Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian
keputusan-keputusan
lintas
fungsional
yang
dapat
dengan pasar modern, maka pasar tradisional perlu memiliki strategi khusus
dari para pedagang pasar karena kenyataannya yang dihadapi saat ini pasar
modern lebih eksistensi dari pada pasar tradisional. Maka dari itu perlu
adanya strategi dari pedagang mempertahankan pelanggan dan keberadaan
usahanya membangun rencana mengubah citra dan khas yang mampu
memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan
oleh pasar modern.
1
Peran Pengelola Pasar Tradisional sangat penting untuk mengupayakan
agar strategi tersebut berjalan dengan baik, bahkan harus bisa mensinergikan
setiap elemen atau pihak yang terkait dalam pembinaan dan pemberdayaan
pasar tradisional tersebut. Beberapa hal yang harus dibenahi seperti:
kebersihan, kenyamanan, keamanan, fasilitas dan akses yang memadai. Maka,
Pengelola Pasar Tradisional dituntut untuk menjaga pasar tradisional tersebut
agar tetap memiliki eksistensi, dikelola dengan bersih, indah dan higienis
secara terus-menerus. Jika pasar tradisional dikelola dengan baik dan
menarik, maka tidak perlu khawatir menghadapi pasar modern karena
keduanya adalah sama-sama tempat dimana penjual dan pembeli melakukan
transaksi.
B. Permasalahan
Berbagai masalah yang akan diangkat antara lain
1. Bagaimana merumuskan strategi pengembangan pasar tradisional pada
pasar utama
2. Bagaimana mengoprasikan CPM & QSPM sebagai alat alat analisis
manajemen strategi dalam pengembangan pasar tradisional pada Pasar
Telukan Sukoharjo?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan dari Praktikum Manajemen Strategi Agribisnis adalah sebagai
berikut :
a. Memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa dalam perumusan
strategi pengembangan pasar tradisional
tentang
manajemen
strategi
di
pasar
tradisional.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendahuluan Terdahulu
Caroline Paskarina, dkk (2007) dengan Judul Evaluasi Kebijakan
Pengelolaan Pasar Di Kota Bandung, mengungkapkan bagaimana evaluasi
terhadap kebijakan pengelolaan pasar di Kota Bandung dan bagaimana model
revitalisasi pasar tradisional yang dapat meningkatkan daya saing dengan
pasar modern. Kajian ini menggunakan metode analisis kebijakan (policy
analysis method) yang mengarahkan hasil studi komprehensif menjadi
pertimbangan utama bagi perumus kebijakan dalam formulasi kebijakan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perlu dilakukan perubahan
paradigma pengelolaan pasar, dimana pasar tradisional ditempatkan sebagai
investasi jangka panjang dalam rangka pembangunan properti kota yang
bertujuan untuk meningkatkan, menangkap, mendistribusikan kapital bagi
kesejahteraan masyarakat. Selain itu peraturan terkuat dengan pengelolaan
pasar harus ditegakkan secara konsisten.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Departemen Perdagangan RI (2007), pangsa pasar dan kinerja usaha pasar
tradisional menurun, sementara pada saat yang sama pasar 19 modern
mengalami peningkatan,kontribusi pasar tradisional sekitar 69,9% menurun
dari tahun sebelumnya yaitu 73,7%.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pasar Tradisional
Pasar
tradisional
merupakan
pasar
yang
dikelola
dengan
sesuai
dengan
perubahan
(Utami Dewi Dan F. Winarni, 2005). 4
harga
yang
ada
di
pasar
dengan
perkembangan
jaman,
kenberadaan
pasar
tradisional mulai tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran
modern. Bisnis eceran atau biasa disebut dengan pedagang eceran semakin
terasa keberadaanya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Berbagai
macam pusat perbelanjaan eceran bermunculan dengan bermacam bentuk
dan ukuran. Agar pasar tradisional bisa tetap bertahan dan berkembang
dalam dunia bisnis yang penuh persaingan dalam memperebutkan
konsumen,
maka
harus
mampu
memahami
konsumenya
secara
besar-besaran
pasar
modern
di
daerah-daerah
telah
3. Atribut Konsumen
Nilai konsumen tidak saja diperoleh dengan instrumen harga semata
karena produk dapat diartikan sebagai sekumpulan atribut intrinsik dan atribut
ekstrinsik, dan harga hanyalah salah satu atributnya saja. Oliver (1999)
berpendapat bahwa kepuasan merupakan penilaian konsumen terhadap fiturfitur produk atau jasa yang berhasil memberikan pemenuhan kebutuhan
pada level yang menyenangkan baik itu dibawah maupun diatas harapan.
Dengan kata lain dalam pandangan Oliver fitur produk berperan
penting dalam penciptaan kepuasan konsumen. Produk menciptakan nilai
konsumen tidak saja dari proses penghantaran produk semata melainkan
juga diciptakan dari hasil penghantaran konsekuensi konsumsi produk.
Atribut ini tidak berarti baik atau buruknya produk melainkan membuat
konsumen sadar bahwa konsumen dapat lebih aman beraktivitas di luar
rumah karena adanya perlindungan kulit yang optimal. (Oliver, 1977).
Meningkatkan
kepuasan
konsumen
dengan
meningkatkan
nilai
dampak
positif
dalam
proses
evaluasi
kualitas
produk
2000).
4. Manajemen Strategi
Gaspersz (2004)
diantaranya adalah:
1. Berguna bagi perencanaan
stakeholder
mengoptimalkan
dukungan
dalam
pada
merumuskan
strategi
untuk
dalam
mengidentifikasi
pelaku
yang
mempengaruhi
10
kekuasaan
dan
Backoff
(2006: 496-498),
dimiliki,
mendorong
manajer
melakukan
11
kebijaksanaan internal
9. Ancaman politik yang menuntut para eksekutif menyesuaikan
kebijaksanaan organisasinya dengan tuntutan tersebut.
5. Competitive Profile Matrix
Salah satu tools manajemen strategi yang mampu membantu
manajemen untuk menyelidiki dan memetakan posisi pesaing utama
dibandingkan dengan perusahaannya melalui faktor penentu keberhasilanfaktor penentu keberhasilan yang dibutuhkannya adalah Matriks Profil
Kompetitif (Competitive Profile MatrixCPM). CPM adalah sebuah alat
manajemen strategi yang tepat dalam mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis
produk atau jasa yang ditawarkan. Alat analisis ini digunakan pada tahap
masukan (input stage). CPM menunjukkan gambaran yang jelas tentang
titik kuat dan titik lemah relatif produk atau jasa terhadap pesaing.
Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor penentu keberhasilan yang
diperhatikan konsumen, dimana setiap faktor penentu keberhasilan yang
diukur digunakan skala pengukuran yang sama sehingga diperoleh
komparasi diantara seluruh faktor penentu keberhasilan yang dinilai.
(Harisudin, 2011)
Matriks CP adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam
hubungannya dengan posisi strategis perusahaan. Perangkat ini digunakan
pada tahap masukan. Matriks CP menunjukkan gambaran yang jelas
tentang titik kuat dan titik lemah relatif perusahaan terhadap pesaing
mereka. Penilaian Matriks CP diukur berdasarkan faktor penentu
keberhasilan, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama
untuk setiap perusahaan, namun dengan rating bervariasi sehingga
memudahkan untuk dilakukan analisis komparatif. Dalam Matriks CP,
analisa dilakukan secara keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun
faktor internal. Hal ini berbeda dengan penilaian kondisi internal dan
eksternal perusahaan melalui Internal Factor Evaluation (IFE) dan
12
penting
eksternal
dan
internal
yang
diidentifikasi
13
Matriks
Strategi
Besar. Alat-alat
pencocokan
ini
biasanya
secara
objektif
dapat
menetapkan
strategi
alternatif
yang
14
BAB III
METODOLOGI
A. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam laporan Praktikum Manajemen
Strategi ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (pasar) pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Penentuan lokasi pasar, menggunakan metode dasar purposive sampling.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lapang di
Pasar Telukan, Pasar Grogol, Pasar Gading, dan Pasar Kliwon.
2. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan sebagai pengumpulan data primer, dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan.
3. Pencatatan
Pencatatan dilakukan dengan pengumpulan data sekunder seperti sejarah
pasar, denah lokasi, dan data lainnya.
C. Metode Penentuan Responden
Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling atau
pemilihan secara sengaja yang terdiri dari pengelola pasar dan pedagang
pasar. Responden yang dimaksud adalah responden yang terlibat langsung
atau responden yang dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti
permasalahan terkait dengan analisis manajemen strategi pada pasar
tradisional di Kota Surakarta dan sekitarnya.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Bartley Hildreth, 2000. New York: Marcel Dekker, Inc. Freeman, R. 1984.
David, F.R. 2009. Strategic Management, Manajemen Strategis Konsep.Penertbit
Salemba, Jakarta.
David, Fred. 2009. Manajemen Strategis Konsep II. Salemba Empat. Jakarta.
David, Fred. 2010. Manajemen Strategis Konsep I. Salemba Empat. Jakarta.
Eis Al Masitoh, 2013. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi
17
Widodo, D.P. 2010. Competitive Profile Matrix dan Mckinsey Capacity Assessment Grid
Sebagai
Perangkat
Analisis
Manajemen
Strategis
http://danang651.wordpress.com/ Diakses pada 24 April 2015.