lebih ke arah kulit terdapat kelenjar sirkum analis sebagai modifikasi
kelenjar bersifat apokrin.
400 x :
Pada perbatasan tampak epitel kolumner simpleks dari kripte beralih jadi epitel skuamus kompleks
berkeratin kompak dengan papila dermisnya. Kelenjar sirkum analis dengan susunan :
Sel-sel kuboid.
Inti bulat di tengah.
Batas sel jelas.
Lumen kelenjar lebar-lebar.
Sitoplasma kemerah-merahan.
Kelenjar berkelompok-kelompok gambaran seperti kelenjar sudorifera biasa.
16. HEPAR
Preparat No. : 11-16
Pewarnaan
: HE/Mallori Azan
Bahan
: HEPAR
100 x :
Terlihat jaringan hepar yang dibangun oleh susunan sel-sel banyak, dibungkus oleh kapsuta
Glisoni yang terdiri dari jaringan ikat.
Sel-sel hepar berkelompok-kelompok, dan tiap kelompok tersusun berbaris-baris radier
mengelilingi Vena sentralis. Daerah ini disebut lobulus hepar (klasik) berbentuk segi 5 atau segi
6.
Lobulus-lobulus tersebut pada kelinci/babi, satu sama lain dibatasi oleh jaringan ikat terutama
kolagen, bangunan tersebut juga mengandung pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh
empedu.
Pada manusia batas masing-masing lobulus tidak jelas, namun pembuluh-pembuluh darah
ditemukan di daerah tersebut.
Tiap-tiap sudut segi 5/6 merupakan daerah dengan pembuluh darah lebih besar dan pembuluh
empedu lebih besar dinamakan segitiga KIERNAN.
400 x:
Sel hepar segi 4 atau 5 dengan inti 1 atau 2 bulat ditengah. Sitoplasma merah muda/HE. Inti biru
violet, nukleolus terlihat jelas kromatin tersebar. Sel hepar berlekatan dua-dua dan membuat
barisan radier dengan pusat Vena sentralis. Antara barisan sel-sel hepar terdapat celah/saluran
disebut sinusoid yang juga radier dan juga berpusat ke Vena sentralis. Sinusoid berdinding
endotel, antara endotel dan sel hepar terlihat celah yang disebut celah Disse. Segitiga Kiernan
14

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

berisi vena yang besar dengan dinding yang tipis juga berisi arteri, duktus biliaris 1 atau 2 dan
pembuluh limfe (sukar untuk dilihat).
17. VESIKA FELEA
PreparatNo. : 11-17
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Vesika Felea / kandung Empedu.
100 x:
Terlihat mukosa bergelombang membentuk villi dan berkripte. Di Propria terlihat penampang kripte
yang dulu disebut sinus Rokitansky Aschoff (diduga kelenjar, sebenarnya bukan). Proprea bersatu
dengan sub mukosa/tidak ada sub mukosa, dari proprea langsung ke lapisan otot yang longgar
yang tersusun dari sirkuler, longitudinal dan oblik. Sebelah luar dari otot terdapat lapisan adventitia
yang sebagian berlanjut dengan jaringan hepar.
400 x:
Epitel kolumner simpleks lengkap dengan mikro villi. Inti agak ke basis, warna biru violet,
sitoplasma merah muda, propria terdiri dari jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan beberapa
sinus Rokitansky. Otot polos tidak kompak dan adventitia terdiri dari jaringan ikat.
18. PANKREAS
PreparatNo.
: 11-18
Pewarnaan
: HE
Bahan
: Kel. Pankreas
Type
: Eksorin dan Endokrin
Eksokrin
: tubulo alveoler kompleks dan seros
100 x:
Terlihat pankreas yang terbagi atas lobulus - lobulus. Pankreas dengan lobulus-lobulusnya terlihat
seperti tidak mempunyai kapsul/bungkus karena kapsulnya sangat tipis. Asini eksokrin tersebar
rata menempati daerah yang luas dan mengambil warna yang merah sekali dengan HE. Di
beberapa tempat di lobulus terlihat daerah pucat yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel ini disebut
pulau-pulau Langerhans.
Diantara lobulus sering terlihat saluran-saluran antara lain: pembuluh darah dan duktus ekstra
lobularis yang dikelilingi jaringan ikat, kadang-kadang terlihat juga reseptor Vater Pacini. Sistem
saluran intra lobulans lidak jelas terlihat kecuali yang besar-besar.
400 x :
Terlihat asini berwarna merah dibangun oleh 4 atau 6 sel yang berbentuk piramid mengelilingi
lumen. Di puncak sel terapat butir-butir merah zimogen. Kadang-kadang lumen asini sampai tidak
terlihat karena tertutup zimogen, inti sel terlihat lebih ke basal, bulat, pucat. Pada beberapa asini
lumen diisi oleh sel kecil bulat yang disebut sel sentro asiner (asalnya dari salah satu sel snhirr.n
intcrkalatus). Asini tersusun sangat rapal hingga sulit mcncari duktus interkalatus. Duktus
interkalatus terlihat dengan lumen bulat dibangun oleh 5 atau 6 sel kuboid.
Duktus ekstra lobularis yang dikelilingi jnringan ikat dan dibangun oleh lebih dari 6 sel-sel kuboid
atau kolumner.
Vater Pacini terlihat berupa benda konsentris, pucat dengan pusatnya berwarna agak merah,
yaitu "Inerbulb", dikelilingi oleh lamela-lamela yang konsentris dan mengandung sel fibroblast.
15

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Pulau-pulau langerhuns berupa daerah pucat berisi sel alpa, betha dan gamma, tanpa duktus dan
juga tanpa kapsul, dengan asini pankreas dipisahkan oleh serat-serat retikuler. Sel alpha
berwarna merah menghasilkan glukagon. Sel betha yang ungu menghasilkan insullin.

PRAKTIKUM BIOKIMIA
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK
Tim Instruktur Praktikum Biokimia

16

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

DASAR TEORI
KARBOHIDRAT
Karbohidrat tersebar luas baik pada jaringan tumbuh tumbuhan maupun binatang. Pada
tanaman, karbohidrat merupakan hasil fotosintesis misalnya amylum yang yang terdapat dalam sel
sel tanaman dan selulosa sebagai kerangka tanaman. Pada sel sel binatang, karbohidrat dalam
bentuk glukosa dan glikogen penting untuk sumber tenaga.
Beberapa karbohidrat mempunyai fungsi spesifik yang penting ialah ribosa dalam bentuk
nukleoprotein sel, galaktosa dalam lipid lipid tertentu dan laktosa dalam air susu.
Karbohidrat sendiri dapat didefinisikan sebagai derivat aldehid atau keton dari alkohol polihidris
atau senyawa turunannya sebagai hasil hidrolisisnya.
Pembagian karbohidrat :
1. Monosakarida (gula sederhana) : karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis tanpa kehilangan
sifat gulanya.
2. Disakarida : apabila dihidrolisis menghasilkan 2 monosakarida yang sama atau berbeda.
3. Oligosakarida : apabila dihidrolisis menghasilkan 3 10 monosakarida.
4. Polisakarida : apabila dihidrolisis menghasilkan lebih dari 10 monosakarida.
Monosakarida
Umumnya mempunyai rasa manis. Yang termasuk monosakarida : triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, heptosa. Masing masing dengan 3, 4, 5, 6 dan 7 atom C. Masing masing bisa sebagai
gula aldehid (aldosa) atau gula keton (ketosa).
Sifat sifat monosakarida :
1. Sifat mereduksi dalam larutan alkali.
Gula dengan gugus karboksil bebas (aldehid dan keton), dalam larutan alkali berubah menjadi
bentuk enol yang reaktif dan mudah dioksidir. Jadi gulanya sebagai pereduksi, sedang zat yang
direduksi misalnya : Cu, Bi, Fe (CN) 6 dan lain lain. Reagen yang sering dipakai : larutan Benedict
(berisi CuSO4, Na sitrat dan Na2CO3) dan larutan Fehling (berisi CuSO 4, K Na tartrat, dan KOH).
Na sitrat dan K Na tartrat untuk mencegah endapan Cu(OH) 2 atau Cu karbonat dengan
terjadinya senyawa kompleks yang larut dan sedikit terdissosiasi, tetapi cukup untuk mengadakan
reaksi dengan membentuk Cu ++ sedikit demi sedikit hingga terjadi endapan Cu(OH) 2 atau Cu
karbonat. Alkali berguna untuk merubah gula menjadi bentuk enol yang reaktif, dan dapat
mereduksi Cu++ dari senyawa kompleks dengan sitrat atau tartrat menjadi Cu +. Cu+ bersama OH
membentuk CuOH yang berwarna merah. Sifat mereduksi ini dapat digunakan untuk menentukan
adanya gula secara kualitatif dan kuantitatif.
2. Reduksi dari gula
Misalnya gula dengan Na amalgama dakan menjadi alkoholnya. Glukosa bila direduksi akan
menjadi sorbitol, mannosa menjadi mannitol, galaktosa menjadi dulsitol, sedang fruktosa menjadi
campuran sorbitol dan mannitol.
3. Pengaruh asam
Heksosa dengan asam pekat dan pemanasan akan menjadi hidroksimetilfurfural, sedang pentosa
akan menjadi furfural. Adanya furfural digunakan sebagai dasar beberapa percobaan, diantaranya
reaksi Molisch dan Selliwanoff. Warna ungu yang terjadi pada reaksi Molisch karena kondensasi 4
17

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

4.

5.

6.

7.

8.

hidroksimetilfurfural dengan alfa naftol. Reaksi Selliwanoff khas untuk levulosa, misal fruktosa,
tetapi juga positif untuk lain ketosa, misalnya ketotriosa, ketopentosa, dll. Juga positif untuk
sukrosa, karena sukrosa oleh HCl (yang terdapat dalam reagen Selliwanoff) akan dihidrolisa
menjadi fruktosa dan glukosa.
Pengaruh alkali
Dalam larutan alkali, aldosa dan ketosa akan menjadi bentuk enol yang reaktif, bentuk enol
glukosa, fruktosa dan mannosa adalah sama. Bila larutan alkalis salah satu didiamkan akan
diperoleh campuran glukosa, fruktosa dan mannosa.
Pembentukan osazon
Monosakarida dan beberapa disakarida dengan fenilhidrazina akan membentuk oszon. Osazon
adalah kristal kuning, tidak larut dalam air dan bentuknya khas untuk setiap macam gula, sehingga
dapat untuk identifikasi. Osazon dari glukosa dan fruktosa sama. Pada fruktosa, mula mula yang
bereaksi dengan fenilhidrazin adalah gugus ketonnya. Maltosa dan laktosa masing masing
membentuk maltosazon dan laktosazon. Sukrosa tidak membentuk osazon.
Senyawa senyawa Yodo
Suatu aldose bila dipanaskan dengan asam Yodida (HJ) pekat akan kehilangan semua
oksigennya dan diubah menjadi suatu senyawa Yodo (contoh : glukose menjadi Iodoheksama :
C6H3I).
Asetilase
Kemampuan gula untuk membentuk gula ester, misalnya dengan asetilasi dengan asetilkhlorida
(CH3COCl), menunjukkan adanya gugus alkohol. Jumlah gugus asli yang dapat diikat dapat untuk
menghidupkan banyaknya gugus alkohol. Gula dengan 5 gugus OH (misal: glukosa) akan
menghasilkan suatu pentaasetat.
Oksidasi
Oksidasi aldosa menghasilkan asam aldonat. Bila gugua aldehid tidak berubah, disebut asam
uronat. Dengan HNO3 akan terjadi gula dikarboksilat, yang mana atom Cl dan C terakhir
dioksidasikan.

Disakarida
A. Maltosa
Terdiri dari 2 molekul glukosa dengan ikatan antara atom C 1 4 dari kedua gulanya. Dapat
diperoleh dari hidrolisis amilum dengan amilase/ptyalin atau diastase. Maltosa bila dihidrolisis
dengan asam atau maltase akan menjadi 2 molekul glukosa. Dapat mereduksi larutan Benedict,
karena ada gugus hidroksil bebas pada C 1. Dapat membentuk osazon. Dapat diragikan.
B. Sukrosa
Disebut juga gula tebu. Terdapat pada tebu dan biet. Hidrolisis dengan asam encer atau sukrose
(cairan invertase) menghasilkan glukosa dan fruktosa yang sama banyak. Campuran ini disebut
gula invert. Sukrose tidak mempunyai gugus karbonil bebas, sehingga tidak mereduksi (non
reducing sugar). Sukrosa terdiri alfa D glukopiranosa dan beta D fruktofuranosa dengan ikatan 1
2. Tidak membentuk osazon tetapi dapat diragikan.
C. Laktosa
Disebut juga gula susu. Terdapat dalam air susu. Hidrolisis dengan asam atau laktase
menghasilkan glukosa dan galaktosa. Sering terdapat dalam air seninya wanita yang menyusukan

18

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

putranya, dan keadaan ini disebut laktosuria. Ikatan antara glukosa dan galaktosanya adalah 1
4. Dapat mereduksi, membentuk osazon dan dapat diragikan.
D. Trehalosa
Bila dihidrolisis menghasilkan 2 molekul glukosa. Terdapat dalam jamur dan ragi. Juga terdapat
dalam hemolimfa insekta. Ikatannya adalah 1 1. Tidak mereduksi, tidak membentuk osazon.
Oligosakarida
Tidak begitu penting. Contoh : trisakarida (tersusun 3 molekul monosakarida), bila dihidrolisis
menghasilkan, glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Polisakarida
Merupakan polimer monosakarida. Mempunyai BM tinggi. Biasanya tidak larut dalam air, dalam
larutan biasa berbentuk koloid. Biasanya tidak mempunyai rasa manis. Beberapa polisakarida dapat
dicerna dan ada beberapa tidak dapat dicerna. Pemberian nama polisakarida tergantung unit
monosakarida yang menyusunnya. Bila monosakarida yang menyusunnya pentosa, disebut pentosa.
Bila heksosanya adalah glukosa, namanya glukosan. Bila heksosanya fruktosa, disebut fruktosan dan
seterusnya. Contohnya : amilum, dekstran, dekstrin, glikogen, selulosa, inulin, pentosan, khitin,
mukopolisakarida, glukoprotein dan mukoprotein, galaktan, pektin.
LIPID
Lipid adalah senyawa senyawa yang mempunyai persamaan sifat yaitu tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter, chloroform, benzene, xylena, alcohol
panas, dan aseton panas.
Lipoid adalah zat menyerupai lemak, sangat penting karena merupakan simpanan tenaga yang
besar dan sebagai pelarut vitamin : A, D, E, K, juga , mengandung asam asam lemak essential.
Cadangan tenaga berupa simpanan lemak dalam jaringan lemak. Lemak juga sebagai insulasi terdapat
dalam jaringan subkutis dan sekitar organ tubuh. Jaringan syaraf mengandung banyak lemak.
Gabungan lemak dan protein yang disebut lipoprotein, adalah bahan yang penting dalam sel, baik
dalam mitochondria maupun dinding sel. Dalam darah sebagai pengangkut lemak.
Klasifikasi lipid menurut Bloor :
1. Lipid sederhana
Adalah ester antara asam lemak dengan alcohol
a. Lemak adalah ester asam lemak dengan gliserol. Minyak adalah lemak yang dalam suhu
kamar berbentuk cair.
b. Lilin (malam) adalah ester antara asam lemak dengan alcohol BM tinggi (rantai C panjang)
selain gliserol.
2. Lipid majemuk
Adalah ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada alcoholnya.
a. Fosfolipid : suatu ester asam lemak dengan gliserol dan juga mengandung asam fosfat, basa
nitrogen atau zat lainnya.
b. Serebrosida (glikolipid) : suatu senyawa yang terdiri dari asam lemak dengan karbohidrat,
mengandung basa nitrogen, tetapi tidak mengandung asam fosfat.
3. Senyawa yang dapat digolongkan sebagai lipid

19

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Adalah derivat dari zat zat diatas bila zat diatas dihidrolisa. Misalnya : asam lemak, alkohol,
gliserol, steroid, lemak aldehid, juga benda- benda keton, vitamin : A, D, E, K.
Sifat sifat dan Reaksi Lipid
1. Titik didih
Titik didih asam lemak tergantung panjang rantai C dan derajat ketidakjenuhan. Makin panjang
rantai atom C dan makin jenuh, makin tinggi titik didihnya. Asam lemak dengan atom C ganjil lebih
rendah titik didihnya dibanding asam lemak dengan rantai atom C denap dimana mempunyai 1
atom C lebih pendek. Ini juga berlaku untuk gliseridanya.
2. Kelarutan
Makin panjang rantai atom C makin rendah kelarutannya, dan adanya gugus hidroksi menaikkan
kelarutannya. Garam Na dan K dari asam lemak larut dalam air, yang mana hal ini juga
dipengaruhi hal hal diatas.
3. Aktivitas optis
Karena adanya ikatan rangkap, terdapatlah stereoisomer, yaitu adanya bentuk cis dan trans
isomer.
4. Pembentukan membran, misel dan emulsi.
a. Pembentukan membran dalam air
Ini karena adanya hidrokarbon yang lebih dominan (non polar). Tetapi beberapa lipid seperti
fosfolipid dan sfingolipid mengandung lebih banyak bagian yang polar dibanding bagian non
polar, maka disebut lipid polar.
Molekul molekul polar lipid tersebut sebagian larut dalam air dan sebagian lain larut dalam
pelarut non polar. Pada oil water interfase, bagian yang polar dalam fase ini (water), bagian
yang non polar pada fase minyak (oil). Adanya lapis ganda (double layer) merupakan struktur
dasar dari membran sel biologik.
b. Misel
Bila polar lipid mencapai konsentrasi tertentu, yang terdapat pada medium aquos maka akan
terbentuk misel. Pengaruh garam empedu untuk menjadikan misel adalah penting untuk
penyerapan lemak di usus halus, karena dengan demikian lemak mudah dicerna.
c. Emulsi
Adalah partikel partikel koloid yang lebih besar, yang dibentuk dari non polar lipid di dalam air
(medium aquos), untuk menstabilkan biasanya dipakai emulgator (emulsifying agent), misalnya
lecithin.
5. Hidrolisis
Hidrolisis trigliserid biasanya oleh enzim lipase pankreas (steapsin) menjadi gliserol dan asam
lemak. Lipase lebih menyenangi asam lemak pada posisi atom C1 dan C3 daripada C2.
Fosfolipase menghidrolisis fosfolipid. Ada 4 macam fosfolipase yaitu : A, B, C, dan D dengan titik
tangkap yang berlain lainan.
6. Penyabunan
Hidrolisis lemak dengan alkali. Hasilnya adalah gliserol dan asam alkali dari asam lemak yang
disebut sabun. Hidrolisis lemak oleh asam menghasilkan gliserol dan asam lemak. Sabun adalah
bahan pembersih karena dapat mengemulsikan, dan sabun ini larut dalam air. Yang disebut air
sadah atau hard water adalah air yang banyak mengandung ion Ca dan mg, yang mana ion ion
ini dapat menggantikan Na atau K dalam sabun, membentuk garam yang tidak larut dalam air.
20

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

7.

Analisis lemak
Yaitu dengan mencari angka penyabunan, angka asam, angka asetil, angka Polenske, angka
Reichet Meisel, dan angka Iod.
8. Bahan yang tidak tersabunkan (unsafoniable matter)
Bahan ini terdapat bersama lemak. Ini dapat dpisahkan dengan jalan penyabunan, yang mana
asam lemak akan berubah menjadi sabun yang larut dalam air. Sedang bahan yang tidak
tersabunkan tidak larut dalam air dan tetap larut dalam lemak, sehingga ini dapat diekstraksi
dengan bahan bahan pelarut lemak. Bahan yang tak tersabunkan adalah keton, hidroksi karbon,
alkohol BM tinggi, steroid dan lain lain.
9. Hidrogenasi
Dengan katalisator Pt atau Ni, maka lemak yang tidak jenuh dapat dijenuhkan, sehingga menjadi
lebih keras. Ini biasanya untuk menjenuhkan lemak tumbuh tumbuhan dalam pembuatan
mentega.
10. Tengik
Terjadinya perubahan kimiawi, yang mengakibatkan lemak akan berbau tidak enak, dan rasanya
berubah. Ini disebabkan karena O 2 dari udara mengoksidasikan ikatan tangkap dari lemak,
sehingga timbul peroksida. Timbal dan tembaga mempercepat proses ini, sedangkan antioksidant
menghambatnya. Pada proses ini angka Iod akan turun.
11. Oksidasi spontan
Minyak yang berisi asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan tinggi (misalnya minyak biji kapas),
dapat teroksidir spontan oleh O2 atmosfir pada suhu kamar dan membentuk bahan yang keras dan
tahan air. Minyak ini ditambahkan untuk bahan cat, laker dan disebut drying oil.
ASAM AMINO, PEPTIDA DAN PROTEIN
Asam amino
Seperti namanya asam amino mempunyai gugus asam (COOH) dan gugus amino (NH 2),
sehingga dapat bersifat asam maupun basa. Hidrolisisprotein dengan asam, basa atau enzim akan
menghasilkan kira kira 20 macam asam amino. Kecuali glisin setiap asam amino mempunyai paling
sedikit satu atom C asimetris, sehingga bersifat optis aktif. Adanya atom C asimetris mengakibatkan
terdapatnya isomer. Asam amino biasanya dalam bentuk L asam amino, tetapi juga ada bentuk D
asam amino. Bentuk D dan L adalah berdasarkan bentuk D dan L gliserose. Pemberian nama asam
amino bisa dengan nama trivial atau nama sistimatik. Atom C yang mengikat COOH dan NH 2 disebut C
alpha dan berikutnya beta, gamma, dan seterusnya. Atom C pada COOH disebut C 1 dan selanjutnya
yang mengikat NH2 disebut C 2 dan seterusnya.
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak disintesis dalam tubuh, sehingga harus
didapat dari luar. Ada 8macam asam amino esensial adalah : valin, leusin, isoleusin, lisin, treonin,
fenilalanin, triptofan, dan metionin. Arginin dan histidin kadang disebut semi esensial karena sekalipun
disintesis dalam tubuh, tetapi tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan anak.

Peptida
Protein merupakan rantai asam amino dengan ikatan peptida, yang dibentuk dari gugus
karbosil dari satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino di dekatnya. Bila terdiri dari 2
21

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

asam amino disebut dipeptida, 3 asam amino tripeptida, 4 asam amino disebut tetrapeptida, dan
seterusnya. Banyak asam amino : polipeptida. Peptida mempunyai gugus COOH dan NH 2 (C dan N
terminal) yang dapat terionisasi.
Adanya ikatan peptida dapat dibuktikan dengan berbagai reaksi. Yang biasa dipakai adalah
reaksi biuret. Reaksi biuret adalah reaksi untuk protein, dan dapat untuk mengetahui banyaknya ikatan
peptida. Sebetulnya yang disebut polipeptida adalah rangkaian asam amino (peptida) yang dibentuk
oleh kurang dari 100 asam amino. Bila lebih dari 100 asam amino disebut protein. Penetapan struktur
primer dari peptida dilakukan dengan reaksi reaksi kimia. Struktur primer adalah susunan sebagai
rantai peptida itu, dan ini ditentukan oleh macamnya, banyaknya, dan ururtan asam amino yang
membentuknya. Dengan kemajuan teknik, telah dapat diketahui cara untuk mengetahui banyaknya,
macamnya, serta ururtan asam amino yang membentuknya.
Protein
Protein terdiri atas satu atau beberapa rantai polipeptida yang tersusun atas alfa L asam
amino. Masing masing peptida mempunyai jumlah asam amino lebih dari 100. Asam amino yang
membentuk protein ada 20 macam. Berat molekul antara 5000 sampai 25000000; biasanya antara
5000 sampai 1000000. Karakteristik masing masing protein ditentukan oleh macamnya, dan urutan
rantai asam amino yang menyusunnya. Pada organisme, protein ikut menyusun dinsing sel, plasma sel
(protoplasma dan benda benda sitoplasmatis seperti mitokhondria, inti, mikrosoma, dan lain lain ).
Kecuali itu ada yang berperan sebagai hormon atau enzim, dll.
Sifat sifat umum dari protein
1. Protein murni tidak berbau, tidak memberi rasa, tapi beberapa derivatnya memberi rasa pahit.
2. Protein bersifat amfolit (mengapa?).
3. Viskositas dalam larutan tergantung dari macamnya protein. Protein fibrosa lebih besar
viskositasnya daripada protein globuler.
4. Protein memberikan reaksi pengendapan.
5. Protein memberikan reaksi warna.
6. Reaksi dengan asam nitrit akan membebaskan gugusan amino dari protein atau asam amino
menjadi gas nitrogen.
7. Reaksi dengan formaldehid akan menyebabkan terbentuknya endapan yang tidak larut dan
mengeras. Pengaruh formaldehid terhadap asam amino menyebabkan asam amino beraksi asam
(kehilangan sifat basa) karena formaldehid terikat pada gugus aminonya dan membentuk asam
amino dimetil. Reaksi ini disebut reaksi Sorensen. Reaksi ini merupakan metode Sorensen untuk
penetapan asam amino secara kuantitatif.
Denaturasi adalah perubahan sifat fisik dan fisiologis dari protein, dan perubahan lain yang tidak
diketahui. Denaturasi bisa karena bahan bahan kimiawi, adanya perubahan konfigurasi protein yang
menjadi memanjang (unfolding), karena rusaknya ikatan hidrogen dan ikatan non polar. Perubahan
akibat denaturasi bisa :
-

Perubahan titik isoelektris


Perubahan kelarutan
Perubahan ketegangan permukaan
22

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Hilangnya aktivitas enzimatik, hormon, dan antibodi


Hilangnya aktivitas antigenik

PERCOBAAN KARBOHIDRAT
Reaksi Molisch
- 2 cc larutan glukosa ditambah dengan 2 tetes 10% alpha naftol yang baru dan dicampur.
- Alirkan 2 cc H2SO4 pekat hingga membentuk lapisan di bawah campuran.
- Adanya cincin ungu menunjukkan adanya karbohidrat, kerjakan pula untuk maltosa dan laktosa.
Reaksi Benedict
- 5 cc reagen benedict ditambah 8 tetes (0,5 cc) larutan glukosa, kemudian masukan dalam
penangas selama 5 menit atau pemanasan langsung selama 1 menit.
- Reaksi positif ditunjukkan adanya warna hijau, merah oranye, atau merah bata dan endapan
tergantung dari banyak dan kasarnya Cu 2O yang terbentuk. Kerjakan pula untuk maltosa dan
laktosa.
Pengaruh alkai
- Masukan 2 cc laurtan glukosa dan sedikit Na karbonat yang tidak mengandung air. Gojok dan
bagi 2 tabung.
- Tabung pertama dimasak selama 1 menit kemudian didinginkan di bawah air leding. Pada
tabung pertama dan kedua tambahkan 1 cc reagen Benedict dan biarkan tanpa pemanasana.
- Apa yang terjadi dan bagaimana pengaruh alkali serta apa yang disebut enol?
Reaksi Fehling A dan B
- Masukan dalam tabung reaksi 2 bagian fehling A dan 2 bagian fehling B, panaskan sampai
mendidih, kemudian dinginkan. Masukan 1 bagian larutan glukosa ke dalam tabung, panaskan
5 menit kemudian lihat hasilnya.
- Penilaian sama seperti pemeriksaan Benedict. Kerjakan pula untuk fruktosa.
Reaksi Iod
- Setetes amilum encer taruh dalam cekungan papan porselin. Tambahkan 1 tetes Iodium.
- Bagaimana warna yang terjadi? Bagaimana perubahan warna bila dipanaskan? Dan
bagaimana bila ditambah NaOH? Mengapa?
PERCOBAAN LIPID
Kelarutan dan terjadinya emulsi
- Taruhlah 5 tabung di rak dan isilah maisng masing tabung dengan 2 cc:
Tabung 1 : khloroform, tabung 2 : eter, tabung 3 : air, tabung 4 : larutan 1% Na Karbonat, tabung
5 : larutan empedu encer.
- Tambahkan setetes minyak kelapa pada tiap tabung.
- Tutuplah mulut tabung dengan ibu jari dan gojoklah, kemudian biarkan di rak selama 5 menit.
- Apa yang terjadi pada masing masing tabung? Terangkan pengaruh empedu pada
pencernaan lemak?
23

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Larutan Cu(OH)2
- Pada campuran CuSO4 dan NaOH ditambahkan sedikit gliserol.
- Apa yang terjadi? Senyawa yang terbentuk? Tuliskan rumusnya?
PERCOBAAN PROTEIN
Reaksi pengendapan (Pengendapan dengan logam berat)
- 2 cc larutan protein encer ditambahkan setetes larutan sengsulfat encer, akan terjadi endapan
putih.
- Bagilah menjadi 2 tabung, dan pada salah satu tabung ditambah ZnSO 4 berlebihan, maka
endapan akan larut.
Reaksi Biuret
- 3 cc larutan protein ditambah 1 cc 40% NaOH.
- Ditambah 1 tetes larutan 0,5 % CuSO4 sehingga terjadi warna merah muda atau ungu.
- Makin banyak atau panjang ikatan peptide warna makin ungu, dan makin sedikit atau pendek
ikatan peptide warna makin merah muda.

PRAKTIKUM BIOKIMIA
PENCERNAAN DAN BAHAN MAKANAN
24

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Tim Instruktur Praktikum Biokimia

PENCERNAAN
Makanan yang masuk dalam saluran pencernaan tidak dapat digunakan oleh tubuh bila tidak
diserap oleh saluran pencernaandalam bentuk molekul molekul yang lebih kecil. Pemecahan bahan
makanan ke dalam bentuk yang dapat diasimilasi adalah merupakan pekerjaan dari pencernaan.
Pencernaan dibantu oleh enzim enzim pencernaan dalam saluran pencernaan. Enzima akan
mengubah protein menjadi asam amino, pasti menjadi monosakarida dan lemak menjadi gliserol dan
asam lemak. Vitamin dan mineral juga akan diserap. Vitamin yang larut dalam lemak tidak dapat
diserap bila terjadi gangguan pencernaan lemak.
1. Pencernaan dalam Mulut
Susunan air ludah
Ludah dihasilkan oleh kelenjar Parotis, submaxillaris dan sublingualis. 99,5% berupa air dengan pH
kira kira 6,8. Berguna sebagai pelumas rongga mulut, melunakkan makanan padat sebelum
ditelan, tempat ekskresi obat obatan misalnya alkohol dan morfin dan beberapa ion (K +, Ca2+,
HCO3-, Iod, Tiosianat).
Pencernaan oleh air ludah
Ludah mengandung enzim amilase ludah (Ptialin) yang tidak aktif pada pH 4 atau kurang. Dapat
menghidrolisa amilum menjadi maltosa pada percobaan, tetapi alamiah sulit sebab makanan begitu
cepat ditelan sebelum ptialin sempat menghidrolisanya. Pencernaan akan dilanjutkan dalam usus
halus. Ptialin aktif pada pH netral.
2. Pencernaan dalam Lambung
Perangsangan sekresi getah lambung
Mula mula perangsangan saraf kemudian diteruskan oleh rangsang hormon gastrin. Hormon
tersebut dihasilkan oleh kelenjar lambung, kemudian diserap darah, selanjutnya memacu keluarnya
getah lambung. Sekresi getah lambung juga dipacu oleh histamin.
Susunan dan pencernaan oleh getah lambung
Dinding lambung tersusun oleh dua macam sel kelenjar yaitu sel utama dan sel parietal. Campuran
sekresinya disebut getah lambung. Dalam keadaan normal, getah lambung merupakan cairan
jernih, kuning pucat dengan keasaman tinggi mengandung 0,2 0,5% HCl, pHnya 1.Getah
lambung terdiri 97 99% air. Juga mengandung musin, garam anorganik, dan enzim pencernaan
yaitu pepsin, renin dan lipase lambung.
3. Pencernaan oleh Enzim Pankreas dan Usus Halus
Perangsangan sekresi pankreas
Dengan adanya HCl, lemak, protein dan karbohidrat dan makanan yang ditelan maka akan
disekresi hormon yang disebut sekretin. Hormon tersebut diserap dan diangkut oleh darah ke
pankreas, hati dan kandung empedu. Komponen hormon aktif yang dulu dinamakan sekretin,
ternyata terdiri dari 5 faktor yang dapat dipisahkan yaitu sekretin, pankreozim, hepatokrinin,
kholesistokrinin dan enterokrinin. Hormon sekretin adalah suatu polipeptida terdiri atas 27 molekul
asam amino.
Susunan getah pankreas
Berupa cairan tidak pekat, berisi air, protein, senyawa organik, dan anorganik terutama Na +, K+,
HCO3-,Cl-, Ca2+, Zn2+, HPO42-, SO4-, dengan pH basis antara 7,5 8,0 atau lebih.
25

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Enzim- enzimnya :
a. Tripsin dan khimotripsin
Adalah enzim proteolitik (pemecah protein), memecah protein native, proteose dan pepton yang
datang dari lambung menjadi polipeptida. Khimotripsin mempunyai pengaruh menggumpalkan
susu lebih kuat daripada tripsin. Tripsin diaktifkan oleh enterokinase dan tripsin ini sebagai
autokatalis, juga mengaktifkan khimotripsin.
b. Peptidase
Peptidase pankreas adalah karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase. Campuran ini
disebut erepsin. Karboksipeptidase adalah eksopeptidase yang menghidrolisa ikatan peptida
terminal pada gugus karboksil, sedang aminopeptidase adalah eksopeptidase yang bekerja
pada ikatan peptida terminal pada gugus amino bebas. Protease protease usus inilah yang
mengubah protein makanan menjadi asam - asam amino yang akan diserap oleh mukosa usus
dan diangkut lewat peredaran darah.
c. Amilase
Berupa alfa amilase (amilopsin), kerjanya seperti amilase ludah yaitu menghidrolisa amilum
menjadi maltosa pada pH optimum 7,1.
d. Lipase
Disebut juga steapsin, berperan memecah lemak menjadi asam lemak, gliserol, monogliserid,
dan digliserid. Lipase pankreas khusus menghidrolisa ikatan ester primer yaitu pada posisi 1
dan 3 dari trigliserid.
e. Kholesterol esterase
Menghidrolisa ester kholesterol menjadi kholesterol dan asam lemak, maupun mengkatalisir
pembentukan ester kholesterol dari kholesterol dan asam lemak tergantung dari kesetimbangan
reaksinya.
f. Ribonuklease (RN ase) dan Deoksiribonuklease (DN- ase)
Ribonuklease memecah asam ribonukleat menjadi nukleotid nukleotid sedang DN ase
memecah asam deoksiribonukleat menjadi nukleotid nukleotid.
Susunan getah usus
a. Disakaridase khusus
Yaitu sukrosa, maltosa (termasuk juga isomaltase yang memecah ikatan 1 6 glikosidase) dan
laktase masing masing memecah sukrosa, maltosa dan laktosa menjadi monosakarida
monosakaridanya, yang kemudian diserap dinding usus.
b. Fosfatase
Memecah fosfat dari senyawa fosfat organik seperti heksose fosfat, gliserofosfat dan nukleotid
(oleh nukleotidase) dari makanan.
c. Polinukleotidase (nukleinase, fosfatdiesterase)
Memecah nukleotid menjadi nukleotid nukleotid.
d. Nukleosidase
Salah satu memecah nukelotid yang mengandung purin dengan membebaskan adenin atau
guanin dengan gula pentose. Yang lain memecah nukleotid pirimidin (uredin, cytidin, thymidin)
dengan hasil yang berbeda dengan di atas.
e. Lesitinase
Memecah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kholin.
Hasil akhir dari pencernaan :
a. Untuk karbohidrat : monosakarida (terutama glukosa)
b. Untuk protein
: asam asam amino
26

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

c. Untuk lemak
: asam lemak, gliserol, monogliserid, walaupun beberapa lemak yang tidak
dihidrolisa dapat diserap.
d. Hasil hasil dari pencernaan yang lain.
BAHAN MAKANAN
Yang termasuk bahan makanan (nutrient) ialah : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral
dan air. Kadang kadang oksigen juga dimasukkan di sini. Peranan bahan makanan di antaranya :
untuk pertumbuhan, menghasilkan kalori, pengganti bagian yang aus, pembentuk zat pengatur
(hormon, enzim, dan lain lain), pembentuk bahan kekebalan dan lain lain.
Ada 2 macam protein, yaitu protein nabati dan hewani. Protein hewani termasuk protein yang
sempurna, artinya mengandung cukup asam asam amino esensial. Protein nabati kurang sempurna,
kecuali pada kedelai. Tetapi apabila dikombinasi dalam jumlah besar, akan cukup memberikan asam
amino esensial. Kalori yang dihasilkan 1 gram protein kira kira 4 kalori.
Hidrat arang banyak terdapat pada ubi ubian, padi padian dan lain lain. Di negara
berkembang, hidrat arang sebagai sumber tenaga terbesar, karena murah dan mudah didapat. Kalori
yang dihasilkan 1 gr karbohidrat kira kira 4 kalori. Lemak ada 2 sumber, lemak hewan dan tumbuhan.
Lemak tumbuhan hanya mengandung asam lemak tidak jenuh, diantaranya berupa asam asam
lemak esensial yang sangat penting. Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A, D, E dan K, masuk ke
dalam tubuh bersama lemak. Kalori yang terkandung : 9 kal/gram lemak. Mineral adalah penting sekali,
juga vitamin vitamin. Vitamin vitamin biasanya untuk koenzim di dalam tubuh.
Air memegang peranan penting karena semua reaksi dalam tubuh terdapat pada medium air
ini. Lebih dari separoh berat badan kita adalah air. Ada 2 macam air dalam tubuh yaitu : air bebas dan
terikat. Kadar air tiap jaringan berbeda beda. Makin aktif suatu jaringan, makin banyak kadar air
bebasnya. Begitu pula, pada jaringan yang lebih muda akan lebih banyak mengandung air daripada
yang dewasa. Bayi lebih banyak mengandung air per kg berat badannya di banding dewasa.
Oksigen masuk melalui paru paru, di dalam tubuh berguna untuk oksidasi. Anak yang baru
tumbuh, wanita hamil dan menyusui membutuhkan bahan makanan yang relatif lebih besar.
Percobaan 1 : Hidrolisis Amilum oleh Ptialin.
Mempersiapkan enzim ptialin dari air liur.
1. Kumurlah dengan air bersih.
2. Kumur dengan 20 ml larutan NaCl 0,1% selama kurang lebih 1 menit.
3. Masukkan air kumur ke dalam gelas ukur dan kocok dengan kuat.
4. Kemudian disaring dengan kertas saring dan filtratnya dipakai untuk percobaan.
Siapkan tegel porselen yang memiliki lekukan 8 10 kemudian teteskan dengan 2 3 tetes Iod/KI.
Siapkan tiga buah tabung reaksi :
1. Tabung reaksi A. isi dengan 2 ml saliva ditambah 2 ml 1% amilum yang sudah dimasak.
2. Tabung reaksi B. Isi dengan 2 ml saliva ditambah 3 4 tetes HCl encer, kemudian ditambah 2
ml 1% amilum yang sudah dimasak.
3. Tabung reaksi C. Isi dengan 2 ml saliva kemudian dipanaskan lalu ditambah 2 ml 15 amilum
yang sudah dimasak.
Ketiga tabung masukkan ke dalam penangas bersuhu 37C dan pertahankan suhu tersebut.
Pada tabung A, selang 1 menit teteskan campuran ke dalam plat yang sudah berisi KI :
- Warna biru, amilum belum terhidrolisis.
27

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

- Warna ungu, amilum terhidrolisis menjadi amilodekstrin.


- Warna merah, amilum terhidrolisis menjadi Maltosa.
Pada tabung B dan C warna tetap biru, mengapa demikian?
Lakukan reaksi Benedict untuk isi tabung pertama bila Iod tes telah negative. Apa hasil akhir
pencernaan amilum oleh ptialin?
Percobaan 2 : Hidrolisis Amilum oleh Cairan Pankreatik.
Ambil 3 tabung reaksi yang bersih dan masing masing beri nomor 1, 2 dan 3.
1. Tabung 1 diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau 2 ml filtrat tablet pankreatin dan 2 ml larutan
amilum 1% yang sudah dimasak. Aturlah pH supaya alkalis.
2. Tabung 2 diisi dengan 2ml ekstrak pankreas atau 2 ml filtrat tablet pankreatin lalu dipanaskan.
Setelah dingin tambahkan 2 ml larutan amilum 2% yang telah dimasak.
3. Tabung 3 diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau 2 ml filtrat tablet pankreatin, lalu teteskan 3
4 tetes HCl. Kemudian tambahkan larutan amilum 1% yang telah dimasak.
Ketiga tabung masukkan ke dalam penangas bersuhu 37C dan pertahankan suhu tersebut.
Pada tabung 1, selang 1 menit teteskan campuran ke dalam plat yang sudah berisi KI :
- Warna biru, amilum belum terhidrolisis.
- Warna ungu, amilum terhidrolisis menjadi amilodekstrin.
- Warna merah, amilum terhidrolisis menjadi Eritrodekstrin.
- Tidak berwarna, amilum terhidrolisis menjadi maltosa.
Pada tabung 2 dan 3 warna tetap biru, mengapa demikian?
Lakukan reaksi Benedict terhadap isi tabung percobaan 2 setelah tes Iod negative, catat hasilnya?
Percobaan 3 : Hidrolisis Protein oleh Enzim enzim Pankreas.
Sediakan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan beri nomor 1, 2 dan 3.
1. Tabung 1diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau filtrat pankreo enzim tambahkan HCl 0,1 N
sampai isi tabung bersifat asam dan tambah 1 potong gumpalan putih telur.
2. Tabung 2 diisi tabung dengan 2 ml ekstrak pankreas atau filtrat pankreo enzim tambahkan
NaOH 0,1 N sampai isi tabung bersifat alkalis dan tambah 1 potong gumpalan putih telur.
3. Tabung 3 diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau filtrat pankreo enzim dan dipanaskan.
Setelah dingin buatlah alkalis dengan larutan NaOH 0,1 N. Kemudian masukkan 1 potong
gumpalan putih telur.
Ketiga tabung masukkan ke dalam penangas bersuhu 37C dan pertahankan suhu tersebut. Amatilah
dengan cermat apa yang terjadi. Pencernaan atau hidrolisis protein ditandai dengan hancurnya
potongan putih telur.
Pertanyaannya adalah : potongan putih telur pada tabung 1 dan 3 tidak hancur, mengapa?
Percobaan 4 : Pencernaan Lemak oleh Getah Pankreas.
Ambil 3 tabung dan beri nomor 1, 2 dan 3.
1. Isi tabung 1 dengan 2 ml air susu dan 1 ml ekstrak pankreas netral.
2. Isi tabung 2 dengan 2 ml air susu dan tambah 2 tetes empedu.
3. Isi tabung 3 dengan 2 ml air susu dan 1 ml air.
Masing masing tabung ditambah 4 tetes fenol merah dan 2% Na 2CO3 sampai warna merah muda.
Masukkan dalam penangas air 37C dan amati.

28

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI CIREBON
TA. 2011 / 2012

Hidrolisis lemak menyebabkan terjadinya asam asam lemak bebas, yang memberi reaksi asam
seperti terlihat kuningnya fenol merah. Empedu mempercepat pencernaan lemak.

29

You might also like